Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Falah Herdino
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi pengaruh konsentrasi sodium citrate sebagai aditif dan rapat arus terhadap ukuran butir hasil lapis listrik nikel pada baja baja spcc dengan menggunakan Watts bath dengan memvariasikan rapat arus 3-7 A/dm2 dan dengan mengandung sodium citrate 5, 15, 30, 45, 60 g/L. X-ray diffraction dan rumus schehrer digunakan untuk menentukan ukuran butir dari hasil lapis listrik nikel. Hasilnya ukuran butir menurun seiring meningkatnya rapat arus 3-6 A/dm2. Hasil rapat arus terbaik diperoleh pada 6 A/dm2 dengan ukuran butir 16.8 nm. Sedangkan watts bath yang mengandung sodium citrate 45 g/L memperoleh ukuran butir terendah dengan 36.8 nm. Nilai kekerasan, ketahanan korosi dan kekuatan adesif lapisan juga diteliti.

The aim of this work was to investigate the effect of sodium citrate concentration and current density on the grain size of nickel lapis listrik spcc steel. For this purpose, nickel were deposited from a Watts bath with different current densities 3-7 A dm2 and different sodium citrate concentration 5, 15, 30, 45, 60 g L . Xray diffraction and Schehrer equation were used to determine the average gain size of the nickel coatings. The experimental result showed that the coating grains decreased by increasing current densities 3-6 A dm2 . The smallest grain size was obtained with grain size 16.8 nm at current density 6 A dm2. Whereas, nickel lapis listrik with Watts bath containin 45 g L sodium citrate achieved grain size with 36.8 nm. Hardness number, corrosion resistance and adhesive strength were also evaluated in this work."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48221
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mirsa
"Paduan aluminium seri 7 adalah material yang banyak digunakan untuk aplikasi dalam dunia transportasi dan industri. Material ini memiliki kombinasi sifat ringan dengan kekuatan tinggi, kekakuan, ketahanan aus tinggi dan koefisien ekspansi termal yang rendah. Namun, material ini tidak luput dari kelemahan terhadap serangan korosi. Diantara paduan aluminium yang lain, seri 7xxx ini merupakan yang paling lemah ketahannya terhadap korosi. Kelemahan ini bisa menjadi keterbatasan penggunaan material pada kondisi lingkungan yang korosif yang bisa mempercepat degradasi sifat mekanik dari material Al7xxx. Oleh karena itu diperlukan suatu perlakuan tambahan untuk memperbaiki sifat dari material tersebut, salah satunya dengan anodisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh parameter proses yakni temperatur dan rapat arus anodisasi terhadap pembentukan lapisan anodik berpori. Anodisasi dilakukan pada tiga temperatur berbeda yakni 25°C, 0°C dan -25°C dengan variasi rapat arus adalah 25 mA/cm2, 20 mA/cm2 dan 15 mA/cm2.
Material hasil anodisasi kemudian diberikan 2 jenis pengujian yaitu pengujian kekerasan dan pengamatan mikrostruktur. Pengujian kekerasan mikro Vickers digunakan untuk mengetahui sifat mekanik lapisan anodik yang terbentuk dan pengamatan struktur mikro menggunakan FE-SEM bertujuan untuk mengetahui morfologi permukaan lapisan anodik dan mengukur ketebalan lapisan anodik."
"Hasil pengujian memperlihatkan adanya peningkatan kekerasan permukaan lapisan anodik alumina saat variabel temperatur dan rapat arus menurun dimana kekerasan tertinggi adalah 264 HV yang didapat pada temperatur 0°C dengan rapat arus 15mA/cm2. Kemudian penurunan temperatur hingga 0°C akan meningkatkan ketebalan lapisan oksida namun ketebalan kembali menurun pada saat diturunkan ke temperatur -25°C. Parameter proses yang paling optimal untuk menciptakan lapisan anodik yang tebal dan keras adalah pada temperatur 0°C dan rapat arus 15mA/cm2.

