Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Havel Trahasdani
Abstrak :

Keterbatasan suatu daerah untuk mendapatkan distribusi listrik menjadi kendala tersendiri, hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kondisi geografis yang berbeda-beda khususnya pada daerah-daerah terpencil. Ini memungkinkan adanya wilayah di Indonesia yang belum teraliri listrik dengan baik. Maka dari itu diperlukan pembangkit listrik mandiri berskala piko hidro. Dan salah satunya adalah turbin openflume. Turbin open flume ini cocok digunakan untuk daerah-daerah terpencil, yaitu daerah dimana kondisi geografisnya berupa pegunungan karena lebih sederhana dan perawatannya relatif mudah. Tinggi jatuh yang digunakan adalah 2.71 L. Berdasarkan proses perancangannya dihasilkan turbin open flume dengan daya maksimum 1 KW, memiliki 5 sudu untuk kecepatan putar 1500 RPM dengan plat datar. Yang menghasilkan efisiensi mekanik sebesar 74,4 % dan memiliki kecepatan putar optimum di 974 RPM .


The limitation of an area to get openflume turbine distribution is a separate obstacle, this is because each regions has different geographical conditions, especially in remote areas. This makes it possible for regions in Indonesia that have not been electrified properly yet. Therefore we need a self-contained piko hydro power plant. And one of them is an open flume turbine. This open flume turbine is suitable for remote areas, namely areas where the geographical conditions are in the form of mountains because it is simpler and maintenance thing is relatively easy. The fall height used is 2.71 L. Based on the design process the open flume turbine is produced with a maximum power of 1 KW, has 5 runner blades with rotational speed 1500 RPM and build with flat plate. Which result in mechanical efficiency of 74,4% and has rotational speed optimum at 974 RPM.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rasyid Ramdhani
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia memiliki wilayah yang luas dengan kondisi geografis yang memiliki banyak pegunungan dan terdiri dari kepulauan. Hal tersebut mengakibatkan mahalnya pembangunan jaringan listrik yang pada daerah-daerah terpencil di Indonesia. Namun pada sisi lain karakteristik geografis pegunungan dan perbukitan ini memberikan potensi sumber daya energi dari tinggi jatuh air. Oleh karena itu, pembangkit listrik tenaga turbin air pikohidro (< 5kW) dapat menjadi solusi untuk daerah ? daerah terpencil. Pada pembangkitan listrik tenaga air, jenis turbin yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi tinggi jatuh air dan debit aliran untuk mendapatkan jenis turbin yang sesuai dengan efisiensi daya maksimal. Turbin Pelton merupakan jenis turbin air yang memiliki efisiensi maksimum jika tinggi jatuh air lebih dari 30 meter. Makalah ini akan membahas tentang perhitungan teoritis dan eksperimen terhadap efisiensi turbin Pelton pada kondisi tinggi jatuh rendah kurang dari 10 meter. Dipilih tinggi jatuh 7,5 meter dan debit aliran sebesar 0,0015 m3/s . Dari hasil perhitungan teoritis didapatkan efisiensi sebesar 15,44% dan dari hasil eksperimen didapatkan efisiensi sebesar 10,02%. Perbedaan hasil efisiensi diduga akibat adanya energy losses yang disebabkan oleh gesekan pada bearing dan kehilangan energi berupa heat losses pada prony brake.
ABSTRAK
Indonesia has wide territory with geographical conditions has many mountains and consists of islands. This causes the high cost of power grid construction that resulted in the rural regions did not electrified. However, the geographical characteristics of mountains and hills provide potential water energy resources. Therefore, picohydro (< 5kW) water power plant turbines can be a solution for rural regions electricity. In the hydroelectric power generation, the type of turbine used must be comply to conditions of high water fall and flow rates to get the most suitable type of turbine with maximum power efficiency. Pelton turbine is a type of water turbine which has a high maximum efficiency if the water head more than 30 meters. This paper will discuss the theoretical calculations and experiments on Pelton turbine efficiency in lowhead conditions less than 10 meters. With head of 7.5 meters and flow rate of 0.0015 m3/s. From theoretical calculation the efficiency result 15,44% and from experimental the efficiency result 10,02% . The difference efficiency results may be due to the energy losses caused by friction in the bearing and losing energy in the form of heat losses in prony brake.
