Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Rahayu Ratri
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak rimpang Curcuma domestica Val. (kunyit) dengan dosis 230 mg/kg bb, 310 mg/kg bb, dan 390 mg/kg bb, terhadap endometrium Mus musculus L. (mencit) galur DDY yang diovariektomi. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Perkembangan Departemen Biologi FMIPA-UI. Dua puluh lima ekor mencit betina galur DDY yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok perlakuan KP1, KP2, KP3, yang masing-masing diberi ekstrak rimpang C. domestica dengan dosis 230 mg/kg bb, 310 mg/kg bb, dan 390 mg/kg bb per hari, kontrol negatif (KK1) yang diberi akuades, dan kelompok kontrol positif (KK2) yang diberi etinil estradiol. Seluruh bahan uji diberikan secara oral selama 8 hari berturut-turut. Rerata ketebalan endometrium setelah 8 hari untuk KP1, KP2, KP3, KK1, dan KK2 berturut-turut adalah (13,57 ± 1,76) μm; (24,14 ± 2,33) μm; (31,03 ± 3,76) μm; (9,85 ± 1,04) μm; dan (27,59 ± 2,56) μm. Uji analisis variansi (anava) 1-faktor menunjukkan bahwa ekstrak rimpang C. domestica dosis 310 mg/kg bb, dan 390 mg/kg bb dapat meningkatkan ketebalan endometrium, namun pada dosis 230 mg/kg bb belum dapat meningkatkan ketebalan endometrium.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S31447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Soemiati
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui efek antijamur kombinasi infus daun sirih, kulit buah delima dan rimpang kunyit terhadap Candida albicans. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dilusi untuk penentuan Kadar Hambat Minimal (KHM) dan metode difusi untuk penentuan diameter zona hambatan. Hasil penentuan KHM menunjukkan bahwa infus daun sirih dan kulit buah delima mempunyai efek antijamur, sedangkan infus rimpang kunyit tidak mempunyai efek antijamur. Efek antijamur juga ditunjukkan dengan angka KHM kombinasi infus daun sirih dan infus kulit buah delima dengan perbandingan konsentrasi masing-masing 31,2 mg/ml : 7,8 mg/ml; 15,6 mg/ml: 15,6 mg/ml dan 7,8 mg/ml : 31,2 mg/ml. Efek antijamur juga ditentukan dengan mengukur zona hambatan terhadap 3 konsentrasi infus daun sirih dan 3 konsentrasi infus kulit buah delima serta 9 kombinasi keduanya. Ternyata efek antijamur kombinasi dua infus lebih besar daripada efek antijamur infus tunggalnya.
The investigation for antifungal effect of medicinal plants, combination infusion of Piper bettle leaves, Punica granatum Fructus Cortec, Curcuma domestica Rhizome. The tested demartophyta used Candida albicans. This research using dilution method to determine of minimum inhibitory concentration (MIC) and difusion method to determine zone inhibition around of disc. The results of determination of MIC showed that combination infusion Piper bettle leaves with Punica granatum Fructus Cortex against C. albicans respectively, 31,2 mg/ml : 7,8 mg/ml; 15,6 mg/ml : 15,6 mg/ml and 7,8 mg/ml : 31,2 mg/ml. The determination for zone inhibition from 3 concentration of infusion of Piper bettle leaves with 3 concentration of Punica granatum Fructus Cortex with 9 combination against C. albicans showed that combination of two infusion is the larger than the single infusion.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sofiah Rohmat
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang etnobotani pada masyarakat suku Dayak Ngaju di kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, dari Februari ndash; Juli 2014 dan Februari ndash; Mei 2017. Tujuan penelitian untuk mendokumentasikan pengetahuan lokal tentang keanekaragaman tumbuhan dan pemanfaatannya pada berbagai kategori guna, serta keanekaragaman tumbuhan obat yang dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, survey lapangan, observasi partisipatif dan Focus Group Discussion FGD dengan distribusi kerikil. Data dianalisis dengan statistika deskriptif, penghitungan nilai Local User rsquo;s Value Index LUVI dan nilai Index of Cultural Significance ICS . Terdapat 259 spesies yang termasuk ke dalam 193 genus dan 85 famili yang dikenal masyarakat suku Dayak Ngaju di kecamatan Mantangai. Spesies tetumbuhan tersebut dimanfaatkan untuk berbagai kategori kegunaan. Sebanyak 151 spesies dari 128 genus dan 68 famili dimanfaatkan untuk mengobati 78 jenis penyakit. Berdasarkan analisis LUVI, didapatkan 124 spesies tumbuhan yang dianggap penting berdasarkan persepsi masyarakat. Curcuma domestica dan Oryza sativa memeroleh nilai ICS tertinggi yaitu masing-masing 61 dan 60. C. domestica dimanfaatkan sebagai bumbu, obat dan pewarna, sedangkan O. sativa dimanfaatkan sebagai makanan pokok, ritual. dan obat tradisional. Nilai tertinggi ICS pada tumbuhan obat terdapat pada cabi Piper longum dan henda Curcuma domestica yang dimanfaatkan untuk mengobati meroyan dan berbagai jenis penyakit.
