Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Theresia
Abstrak :
Skripsi ini ingin melakukan pengujian mengenai hipotesis efisiensi pasar setengah kuat di dalam nilai tukar tiga mata uang yaitu US Dollar (USD), Japanese Yen (JPY), dan Euro (EUR) terhadap Rupiah (IDR) pada periode Oktober 2003-Oktober 2008. Untuk pengujian stasioneritas diuji dengan menggunakan Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test dan Phillips-Perron (PP) Test. Kemudian untuk pengujian hipotesis efisiensi pasar setengah kuat (Semi-strong Efficient Market Hypothesis) diuji dengan menggunakan kointgerasi, Granger Causality Test, dan juga menggunakan Variance Decomposition Analysis. Penelitian ini memberikan bukti bahwa hubungan di antara ketiga nilai tukar mata uang tersebut belum efisien secara bentuk setengah kuat. Informasi yang terdapat di dalam peneltian ini dapat digunakan oleh regulator perekonomian mengenai kebijakan intervensi seperti apa yang harus dilakukan dan juga kepada para partisipan di dalam pasar valuta asing mengenai strategi investasi seperti apa yang sebaiknya diambil. ...... This research is intended to test the hypothesis on the efficiency of the semi strong market on three different foreign currencies which are US Dollar (USD), Japanese Yen (JPY), and Euro (EUR) towards Rupiah (IDR) in the period of October 2003 ? October 2008. The data stationerity are tested by using Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test and Phillips-Perron (PP) Test. The Semi-strong Efficient Market Hypothesis are tested by using cointegration, Granger Causality Test, and Variance Decomposition Analysis. This paper provide findings that show the relationship between said three currencies are not yet efficient, even in the semi strong form. Information found in this paper could be used by economics regulator to formulate what type of intervention policies needed and by participants in foreign exchanges market to create a sound investment decision.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6581
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Opti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan memperoleh hasil pengujian efisiensi pasar nilai tukar rupiah bentuk lemah (weak form efficiency market) untuk nilai tukar rupiah terhadap USD, nilai tukar rupiah terhadap dollar Singapura, nilai tukar rupiah terhadap DM dan nilai tukar rupiah terhadap Yen, pada masing-masing sistem nilai tukar yang telah diterapkan di Indonesia. Sistem nilai tukar yang pernah diterapkan di Indonesia adalah sistem nilai tukar tetap , sistem nilai tukar terkendali mengambang, sistem nilai tukar terkendali mengambang dengan crawling pegs dan sistem nilai tukar mengambang bebas.

Penelitian ini menggunakan data bulanan untuk menguji efisiensi pasar pada periode sistem nilai tukar tetap, yaitu kurs tengah bulanan Januari 1971 sampai 1978. Sedangkan untuk periode sistem nilai tukar berikutnya menggunakan kurs tengah harian 1 Januari 1990 sampai 30 Juni 1998. Data nilai tukar diambil dari Bank Indonesia.

Teori yang mendasari penelitian ini adalah teori manajemen keuangan intemasional, teori ekonomi intemasional dan teori ekonometrik. Teori ekonometrik digunakan untuk menguji apakah pasar valuta asing dari nilai tukar rupiah merupakan pasar efisien bentuk lemah, yaitu dengan menggunakan Unit Root Test, Box-Pierce Statistic dan menggunakan regresi sederhana. Unit Root rest digunakan untuk menguji asumsi dasar deret berkala , bahwa claret berkala harus stasioner. Data deret berkala dari nilai tukar tersebut belum stasioner maka untuk mendekatkan pada data yang stasioner dilakukan pembedaan sampai Box-Pierce Statistic digunakan untuk menguji apakah secara keseluruhan ada otokorelasi, dan sedangkan analisa regresi sederhana dengan menggunakan Joint Hyphothesis digunakan untuk menguji apakah suatu deret berkala random-walk.