2016
S64266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwipayana
Abstrak :
Permintaan energi listrik dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 10,1 per tahun, sementara pengembangan sarana dan prasarana ketenagalistrikan hanya dapat memenuhi pertumbuhan listrik sekitar 7 per tahun. Pada tahun 2017, masih terdapat 7,2 rumah tangga di Indonesia yang belum mendapatkan akses listrik. Pemerintah terus melakukan pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan, khususnya di daerah terpencil untuk meningkatkan rasio elektrifikasi serta sebagai salah satu upaya menurunkan emisi Gas Rumah Kaca GRK . Namun demikian, sejak tahun 2011, 10 dari total unit PLTS yang telah dibangun pemerintah pusat mengalami kerusakan. Tujuan dari riset ini adalah untuk menganalisis keberlanjutan PLTS di daerah terpencil sebagai energi ramah lingkungan serta memberikan rekomendasi pengelolaan yang sesuai. Metode yang digunakan dalam riset ini adalah kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Jumlah sampel sebanyak 88 Kepala Keluarga KK dihitung dengan menggunakan rumus Slovin. Pemilihan KK menggunakan metode pemilihan sampel secara acak. Metode analisis keberlanjutan dalam riset ini adalah analisis multi dimensi atau Multi Dimensional Scaling MDS yang terdiri atas dimensi lingkungan, teknis, sosial, dan ekonomi. Penilaian keberlanjutan dilakukan melalui wawancara dengan lima orang pakar, yaitu Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor, Bappeda Kabupaten Bogor, Sekretaris Desa Sukaraksa, Ketua RW, dan ketua pengelola PLTS. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan multi dimensi adalah 51,14. Nilai masing-masing dimensi yaitu 61,78 untuk dimensi lingkungan, 47,93 dimensi teknis, 49,14 dimensi sosial, dan 45,73 dimensi ekonomi. Hasil analisis menggunakan perangkat RapRE menunjukkan atribut yang paling berpengaruh terhadap keberlanjutan dimensi lingkungan, teknis, sosial, dan ekonomi berturut-turut adalah dampak terhadap lingkungan dan kesehatan, pelaksanaan pelatihan operator, kesediaan organisasi pengelola, ketersediaan subsidi pemerintah. Berdasarkan hasil riset, dapat disimpulkan bahwa PLTS di Desa Sukaraksa masuk dalam dalam kategori cukup berkelanjutan. Pengelolaan PLTS di daerah terpencil perlu mendapat dukungan seluruh pihak, khususnya pemerintah daerah baik agar dapat berkelanjutan.
Electricity demand in Indonesia increases by 10.1 per year, while the development of electric infrastructure only raises by 7 per year. In 2017, there were 7.2 of household in Indonesia that has not been electrified. Government has continously develop renewable energy power plant, especially in remote area to increase electrification ratio and to reduce Green House Gasses Emission. However, since 2011, about 10 of total solar power plant unit built by government were broken. Aim of this research is to analyze sustainability of solar power plant in remote area as environmental friendly energy and to provide recommendation in managing its solar power plant. This research use mixed method between quantitative and qualitative. Number of responden were 88 household based on simple random sampling using Slovin Formula. Method of sustainability analysis in this research is Multi Dimensional Scaling MDS which consist of environmental, technical, social and economic dimensions. Sustainability assessment was conducted through interviews with five experts, including Environmental Agency of Bogor Regency, Regional Planning Agency of Bogor Regency, Head of Sukaraksa Village, Head of community, and Head of solar power plant management. The results shows that sustainability index of solar power plant in remote area is 51.14. Value of each dimension is 61.78 for environmental dimension, 47.93 for technical dimension, 49.14 for social dimension, and 45.73 for economic dimension. Analysis using RapRE shows the most influential attributes to environmental sustainability, technical, social and economic dimension are environmental and health impact, operator training implementation, organizational capacity, and availability subsidy from government. Based on research, it can be concluded that solar power plant in Sukaraksa village is considered as quite sustainable. Management of solar power plant in remote areas needs support from all parties, especially local governments, in order to be sustainable.