ABSTRACT
A research of ethnobotanical study of Dayak Ngaju tribe communities, in Mantangai sub district, Kapuas regency, Central Kalimantan was conducted from February to July 2014 and February to May 2017. The aim of this study was to preserve local knowledge of plant diversity and their uses and the diversity of medicinal plants to cure various disease. Data was collect through interview, field survey, participatory observation and Focus Group Discussion FGD by Pebble Distribution Method PDM . The data was analized by descriptive statistics, Local User rsquo s Value Index LUVI and Index of Cultural Significance ICS . A total of 259 plants species including 193 genus and 85 families known by Dayak Ngaju tribe communities in Mantangai sub district. Those plants species used for various useful category. A total of 151 plants species from 128 genus and 68 families used to cure 78 type of disease. Based on LUVI analysis, there were 124 plants species as important species based on communities perception. Curcuma domestica and Oryza sativa get the highest value of ICS as many as 61 and 60. Curcuma domestica used as flavor, medicine and dye color, while O. sativa used as staple food, ritual and traditional medicine. Cabi Piper longum and C. domestica get the highest value of ICS as medicinal category, which being used to cure meroyan and various of disease.
2018
T49384
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Christinauly
Abstrak :
Ekstrak Andrographis paniculata dan Curcuma domestica mempunyai banyak aktivitas farmakologi sehingga sudah mulai dikembangkan produk sediaan herbal yang mengandung campuran ekstrak herbal tersebut. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan suatu metode kontrol kualitas untuk menjamin efek terapi yang konsisten dari sediaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi optimum untuk analisis kuantitatif senyawa aktif campuran ekstrak herbal tersebut secara simultan.dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis densitometri. Senyawa yang ditetapkan kadarnya adalah andrografolid dan kurkuminoid. Hasil penelitian menunjukkan fase gerak terbaik adalah kloroform-metanol (9:1). Metode ini mempunyai linearitas, presisi, dan perolehan kembali yang cukup baik. Batas deteksi andrografolid dan kurkuminoid adalah 79,54 ng dan 390,69 ng. Batas kuantitasi andrografolid dan kurkuminoid adalah 265,13 ng dan 1.302,29 ng.
