Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iman Santoso
Abstrak :
ABSTRAK
Kelapa termasuk produk perkebunan Indonesia yang cukup penting. Pada umumnya bagian kelapa yang dimanfaatkan hanyalah daging buahnya (endosperm), sedangkan bagian lainnya, termasuk air kelapa biasanya terbuang begitu saja.

Air kelapa telah terbukti mengandung unsur kimia yang penting bagi pertumbuhan mikroorganisme. Air kelapa dapat dimanfaatkan untuk produksi protein sel tunggal (PST), sari kelapa (nata de coco), atau asam cuka (vinegar).

Dalam penelitian ini dibandingkan produk asam cuka yang dihasilkan dari fermentasi air kelapa dengan menggunakan Acetobacter aceti dan A. rancens pada proses asetifikasi dan khamir Saccharomyces cerevisiae var. ellipsoideus pada proses alkoholisasi. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa asam cuka yang dihasilkan A. aceti (3,25 %) dan A. rancens (3,48 %) tidak berbeda nyata pada db = 0,05 dengan uji anava l faktor. Hasil uji pengaruh suhu serta uji cita rasa yang dilakukan oleh 2 orang membuktikan bahwa A. rancens lebih tahan suhu tinggi (40 C) serta mempunyai aroma dan rasa asam cuka yang relatif lebih baik dibandingkan asam cuka yang dihasilkan A. aceti. Uji sifat biokimia menyimpulkan bahwa A. aceti dan A. rancens memang berbeda dan harus dipisahkan.

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan air kelapa untuk fermentsi asam cuka, sebaiknya menggunakan A. rancens sebagai inokulumnya.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrian Luthfianto
Abstrak :
Limbah kulit nanas [Ananas comosus (L.) Merr.] yang melimpah umumnya masih jarang dimanfaatkan. Pada penelitian ini limbah kulit nanas tersebut dimanfaatkan sebagai substrat fermentasi cuka. Sebanyak 250 g kulit nanas diekstrak untuk membuat 1 liter substrat fermentasi, kemudian ditambahkan 12,5%, 15%, 17,5%, atau 20% sukrosa. Sebanyak 540 ml substrat diinokulasikan dengan 10% (v/v) starter, yang mengandung suspensi sel bakteri (5 X 10® sel/ml) dan khamir (4 x 10® sel/ml) pada perbandingan 1:1. Fermentasi berlangsung selama 2 bulan dan pada akhir fermentasi dilakukan pengukuran konsentrasi asam asetat yang dihitung sebagai total asam, pH, dan konsen trasi alkohol yang masih tersisa. Pengukuran titrasi dengan 0,1 N NaOH menunjukkan ratarata konsentrasi asam asetat tertinggi (1,388%) diperoleh dari penambahan 12,5% sukrosa dan terendah (0,283%) dari penambahan 20% sukrosa. Hasil Uji Dunn pada a = 0,25 membuktikan bahwa perbedaan rata-rata konsentrasi asam asetat yang nyata terjadi antara penambahan sukrosa 12,5% dengan 15%, 17,5%, dan 20%. Pengukuran pH asam cuka menunjukkan nilai 3,0—3,6 dengan konsentrasi alkohol yang tersisa antara 12,4--23,2%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1995
S30981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kendrick Kodir
Abstrak :
Latar Belakang: Pempek merupakan makanan khas kota Palembang yang biasanya dikonsumsi bersama dengan larutan cuka pempek. Larutan cuka pempek mengandung asam asetat, ion klor dan fluor yang dapat menyebabkan kekasaran permukaan pada bahan basis gigi tiruan. Tujuan: Menganalisis pengaruh larutan cuka pempek terhadap kekasaran permukaan basis gigi tiruan resin akrilik heatcured, nilon termoplastik, dan cobalt-chromium alloy. Metode: Spesimen plat resin akrilik heat-cured dan nilon termoplastik berukuran 15 x 10 x 1 mm sedangkan spesimen cobalt-chromium alloy berbentuk silinder dengan diameter 7,7 mm dan tinggi 17,5 mm. Masing-masing kelompok spesimen berjumlah 10 buah. Setiap spesimen direndam dalam larutan cuka pempek pada suhu 37oC selama 4 hari. Kekasaran permukaan diukur dengan menggunakan Profilometer sebelum dan sesudah dilakukan perendaman. Hasil: Dari hasil uji statistik (p<0,05), menunjukkan bahwa terjadi perubahan kekasaran permukaan yang bermakna pada spesimen plat resin akrilik heat-cured, nilon termoplastik, dan cobalt-chromium alloy setelah perendaman dalam larutan cuka pempek selama 4 hari. Kesimpulan: Larutan cuka pempek mempengaruhi kekasaran permukaan pada plat resin akrilik heat-cured, nilon termoplastik dan cobalt-chromium alloy setelah perendaman selama 4 hari. Perubahan kekasaran permukaan terbesar terjadi pada plat nilon termoplastik sedangkan perubahan kekasaran permukaan terkecil terjadi pada cobalt-chromium alloy.