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Bakti Wijaya
Abstrak :
Daerah terpencil di Indonesia seringkali tidak mendapatkan suplai listrik karena biaya instalasi jaringan listrik tidak murah, oleh karena itu perlu ada pembangkit listrik mandiri. Potensi energi air di Indonesia yang sangat besar, menjadikan turbin piko hidro (< 5 kW) pilihan yang tepat. Dipilih turbin air openflume karena memiliki kriteria tinggi jatuh (1-5m) dan debit aliran yang rendah (0.01-1 m3/s). Studi ini akan membahas menghitung efisiensi sudu turbin piko hidro openflume dengan metode eksperimental. Tinggi jatuh air adalah 2.7 m dan debit aliran air 0.045 m3/s. Hasil evaluasi menunjukkan daya luaran sudu Cihanjuang sebesar 703.35 Watt dengan nilai efisiensi total sebesar 59 %. ......Remote areas in Indonesia often do not get electricity supply because of cost istallation, therefore it need to have standalone power plants. Indonesia have very large potential energy of water and pico hydro (< 5kW) turbine is the best choice. The type of openflume turbine is determine corresponding to low head (1-5m) and flow characteristic (0.01-1 m3/s). This study will discuss about efficiency calculation on pico hydro openflume turbine with experimental method. Head is 2.7 m and flow rate is 0.045 m3/s. Evaluation results show that power output of the blade Cihanjuang is 703.35 Watt and the total efficiency is 59 %.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65748
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradhana Adhika S.
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia adalah negara berkembang dimana listrik tidak merata di seluruh wilayah meskipun listrik merupakan kebutuhan utama setiap orang yang tinggal di abad ke-21. Fenomena pertumbuhan ekonomi yang pesat memunculkan konsumsi energi Indonesia, termasuk kebutuhan listrik. Pico hydro power plant adalah energi terbarukan yang memiliki kriteria kapasitas di bawah 5KW. Pico hydro memiliki banyak kelebihan seperti ukuran yang bisa diterapkan ke tempat-tempat yang bisa diaplikasikan ke daerah terpencil di Kecamatan Arga Makmur, Bengkulu Utara. Dengan memanfaatkan sumber energi Palak Siring di Bengkulu Utara sebagai sumber energi. Sumber energi ini memainkan peran penting sebagai solusi untuk menggerakkan komunitas urban yang selalu berubah dan berkembang dengan tantangannya seperti menyusutnya cadangan energi. Perancangan ini difokuskan pada pengembangan turbin overshot waterwheel, karena dapat memberikan efisiensi tertinggi pada laju alir rendah. Perancangan ini berisi informasi tentang perancangan kincir air melampaui kondisi air terjun Palak Siring dengan menskala-kan terlebih dahulu pada kondisi di Danau Salam Universitas Indionesia, Depok, Indonesia. Pada skala yang lebih kecil, dengan H = 1,15 m dan Q = 0,041 m3/s. Metode perancangan yang digunakan adalah secara analitik dan numerik dengan menghitung volume dan titik tengah massa setiap ember untuk menentukan torsi juga keluaran daya. Metode numerik dengan model turbulensi k-epsilon. Hasil perancangan kincir air overshot menunjukkan bahwa hasil analitik lebih tinggi dibandingkan dengan numerik. Hal ini diperkirakan karena tidak diperhitungkan rerugi pada perhitungan analitik, perhitungan numerik memperoleh daya 143 Watt dan efisiensi 13,1 .