Hasil dari penelitiaan ini adalah bahwa pada periode fixed exchange rate system, managed floating exchange rate system dan managed floating exchange rate system with crawling bands system, pasar valuta asing dari nilai tukar rupiah terhadap Dollar-Amerika, Dollar-Singapura, DM-Jerman dan Yen-Jepang, menunjukkan adanya otokorelasi yang mana tidak random-walk Hasil ini menandakan bahwa pasar belum efisien bentuk lemah. Karena kondisi pasar valuta asing di atas bukan merupakan pasar efisien maka pelaku pasar dapat meramalkan pergerakan nilai tukar dari meta uang tersebut. Sedangan pada periode free floating exchange rate system menunjukkan keadaan yang inconclusive (tidak meyakinkan) apakah menolak atau menerima HO. Hal ini dikarenakan hasil dari kedua pengujian yaitu dengan analisa otokorelasi dan dengan menggunakan pengujian Joint Hypothesis menghasilkan kesimpulan yang bertentangan.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Zul Bahri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah technical analysis dapat dilakukan pada currency market (pasar valuta asing). Dalam penelitian ini kurs mata uang yang diteliti adalah AUD/USD, EUR/YSD. GBP/USD, USD.CHP, dan USD/JPY. Untuk mengetahui hal tersebut maka dilakukan pengujian weak form efficient market hypothesis terhadap masing-masing kurs tersebut. Pengujian weak farm efficient market hypothesis dilakukan dengan menguji dua asumsi yang berlaku yaitu yang pertama pengujian terhadap dependensi return mata uang pada periode t dibandingkan dengan return pada periode t-l sedangkan yang kedua apakah dengan diterapkannya technical analysis terhadap kelima mata uang itu dapat dihasilkan tingkat return yang signifikan. Penerapan technical dalam penelitian itu menggunakan dua jenis moving average yaitu simple moving average dan exponential moving average. Hasilnya adalah bahwa tergadap ketiga mata uang yaitu AUD/USD, EUR/USD, dan GBP/USD adalah menolak hipotesa weak form efficient market sehingga dapat diterapkan technical analysis terhadap pasar tersebut sedangkan terhadap dua mata uang lainnya yaitu USICHF dan USDIJPY menerima hipotesa weak form efficient market dan tidak dimungkinkan untuk menggunakan technical analysis.
This research has a purpose to identify that technical analysis can be applied to currency market. In this research, the pair of the currency market that we have been researched were AUD/USD, EUR/YSD, GBP/USD, USD/CHF, and USD/JPY. We had done a test of weak form efficient market hypothesis to each of that pair to identify about the application of technical analysis in currency market. The testing of weak-form efficient market hypothesis was done by testing two assumption, the first was testing the return dependency in each pair at t period compare with return at t-1 period, the second was technical analysis that we had applied could be resulted with the significant return degree. Technical application in that research used two kind of moving average, there were simple moving average and exponential moving average. The result were three pair, AUS/USD, EUR/USD, and GBP/USD reject the hypothesis of weak-form efficient market, and then technical analysis can be applied to those pair. The remaining two pairs which are USDICHF and USDIJPY accept the weak-form efficient market hypothesis and technical analysis to those pair is not applicable.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T17180
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Agus Rudiartha
Abstrak :
Sejak diberlakukannya SK Bappebti No. 55 tentang Sistem Perdagangan Altematif per tanggal 1 Juni 2005, terjadi peningkatan volume transaksi yang sangat signifikan. Rata-rata volume transaksi harian sampai dengan akhir tahun 2005 mencapai 7.500 lot, meningkat 196,08 % dibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata volume transaksi tersebut diatas, 99% merupakan dominasi transaksi Over The Counter Derivatives (OTC-D) dengan underlying produk finansial yaitu antar mata uang asing (foreign foreign cross currency) dan indeks. Pesatnya perkembangan industri perdagangan kontrak berjangka ini membawa dampak pada besamya dana yang dikelola pada industri ini, dimana berdasarkan data hingga bulan Mei 2006 dana anggota kliring yang ditempatkan pada bank penyelesaian (settlement bank) mencapai 312 milyar. PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) sebagai