Background: Fishcake is a typical food of Palembang city that is usually eaten with fishcake vinegar. Fishcake vinegar contains of acetic acid, chlorine and fluorine ion which cause surface roughness on the denture base material. Objective: To analyze the effect of fishcake vinegar in surface roughness of heatcured acrylic resin, nylon thermoplastic, and cobalt-chromium alloy. Method: Specimen plate of heat-cured acrylic resin and nylon thermoplastic was made in form of 15 x 10 x 1 mm, while the specimen cobalt-chromium alloy was used in cylinder form with a diameter of 7.7 mm and a height of 17.5 mm. Each group of specimens consist of 10 pieces. Each specimen was immersed in fishcake vinegar at 37°C for 4 days. Surface roughness was measured using a profilometer before and after immersion. Result: Statistical analysis (p<0,05) showed that there is a significant change in surface roughness of heat-cured acrylic resin, nylon thermoplastic, and cobalt-chromium alloy after immersion in fishcake vinegar for 4 days. Conclusions: Fishcake vinegar affects the surface roughness of heat-cured acrylic resin, nylon thermoplastic and cobalt-chromium alloy after immersion for 4 days. The highest surface roughness changes occured in thermoplastic nylon while the lowest surface roughness changes occured in cobalt-chromium alloy.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Fitria
Abstrak :
Kontaminan yang paling sering dijumpai pada makanan adalah bakteri. Bakteri dapat berasal dari berbagai sumber di lingkungan, termasuk dari tinja manusia dan hewan yang tertular ke dalam makanan karena perilaku penjamah makanan, pencucian peralatan yang tidak bersih, dan penggunaan air pencuci yang berulang kali. Salah satu tempat pengolahan makanan yang mendapat perhatian adalah Kantin FKM UI, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa air bilasan dan piring makan yang tersedia di kantin tersebut telah terkontaminasi bakteri Coliform dan Faecal Coliform. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menurunkan jumlah bakteri kontaminan pada air bilasan dan piring makan dari kantin tersebut dengan cara penambahan asam cuka dengan volume tertentu ke dalam air bilasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan asam cuka sebanyak 9 ml pada 2 liter air bilasan hingga mencapai pH 4 berhasil menurunkan jumlah bakteri selain E. coli pada air bilasan dan pada piring makan. Sedangkan penurunan jumlah bakteri E. coli baru tampak setelah penambahan asam cuka sebanyak 90 ml pada 2 liter air bilasan hingga mencapai pH 3. Namun hal tersebut dianggap bias, karena keterbatasan teknik pemeriksaan bakteri dengan Total Plate Count yang sangat mengandalkan kemampuan penaamatan visual. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengamati efek penambahan asam cuka dalam air bilasan terhadap penurunan E. coli dengan menggunakan metode pemeriksaan laboratorium yang lebih khusus (menggunakan media selektif untuk pertumbuhan E. coli).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Polu Syaherias
Abstrak :
Terjadi perbedaan yang cukup signifikan antara jumlah impor dan ekspor untuk komoditas apel di Indonesia. Jumlah impor buah apel jauh lebih besar dibanding dengan jumlah ekspor apel lokal. Hal ini mengakibatkan berlebihnya panen apel lokal di Indonesia, sehingga salah satu alternatif cara untuk mereduksi kelebihan apel lokal adalah dengan mengolah apel lokal yang berlebih tersebut menjadi cuka apel. Cuka apel bersifat anti septik yang mampu membunuh bakteri-bakteri dalam saluran pencernaan, memperbaiki metabolisme tubuh, memperlancar aliran darah untuk mengatasi toxemia alias keracunan dalam peredaran darah dan mencegah obesitas. Proses pengolahan cuka apel menggunakan Apel Anna, dengan proses fermentasi dua tahap; yaitu fermentasi glukosa dalam apel menjadi alkohol dengan bantuan Saccharomyces cerevisiae. dan kemudian alkohol difermentasi menjadi asam asetat dengan bantuan bakteri Acetobacter aceti. Metode yang digunakan pada fermentasi ini adalah kombinasi fermentasi aerob dan anaerob. Pada penelitian ini dilakukan penambahan Saccharomyces cerevisiae dengan variasi 5 dan 7,5 gram. Variasi juga dilakukan pada penambahan gula dengan kadar 0%, 10%, dan 15%. Analisis kadar alkohol, kadar asam asetat, dan pH dilakukan 2 kali setiap seminggu selama 3 minggu masa inkubasi fermentasi aerob. Penentuan kadar alkohol dengan menggunakan Gas Chromatography, kadar asam asetat dengan titrasi asam-basa, dan penentuan pH dilakukan dengan pH meter. Hasil yang diharapkan pada penelitian ini adalah perancangan produk cuka apel, penambahan ragi Saccharomyces cerevisiae dan penambahan gula yang tepat untuk mencapai kondisi optimal dan menentukan kadar alkohol, kadar asam asetat, dan pH dari produk cuka apel sebagai parameter