Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shelly
Abstrak :
Infeksi cacing usus merupakan salah satu jenis infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia, dengan anak berusia di bawah lima tahun (balita) sebagai salah satu kelompok yang rentan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara perilaku cuci tangan ibu, sebagai orang yang terdekat dengan balita, dengan infeksi cacing usus pada balita di Kecamatan Nangapanda, Flores, Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang yang melibatkan 98 ibu dan balita. Ibu diwawancara dengan kuesioner yang berisikan pertanyaan mengenai perilaku cuci tangan ibu di waktu-waktu tertentu. Status infeksi STH pada anak ditentukan dengan menggunakan metode Kato-Katz untuk melihat adanya telur cacing di tinja. Perilaku cuci tangan ibu dan faktor-faktor lainnya seperti usia balita, jenis kelamin balita, pendidikan ibu, dan status infeksi balita kemudian dianalisis menggunakan SPSS dengan uji chi-square dan analisis multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ibu yang memiliki balita yang sudah melakukan praktik cuci tangan adalah sebesar 93%. Analisis antara perilaku cuci tangan ibu dengan infeksi cacing usus pada balita menunjukkan hasil yang tidak signifikan secara statistik (p>0,05). Analisis multivariat terhadap faktor lainnya seperti usia balita dan jenis kelamin balita dengan status infeksi cacing usus balita menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05), sedangkan analisis pendidikan ibu dengan status infeksi cacing usus balita menunjukkan hasil yang tidak signifikan (p>0,05). Dapat disimpulkan bahwa perilaku cuci tangan ibu tidak berhubungan dengan infeksi cacing usus pada balita, namun diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang berhubungan dengan infeksi cacing usus pada balita. ......Soil-transmitted helminthiasis (STH) is still a health problem in most developing countries, especially in under-five children. The objective of this research was to determine the association between handwashing practice in mother and STH in under-five children in Nangapanda Subdistrict, Flores Island, Indonesia. This cross-sectional study included 98 mothers and their under-five children. The mothers were interviewed using the questionaire that included questions about handwashing practice of mother in certain time. The STH infection status of the children was determined using Kato-katz technique to detect the presence of helminth eggs in stool. Handwashing practice in mother and other factors such as age and gender of under-five children, mothers education and STH infection status in under-five children were analyzed by SPSS using chi-square test and multivariate test. The result showed that most of the mothers had done handwashing practice (93%). Association between handwashing practice in mother and STH in under-five-year-old children were not statistically significant (p>0,05). Other factors were then analyzed using multivariate analysis, which showed that the association between age and gender of under-five children and STH in under-five children were statistically significant (p<0,05), but the mothers education had no significant association with STH infection in children. It can be concluded that handwashing practice in mother does not associate with soil-transmitted helminthiasis in under-five children, but further research is needed to evaluate other factors that can be related to the STH infection in under-five children.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Utami
Abstrak :
Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, demikian juga di Jawa Barat kasus Diare masih tinggi, sehingga diperlukan cara untuk mencegah masalah tersebut. Kabupaten Sumedang telah menerapkan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), khususnya Cuci Tangan Pakai Sabun dan penelitian ini untuk melihat efektivitas salah satu aspek dari STBM karena belum ada data dan penelitian CTPS di masyarakat desa Cikoneng, Kecamatan Ganeas,Kabupaten Sumedang ini. Sehingga perlu diketahui Gambaran dan Faktorfaktor yang mempengaruhi kebiasaan CTPS di desa tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita yang tinggal di desa Cikoneng, Puskesmas Ganeas, Kecamatan Sumedang. Dan sampelnya adalah sebagian dari ibu yang mempunyai balita yang ada di desa Cikoneng, Kecamatan Ganeas sejumlah 170 orang. Analisis data menggunakan analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis multivariat. Hasil penelitian menyebutkan secara umum kebiasaan cuci tangan pakai sabun pada masyarakat, khususnya pada ibu balita di desa Cikoneng belum baik, meskipun presentasenya di atas angka Nasional. Dari variabel-variabel yang diteliti, yang memiliki hubungan yang bermakna dengan kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah variabel Aktivitas Posyandu, dan Penghasilan Keluarga per bulan. Responden yang aktivitas posyandunya baik mempunyai risiko untuk berkebiasaan CTPS baik sebesar 2,70 kali (95% CI: 1,28-5,67) dibandingkan