lembaga kliring diharapkan dapat menjaga integritas pasar maupun keuangan pada industri perdagangan kontrak berjangka (derivatif) ini. Latar belakang penulisan karya akhir ini berangkat dari keinginan untuk mengetahui bagaimana cara menghitung nilai margin suatu kontrak yang diperdagangkan di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) yang merupakan salah satu alat proteksi (safeguard) bagi lembaga kliring dalam manajemen risikonya Besarnya nilai margin ini diharapkan dapat mencerminkan risiko yang ditimbulkan dart pergerakan harga dalam kurun waktu satu hari. Lembaga kliring yang memiliki fungsi sebagai counterparry pihak-pihak yang bertransaksi di bursa memiliki wewenang dalam menentukan nilai margin. Adapun kontrak yang akan dijadikan obyek penelitian adalah kontrak foreign cross currency yang diperdagangkan di BBJ, terdiri dari 5 produk utama yaitu: GBP/USD, EUR/USD, AUD/USD, USD/CHF dan USD/JPY. Berdasarkan kelima produk utarna tersebut, selanjutnya dibagi menjadi beberapa produk turunannya, terbagi alas yang memiliki contract size besar (USD 100.000 per lot) dan contract size kecil (USD 10.000 per lot) serta terbagi alas nilai kontrak yang di"quote" tetap dalam USD maupun dengan IDR berdasarkan nilai tukar USDIIDR yang di"peg" dalam nilai tertentu seperti Rp 6.000, Rp 10.000 maupun flowing sesuai nilai tukar setiap harinya. Metode yang digunakan untuk menghitung nilai margin ini adalah Value at Risk. Metode ini dapat menghitung potensi kerugian maksimum yang akan terjadi keesokan hari bila kondisi pasar bergerak secara berlawanan dengan posisi yang dipegang pada tingkat kepercayaan tertentu. Perhitungan VaR pada prinsipnya merupakan hasil perkalian antara volatilitas faktor pasar dengan nilai posisi kontrak yang dipegang. Penentuan volatilitas pasar ini harus didahului dengan uji statistik untuk dapat menetukan metode perhitungan volatilitas yang akan digunakan dalam estimasi VaR, baik dalam instrumen tunggal maupun dalam bentuk portfolio. Berdasarkan hasil uji statistik, diketahui bahwa karateristik data semua kontrak foreign cross currency GBP/USD, EUR/USD, AUD/USD, USD/CHF dan USD/JPY yang diperdagangkan di Bursa Berjangka Jakarta periode 1 Juli 2005 hingga 30 Juni 2006 memiliki karakteristik data yang stationalr dimana data cenderung bergerak atau berfluk-tuasi disekitar nilai mean dan tidak terdapat perubahan yang sistematis dalam variance. berdistribusi normal dan memiliki volatiiitas yang konstan dari waktu ke waktu (homoskedastic) sehingga metode perhitungan volatilitas yang digunakan adalah metode standar deviasi. Berdasarkan estimasi volatilitas dengan standar deviasi diperoleh besaran nilai margin minimum yang dipersyaratkan lembaga kliring yang digunakan sebagai jaminan awal (initial margin) yang dibutuhkan untuk dapat membuka 1 lot posisi kontrak foreign cross currency untuk satu hari kedepan adalah: 1. Untuk kontrak besar foreign cross currency GBP/USD minimum sebesar Rp 5.194.484,00 dan kontrak kecil besar foreign cross currency GBP/USD minimum sebesar Rp 865.747,00; 2. Untuk kontrak besar foreign cross currency EUR/USD minimum sebesar Rp 5384.062,00 dan kontrak kecil foreign cross currency EUR/USD minimum sebesar Rp 963.385,00; 3. Untuk kontrak besar foreign cross currency AUD/USD minimum sebesar Rp 5.780.309,00 dan kontrak kecil foreign cross currency AUD/USD minimum sebesar Rp 963.385,00; 4. Untuk kontrak besar foreign cross currency USD/CHF minimum sebesar Rp 5.949.134 dan kontrak kecil foreign cross currency USD/CHF minimum sebesar Rp 991.522,00; 5. Untuk kontrak besar foreign cross currency USD/JPY minimum sebesar Rp 5.438.080,00 dari kontrak kecil ,foreign cross currency USD/JPY minimum sebesar Rp 906.347,00. Jika dibandingkan dengan ketentuan margin yang ditetapkan PT KBI sebagai lembaga kliring, dimana untuk seluruh kontrak besar foreign cross currency sebesar Rp 6.000.000,00 dan untuk kontrak kecil foreign cross currency sebesar Rp 1.000.000,00, dapat disimpulkan bahwa ketentuan tersebut telah memenuhi perhitungan margin secara teoritis. Potensi kerugian maksimum lembaga kliring untuk kurun waktu satu hari kedepan berdasarkan estimasi volatilitas dengan standar deviasi dengan confidence level 95% untuk masing-masing kontrak foreign cross currency adalah sebagai berikut : - kontrak besar foreign cross currency GBP/USD yang