ABSTRACT
Indonesia is a developing country where electricity is not evenly distributed in the entire region even though electricity is the primary need of everyone living in the 21st century. Rapid economic growth phenomenon gives rise to Indonesia 39 s energy consumption, including electricity needs. In Bengkulu, there are as many as 670 from 1356 villages that do not have access to electricity due to the high cost needed in the set up. Pico hydro power plant is a renewable energy that has the capacity criteria below 5KW. Pico hydro has many advantages such as the size is applicable to places which can be applied to remote areas in Arga Makmur subdistrict, North Bengkulu. By utilizing energy sources of Palak Siring waterfall in North Bengkulu. It plays an essential role in being the solution of electrifying the ever changing and evolving urban community with its challenges such as energy depletion. This study is focused on the development of turbine overshot waterwheel, because it can provide highest efficiency at low flow rate. This paper contains information about designing a overshot waterwheel as per the conditions of the Palak Siring waterfall by scalling them first on the condition at Salam Lake Universitas Indionesia, Depok, Indonesia. on a smaller scale, with H 1.15 m and Q 0.041 m3 s. The design method involved analytical and numerical by calculating the volume and the center point of mass of each bucket to determine the torque and power output. Numerical method is by using k epsilon turbulence model. The result of the overshot waterwheel shows that analytical result is greater than numerical. This is to be expected because it does not account for losses in analytic calculations. In Numerical calculation was developed with 143 Watt power and 13.1 efficiency.
2017
S67417
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hans Vohra
Abstrak :
ABSTRACT
Bengkulu is a province located in southwest coast of Sumatera, Indonesia. Bengkulu is quite underdeveloped when compared to other provinces in the country. The electrification ratio is as low as 51 in the region. The geographical condition of the region which includes mountains and hilly areas has contributed more to the difficulty in expanding the national grid. The lack of infrastructure such as roads have made the problem worse. As a result, the cost of expanding the national grid becomes high. Due to this condition, the only option left is to build off grid systems. Fortunately, there are many water sources in Bengkulu and the energy potential is high. With all these information, it can be concluded that a pico hydro system is the right one to be developed. Selecting the right turbine for the right environmental conditions is therefore important as this will have a huge impact on the power output. Many studies have proved that the propeller type open flume turbine is the best choice for remote areas in Indonesia. The area that is focused on has a head of 2.7 m and flow rate of 0.041 m3 s. The right blade configuration is required to produce turbine with the best efficiency. This study compares turbine having different blade numbers i.e. 5 and 6 bladed turbines. In the design stage the blade number is kept as the free variable while the others are kept fixed. This ensures that the blade number is the only factor that influences the differences in the results that are obtained. Analysis was done with simulation using CFD. The turbulent model taken is STD k . CFD simulation results showed that the greatest efficiency is generated by the 6bladed turbineand thus it is the right choice.
ABSTRACT
Bengkulu merupakan sebuah provinsi yang terletak di Sumatera, Indonesia. Dibandingkan provinsi tetangga, Bengkulu bisa dikatakan tidak terlalu baik perkembangannya. Rasio elektrifikasi Bengkulu menyentuh angka 51 . Kondisi geografis Bengkulu mencakup pegunungan, yang membuat PLN menjadi kesusahan untuk melakukan ekspansi jaringan listrik. Oleh karena itu, membuat sistem off grid merupakan solusi yang bisa dikatakan baik. Untungya, terdapat banyak mata air di daerah Bengkulu. Potensi air ini bisa dimanfaatkan dengan membangkun sistem Piko-Hidro. Sistem piko-hidro menggunakan turbin untuk mengubah potensi air menjadi listrik. Oleh karena itu, memilih jenis turbin yang tepat merupakan hal yang wajib dilakukan. Banyak studi yang mengatakan bahwa turbin open flume merupakan pilihan yang cocok untuk kondisi mata air di Indonesia yang cenderung memiliki tinggi jatuh air serta debit aliran yang rendah. Dalam merancang turbin ini, tinggi jatuh air dan debit aliran ditetapkan berdasarkan kondisi Danau Salam Ui, yakni sebesar 2.7 m dan 0.041 m3/s. Pemilihan jumlah sudu merupakan parameter desain dasar dalam merancang turbin open flume. Sampai saat ini, belum ada jawaban yang tetap mengenai pengaruh jumlah blade terhadap performa turbin. Tugas akhir ini difokuskan untuk mencari tahu pengaruh performa turbin dengan 5 dan 6 sudu. Untuk mencari tau hasil, dilakukan simulasi menggunakan ANSYS CFD dengan model turbulen STD k- . Hasil yang didapat menunjukkan bahwa turbin yang memiliki 6 sudu berhasil menghasilkan efisiensi poros yang lebih tinggi yaitu diangka 60.5 pada putaran 1500 rpm. Oleh karena itu, turbin dengan 6 sudu dianggap merupakan konfigurasi yang lebih baik dibanding turbin dengan 5 sudu.