Andrographis paniculata and Curcuma domestica extracts have various pharmacological activities so that many herbal medicinal preparation contain the mixtures of these extracts. Therefore, it is necessary to develop a quality control method in order to ensure its consistent therapeutic effect. This research tried to find optimum condition for quantitative analysis of bioactive compounds in these herbal mixtures simultaneously using thin layer chromatography densitometry method. Those compounds are andro- grapholide and curcuminoid. The result showed that chloroform-methanol (9:1) is the best mobile phase. This method has quite good linearity, precision, and recovery. The limit of detection for andrographolide and curcuminoid are 79,54 ng and 390,69 ng. The limit of quantitation for andrographolide and curcuminoid are 265,13 ng and 1.302,29 ng.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisya
Abstrak :
Ekstrak kulit batang mimba (Azadirachta indica A.Juss) dan kunyit (Curcuma domestica Val.) diketahui memiliki aktivitas gastroprotektif sehingga digunakan dalam pengobatan tukak lambung. Pemberian kombinasi kedua ekstrak tersebut dapat memberikan efek sinergis sehingga dosis yang digunakan dapat dikurangi. Dalam penelitian ini, kombinasi ekstrak kulit batang mimba dan kunyit diformulasikan menjadi sediaan granul mukoadhesif untuk meningkatkan efektivitasnya dengan memperpanjang waktu tinggal sediaan di lambung. Granul mukoadhesif dibuat dengan metode granulasi basah dalam enam formula menggunakan HPMC, Carbopol, dan kombinasi HPMC dan Carbopol sebagai polimer mukoadhesif. Granul yang dihasilkan dievaluasi meliputi distribusi ukuran partikel, laju alir, kadar air, daya mengembang, daya mukoadhesif dengan uji bioadhesif in vitro dan uji wash off, serta disolusi. Uji bioadhesif in vitro menunjukkan bahwa seluruh formula memiliki daya mukoadhesif yang baik. Uji wash off menunjukkan penggunaan kombinasi HPMC dan Carbopol dapat meningkatkan daya mukoadhesif formula. Daya mukoadhesif meningkat dengan peningkatan jumlah HPMC. Hasil penelitian menunjukkan formula dengan kombinasi HPMC dan Carbopol (2:1) memiliki daya mukoadhesif yang terbaik dengan pelekatan 98,67% pada uji bioadhesif in vitro dan 38,00% pada uji wash off. ......Neem bark (Azadirachta indica A.Juss) and turmeric (Curcuma domestica Val.) extracts have been found posses gastroprotective effect so that they are used in the treatment of gastric ulcer. Administration of combination of both extracts can give synergistic effect so that the administration dose can be reduced. In this research, combination of neem bark and turmeric extracts were formulated as mucoadhesive granules to improve their effectivenesses by increasing the residence time of dosage form in the stomach. Mucoadhesive granules were prepared by wet granulation method in six formulas using HPMC, Carbopol, and combination of HPMC and Carbopol as mucoadhesive polymers. Granules were evaluated for particle size distribution, flow rate, moisture content, swelling, mucoadhesive strength with bioadhesive in vitro test and wash off test, and dissolution. Bioadhesive in vitro test showed that all formulas have good mucoadhesive strength. Wash off test showed that combination of HPMC and Carbopol can improve mucoadhesive strength of formulas. Mucoadhesive strength increased with the increasing of HPMC. The result of this research indicated that formula with combination of HPMC and Carbopol (2:1) showed best mucoadhesive strength with percentage of mucoadhesion 98.67% in bioadhesive in vitro test and 38.00% in wash off test.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1122
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Kusmana
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap ketebalan endometrium, epitel vagina, kelenjar mammae, dan protein reseptor estrogen (RE) pada mencit-mencit yang telah diovariektomi. Dua puluh lima mencit yang telah diovariektomi yang dibagi menjadi lima kelompok, yaitu kelompok diberi perlakuan dengan etinilestradiol (8,4 x 10-3 g), akuades (10 ml), dan ekstrak rimpang kunyit dosis 230 mg/kg bb; 310 mg/kg bb; dan 390 mg/kg bb selama delapan hari. Mencit dibunuh pada akhir percobaan, kemudian uterus, vagina, dan mamae diambil, lalu berat basah uterus dicatat. Uterus, vagina, dan mammae diperiksa preparat histologisnya. Keberadaan protein reseptor estrogen (RE) pada uterus dianalisis menggunakan SDS-PAGE. Hasil uji anava 1-faktor menunjukkan bahwa ekstrak rimpang kunyit dosis 310 mg/kg bb dan 390 mg/kg bb memberikan efek estrogenik pada epitel vagina, ketebalan endometrium, dan diameter kelenjar mammae. Analisis SDS-PAGE menunjukkan adanya perbedaan konsentrasi protein antara kontrol dan kelompok perlakuan yang terlihat dari ketebalan pita-pita protein. Pita reseptor estrogen dapat dideteksi pada sampel kelompok perlakuan dengan berat molekul 45 kDa.