optimasi proses fermentasi. ......There is quite significance between total export and import for Apple comodity in Indonesia. Total import of Apple is greater than total export. This fenomena could make the excess of local apple in Indonesia. In order to avoid that fenomena, an alternative way is manufacturing the excess of local apple to become apple vinegar. Apple vinegar is an antiseptic that can eliminate bacterias in our body, it could also avoid obesitas. Manufacturing prosess of apple vinegar from anna apple using two stage of fermentation; glucose fermentation to become alcohol assist by Saccharomyces cerevisia, and then the alcohol is fermentated assist by Acetobacter acetii bacteri. Methode that is used on this fermentation are combination of aerob and anaerob fermentation. In this research, saccharomyces cerevisiae is added with variation 5 and 7,5 gr. Variation is also used with sugar added 0%, 10%, and 15%. Two times a week alcohol, acetat acid, and pH is analysid. Alcohol content is measured by using Gas Chromatography, acetat acid is measured by acid-base titration, and pH is measured by pH meter. Result that is expected in this research is chemical product design of apple vinegar, amount of Saccharomyces cerevisiae and sugar that could make the fermentation prosess going optimal.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52225
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentius Johan Ardian
Abstrak :
Belum banyak bukti ilmiah yang mendukung efektivitas cuka apel. Namun, penggunaannya sebagai agen penurun berat badan telah semakin meluas. Bahkan, di berbagai iklan penjualan produk, suplemen makanan ditampilkan seolah-olah memiliki manfaat seperti obat. Untuk itu, peneliti mengadakan penelitian eksperimental dan hipotesis yang akan diuji adalah efektivitas cuka apel tak sebaik yang dimiliki obat standar dalam menurunkan berat badan tikus strain Sprague Dawley. Tikus Sprague Dawley dengan berat 190- 250 gram digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Ada 24 ekor tikus yang terbagi ke dalam 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol (sebagai kontrol negatif), kelompok mazindol (sebagai kontrol positif), dan kelompok cuka apel. Ketiganya mendapat jenis makanan dan minuman yang sama. Berat badan dan tingkah laku tikus diamati selama dua minggu. Data berat badan sebelum dan sesudah terapi diambil dan dianalisis menggunakan uji hipotesis One Way Anova. Peneliti mendapati tidak adanya penurunan berat badan pada ketiga kelompok perlakuan. Akan tetapi, berat badan tikus terus mengalami peningkatan dari hari ke hari. Data peningkatan berat badan tersebut menunjukkan adanya perbedaan bermakna secara statistik antara kelompok kontrol dan kelompok cuka apel (p = 0,012). Sementara itu, tidak adanya perbedaan bermakna terlihat baik antara kelompok kontrol dan mazindol maupun kelompok mazindol dan cuka apel. ...... There is not much scientific evidence supporting the effectiveness of apple cider vinegar. However, its use as a weight loss agent has been increasingly widespread. In fact, in various advertising sales of products, food supplements appear as if it has benefits such as drugs. For that reason, researchers conducted experimental research and hypotheses to be tested is not as good as the effectiveness of apple cider that has a standard drug in losing weight strain of Sprague Dawley rats. Sprague Dawley rats weighing 190-250 grams are used as samples in this study. There were 24 rats divided into 3 groups, namely the control group (as a negative control), mazindol group (as positive control), and apple vinegar. All of those got kind of the same foods and beverages. Weight and attitude of rats were observed for two weeks. Weight data before and after therapy was taken and analyzed using One Way Anova test hypotheses. Researchers found no change in body weight in all three treatment groups. However, the weight of rats continued to increase from day to day. Weight gain data showed a statistically significant difference between control group and apple cider vinegar group (p = 0.012). Meanwhile, there is no significant differences either between control group and mazindol group or between mazindol group and apple cider vinegar group.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rayssa Amaliadynta
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perlakuan yang efektif dalam mencegah enzymatic browning pada buah lokal. Penelitian dilakukan terhadap apel malang, belimbing dan pisang emas dengan perlakuan menggunakan larutan sari lemon, cuka dan tablet vitamin C. Keefektifan dari perlakuan dinilai berdasarkan waktu browning. Perlakuan menggunakan 25 sari lemon dengan penyimpanan dalam suhu pendingin ditemukan paling efektif mencegah enzymatic browning pada buah apel malang dan pisang emas sedangkan pada buah belimbing, perlakuan 0.5 tablet vitamin C dan penyimpanan dalam suhu pendingin ditemukan paling efektif. Beberapa perlakuan juga mempengaruhi kandungan vitamin C. 50 sari lemon meningkatkan kandungan vitamin C apel malang dan belimbing sebesar 10mg/100ml dan 0.5 tablet vitamin C meningkatkan kandungan vitamin C.
