Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asaa Anyahdiyani Robbi
"Menerjemahkan subtitles pada film merupakan pekerjaan yang rumit karena penerjemah dihadapi dengan peraturan yang membatasi mereka dalam menerjemahkan suara aktor, terlebih jika terdapat culture-specific items atau istilah-istilah yang sarat budaya. Studi ini bertujuan untuk menginvestigasi strategi penerjemahan subtitle yang digunakan di film Sang Kiai atau The Clerics dan mengamati ideologi penerjemahan yang diaplikasikan oleh penerjemah selama proses penerjemahan. Metode penelitian yang diterapkan adalah metode campuran antara kualitatif dan deskriptif. Hasil dari penelitian ini mengemukakan bahwa Retention adalah strategi penerjemahan yang paling banyak digunakan. Akan tetapi, ideologi peneremahan yang dominan adalah domestikasi. Dapat dikatakan bahwa penerjemah berusaha untuk membuat film ini semudah mungkin untuk dipahami pembaca bahasa target dengan membuat peneremahannya setia kepada bahasa target.

Translating subtitles for movies is a complicated task as the translators are faced with certain restrictions that limit them in translating the actors’ voices, especially if culture-specific items are involved. This study aims to conduct an investigation on the subtitling strategies found in the movie The Clerics or Sang Kiai and later attempt to observe the type of translation ideology employed by the translator during the subtitling. The method applied in conducting this study is a mixed-method between quantitative and descriptive qualitative methods. The study finds that Retention is the most used subtitling strategy. However, the dominant translation ideology found throughout the subtitle is domestication. It can be said that the translator attempted to make this movie as comprehensible as possible for the target audience by making it faithful to them."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Allya Shafira Vizzardhy
"Webtun semakin populer di kalangan berbagai generasi dalam beberapa tahun terakhir, yang berdampak pada perluasan komunitas penggemar internasionalnya. Untuk mendukung komunitasnya, WEBTOON meluncurkan WEBTOON Translate, sebuah platform yang memungkinkan para penggemar untuk menerjemahkan webtun favorit mereka secara legal. Namun, baik fan translation maupun penerjemahan profesional, keduanya menghadapi tantangan yang signifikan. Penelitian ini mempelajari perbedaan prosedur dan ideologi dalam penerjemahan Culture Specific Items (CSI), sebuah tantangan umum dalam penerjemahan, yang dilakukan oleh dua tim fan translation pada webtoon yang sama, yaitu Pasutri Gaje. Data dianalisis menggunakan analisis konten untuk mengidentifikasi unit CSI berdasarkan kategorisasi Newmark (2010), kemudian dianalisis lebih lanjut menggunakan prosedur penerjemahan CSI dari Aixela (1996), ideologi penerjemahan Venuti (2001), dan sintesis kedua teori dari Kuleli (2020). Penelitian ini bertujuan menyoroti pendekatan berbeda dalam menerjemahkan CSI berdasarkan keputusan dan pengetahuan budaya penerjemah, yang mempengaruhi ideologi terjemahan mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua tim menggunakan pendekatan prosedural yang hampir sama meskipun ada perbedaan mencolok dalam pemilihan kata, sehingga keduanya berada pada spektrum ideologi penerjemahan yang sama.
In recent years, webtoons have risen in popularity among various generations, resulting in the expansion of an international fan community. To support this, WEBTOON launched WEBTOON Translate, a platform enabling fans to legally translate their favorite webtoons. However, whether it’s fan translations or professional translations, both face significant challenges. This research examines the procedural and ideological differences in translating Culture Specific Items (CSI), a frequent challenge in translation, by two fan translation teams working on the same webtoon, "Pasutri Gaje." The data was analysed using content analysis to identify CSI units based on Newmark's (2010) categorization, which were then further examined using Aixela's (1996) CSI translation procedures, Venuti's (2001) translation ideology, and a synthesis of both theories by Kuleli (2020). This research intends to highlight different approaches in translating CSI of the same text based on the translator’s decision and cultural knowledge, which also influence their translation ideology. It was found that both teams employed similar procedural approaches despite notable differences in word choices, resulting in both teams aligning with the same translation ideology spectrum."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library