Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tobing, Tohom L.
Abstrak :
Proyek pengadaan jalan telah menjadi prioritas pemerintah sejak beberapa dasawarsa. Tetapi pelaksanaan proyek jalan masih menghadapi kendala yaitu tidak/kurang terpenuhinya batasan biaya, mutu, dan waktu. Penyelesaian proyek yang melampaui rencana waktu maupun rendahnya kualitas jalan yang ditandai oleh antara lain tidak tercapainya umur rencana, merupakan keadaan yang cukup sering terjadi. Kondisi ini lebih diperparah lagi dengan semakin berkurangnya kemampuan pemerintah seiring dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan. DaIam konteks manajemen proyek, sesungguhnya terdapat beberapa faktor kritis yang sangat berperan dalam pencapaian proyek yang sukses. Faktor-faktor ini disebut Critical Success Factor (CSF) . Penelitian ini bertujuan mencari apa raja yang dapat dikategorikan sebagai CSF pada pelaksanaan proyek jalan di Indonesia. Pengetahuan akan CSF akan bermanfaat (I) dalam keterbatasan sumber daya, manajemen proyek mengetahui harus memberikan priontas pada faktor apa, dan (2) dapat melakukan evaluasi dan peramalan kinerja proyek serta mengetahui tindakan koreksi yang harus diambil. Sebagai responden adalah Konsultan Pengawas yang merupakan salah satu stakeholder. Analisa dilakukan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang memungkinkan semua jenis variabel baik terukur (tangible) maupun tak-terukur (intangible) dipakai dalam penelitian. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa CSF untuk pencapaian kriteria biaya sangat tergantung pada faktor-faktor internal Owner, pengaturan kontrak, dan faktor eksternal. Sementara kriteria mutu dan waktu sangat tergantung pada faktor pelaku, perencanaan, dan pengendalian. Dalam pencapaian proyek yang sukses, responden menilai bahwa bobot mutu adalah dua kali lebih penting dibandingkan bobot biaya dan waktu. Selanjutnya penelitian ini membuktikan bahwa pencapaian sukses suatu proyek adalah sangat tergantung dari banyak pihak sebagai pelaku proyek.
Considering the strategic function of roads on regional development and economic growth, for several decades the government has given priority to the road development projects. Nevertheless, the implementation of road projects is still facing some constraints in terms of cost, quality, and time. Time extension is often required to complete a project, not to mention the low road quality which is shown by the actual life span of the road that is often much shorter than design life time. This condition is degenerated by lack capacity of the government due to the prolonged crisis in the country. Within the context of project management, there are several critical factors which play significant role in successful projects. These factors are called Critical Success Factors (CSF). The research is aimed at finding which factors can be categorized as CSF in implementation of road projects in Indonesia. Understanding of CSF is beneficial on (a) in limited resources, project management knows what factors must be prioritized (b) project evaluation and forecast of performance can be made and understanding of what corrective action should be taken. Supervision Consultant, as one of the stakeholders, is taken as respondents for the research. An Analytical Hierarchy Process (AHP) method is adopted in analysis which enabling to use tangible as well as intangible variables. The analysis results concluded that CSF to reach cost criteria depends on internal factors of Owner, contractual arrangements, as well as external factors. Quality and time criteria depend highly on the factors of project participants, planning, and controlling. The respondents, Supervision Consultant, concluded that in obtaining a successful project a weight on quality has should be doubled as compared of cost and time. Furthermore, the research has revealed that a successful project heavily depends on various project participants.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Irawan
Abstrak :
Alasan utama mengapa prakarsa manajemen mutu adalah akibat kurangnya fokus pada faktor-faktor sukses kritis (critical success factors) yang sangat penting untuk mencapai sasaran bisnis. Faktor sukses kritis ini merupakan hal pokok, dan proses kunci yang memberi dampak padanya harus merupakan fokus perhatian manajemen. Dimensi-dimensi penilaian yang diukur dalam kuesioner ini menggunakan konsep penilaian mutu yang dikembangkan oleh Malcolm Baldridge, tujuh dimensi mutu: kepemimpinan,informasi dan analisis, perencanaan strategis, pemanfaatan sumber daya manusia, jaminan mutu, hasil, dan kepuasan pelanggan. Analisis Differential Item Functioning (DIF) digunakan untuk perbedaan secara konsisten diantara respons item-item pada survei diantara pegawai dengan lokasi berbeda, pegawai kantor pusat dan pegawai kantor wilayah PT PN. Dalam proses deteksi Differentia/ Item Functioning (DIF) menggunakan BLDG-MG, terdapat 12 item (1-PL=1O item;2-PL=10 item; dengan 8 item berada pada kedua PL tersebut) yang mengandung bias dan memberikan petunjuk bagi manajemen adanya perbedaan respons penilaian manajemen mutu antara pegawai kantor pusat dan pegawai kantor wilayah. DIF pada 12 item tersebut dapat menjadi arahan untuk melakukan penetapan prioritas program dalam rangka meniadakan perbadaan tersebut yang mungkin muncul karena perbedaan sosialisasi, akurasi pemahaman pertanyaan atau proses belajar, meskipun responden yang dipilih memiliki kualifikasi yang sama.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Effendi