Estrogenic Effect of 70% Ethanol Turmeric (Curcuma domestica Val.) extract on ovariectomized Female Mice (Mus musculus L.). The influence of extract turmeric (Curcuma domestica Val.) on endometrium thickness, vaginal epithelium, mammary gland, and protein of estrogen receptor of ovariectomized mice was examined. Twenty five ovariectomized mice which were divided into five groups, were treated by ethynilestradiol (8,4 x 10-3 g), aquades (10 ml), and turmeric extract at doses 230 mg/kg b.w.; 310 mg/kg b.w.; and 390 mg/kg b.w. for eight days. At the end of experiments the mice were killed, then the uterus, vagina, and mammae were removed and the wet weight of uterus was recorded. Uterus, vagina, and mammae were examined histologically. Estrogen receptor protein from uterus were analized by using SDS-PAGE. One way anava test showed that turmeric extract at doses 310 mg/kg b.w. and 390 mg/kg b.w give estrogenic effect on vaginal ephitelium, endometrium thickness, and diametre of mammary glands. SDS-PAGE analysis showed there were differences in protein concentration between control and treatment groups which were seen in the thickness of the bands. Estrogen receptor band could be detected in sampel of treatment groups at molecular weight 45 kDa.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sumandi Juliyanto
Abstrak :
Peningkatan prevalensi kanker di Indonesia setiap tahunnya mendorong pengembangan modalitas terapi yang mampu meningkatkan efikasi pengobatan kanker. Pendekatan kombinasi radioterapi dengan terapi fototermal menjadi kandidat teratas modalitas terapi kanker dengan keunggulan pengobatan bersifat non-invasif. Menariknya, kedua kombinasi terapi tersebut dapat diterapkan pada satu agen terapi yaitu nanopartikel emas-198 yang memiliki aktivitas radioterapi melalui pemancaran partikel beta dan kemampuan konversi fototermal yang baik melalui sifat plasmon permukaan. Pada penelitian ini dilakukan sintesis nanopartikel emas-198 menggunakan fraksi air ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) yang berfungsi sebagai agen pereduksi dan capping yang dapat menjaga kestabilan nanopartikel. Selanjutnya nanopartikel emas-198 dikonjugasikan dengan folat teraktivasi sebagai agen pembawa menuju reseptor folat yang terdapat pada permukaan sel kanker. Hasil sintesis dilakukan pengujian kemurnian radiokimia, pengamatan sifat optik dengan spektroskopi UV-Vis, pengamatan spektrum FTIR, dan pengamatan morfologi serta ukuran nanopartikel menggunakan TEM, SEM-EDX, dan PSA-PZC. Aktivitas fototermal nanopartikel emas-198 terkonjugasi folat diamati dengan mengevaluasi peningkatan suhu setelah iradiasi menggunakan laser pada panjang gelombang 532 nm dan 980 nm. Untuk menentukan potensi terapi radio-fototermal dari nanopartikel emas-198 terkonjugasi folat, dilakukan pengujian in vitro dengan metode uji MTT terhadap sel normal HaCaT dan sel kanker payudara MCF-7. Hasilnya, formulasi nanopartikel emas-198 menggunakan 0,6 mL ekstrak rimpang Curcuma domestica Val. dengan suhu reaksi 60°C menghasilkan koloid berwarna merah tua dengan morfologi nano-bola, diameter partikel rata-rata 32 nm, dan kemurnian radiokimia 100%. Konjugasi nanopartikel emas-198 dengan folat dapat dilakukan secara langsung dan memiliki selektivitas yang baik terhadap sel kanker MCF-7. Kombinasi terapi radio-fototermal menunjukkan efek sinergis dengan efikasi in vitro yang lebih baik dibandingkan dengan radioterapi saja menggunakan nanopartikel emas-198 terkonjugasi folat atau terapi fototermal saja menggunakan nanopartikel emas terkonjugasi folat. ......The increasing cancer prevalence in Indonesia drives the development of therapeutic modalities that can improve cancer treatment efficacy. The combination technique of radiation and photothermal therapy is the leading choice for cancer therapeutic modality with the advantage of non-invasive treatment. Interestingly, the two combination therapies can be used on the same therapeutic agent