responden yang aktivitas posyandunya kurang baik, setelah dikontrol variabel penghasilan rumah per bulan. Responden yang rumah tangganya berpenghasilan lebih dari Rp700.000,- mempunyai risiko untuk berkebiasaan CTPS baik sebesar 0,39 kali (95% CI: 0,20-0,76) dibandingkan responden yang memiliki berpenghasilan kurang dari Rp.700.000,-, setelah dikontrol variabel aktivitas posyandu. Dua variabel ini yang berpengaruh terhadap kebiasaan Cuci tangan pakai sabun dan berdampak pada keberlanjutan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Penelitian ini menyarankan perlunya peningkatan penguatan Posyandu sebagai salah satu bentuk penggerakan masyarakat dan menghidupkan kembali penyuluhan yang bersifat community development. Bagi Dinas Kesehatan Kebupaten Sumedang dan Departemen Kesehatan agar dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan perencanaan dan evaluasi serta keberlanjutan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Selain itu agar dilakukan penelitian lanjutan yang dimungkinkan dapat diketahui faktor-faktor lainnya yang berhubungan dengan kebiasaan CTPS di masyarakat dengan populasi yang lebih besar, misalnya di tingkat Kecamatan Ganeas atau Kabupaten Sumedang. ......Diarrhea is still a problem of public health in Indonesia, and especially in West Java region where its prevalence record is relatively high, and therefore efforts are needed to prevent the problem. Sumedang County has implemented Total Community Based Sanitization program (TCBS), particularly Handwashing-with-Soap (HWS), and this research is dedicated to observe the effectiveness of one of TCBS aspects since there is no data and result of research available on HWS for rural community of Cikoneng Village, Kecamatan Ganeas, Sumedang County. Accordingly, it is strongly needed to find out the Figures and Factors influencing the HWS habit in this village. This is a quantitative research with cross-sectional design. Population object in this research are mothers having toddlers living in Cikoneng village, Kecamatan Ganeas, Sumedang County. Samples are taken from 170 mothers from this similar area. Data analyses to be performed using univariate analysis, bivariate analysis, and multivariate analysis. This research revealed that generally the handwashing-with-soap habit in the studied community, especially among toddler?s mother in Cikoneng village, was still poor, even though its percentage is above the National score. Among the variables studied, those which had significant relationship with Handwashing-withSoap (HWS) habits were Posyandu activities and Monthly Family Income. Those respondents with good Posyandu activities had the risk for good HWS at 2.70 times (95% CI: 1.28-5.67) over the respondents of less good Posyandu activities, after the control of monthly family income variable. Respondents having monthly family income above Rp. 700,000 had the risk for good HWS at 0.39 times (95% CI: 0,20-0,76) over those having monthly family income of less than Rp. 700,000, after the control of Posyandu activites variable. Both of variables had effects on Handwashing-with-Soap habits and in turn impacts on the Total Community Based Sanitization (TCBS) program. This research suggests the need for the improvement of Posyandu strengthening as one form of community building and for the reinstatement of public counseling as a form of community development. Health Agency of Sumedang County as well as Ministry of Health of the Republic of Indonesia could take advantage of the results of this research as a reference material for planning, evaluating and promoting the sustainability of the Total Community Based Sanitization (TCBS) program. Furthermore, it is suggested to perform any further researches permitting the observation of any other different factors relating to the HWS habits in the greater communities at the level of Kecamatan Ganeas or even Sumedang County.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T28488
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Entin Prakartini
Abstrak :
ABSTRAK
Cuci tangan merupakan salah satu metode yang efektif dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi nosokomial di rumah sakit. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan peningkatan angka penyebaran infeksi nosokomial adalah pengunjung. Penelitian terkait pengetahuan dan perilaku pengunjung dalam mencuci tangan masih sedikit. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku pengunjung dalam hal mencuci tangan. Penelitian ini melibatkan 94 responden dan dilakukan dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Instrumen penelitian ini terdiri dari kuesioner pengetahuan pengunjung tentang cuci tangan dan lembar observasi perilaku cuci tangan. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pengunjng dalam hal cuci tangan (p = 0,445 ; α = 0,05). Penelitian ini merekomendasikan pentingnya pemberian informasi dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pengunjung dalam cuci tangan di rumah sakit.