2017
S67530
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Rahayuningsih
Abstrak :
Program pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan upaya paling efektif untuk mencegah terjadinya HAIs” (Healthcare-Associated Infections), yaitu infeksi akibat pelayanan kesehatan, yang dapat menjadi ancaman masuknya penularan wabah ke komunitas. Implementasi dan pelaporan program PPI cukup beragam. Ketiadaan pelaporan dan data implementasi PPI di Fasilitas Palayanan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) pada Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) dapat menempatkan posisi layanan priemr dalam kondisi tidak siap dalam menghadapi ancaman wabah dan menambah kesenjangan. Tujuan penelitian untuk melihat gambaran implementasi PPI dan kesesuaian implementasi PPI di FKTP DTPK Kabupaten Kubu Raya. Penelitian ini menggunakan mix methode dengan desain sequential explanatory. Pada tahap pertama dilakukan pengisian kuesioner baku menggunakan kuesioner  baku IPCAF- minimum requirement assesment for primary care oleh seluruh tim PPI dilanjutkan dengan wawancara mendalam kepada 11 informan dan dilakukan observasi dokumen. Hasil didapatkan  23,8% Puskesmas di level Kabupaten belum memenuhi kesesuaian standar minimum program PPI, akan tetapi pada Puskesmas DTPK 36,4% Puskesmas sudah memenuhi kesesuaian standar minimum program PPI.  Dari 8 komponen inti PPI, pada level Kabupaten nilai tertinggi didapat komponen monitoring dan umpan balik, sedangkan pada Puskesmas DTPK nilai tertinggi didapat pada komponen surveilans HAIs. Sementara pada level Kabupaten maupun Puskesmas DTPK, nilai terendah didapatkan pada komponen pendidikan pelatihan dan beban kerja kepegawaian dan ketersediaan tempat tidur. Perencanaan dan pembiayaan pendidikan pelatihan serta pemanfaatan pelatihan daring dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan nilai komponen pendidikan pelatihan. ......Infection prevention and control programs are the most effective way to prevent "Healthcare-Associated Infections" (HAIs), which are healthcare-associated infections that can threaten the entry of outbreaks into the community. Implementation and reporting of the IPC program is quite various. The absence of reporting and data on the implementation of IPCs in Primary Care Facilities (FKTP) in rural/remote area (DTPK) can place the position of primary care facilities in an unprepared condition in facing the threat of an outbreak and increase inequality. The purpose of the study was to look at the description of IPC implementation and the suitability of IPC implementation in DTPK FKTP Kubu Raya Regency. This study used a mix method with a sequential explanatory design. In the first stage, a standard questionnaire was filled in using the IPCAF- minimum requirement assessment for primary care by the entire IPC team, followed by in-depth interviews with 11 informants and document observation.

The results showed that 23.8% of FKTP at the district level had not yet compliance with the minimum standards of the IPC program, but at FKTP DTPK 36.4% of FKTP have met the minimum standards of the IPC program.  Of the 8 core components of PPI, at the district level the highest value is obtained for the monitoring and feedback component,. while at the FKTP DTPK the highest value is obtained in the HAIs surveillance component. While at both the district and DTPK health center levels, the lowest scores were obtained in the components of training education and staffing workload and bed availability.