The objective of this research is to find an effective method of enzymatic browning inhibition in local fruits. This research studies Malang apples, carambolas and Emas bananas that has been treated with solutions of lemon juice, vinegar and vitamin C tablets. The effectiveness of these treatments is measured using time of browning. Treatment using 25 lemon juice in refrigerated storage is found to be most effective in inhibiting enzymatic browning of Malang apples and Emas bananas while in carambolas, 0.5 vitamin C tablet with refrigerated storage is found to be more effective. Some treatments also affect the vitamin C content. 50 lemon juice increases the vitamin C content of Malang apple and carambolas by 10mg 100ml and 0.5 vitamin C tablets increases the vitamin C content of carambolas by 40mg 100ml.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S67383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Muhammad Karim
Abstrak :
Cuka apel merupakan salah satu suplemen makanan yang diklaim dapat digunakan untuk menurunkan berat badan oleh masyarakat Indonesia. Namun, jumlah bukti ilmiah yang mendukung pendapat tersebut masih sedikit. Oleh karena itu, peneliti mengadakan sebuah penelitian dengan metode eksperimental dan berhipotesis bahwa cuka apel dapat menurunkan berat badan tikus strain Sprague Dawley. Dalam penelitian ini digunakan 24 ekor Sprague Dawley dengan berat 190-250 gram sebagai hewan coba. Tikus-tikus ini dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol (sebagai kontrol negatif), kelompok dietilpropion (sebagai kontrol positif), dan kelompok cuka apel. Ketiga kelompok perlakuan diberi makanan dan minuman dengan jumlah dan jenis yang sama. Selama dua minggu penelitian, dari hari ke hari berat badan dan tingkah laku tikus diamati. Data berat badan sebelum dan sesudah terapi dianalisis secara statistik. Pada akhir penelitian, peneliti tidak menemukan adanya penurunan berat badan pada ketiga kelompok perlakuan, akan tetapi efek sebaliknya terjadi peningkatan berat badan tikus. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok cuka apel (p = 0.012 ). Namun, antara kelompok dietilpropion dan cuka apel tidak ditemukan perbedaan yang bermakna. Hal ini juga ditemukan antara kelompok dietilpropion dan cuka apel. ......Apple cider vinegar is one of food supplements that commonly used to reduce body-weight by Indonesian citizens. But, there is only few scientific proof that supports this opinion. Therefore, researcher held an experimental study and hipotized that apple cider vinegar could reduce the body weight of Sprague Dawley rats. In this study, 24 rats with body weight 190-250 gram are used as experimental animal. These mice were divided into 3 groups, control group (as negative control), diethylpropion group (as positive control group), and apple cider vinegar group. These 3 groups were given the same amount and type of food and drink. For 2 weeks, the body weight and the attitude of mice were observed day by day. The data of mice?s body weight before-and-after treatment were analyzed statistically using SPSS program. In the end of the study, researcher didn?t find any body-weight loss on the 3 groups, but the result of statistical analytic showed that there was significant difference between control group and apple cider vinegar group (p = 0.012). In the other hand, no significant difference found between diethylpropion group and apple cider vinegar group, as well as between dietyhlpropion group and apple cider vinegar group.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sanggita Dhifa Salsabila
Abstrak :
Latar Belakang: Radikal bebas memiliki sifat destruktif pada perawatan kedokteran gigi, salah satunya pada prosedur perawatan saluran akar. Pada perawatan saluran akar, bahan irigasi yang selama ini digunakan dapat menyebabkan kerusakan pada saluran akar karena memiliki senyawa radikal bebas. Oleh karena itu, perlu ditemukan bahan alami herbal yang dapat menjadi sumber antioksidan sebagai penangkal radikal bebas yang dapat berperan positif dalam perawatan saluran akar. Penelitian sudah banyak dikembangkan oleh para peneliti untuk menjadikan larutan ekstrak daun jeruk purut dan larutan cuka apel Malang sebagai obat herbal terstandar dari Indonesia hingga fitofarmaka. Salah satu pengujian yang harus dilakukan adalah pengujian antioksidan karena pada kedua bahan alami herbal tersebut ditemukan senyawa antioksidan berupa fenol dan flavonoid pada uji fitokimia dan GCMS. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan aktivitas dan kadar antioksidan pada larutan ekstrak daun jeruk purut dan larutan cuka apel Malang pada berbagai konsentrasi. Metode: Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorik dengan metode DPPH. Sampel uji berupa larutan 10%, 5%, dan 2,5% ekstrak daun jeruk purut dan cuka apel Malang yang dibuat serial konsentrasi dengan pengenceran. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan melihat perubahan warna pada larutan, dari warna ungu menjadi warna kuning apabila terdapat aktivitas antioksidan di dalam larutan uji. Selanjutnya dilakukan pengukuran kadar antioksidan dengan melihat tingkat absorbansi menggunakan Spektrofotometer UV/VIS dengan panjang gelombang 517 nm dan kemudian dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Setelah itu, dilakukan perhitungan persentase inhibisi dan didapatkan kadar IC50 antioksidan. Kemudian, perbedaan kadar antioksidan keduanya dilakukan uji statistik Independent T-Test. Hasil: Terdapat aktivitas antioksidan pada larutan ekstrak daun jeruk purut dan larutan cuka apel Malang. Larutan ekstrak daun jeruk purut dapat dideteksi dengan larutan induk konsentrasi 0,1% dengan kadar antioksidan 347,691 µg/ml dan larutan cuka apel Malang dapat dideteksi dengan larutan induk 5% dan 2,5% dengan kadar antioksidan 8375,25 µg/ml dan 8021,162 µg/ml. Keduanya memiliki perbedaan kadar antioksidan secara statistik. Kesimpulan: Terdapat perbedaan kadar antioksidan pada larutan ekstrak daun jeruk purut dan larutan cuka apel Malang dengan berbagai konsentrasi. Larutan ekstrak daun jeruk purut efektif menangkal radikal bebas pada konsentrasi sekitar 0,03%, sedangkan larutan cuka apel Malang efektif pada konsentrasi sekitar 0,8%. ......Background: Free radicals have destructive properties in dental treatments, one of which is in root canal procedures. In root canal treatment, irrigation materials that have been used can cause damage to the root canal because they have free radical compounds. Therefore, it is necessary to find natural herbal ingredients that can be a source of antioxidants as an antidote to free radicals that can play a positive role in root canal treatment. Many studies have been developed by researchers to make kaffir lime leaf extract solution and Malang apple vinegar solution as standardized herbal medicines from Indonesia to phytopharmaceuticals. One of the tests that must be done is antioxidant testing because the two natural herbal ingredients are found antioxidant compounds in the form of phenols and flavonoids in phytochemical and GCMS tests. Objective: This study aims to see the differences in antioxidant activity and levels in kaffir lime leaf extract solution and Malang apple vinegar solution at various concentrations. Methods: This research is a laboratory experiment with DPPH method. Test samples in the form of 10%, 5%, and 2.5% kaffir lime leaf extract solution and Malang apple vinegar solution were made in serial concentrations by dilution. Antioxidant activity test was conducted by looking at the color change in the solution, from purple to yellow color if there is antioxidant activity in the test solution. Furthermore, the antioxidant content was measured by looking at the absorbance level using UV/VIS Spectrophotometer with a wavelength of 517 nm and then repeated 3 times. After that, the percentage of inhibition was calculated and the IC50 value of antioxidant was obtained. Then, the difference in antioxidant levels between the two was carried out Independent T-Test statistical test. Results: There is antioxidant activity in kaffir lime leaf extract solution and Malang apple vinegar solution. Kaffir lime leaf extract solution can be detected with 0.1% concentration mother liquor with antioxidant levels of 347.691 µg/ml and Malang apple vinegar solution can be detected with 5% and 2.5% mother liquor with antioxidant levels of 8375.25 µg/ml and 8021.162 µg/ml. Both have statistically different antioxidant levels. Conclusion: There are differences in antioxidant levels in kaffir lime leaf extract solution and Malang apple vinegar solution with various concentrations. Kaffir lime leaf extract solution is effective against free radicals at a concentration of about 0.03%, while Malang apple vinegar solution is effective at a concentration of about 0.8%.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh Baswan De Gorie
Abstrak :
ABSTRAK
Makanlah apel setiap hari dan tubuh Anda akan terhindar dari serangan penyakit. Demikian peribahasa Inggris "An Apple a Day Keeps The Doctor Away". Peribahasa ini tidaklah berlebihan, mengingat beragam manfaat kesehatan yang bisa diperoleh dari apel.