ABSTRAK
Handhygiene is one of the effective methods in reducing the risk of nosocomial infections in hospitals. One of the factors that can lead to the increasing number of nosocomial infections is visitors. Research related to knowledge and handhygiene behavior of visitors is still rare. Therefore, this study aimed to determine the correlation between knowledge and behavior of handhygiene visitors in terms of handhygiene. This research involved 94 respondents and conducted using consecutive sampling technique. The research instrument consists of a questionnaire about the knowledge of visitors? handhygiene and handhygiene?s behavior observation sheet. Kolmogorov-Smirnov test results showed that no significant correlation between the level of knowledge and visitor?s behavior in hamdhygiene (p = 0.445; α = 0.05). The study recommnds the important of providing information to improve knowledge and awareness of visitors in handhygiene in hospitals.
2016
S64265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Mardhiah
Abstrak :
ABSTRAK
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang belum terselesaikan di Indonesia. Rendahnya cakupan personal hygiene, yaitu kebiasaan cuci tangan dan makanan yang tidak higienis menjadi salah satu faktor risiko terjadinya diare pada anak sekolah dasar. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir terbukti efektif menghilangkan bakteri di tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan cuci tangan pakai sabun pada anak sekolah dasar dengan kejadian diare di SDN 01 Ciputat, Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan besar sampel 105 siswa kelas 4,5, dan 6. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret-April 2018. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara kebiasaan cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare. Variabel confounding dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, status gizi, tempat membeli jajanan, frekuensi jajan, kontaminasi E. coli pada jajanan, kebiasaan membawa bekal, sumber air minum, dan kebersihan jamban di rumah. Uji kontaminasi E. coli menunjukkan hasil negatif pada jajanan es, ketoprak, dan soto. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa anak yang tidak biasa cuci tangan pakai sabun berisiko untuk diare 1,21 kali dibandingkan anak yang biasa cuci tangan pakai sabun, setelah dikontrol variabel frekuensi jajan dan kebiasaan membawa bekal. Perlu dilakukan pengendalian risiko kontaminasi makanan di sekolah dengan penyediaan fasilitas cuci tangan pakai sabun di sekolah untuk anak dan pedagang di kantin.
ABSTRACT
Diarrheal disease is still an unresolved public health problem in Indonesia. The Less implementation of personal hygiene, handwashing habits and unhygienic foods are risk factors for diarrhea suffered by children in in primary school. Hand washing with soap and flowing water proves to effectively remove bacteria in the hands. This study aims to explain the relationship of handwashing with soap in primary school children with the incidence diarrhea in SDN 01 Ciputat, South Tangerang. Design of this study is cross sectional with 105 sample of students grade 4,5, and 6. Data collection was conducted in March April 2018. The results showed no significant relationship between handwashing with soap and incidence diarrhea. The confounding variables used in this study are gender, nutritional status, place to buy snack, frequency of snack, E. coli contamination on snack, habit of bringing food supplies, drinking water source, and toilet clean at home. The E. coli contamination test showed negative results on ice cube, ketoprak, and soto. The results of the analysis showed that children who are not always wash their hands with soap at risk for diarrhea 1.21 times than children who always wash their hands, after controlled by variable frequency of snacks and the habit of bringing food supplies. It is necessary to control and reduce the risk of food contamination in schools with providing of handwashing facilities with soap for children and seller in the canteen.