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rasyid Ramdhani
Abstrak :
Rasio elektrifikasi yang belum sepenuhnya merata di Indonesia disebabkan karena sulitnya akses jaringan listrik untuk masuk ke daerah terpencil dan tertinggal. Sehingga dibutuhkan pembangkit tenaga listrik mandiri yang berasal dari energi baru dan terbarukan untuk memenuhi kebutuhkan listrik di daerah terpencil dan tertinggal. Dari sekian banyak sumber daya energi baru dan terbarukan, Turbin piko hidro dapat dijadikan salah satu alternatif. Hal ini disebabkan turbin pikohidro memiliki biaya pembuatan yang lebih murah, serta instalasi dan perawatan yang lebih mudah dibandingkan sumber lain seperti tenaga surya atau turbin angin. Penelitian ini dilakukan menggunakan perangkat halus Computational Fluid Dynamics (CFD) dimana penelitian ini bertujuan untuk membandingkan variasi rasio diameter dan head ( 1.5, 1.75, 2, 2.25 dan 2.5 D/H) ditambah dengan 1 variasi dari rekomendasi Bach untuk besaran diameter yaitu D = H +3.5m. Selanjutnya pengujian dilakukan menggunakan variasi ketinggian aliran masuk (512.5 mm, 600 mm dan 712.5 mm) pada roda air dengan D/H yang memiliki unjuk kerja terbaik. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perubahan bentuk sudu roda air akibat perbedaan rasio D/H dan mengetahui dampak perubahan kecepatan aliran akibat perubahan ketinggian aliran masuk terhadap unjuk kerja turbin. Pada rasio D/H 2.25 menunjukan unjuk kerja yang lebih stabil pada kondisi kecepatan aliran air berbanding kecepatan tangensial roda air (U/Vt) yang bervariasi. Roda air dengan rasio D/H 2.25 menghasilkan efisiensi tertinggi sebesar 55% pada debit 0.32 m3/s, menghasilkan torsi sebesar 5134.07 Nm dengan putaran sebesar 6.49 RPM. Ketinggian aliran air masuk 512.5 mm pada roda air dengan rasio D/H 2.25 menghasilkan rerata unjuk kerja yang lebih baik dibandingkan dengan ketinggian aliran masuk yang lain. ......The electrification ratio is not evenly distributed in Indonesia due to the difficulty of access to the electricity network to remote and disadvantaged areas. So we need an independent power plant that comes from new and renewable energy to meet the need for electricity in remote and disadvantaged areas. From several new and renewable energy resources, Pico hydro turbines can be used as an alternative, because pico hydro turbines have cheaper manufacturing costs, as well as easier installation and maintenance compared to other sources such as solar power or wind turbines. This research was conducted using Computational Fluid Dynamics (CFD) software, this study aims to compare variations in diameter and head ratio (1.5, 1.75, 2, 2.25 and 2.5 D / H) plus 1 variation from Bach's recommendations for diameter breastshot ie D = H + 3.5m. Furthermore, testing using variations in the height of the inflow (512.5 mm, 712.5 mm and 600 mm) on the water wheel with D/H which has the best performance. This test was conducted to determine the effect of changes in the shape of the water wheel blade due to differences in the D/H ratio and to know the impact of changes in flow velocity due to changes in the inflow height on the performance of the turbine. The D/H ratio of 2.25 shows a more stable performance under conditions of water flow velocity compared to the tangential velocity of the water wheel (U/Vt ) which varies. The water wheel with a D / H ratio of 2.25 produces the highest efficiency of 55% at a discharge of 0.32 m3/s, producing a torque of 5134.07 Nm with a rotation of 6.49 RPM. The height of the inlet water flow 512.5 mm on the water wheel with a D/H ratio of 2.25 produces a better average performance compared to the other height of the inlet flow.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Arif Fadilah
Abstrak :