Apel fuji dipilih untuk di jadikan sumber baru dalam pembuatan cuka apel karena apel fuji sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia maka selebihnya masyarakat juga pasti ingin tahu apa itu apel fuji hasil dari fermentasi (cuka apel fuji). Sehingga penelitian ini mengacu pada bagaimana membuat cuka apel yang layak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Alasan inilah yang melatarbelakangi pembuatan cuka apel sebab dijelaskan.

Metode pembuatan cuka apel yang dilakukan adalah metode fermentasi alkohol dengan menggunakan saccharomyses cerevisiae dan metode pengasaman dengan menggunakan acetobacter aceti. Metode yang digunakan dalam menguji produk cuka apel adalah metode titrasi, metode penentuan tingkat keasaman, metode penentuan spesifik grafity, metode penentuan kadar alkohol dengan menggunakan GC (fasa produk cair) dan metode penentuan warna, bau dan rasa (Uji Organoleptik).

Berbagai variasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah variasi penambahan gula; dan variasi penggunaan kultur saccaromyses cereviseae. Hasil yang akan dianalisa adalah kadar alkohol, tingkat keasaman (pH), spesifik grafity, dan kadar asam asetat. Hasil utama yang diinginkan penelitian ini adalah hasil produk cuka apel yang memiliki jumlah alkohol yang sangat sedikit hingga bisa di konsumsi umat muslim pada umumnya dan mempunya rasa sedikit asam, bau cuka yang khas dan warna agak bening. Dari penelitian ini, diharapkan dapat diketahui suatu kondisi optimum dari pembuatan cuka apel hingga menghasilkan cuka apel yang memiliki kadar alkohol rendah dan kadar asam asetat yang layak di konsumsi masyarakat sebagai minuman penyegar.
ABSTRACT
Eats apple every day and your body will be protected from disease attack. Said British proverb " An Apple a Day Keeps The Doctor Away". This non abundant proverb, remembers having immeasurable health benefit which able to be obtained from apple.

Apple fuji selected for in making new source in making of apple vinegar because apple fuji have been recognized by Indonesia public hence public rest also surely liked to know is that apple fuji result from fermentation ( apple vinegar fuji). So this research refers to how making apple vinegar that is it is good to is consumed Indonesia public. This reason surrounds making of apple vinegar because explained.

Making method of apple vinegar done is alcoholic fermentation method by using saccharomyses cerevisiae and acidification method by using acetobacter aceti. Method applied in testing apple vinegar product is titration method, determination method of level of acidity, specific determination method of grafity, determination method of alcohol rate by using GC ( liquid product phase) and determination method of colour, aroma and taste ( Organoleptic Test).

Various variation which will be done in this research is various addition of sugar; and various usage of culture saccaromyses cereviseae. Result which will be analysed is alcohol rate, level of acidity ( hydrogen ion exponent), specific of grafity, and acetate acid contents. Main result wanted by this research is result of apple vinegar product having number of a real alcohols is rather finite can in consuming moslem believer in general and its(the pu taste is rather acids, vinegar aroma that is typical and rather colour transparent. From this research, expected is knowable an optimum condition from making of apple vinegar so yielding apple vinegar having low alcohol rate and competent acetate acid contents in consuming public as pickmeup.
2008
S52266
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library