2018
T50709
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkianti Anggraini
Abstrak :
Latar Belakang: Penerapan kebijakan pencegahan dan pengendalian COVID-19 di fasilitas umum menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 382 tahun 2020 yang dikaitkan dengan tingkat kepatuhan pengguna fasilitas umum terhadap protokol kesehatan belum diketahui hubungannya. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan penerapan kebijakan protokol 3M dengan tingkat kepatuhan pengguna terhadap protokol kesehatan 3M fasilitas umum pada 12 provinsi di Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang deskriptif analitik dengan menggunakan data hasil surveilans fasilitas umum PERDOKI periode Mei – November 2021. Sebanyak 126 fasilitas umum dari 12 provinsi dilakukan analisis. Variabel bebas adalah regulasi penggunaan masker, protokol jaga jarak, dan regulasi mencuci tangan. Variabel tergantung adalah tingkat kepatuhan pengguna fasilitas umum terhadap protokol kesehatan 3M. Analisis data bivariat menggunakan uji Chi-Square dan analisis multivariat menggunakan regresi logstik. Hasil: Regulasi penggunaan masker berupa teguran langsung (p= 0.00) dan media promosi (p=0.017) memiliki hubungan dengan tingkat kepatuhan pengguna >75% menggunakan masker. Protokol jaga jarak berupa pembatasan kapasitas (p= 0.004) dan penerapan lebih dari 2 metode jaga jarak (p=0.032) memiliki hubungan dengan tingkat kepatuhan pengguna >75% menjaga jarak. Regulasi mencuci tangan berupa sarana cuci tangan (p= 0.000), penempatan sarana cuci tangan pada beberapa lokasi (p= 0.008), pengering tangan (p= 0.000), dan pengawas cuci tangan (p=0.027) memiliki hubungan dengan fasilitas umum yang penggunanya patuh mencuci tangan. Kesimpulan: Penerapan kebijakan pencegahan dan pengendalian COVID-19 di fasilitas umum menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 382 tahun 2020 memiliki hubungan dengan tingkat kepatuhan pengguna yang lebih tinggi terhadap protokol kesehatan 3M di fasilitas umum. ......Background: The implementation of COVID-19 prevention and control policies in public facilities in accordance with Decree of the Minister of Health No. 382 of 2020, which is tied to the level of compliance of public facility users with health protocols, is currently unknown. This study aims to determine the relationship between the application of the 3M protocol policy and the level of user compliance with the health protocol in 12 provinces of Indonesia. Method: This study used a descriptive analytic cross-sectional design utilizing surveillance results of PERDOKI public facilities. Twelve provinces' total of 126 public facilities were analyzed. Analysis of bivariate data using the Chi-Square test and analysis of multivariable data using logistic regression. Result: Regulation of the use of masks in the form of direct warnings and promotional media has a correlation with the level of compliance of users who use masks at a rate greater than 75%. The social distancing protocol in the form of capacity limitation and the application of more than two methods of keeping distance had a correlation with the level of user compliance in maintaining a distance of greater than 75%. There is a correlation between hand washing facilities, the placement of hand washing facilities in multiple location, hand dryers, and hand washing supervisors with public facilities whose users comply wash their hands. Conclusion: The application of Decree of Minister Health Number 382 of 2020 in public facilities has a relationship with a higher level of user compliance with health protocols in public facilities.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Telly Purnamasari Agus
Abstrak :
Penyakit cacing merupakan salah satu penyakit negleczed diseases yang berdampak cukup luas pada masyarakat terutama pada anak-anak, seperti malnutrisi, anemia,penurunan daya tahan tubuh, perkembangan fisik dan mental terhambat serta kemunduran intelektual. RISKESDAS (2008) menyebutkan Tanah Bumbu merupakan salah satu Kabupaten di Kalimantan Selatan dengan perilaku buruk dalam hal cuci tangan. Hasil survei cacingan di Tanah Bumbu (2008) menunjukkan prevalensi tertinggi disebabkan oleh infeksi Ascaris Iumbricoides dan Trichuris trichiura baik di daerah perkotaan, rawa maupun hutan. Oleh sebab itu dilakukan penelitian untuk mengukur risiko dan faktor lain yang mempengaruhi infeksi Ascaris iumbricoides dan/atau Tlichuris lrichiura pada anak yang cuci tangan pakai sabun sebelum makan dibandingkan dengan tanpa sabun. Penelitian ini menggunakan disain Analitik cross sec1ional. Sebanyak 218 tinja murid SD kelas 3-5 diperiksa menggunakan metode Kato-katz, Data faktor risiko dikumpulkan dengan wawancara dan observasi menggunakan kuesioner untuk murid dan wali murid, dan dianalisis dengan uji Cox Proportional Hazard Regression. Hasil analisis menunjukkan risiko infeksi Ascaris lumbricoides dan/atau Trichuris irichiura pada anak yang cuci tangan tidak pakai sabun sebelum makan adalah 1,58 kali lebih besar dari risiko cuci tangan pakai sabun setelah dikontrol oleh cuci tangan setclahbuang air besar (BAB) [PR = 1,58 (Cl 95% = 1,08 - 2,3l)]. Kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan setelah BAB dapat mengurangi riSikO cacingan.