memiliki eksposur open interest 483 lot dan kontrak kecil foreign cross currency GBP/USD yang memiliki eksposur open interest 314 lot adalah sebesar Rp 2.780.780393,00; - kontrak besar foreign cross currency EUR/USD yang memiliki eksposur open interest 329 lot dan kontrak kecil foreign cross currency EUR/USD yang memiliki eksposur open interest 109 lot adalah sebesar Rp 1.869.166.791, 00; - kontrak besar foreign cross currency AUD/USD yang memiliki eksposur open interest 61 lot dan kontrak kecil foreign cross currency AUD/USD yang memiliki eksposur open interest 35 lot adalah sebesar Rp 386.317.301,00; - kontrak besar foreign cross currency USD/CHF yang memiliki eksposur open interest 129 lot dan kontrak kecil foreign cross currency USD/CHF yang memiliki eksposur open interest 32 lot adalah sebesar Rp 742.643.258,00; - kontrak besar foreign cross currency USD/JPY yang memiliki eksposur open interest 317 lot dan kontrak kecil foreign cross currency USDI]PY yang memiliki eksposur open interest 148 lot adalah sebesar Rp 7.405.255382,00; Sehingga total potensi kerugian maksimum lembaga kliring untuk kelima foreign cross currency tanpa memperhitungkan korelasi antar faktor pasar sebesar Rp 7.405.255382,00, Apabila dengan memperhitungkan korelasi antar faktor pasar yang merupakan estimasi VaR portfolio, maka potensi kerugian dari portfolio foreign cross currency yang dihadapi lembaga kliring jika harga bergerak berlawanan dengan posisi terbuka yang dimiliki anggotanya sebesar Rp 5.639.208.473,00. Nilai potensi kerugian ini sebaiknya digunakan lembaga kliring sebagai acuan untuk penyediaan clans cadangan minimum sehubungan dengan ketentuan pemenuhan kewajiban margin variation (profeloss) pada waktu t+l. Setelah nilai VaR diperoleh, selanjutnya dilakukan back-testing atau uji validasi model dengan Kupiec Test untuk mengetahui apakah model valid atau tidak valid. Berdasarkan basil uji validasi model diperoleh jumlah overshoot 24 hari dari 260 hari pengamatan pada confidence level 95% sehingga menghasilkan nilai Likelihood Ratio yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai Chi-Square Critical Value dimana dapat dikatakan bahwa model digolongkan valid.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18516
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremmy Erickson
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk.mengetahui pengaruh perpindahan modal atau net equity flows yang dipicu oleh flight-to-quality terhadap korelasi return pasar saham dengan return currency market negara maju dan berkembang selama tahun 2002 ? 2015 dengan menggunakan metode regresi panel. Hal tersebut akan digunakan sebagai dasar dari analisis pair-wise correlation pasar saham dan currency market negara maju dan berkembang di dunia dan terutama Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa perpindahan modal yang dipicu oleh flight-to-quality memberikan pengaruh positif terhadap korelasi antara return pasar saham dengan return currency market, namun negatif pengaruhnya untuk Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa negara maju yang berinvestasi di negara berkembang akan mendapatkan efek diversifikasi berupa tambahan volatilitas, dan negara berkembang yang berinvestasi di negara maju akan mendapatkan pengurangan varians portofolio.
ABSTRACT
This research objective is to explain the effect of net equity flows induced by flight-to-quality on correlation between stock market return and currency market return, especially in Inonesian investor perspectives on 2002 ? 2015 period using panel regression. This research also provide comprehensive explanation on pair-wise correlation between stock market return and currency market return. This research finds that net equity flows induced by flight-to-quality have a significant positive effect on correlation between stock market return and currency market return, but from Indonesian perspectives, net equity flows generate negative correlation between stock market return and currency market return. This research finds that for developed country investor, investing in emerging countries will gives an increased return volatility of their portfolio, and for emerging country investors, investing in developed countries will give a reduced varians effect to their portfolio.
2016
S66485
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library