Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Gultom, Jefri Edi Irawan
"Pada September 2018 terjadi gempa bumi dengan magnitudo 7,5 Mw di Teluk Palu, yang diikuti tsunami. Dampak dari bencana ini adalah rusaknya infrastruktur bangunan, lingkungan, dan hilangnya nyawa. 4.194 orang meninggal dunia dan merusak 8.107 bangunan, 43 fasilitas kesehatan dan 386 fasilitas pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran serta masyarakat lokal dalam pengelolaan mangrove, evaluasi peran pemerintah dalam recovery mangrove, dan strategi mitigasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan komparatif. Pentingnya penelitian ini adalah membandingkan kondisi ekosistem mangrove, peran serta masyarakat dan pemerintah dalam memitigasi bencana tsunami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat dan pemerintah mulai menyadari pentingnya mangrove untuk mengurangi dampak tsunami, dimana banyak masyarakat yang mulai menanam dan mengelola mangrove. Strategi mitigasi bencana tsunami yang dapat diterapkann yaitu dengan pembanguan tanggul dan greenbelt sebagai peredam kekuatan gelombang tsunami.
In September 2018 there was an earthquake with a magnitude of 7.5 Mw in Palu Bay, which was followed by a tsunami. The impact of this disaster is the destruction of building infrastructure, the environment, and loss of life. 4,194 people died and damaged 8,107 buildings, 43 health facilities and 386 educational facilities. This study aims to analyze the participation of local communities in mangrove management, evaluate the role of the government in mangrove recovery, and mitigation strategies. The method used in this study is qualitative, and the analysis used in this study is descriptive and comparative method. The importance of this study is to compare the condition of the mangrove ecosystem, the participation of the community and the government in mitigating the tsunami disaster. The results showed that the community and the government began to realize the importance of mangroves to reduce the impact of the tsunami, where many communities began to plant and manage mangroves. A tsunami disaster mitigation strategy that can be applied is by building embankments and greenbelts as a dampener for the strength of tsunami waves."
Lengkap +
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Silvia Wijaya
"Ekosistem mangrove memiliki fungst ekologis dan ekonomis. Namun, mangrove di Indonesia mengalami pengurangan luas yang Jebih cepat dibanding laju rehabilitasinya, seperti yang tetjadi di Pantai Utara Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Hampir l 00% hutan mangrovenya hancur akibat tsunami dun ekstensifikasi tambak Penelitian dilakukan di Desa Tibang dan Kajhu, dengan pendekatan kuantitatif dan teknik sampling purposive. Koodisi a1am, dan ekonomi dikedua lokl!Si relatif sama. Sebagian besar tipologi lahannya adalah tambak dan vegetasi yang dominan yaitu kelapa dan cemara. Jenis fauna yang banyak ditemukan yaitu burung. Umumnya masyarakat dikedua Jokasi beketja sebagai nelayan dan petambak. Narnun kondisi sosial dikedua lokasi agak berbeda, masyarakat di Tibang mono etnis sedangkan di Kajhu multi etnis. Pelaksanaan rehabilitasi mangrove yang tidak tepat dan kurangnya partisipasi serta pcmberdayaan ekonomi masyarakat adalah hasil rehabi!itasi mangrove di Tibang. Di Kajhu. pelaksanaan rehabHitasi mangrove dilakukan dengan tepat. partisipasi masya.rakatnya tinggi, dan pemberdayaan ekonorni dilakukan secara terpadu. Berdasarkan uji chi square dengan tingkat signifikasi lima persen, partlsipasi masyarakat dari variabel sikap, pekeljaar, dan respon, berhubungan dengan tingkat berhasilnya rehabilitasi mangrove.sedangkan variabel pengetahuanumur, dan pendidikan, tidak berhubungan signifikan. Pemberdayaan ekonomi masyarakat juga berhubungan signifikan dengan tingkat berhasllnya rehabilitasi mangrove.
Mangrove forest ecosystem has ecological and economical function. However, widespread deforestation of Indonesian mangrove is much faster than the rehabilitation activity; as it experienced at the North Coast of Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Almost 100"/o of the mangroves were destroyed by tsunami and land conversion activities into ponds. Research are done in two adjacent locations in the North Coast NAD, which are at Kajhu and Tibang Village, with using quantitative method and purposive sampling technique. The natura! condition yet the economic level of both locations are re]atively similar. Most of its land typology is shrimp ponds. Vlith dominant vegetation of coconut and pine trees. Types of fauna that usually found are birds. Most of !he locals in both locations have the profession as a fisherman. However. the social conditions in these two areas are slightly different. People of Tibang still conduct the Aceh culture and rituals since most of the people are originally the Acehnese, while Kajhu is more modem as it is occupied by multi-ethnics people. Improper of mangrove planting techniques, lack of community participation as well as locals' economic empowerment, is a result of mangrove rehabilitation in Tibang V1Hage. While in Kajhu, mangrove planting is done with high public participation, integrated and controlable economic empowerment. Based on chi square test with level of significance five percent, community participation from the variable of attitude, work, and respond has the consequence the success of mangrove rehabilitation both at research locations, while from the variable of knowledge age and education background gave no significant effect Loca1seconomic empowerment also influences the success of rehabilitation."
Lengkap +
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2010
T33542
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library