Helminthiasis is one of neglected diseases which resulted a big impact in public health especially in the children i.e. malnutrition, anemia, lack immunity, physic and mental retardation. Base-line Health Survey (RISKESDAS) 2008 reported Tanah Bumbu as one of the district in South Kalimantan with poor habit in hand washing. Survey of helminthiasis in that district showed tl1e highest prevalence of helminths were Ascaris lumbricoides and Trichuris trichiura either in urban, swamp or forest areas. Therefore, we conducted a study to determine the risk and other factor that influence Ascaris Iumbricoides and/or Ttichurzle trichiura infections in children did hand washing with soap before meal compare to without soap. This was an analytic cross~sectional study. There were 218 stool from primary school children (grade 3-5) examined by Kato-katz method. Data of risk factors were collected by interviewed and observation using questionnaires for students and parents, and analyzed by Cox Proportional Hazard Regression test. This study showed the risk of Ascaris lumbricaides and/or Trichurxls trichinra infections in children did hand washing without soap was 1.58 times significant higher than the risk of children did hand washing with soap after adjusted with hand washing aher defecation [PR = l,58 (Cl 95%, = 1,08 - 2,3 l)]. Hand washing with soap before meal and alter defecation may reduce the risk of helminthiasis.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T32356
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hafshah Farah Fadhilah
Abstrak :
Penyakit diare menjadi permasalahan utama di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia, diare juga menjadi penyebab utama gizi kurang yang bisa menimbulkan kematian. Banten merupakan sala satu provinsi dengan angka kejadian diare yang tinggi. Sedangkan daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten dengan kasus diare tertinggi untuk semua umur pada tahun 2019 adalah Kabupaten Lebak dengan total 50.270 kasus. Kelompok umur dengan jumlah kasus diare terbanyak adalah usia balita dengan total lebih dari 14.000 kasus. ï»¿Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kejadian diare terhadap karakteristikanak balita dan orang tua, personal hygine, dan sanitasi lingkungan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan desain cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 209 anak balita usia 24-59 bulan. ï»¿Dengan variabel dependen yaitu kejadian diare dan variabel independen yaitu usia anak, jenis kelamin anak, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, penghasilan keluarga, kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan jajan, Kebiasaan Pemakaian Alas Kaki saat bermain di luar rumah, kebersihan kuku, dan kebiasaan BABS, sumber air minum, penyimpanan air bersih setelah dimasak, dan kepemilikan jamban. ï»¿ Hasil analisis bivariat pada penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara usia anak ( p- value = 0,001; OR = 2,990), pendidikan ibu dengan ( p- value = 0,027; OR =  0,404), kebiasaan ibu mencuci tangan dengan air mengalir ( p- value = 0,001; OR = 0,335), dan sumber air minum ( p- value = 0,005; OR = 0,329)  dengan kejadian diare pada balita usia 24-59 bulan di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten tahun 2020. ......Diarrhea is a major problem in developing countries including Indonesia, diarrhea is also a major cause of malnutrition that can lead to death. Banten is one of the provinces with a high incidence of diarrhea. While the Regency / City area in Banten Province with the highest diarrhea cases for all ages in 2019 was Lebak Regency with a total of 50,270 cases. The age group with the highest number of cases of diarrhea is under five with a total of more than 14,000 cases. This study aims to determine the relationship between the incidence of diarrhea on the characteristics of children under five and their parents, personal hygiene, and environmental sanitation. This study used secondary data with a cross-sectional design with a total sample of 209 children under five aged 24-59 months. The dependent variable is the incidence of diarrhea and the independent variables are the age of the child, the sex of the child, the mother's education, the mother's occupation, family income, hand washing habits, snack habits, the habit of using footwear when playing outside the house, nail hygiene, and defecation habits. sources of drinking water, storage of clean water after cooking, and ownership of latrines. The results of the bivariate analysis in this study showed that there was a relationship between the child's age (p-value = 0.001; OR = 2.990), mother's education (p-value = 0.027; OR = 0.404), the mother's habit of washing hands with running water (p- value = 0.001; OR = 0.335), and drinking water sources (p-value = 0.005; OR = 0.329) with the incidence of diarrhea in toddlers aged 24-59 months in Karangkamulyan Village, Cihara District, Lebak Regency, Banten Province in 2020.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wulandary
