Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Antonius Tri Aryono
"ABSTRAK
Latar belakang permasalahan penelitian ini adalah rendahnya nilai OEE jalur produksi pembuatan kaleng kemasan untuk susu kental manis. Aktual nilai OEE berada di angka 60 % hingga 70 %. Nilai tersebut masih berada dibawah target yang tetapkan perusahaan. Penelitian ini bertujuan mendesain program untuk meningkatkan nilai OEE pada jalur produksi tersebut. Ada 3 faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai OEE, yaitu faktor ketersediaan, kinerja dan kualitas.
Berdasarkan data yang diperoleh ternyata faktor ketersediaan merupakan faktor yang paling berpengaruh pada rendahnya nilai OEE. Jalur produksi pembuatan kaleng kemasan terdiri atas 7 mesin . Rendahnya nilai ketersediaan ternyata dipengaruhi oleh terjadinya kerusakan pada mesin mesin tersebut. Dari data yang diperoleh, ternyata ada 4 mesin yang mendominasi terjadinya kerusakan pada jalur produksi tersebut.Mesin-mesin tersebut adalah, mesin Body Maker, Parting, Palletizer, dan mesin Seamer.
Langkah selanjutnya adalah melakukan Criticality Analysis pada mode kegagalan yang sering terjadi pada mesin-mesin tersebut. Mode kegagalan dengan tingkat kekritisan tinggi kemudian dianalisa lebih lanjut menggunakan Fault Tree Analysis (FTA). Dari hasil analisa tersebut akan didapatkan akar penyebab terjadinya kerusakan pada mesin yang dijadikan dasar dalam membuat desain program perbaikan. Dengan menerapkan langkah-langkah perbaikan tersebut, diharapkan kerusakan pada mesin berkurang, sehingga nilai ketersediaan akan naik, dan nilai OEE sebesar 80 % yang ditetapkan dapat terwujud.

ABSTRACT
The background of this research is low value of can making production line for sweetened condensed milk packaging. Actual OEE were 60 % to 70 %. That amount is below the target company. This study aims at designing a program to increase the value of the OEE on production lines. There are 3 factors that affect the low value of OEE, ie the availability, performance and quality.
Based on the data, availability is the most influential factor on the low value of OEE. Can making production line consists of 7 machines. The low value of availability was affected by the occurrence of damage to the machines. From the data obtained, there are 4 machines that dominate can making production line breakdown , Body Maker machine , Parting, Palletizer, and seamer machine.
The next step is to conduct criticality Analysis on the failure mode that often occurs in these machines. Failure modes with high criticality level then further analyzed using the Fault Tree Analysis (FTA). From the analysis results will be found the root cause of the damage to the machine relied upon in making design improvements program. By implementing corrective measures, the expected damage to the engine is reduced, so the value will increase availability, and value of the OEE of 80% set can be realized."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1494
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Yoseph Valentino
"Kesesuaian dan efisiensi komponen peralatan dan fasilitas minyak bumi perlu dipastikan kelayakan dan performanya agar operabilitas dapat berjalan sesuai dengan target dan mencegah agar tidak terjadinya yang berakibat kepada keselamatan, kesehatan, lingkungan, dan aset perusahaan. Oleh sebab itu manajemen risiko perpipaan sangat penting untuk pemeliharaan aset sistem jaringan pipa yang tepat waktu dan efektif, termasuk jaringan pipa. Meskipun analisis RBI memberikan rencana inspeksi yang sangat baik dalam menganalisis risiko dari suatu sistem peralatan namun membutuhkan pengumpulan data yang ekstensif dan perhitungan yang detail. Sebagaimana disarankan dalam DNV-RP-G101 dan DNV-RP-F107, analisa awal kekritisan dapat dilakukan sebelum melakukan analisis RBI lengkap. Equipment Criticality Analysis (ECA) dapat menjadi acuan awal dalam penilaian pipa penyalur karena sifatnya yang sederhana dan dapat dieksekusi dengan cepat. Penelitian ini bertujuan menganalisis kritikalitas pipa penyalur gasoline dan gasoil menggunakan kombinasi model penilaian risiko dengan Equipment Criticality Analysis (ECA) dan Inspeksi Berbasis Risiko serta memberikan rencana inspeksi terhadap nilai risiko. Dalam studi kasus dipilih dua segmen pipa dimana segmen KM 133+414 sampai KM 147+310 merupakan segmen yang lebih rentan karena mempunyai rating kemungkinan 4 sedangkan KM 147+533 sampai KM 152+800 memiliki rating kemungkinan 3, baik pada saat mengalirkan gasoline, maupun gasoil. Hasil kritikalitas dari masing-masing segmen adalah C2 yang merupakan kritikalitas sedang, sehingga segmen pipa penyalur diharapkan dapat menerima penilaian yang lebih menyeluruh. Strategi inspeksi dan pemeliharaan yang efektif kemudian disusun dengan tujuan untuk mengurangi frekuensi insiden.