gold-198 nanoparticles, which exhibit radiotherapy activity by generating beta particles and can convert light energy into heat energy via surface plasmon properties. In this study, gold-198 nanoparticles were synthesized using the water fraction of turmeric (Curcuma domestica Val.) rhizome extract, which acts as a reducing and capping agent, allowing the nanoparticles to remain stable. Furthermore, the gold-198 nanoparticles were conjugated with activated folate as a carrier agent toward folate receptors present in cancer cell surfaces. The synthesis results were examined for radiochemical purity, optical characteristics using UV-Vis spectroscopy, FTIR spectra, and morphology and size of nanoparticles using TEM, SEM-EDX, and PSA-PZC. The photothermal activity of folate-conjugated gold-198 nanoparticles was investigated by measuring the temperature increase following irradiation with 532 nm and 980 nm wavelength lasers. An in vitro test employing the MTT assay method was done on normal HaCaT cells and MCF-7 breast cancer cells to investigate the potential for radio-photothermal therapy of folate-conjugated gold-198 nanoparticles. As a result, the gold-198 nanoparticles synthesis formula uses 0.6 mL of Curcuma domestica Val. extract with a reaction temperature of 60°C produces a dark red colloid with a nano-spherical morphology, an average particle diameter of 32 nm, and 100% radiochemical purity. The direct conjugation of gold-198 nanoparticles with folate exhibits a high selectivity against MCF-7 cancer cells. Folate-conjugated gold-198 nanoparticles demonstrated a synergistic effect of radio-photothermal therapy with greater in vitro efficacy than radiotherapy alone using folate-conjugated gold-198 nanoparticles or photothermal therapy alone using folate-conjugated gold nanoparticles.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armand Achmadsyah
Abstrak :
Latar Belakang: Penyakit demam berdarah dengue (DBD) ditularkan oleh vektor nyamuk A. aegypti dengan tingkat mortalitas manusia yang tinggi disertai dengan peningkatan resistensi terhadap insektisida sintesis akibat penggunaan yang berlebih. Salah satu upaya menurunkan penularan ini dengan pengendalian vektor DBD dengan metabolit sekunder aktif dari tanaman kunyit (Curcuma domestica) dan nanokomposit AgTiO2.  Tujuan: penelitian ini untuk menganalisis aktivitas insektisida ekstrak methanol rimpang C.domestica dan nanokomposit AgTiO2 terhadap larva dan nyamuk dewasa A. Aegypti.  Metode: Penelitian eksperimental yang terbagi menjadi dua subjek perlakuan : 1) Larva Instar III dan IV yang dipaparkan dengan ekstrak (Konsentrasi 500, 1000, 1500, 2000, dan 2500 ppm), nanokomposit AgTiO2 (Konsentrasi 5, 10, 15, 20, dan 25 ppm), dan campuran ekstrak methanol rimpang C.domestica (Konsentrasi 500, 1000, 1500, 2000, dan 2500 ppm) dengan nanokomposit (25 ppm) diulang sebanyak lima kali; 2) Nyamuk dewasa A. Aegypti yang dipaparkan dengan ekstrak methanol rimpang C. domestica (Konsentrasi 2500, 5000, 10000, dan 20000 ppm), nanokomposit AgTiO2 (Konsentrasi 5000, 10000, 20000, dan 30000 ppm), dan campuran ekstrak methanol rimpang C.domestica (Konsentrasi 2500, 5000, 10000, dan 20000 ppm)dengan nanokomposit (30 ppm) diulang sebanyak tiga kali. Hasil : Pada jam keempat, mortalitas larva 100% pada 2500 ppm dengan LC 50 dan LC9044.6 dan 586.3 ppm. Pada jam keenam, kematian nyamuk dewasa mencapai 100% pada konsentrasi 10,000-20,000 ppm/botol dengan LC50 dan LC901628.9 dan 4385.1 ppm/botol. Terdapat perbedaan bermakna pada mortalitas larva dan nyamuk dewasa pada campuran ekstrak methanol rimpang C.domestica dengan nanokomposit AgTiO2 (p<0.05) dengan ekstrak methanol rimpang C.domestica saja. Korelasi positif (+) pada subjek perlakuan larva (r=0.486  p=0.014 ) dan nyamuk dewasa (r=0.938  p=0.000 ).  Kesimpulan: penambahan nanokomposit AgTiO2 pada ekstrak methanol rimpang C.domestica meningkatkan efektivitas insektisida terhadap larva dan nyamuk dewasa A. aegypti.  ......Background & objectives : Dengue hemorrhagic fever is a widespread arthropod-borne viral disease transmitted by dengue mosquitoes, mainly A. aegypti. Currently, there are no vaccines available against dengue. Hence, medicinal plants containing bioactive compounds able to control the dengue mosquite attract considerable attention. This study evaluates the larvicidal / adulticidal activities of Curcuma domestica rhizome extract against A. aegypti combined with nanocomposite AgTiO2. Methods: This is an experimental study. Phytochemical analysis of the extract was performed. The third and fourth larvae of A. aegypti were exposed to varying concentrations of the C.domestica rhizome extract (500, 1000, 1500, 2000, and 2500 ppm), nanocomposite AgTiO2 (5, 10, 15, 20, and 25 ppm), and combined between nanocomposite AgTiO2 (25 ppm) with C.domestica rhizome extract in five replicates, while female adult mosquitoes were exposed to the C.domestica rhizome extract (2500, 5000, 10000, and 20000 ppm), nanocomposite AgTiO2 (5000, 10000, 20000, and 30000 ppm), and combined between nanocomposite AgTiO2 (30 ppm) with C.domestica rhizome extract in three replicates. The phytochemical components consisted of saponin, flavonoid, alkaloid, triterpenoid, essential oil, and tannin.  Results : At 4h, larva mortality was 100% at 2500 ppm, and the LC50 and LC90 were 44.6 and 586.3 ppm, respectively. At 6 h, adult mortality was 100% at 10,000-20,000 ppm/bottle, and the LC50 and LC90 were 1628.9 and 4385.1 ppm/ bottle. Statistically significant differences were observed in the larval and adult mortalities of A.aegypti between the high and low concentrations of the extract (p<0.05(. There was a significant, strong positive correlation between the concentrations and larval mortality (=0.486 p=0.014) and between the concentrations and adult mortality of A. aegypti (r=0.938  p=0.000).  Interpretation & conclusion: C.domestica rhizome and nanocomposite AgTiO2 may be useful as an insecticide in controlling the population of A. aegypti.   
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Kusumaningtyas
Abstrak :
Beberapa penelitian melaporkan bahwa ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) dan ekstrak kulit batang mimba (Azadirachta indica A. Juss) masing-masing menunjukkan aktivitas gastroprotektif baik pada uji preklinik maupun klinik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas gastroprotektif kombinasi ekstrak rimpang kunyit dan kulit batang mimba pada tikus yang diinduksi dengan asetosal. Penelitian ini menggunakan tikus jantan galur Sprague Dawley dengan berat badan 100- 150 gram sebanyak 32 ekor yang dibagi menjadi 8 kelompok dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL); kelompok I, II, III, IV, V, dan VI diberikan kombinasi ekstrak selama 7 hari sebelum diinduksi, kelompok VII sebagai kontrol negatif diberikan CMC 1% selama 7 hari sebelum dinduksi, kelompok VIII sebagai kontrol normal diberikan larutan CMC 1% dan tidak diinduksi dengan asetosal. Delapan jam setelah perlakuan, tikus dibedah dan dilakukan pengujian pada organ lambung meliputi perhitungan indeks ulkus, pemeriksaan keasaman lambung, determinasi mukus, dan pengamatan histologi. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa pemberian kombinasi ekstrak rimpang kunyit (50 mg/kg bb) dan ekstrak kulit batang mimba (250 mg/kg bb) dapat menurunkan indeks ulkus secara signifikan, pembentukan mukus yang tinggi, serta didukung dengan hasil pengamatan histologi, yakni tidak ditemukannya perubahan bentuk dan ukuran sel parietal yang bermakna jika dibandingkan dengan kontrol normal. ......Some studies reported that turmeric (Curcuma domestica Val.) rhizome and neem (Azadirachta indica A. Juss) bark extracts which each of them demonstrated strong gastroprotective activities on both preclinical and clinical studies. The objective of this study was to investigate the gastroprotective effect of turmeric rhizome and neem bark extracts