Negara Indonesia memiliki beberapa penduduk yang telah berpencar dalam kelompok-kelompok kecil menempati daerah yang jauh dari perkotaan atau daerah terpencil. Daerah terpencil di Indonesia pada umumnya berpenduduk ratarata 600 keluarga. Mereka seringkali belum mendapatkan energi listrik seperti yang didistribusikan pada daerah perkotaan. Penyebabnya adalah mahalnya pembangunan jaringan listrik karena faktor jarak dan kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pegunungan. Indonesia merupakan negara kepulauan, namun ia juga memiliki karakteristik geografis pegunungan dan perbukitan, sehingga memiliki banyak sumber daya energi yang dapat dimanfaatkan dari tinggi jatuh air. Oleh karena itu, pembangkit tenaga listrik turbin air pikohidro (< 5 kW) menjadi pilihan untuk daerah - daerah terpencil. Pada sebuah sistem pembangkit listrik tenaga pikohidro, efisiensi merupakan parameter yang penting. Semakin tinggi efisiensi, semakin banyak energi yang dapat dimanfaatkan dari sumber daya air tersebut agar dapat menyerap secara maksimum daya air yang mengalir. Untuk meningkatkan efisiensi, elemen yang paling berpengaruh adalah sudu dari turbin tersebut. Sudut kemiringan dari sudu turbin air harus disesuaikan dengan tinggi jatuh dan debit aliran dari sumber daya air tersebut. Selain itu, tinggi jatuh dan debit aliran air juga menentukan jenis turbin pikohidro yang dapat dioperasikan. Dipilih jenis turbin air openflume yang memiliki efisiensi yang tinggi pada kondisi tinggi jatuh dan debit aliran 1-5 m dan 0.01 ? 0.1 m3/s. Oleh karena itu, dapat dioperasikan lebih mudah dan cocok dengan karakterisik aliran air di Indonesia. Makalah ini akan membahas sebuah rancangan sudu turbin openflume dengan metode numerik. Turbin yang telah dirancang disesuaikan dengan karakteristik aliran air Danau Salam UI, Depok, Jawa Barat yaitu dengan tinggi jatuh sebesar 2.7 m dan debit aliran sebesar 0.041 m3/s. Perancangan sudu turbin tersebut dilakukan secara komputasi dan diperoleh efisiensi total sebesar 81% menggunakan CFD (Computational Fluid Dynamic). ......Indonesia has some population spread out in small groups. Those small groups are occupying the regions that is far from the cities as known as remote areas. The remote areas in Indonesia are mostly not receiving any electricity from the cities. If it were to build a electicity transmission the cost will be too high because of the distance and the mountains. Even though this country is an island country, it has a lot of mountains and hills so it has a lot of energy resource from water height drop. Because of that, electricity for the rural regions can use a hydro power plant. In a picohydro power plant system, efficiency overall is one of the important parameter. More efficiency overall it has, more energy it can gained from the water energy resource. To increase efficiency, one of important factor is the turbine blade. The angle of the blade has to be designed corresponding to the head and flow of the water resource. The type of the turbine is also to be determined corresponding to the head and flow of the water resource too. Openflume turbine has a low head and flow characteristics (5 m and 0.01 ? 0.1 m3/s), so it can be operated easily and suitable for some water resource characteristics in Indonesia. This essay will discuss about designing an openflume turbine blade numerically. The turbine blade is to be designed corresponding to the head and flow of Salam UI lake, Depok, West Java (2.7 m and 0.041 m3/s). The turbine blade design has an overall efficiency of 81% using Computational Fluid Dynamic.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65569
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Putro Prakoso
Abstrak :
ABSTRAK