Aluminum Alloy 7xxx mostly used in transportation and industry application. This material has extremely less weight combined with high specific strength, high specific stiffness, and low coefficient of thermal expansion and good wear resistance. However this type is the most susceptible to corrosion among any other aluminum alloy in various environments. This weakness could be a limitation working area for this material. So, Anodizing has been considered as a modification treatment for enhancing corrosion resistant.
This study aims to analyze the influence of anodizing process parameters which is temperature and current density on the formation of porous anodic coating, Anodizing process has been done at three different temperatures which are 25°C, 0°C and -25°C with variation of current density which is 25 mA/cm2, 20 mA/cm2 and 15 mA/cm2. Sample that has been done being anodized then will be tested by 2 types of method. First is Vickers micro hardness testing was used to determine the mechanical properties of anodic layer and another is observation of microstructure using FE-SEM to determine surface morphology and to measure anodic layer thickness.
Test results showed that decreasing temperature and current density would increase surface hardness of aluminum anodic layer. The highest surface hardness was 264 HV which was got by anodizing at temperature 0°C with using 15 mA/cm2 of current density. Decreasing temperature and current density would also relatively increasing density and make the surface smoother and looks more uniform. Decreasing temperature until 0°C would increase thickness of the oxide layer but the thickness would be decreased when the temperature was decreased to -25°C. The most optimum process parameters to form anodic layer that has hardest surface and thickest layer is in temperature 0°C with the current density is 15mA/cm2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Subaga Widiatmaka
"ABSTRAK
Perlindungan struktur dari bahan besi dalam lingkungan air laut yang korosif, mutlak diperlukan, karena besi mempunyai sifat aktif dalam lingkungan tersebut dan cenderung untuk bereaksi secara elektrokimia dengan lingkungannya.
Salah satu metode yang digunakan untuk melindungi logam besi tersebut adalah proteksi katodik, yang menurunkan potensial besi mendekati potensial pasif. Ada dua metode proteksi katodik yang digunakan, yaitu metode Anoda Korban dan Arus Paksa.
Metode Arus Paksa ditetapkan oleh NACE (National Assosiation of Corrosion Engineer), dalam salah satu kriterianya, yaitu -0,85 V potensial besi terhadap elektroda referensi Cu-CuSO4. Hal tersebut selama ini berlaku untuk lingkungan air tanah, dimana tahanan tanah persatuan panjang termasuk besar. Dalam hal ini kriteria tersebut akan diuji dalam lingkungan air laut selat Lalang yang mengandung unsur-unsur limbah industri kimia yang bermuara diselat tersebut. Kriteria ini tidak berlaku universal. Dalam kondisi ekstrim, kriteria tunggal mungkin tidak mencukupi, sehingga dibutuhkan beberapa kriteria. Kriteria ini akan diuji di Selat Lalang, dimana konsentrasi dari unsur-unsur tertentu berlebihan sehingga tingkat konduktivitasnya menjadi tinggi.
Kondisi overpotensial dan under potensial sebagai akibat ketidak telitian pengaturan potensial juga akan diamati, sejauh mana memberikan dampak terhadap proteksi dan efek samping yang ditimbulkannya. Kondisi selat yang berbeda dari laut lepas, memungkinkan kebutuhan arus proteksi yang lebih besar persatuan luas pada sebuah struktur yang diproteksi. Rapat arus proteksi ini merupakan hal yang penting dalam proses desain proteksi katodik, untuk menentukan kapasitas tenaga atau jumlah anoda korban yang diperlukan. Bagi sebuah struktur yang secara terus menerus berada dilokasi ini mutlak dibutuhkan rapat arus yang spesifik untuk kondisi di Selat Lalang.
Kerak yang timbul dalam kondisi overproteksi juga merupakan suatu hal yang dapat menguntungkan atau merupakan. Dari segi penambahan berat mati suatu struktur mengapung, jelas hal ini merupakan, begitu pula pada struktur yang mengalami pasang surut. Namun kerak yang melapisi permukaan logam ternyata dapat menahan laju reaksi elektrokimia, sehingga tidak terjadi korosi. Kandungan magnesium, kalsium dan karbonat yang tinggi pada lingkungan korosif tersebut merupakan salah satu sebab terbentuknya kerak tersebut.
Arus air laut, kedalaman, lapisan cat, kandungan mineral jelas merupakan variabel yang menentukan jumlah arus proteksi yang dibutuhkan. Kesemuanya ini diamati dalam sebuah simulasi mini tentang struktur yang diwakili oleh sebuah sampel korosi standard, dalam sebuah lingkungan mini air laut, di daerah Selat Lalang.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandia Rini
"Organic Light Emitting Diode (OLED) merupakan LED dimana lapisan emissive nya terbuat dari bahan organik yang dapat memancarkan cahaya ketika dialiri arus listrik. Dalam skripsi ini, dirancang struktur green OLED dengan empat struktur yang berbeda yaitu single layer green OLED (GPE), HTL+GPE, GPE+ETL, dan HTL+GPE+ETL.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa penambahan electron transport layer dapat meningkatkan nilai luminansi secara signifikan. Penambahan HTL dan ETL dapat menurunkan operating voltage. Luminansi tertinggi yaitu 997.330 cd/m2 dicapai ketika tegangan 4V pada struktur ITO/HTL/GPE/ETL/LiF-Al. Warna yang dihasilkan dari keempat struktur tersebut adalah warna hijau dengan panjang gelombang 550 nm.

An OLED (Organic Light Emitting Diode) is a LED in which the emissive electroluminescent layer is a film of organic compounds which emit light in response to an electric current. This thesis presents a design green OLED structure with four different structures, single layer green OLED (GPE), HTL+GPE, GPE+ETL and HTL+GPE+ETL.
The simulation result shows that addition of electron transport layer will significantly improve the luminance. The addition of HTL and ETL can reduce the operating voltage. The highest luminance is 997.330 cd/m2 achieved when the voltage is 4V on the structure of ITO/HTL/GPE/ETL/LiF-Al. The color of all the structures is green with a wavelength of 550 nm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library