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang hubungan pengetahuan, sikap, pengawasan, pelatihan dan fasilitas dengan pelaksanaan hand hygiene oleh perawat pada ruang Gambir Instalasi Rawat Inap RSAB Harapan Kita Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional serta observasi. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner dan lembar observasi, analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat uji spearman. Hasil penelitian ini menggambarkan hasil kepatuhan pelaksanaan hand hygiene sebesar 70,13 dan menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan,sikap dan pengawasan dengan pelaksanaan hand hygiene. ......This present study explains about the relationship of knowledge, attitude, supervision, training, and facilities with the hand hygiene implementation among nurses in ruang Gambir Instalasi Rawat Inap RSAB Harapan Kita Tahun 2017. This study uses a quantitative method and cross sectional design. Data were collected through questionnaires and observation form. Data analysis done by using univariate and bivariate Spearman test analyzes. Result indicated that 70,13 of participants compliance with hand hygiene implementation and shows the relationship between knowledge, attitude, and supevision related to hand hygiene implementation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68462
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviaji Joko Priono
2012
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Fransisca
Abstrak :
ABSTRAK
Kajian Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas IndonesiaJudul : Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pegawai dalam Menerapkan Program Keselamatan Pasien diRSIA Insan Permata Tangerang Tahun 2017 RSIA Insan Permata akan melaksanakan survey akreditasi pada tahun 2017.Menurut data Insiden Keselamatan Pasien, sejak pertengahan hingga akhir tahun 2016 terdapat 12 insiden dan 11 kasus phlebitis. Hal ini menunjukkan adanya gap antara keadaan di lapangan dengan keadaan ideal yang seharusnya dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perilaku pegawai dalam menerapkan program keselamatan pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sampel penelitian sebanyak 151 responden, yang terdiri daritenaga kesehatan dan non kesehatan. Program keselamatan pasien akan difokuskanpada ketepatan identifikasi pasien, pengurangan risiko infeksi dan pengurangan risiko pasien jatuh. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif yang dilanjutkan dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai sudah memiliki perilaku keselamatan pasien yang baik, dengan faktor usia dan sikap adalah yang paling mempengaruhi perilaku keselamatan pasien. Kurangnya sosialisasi akreditasi dan keselamatan pasien, monitoring yang lemahdan beberapa fasilitas yang kurang lengkap harus menjadi perhatian karena dinilai berpengaruh pada penerapan program keselamatan pasien di lapangan.
ABSTRACT
Analysis of Factors Related to Employee Behavior in Implementing Patient Safety Program at RSIA Insan Permata Tangerang Year 2017RSIA Insan Permata will conduct an accreditation survey in 2017. According to the Patient Safety Incidence data, from mid to late 2016 there were 12 incidents and 11 phlebitis cases. This indicates a gap between the conditions in the field and the ideal situation that should be achieved. This study aims to see how the behavior of employees in implementing patient safety program and the factors that influence it. The sample of this study were 151 respondents, consisting of health and non health workers. The patient safety program will focus on the accuracy of patientidentification, reduction of risk of infection and reduction of risk of fallingpatients. The type of research is quantitative research followed by qualitativemethod. The results show that most employees already have good patient safety behavior, with age and attitude factors that most affect patient safety behavior. Lack of socialization of accreditation and patient safety, poor monitoring and some incomplete facilities should be concerned as it is considered to have an effect on the daily implementation of patient safety programs.
2017
T47642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>