Daerah pedesaan terpencil mengakibatkan pembangunan jaringan listrik terpusat menjadi mahal dan tidak efisien. Untuk daerah terpencil yang memiliki aliran sungai yang cukup deras, direkomendasikan untuk membangun pembangkit listrik piko hidro run-off-river sebagai sumber energi untuk jaringan listrik mandiri mereka yang dapat menghasilkan listrik yang cukup untuk desa kecil dengan biaya investasi yang rendah. Turbin jenis cros-flow Banki sudah dikenal akan kesederhanaan dalam bentuk, rancangan, serta konstruksinya. Hal ini menyebabkan biaya konstruksi turbin tipe menjadi lebih murah dibandingkan dengan turbin lain seperti propeler dan Pelton. Selain itu, hal tersebut membuat turbin jenis ini lebih mudah diperbaiki ditambah kemampuan membersihkan diri dari turbin ini. Selain kelebihan tersebut turbin ini juga memiliki efisiensi yang cukup stabil meskipun debit aliran air yang masuk fluktuatif. Di sisi lain, turbin cross-flow memiliki efisiensi maksimum yang lebih rendah dibanding turbin lain seperti propeler dan Pelton. Gaya hambat biasanya akan muncul pada aliran fluida yang melalui benda tercelup, seperti sudu turbin, disebabkan karena terbentuknya pusaran. Gaya ini biaunya akan mengurangi efisiensi turbin. Konsep airfoil sudah terbukti dapat mengurangi gaya drag sehingga dapat meningkatkan efisiensi beberapa turbin. Studi kali ini bertujuan untuk mengetahui efek konsep airfoil NACA di sudu turbin cross-flow pada efisiensinya. Pada studi kali ini, NACA-6712 digunakan sebagai profil sudu turbin karena memiliki koefisien gaya lift paling besar dibandingkan dengan semua profil yang lain. Studi kali ini membandingkan turbin cross-flow yang menggunakan sudu dengan konsep NACA-6712 dengan turbin yang menggunakan sudu biasa menggunakan simulasi CFD. Studi ini menggunakan tinggi tekan 2.7 meter dan debit aliran air 0.04 m3/s. ANSYS FLUENT 15 dengan permodelan turbulen SST digunakan dalam studi ini. Hasil studi kali ini adalah simulasi CFD mendapatkan bahwa efisiensi maksimum turbin yang menggunakan sudu biasa adalah 95 dengan jumlah sudu 30 buah, sedangkan turbin yang menggunakan sudu dengan konsep NACA-6712 memiliki efisiensi maksimal 91.7 dengan jumlah sudu 25 buah. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa turbin cross-flow dengan sudu biasa memiliki efisiensi yang lebih baik daripada yang menggunakan konsep NACA-6712.
ABSTRACT
Isolated rural area makes on grid electrification development becomes expensive and inefficient. For rural area with quite torrential river flow, it is recommended to build run of river pico hydro power plant for their mini grid power system to produce enough electricity for small village with low investment cost. Cross flow Banki turbine is well known for its simplicity of shape, design, and construction. Thus, the construction cost of this type of turbine is very low rather than another turbine like propeller and Pelton. Moreover, it also makes cross flow Banki turbine easier to maintain, moreover this turbine has self cleaning ability. Furthermore, cross flow Banki turbine is well known for its independent efficiency from fluctuation of water discharge. Beside of many advantage on this turbine, cross flow Banki turbine efficiency is relatively lower than another turbine. The drag force usually present when water flowing around immerse body, like turbine blade because of eddy formation. This force usually reduces the turbine efficiency. Airfoil profiles are proven to reduce eddy formation in water flow around immerse body like turbine blade then increase some turbine efficiency. This study aims to investigate the effect of NACA airfoil in blade profile to the cross flow turbine efficiency. NACA 6712 airfoil profile was chosen because it has bigger lift coefficient than others. In this study, the turbine with NACA 6712 airfoil profiled blade cross flow turbine has been compared with ordinary one by using CFD simulation. This study uses 2.7 m head and 0.04 m3 s of water discharge. ANSYS FLUENT 15 with SST turbulence model is used in this study. As a result, CFD simulation found that maximum efficiency of ordinary blades turbine is 95 with number of blades 30. While, the maximum efficiency of NACA 6712 turbine is 91.7 with 25 blades. From the results, it can be obtained that the ordinary turbine is better than NACA 6712 turbine.
2017
S67177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>