The suitability and efficiency of components of petroleum equipment and facilities needs to be ensured for their suitability and performance so that operability can run according to targets and prevent incidents that could impact safety, health, the environment and company assets. Piping risk management is therefore critical for the timely and effective maintenance of pipeline system assets, including pipelines, components, equipment and related spare parts. Although RBI analysis provides an excellent inspection plan for analyzing the risk of an equipment system, it requires extensive data collection and detailed calculations. As suggested in DNV-RP-G101 and DNV-RP-F107, a preliminary criticality analysis can be performed before performing a complete RBI analysis. Equipment Criticality Analysis (ECA) can be an initial reference in assessing distribution pipes because it is simple and can be executed quickly. This research aims to analyze the criticality of gasoline and gasoil distribution pipes using a combination of risk assessment models with Equipment Criticality Analysis (ECA) and Risk-Based Inspection as well as providing an inspection plan for risk values. In the case study, two pipe segments were chosen, where the KM 133+414 to KM 147+310 segment is the more vulnerable segment because it has a probability rating of 4, while KM 147+533 to KM 152+800 has a probability rating of 3, both when flowing gasoline and gasoil. The criticality result for each segment is C2 which is medium criticality, so the distribution pipe segment is expected to receive a more comprehensive assessment. An effective inspection and maintenance strategy is then developed with the aim of reducing the frequency of incidents."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Marlyana Prihartiningsih
"Kegiatan operasi serah terima LNG skema Cost Insurance and Freight dengan sistem alat ukur tangki terapung dinilai belum akurat, selamat, dan handal. Maka dilakukan studi kelaikan teknis sistem coriolis mass flow meter yang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan sistem alat ukur tipe lainnya. Penggunaan sistem coriolis mass flow meter dengan akurasi ±0,015% dan ketidakpastian pengukuran ±0,050% dapat mengurangi losses energi yang diserahkan akibat akurasi alat ukur sebesar ±77 MMBtu atau ±0,003% dan losses akibat ketidakpastian pengukuran sebesar ±8.267 MMBtu atau ±0,28% untuk 1 (satu) kali pengapalan, serta meningkatkan risk ranking dari acceptable with control menjadi acceptable as is. Berdasarkan hasil perhitungan losses dan Failure Mode Effects and Criticality Analysis, sistem coriolis mass flow meter lebih akurat, selamat, dan handal dibandingkan sistem alat ukur tangki terapung.

Liquefied Natural Gas (LNG) custody transfer in Cost Insurance and Freight by using custody transfer measurement system is identified not accurate, safe, and reliable. Hence the engineering feasibility study of coriolis mass flow meter that has several advantages than others has been hold. The using of coriolis mass flow meter with accuracy about ±0,015% and uncertainty about ±0,050% can minimize losses of energy transferred that caused by accuracy of measurement about ±77 MMBtu or ±0,003% and losses that caused by uncertainty about ±8.267 MMBtu or ±0,28% for each shipping, then optimize risk ranking from acceptable with control into acceptable as is. Based on losses calculation and Failure Mode Effects and Criticality Analysis, coriolis mass flow meter is more accurate, safe, and reliable compare with custody transfer measurement system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A., Kuklev E.
"his book provides a solution to “rare event” problems without using the classical theory of reliability and theory of probability. This solution is based on the methodology of risk assessment as “measure of danger” (in keeping with the ICS RAS) and an expert approach to determining systems’ safety indications using Fuzzy Sets methods. Further, the book puts forward a new concept: “Reliability, Risks, and Safety” (RRS).
The book’s main goal is to generalize present results and underscore the need to develop an alternative approach to safety level assessment and risk management for technical (aviation) systems in terms of Fuzzy Sets objects, in addition to traditional probabilistic safety analysis (PSA). The concept it proposes incorporates ICAO recommendations regarding proactive system control and the system’s responses to various internal and external disturbances. "
Singapore: Springer Singapore, 2019
e20511003
eBooks  Universitas Indonesia Library