on acetosal-induced gastric mucosal lesions in rats. Thirty two male Sprague Dawley rats 100-150 g bw used in the study were divided into 8 groups using Complete Randomized Design (CRD) method; group I, II, III, IV, V and VI received combination extracts orally in various doses for 7 days before acetosal, group VII served as negative control received orally 1% CMC for 7 days before acetosal, group VIII received orally 1% CMC solution and served as normal control. Eight hours after treatment, animals were sacrificed and the stomach were taken to measure ulcer index, gastric acid determination, mucus determination and histology examination. The result suggests that pretreatment with combination of turmeric rhizome (50 mg/kg bw) and neem bark extract (250 mg/kg bw) and was observed significantly reduced the ulcer index, demonstrated high mucus production, also suppported by histopatological examination with no significantly changing on parietal cells microscopic appearance compared with normal control.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S32936
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Peningkatan konsentrasi kristal monosodium urea pada sendi dan jaringan menunjukkan adanya keradangan Gout artritis (GA). Angka insiden dan prevalensi GA tersebar di negara berkembang sebesar 2?15%. Di Indonesia, prevalensi GA sekitar 29% dan sering terjadi pada suku Minahasa, Toraja dan Batak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aplikasi minyak atsiri kunyit sebagai anti-radang pada penderita GA dengan diet tinggi purin serta mengukur mediator seluler tumor necrosis factor-α (TNF-α). Desain penelitian adalah randomized pretest-posttest control group design dengan pemberian secara single blind. Tes GCMS dilakukan untuk mengetahui komponen aktif minyak atsiri. Sampel penelitian ini adalah pasien baru GA di RS Haji Surabaya. Selama tujuh hari, kelompok perlakuan diberi minyak atsiri kunyit dengan dosis 25 mg/kg BB, sedangkan kelompok kontrol diberi indometasin dengan dosis 150 mg/kg BB. Sampel darah diambil sebelum dan sesudah perlakuan. Minyak atsiri kunyit mempunyai empat fraksi komponen aktif. Terdapat penurunan kadar urea darah pada kelompok perlakuan (p = 0,001) dan kelompok kontrol (p = 0,007). Terdapat penurunan konsentrasi pelepasan TNF-α, tetapi penurunan ini tidak berbeda secara signifikan pada kelompok kontrol dan perlakuan.

Increased concentrations of crystal monosodium urea at joint and soft tissue represent induced of inflammation at gout arthritis (GA). Incidence and prevalence GA disseminate wide in developed countries in Asian range from 2-15% and In Indonesia, GA prevalence was 29% and mostly found in Minahasa, Toraja, and Batak ethnics. This research was aimed to analyse application of curcuma domestica volatile oil as anti inflammation agent on gout arthritis patient who has high purin diet and to assess specific cellular mediator Tumor Necrosis Factor-α (TNF-α). The design of the study was randomized pretest-posttest control group design with single blind treatment. The GCMS test was performed to identify active component in volatile oil. The sample was the new gout arthritis patient in Haji Public Hospital Surabaya. For a week, treatment group was assigned with volatile oil with dose 25 mg/kg body weight and the control group was given indometasin 150 mg/kg body weight. Blood samples were taken before and after treatment. Volatile oil of curcuma domestica (Curcuma domestica, val) has four fraction of active component. There was decreasing in blood urea level in treatment group (p = 0.001) and control group (p = 0.007). Both in control and treatment group, there was also decreasing in TNF-α, however it was not statistically significant.
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Universitas Airlangga. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga. Fakultas Kesehatan Masyarakat], 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library