Abstrak :
Sistem Informasi pada saat ini sudah sangat di perlukan danmerupakan aset yang sangat penting pada suatu perusahaan untuk menjalankan roda bisnisnya dan dapat bertahan maupun memenangkan persaingan bisnisnya. Untuk menerapkan teknologi informasi dalam sebuah perusahaan diperlukan perencanaan strategis yang baik bagi perusahaan guna meningkatkan produktifitas serta menghasilkan benefit yang cukup besar bagi perusahaan tersebut, sehingga implementasinya dapat mendukung terhadap pencapaian tujuan yang sesuai dengan visi dan misi suatu perusahaan. Karya tulis ini merupakan studi kasus pada PT. Mahkota Aman Sentosa (Golden Crown), yaitu perusahaan swasta yang bergerak di bisnis entertainment. PT. MAS sendiri selain menjual produknya juga berfungsi memberikan pelayanan terhadap para customers. PT. MAS sendiri juga di tuntut untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada para tamunya. Oleh sebab itu di perlukan sistem informasi yang cukup handal guna tercapainya visi dan misi PT. MAS. Memang pada saat ini benefit perusahaan sudah dapat dikatakan lebih dari cukup, namun seiring dengan waktu serta kompetitor yang sudah cukup banyak yang bergerak di bidang yang sama seperti PT. MAS, maka PT. MAS harus mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang ada. Untuk itu studi yang dilakukan menitik beratkan kepada pemaksimalan sumber daya manusia (SDM) serta peng upgrade an sistem yang ada. Diharapkan perencanaan strategis ini dapat menjadi acuan dalam memformulasikan penggunaan teknologi informasi secara maksimal. Dalam kajian ini penyusunan Perencanaan Strategis Sistem Informasi terhadap proses bisnis di ujicobakan pada organisasi PT. Mahkota Aman Sentosa dengan menggunakan metodologi Ward & Peppard. Dari hasil kajian diperoleh gambaran tentang kondisi sistem informasi yang ada saat ini. Trend perkembangan sistem informasi yang potensial untuk dimanfaatkan yang di dasari oleh visi dan misi sistem informasi organisasi, strategi SI (sistem informasi) yang mencakup portfolio aplikasi SI serta strategi pengembangan SI. Pada proses perencanaan strategi SI tersebut, penentuan strategi SI dan identifikasi SI didasarkan pada konfigurasi kajian perumusan organisasi yang diuraikan dalam tujuan dan CSF (critical success factor) setiap divisi di dalam organisasi tersebut.
Nowadays, information technology (IT) system is urgently needed and very valuable for the company in order to run its business, maintain its endurance and win the competition. To implement a robust IT system within the company, a strategic plan should be properly conducted to improve the productivity and to gain significant benefits for the company itself. Therefore, the implementation of IT system is expected to align with the company?s vision and mission. This thesis is a case study for the company of PT. Mahkota Aman Sentosa (MAS), where its core business is entertainment. PT. MAS is required to serve its customers an excellent service. Thus, they realize the significance of the robust IT system to align with their vision and mission and to anticipate any threat from their competitors. This case study emphasizes on the human resource (HR) along with the upgrade of the existing IT system within the company. This strategic plan is essential to maximize the formulation of IT system. In this assessment, the set up of Strategic Planning of Information System on the business process will be implemented on PT. MAS using the methodology of Ward & Peppard. This assessment shows the current condition of Information System. The trend to develop the information system on each organization should be aligned with the mission and vision of organization?s business that covers its application portfolio information system. Therefore, during the set up of Strategic Planning of Information System, we need to determine IS identification and strategy based on the organization?s configuration and address it using CSF (critical success factor) for each division within that organization.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangaribuan, Julius
Abstrak :
Salah satu penyebab terganggunya pekerjaan proyek adalah risiko kecelakaan yang terjadi pada suatu proyek konstruksi. Kinerja keselamatan dapat menjadi indikasi seberapa baik usaha sebuah proyek konstruksi dalam melaksanakan program K3 di lapangan, serta dapat digunakan untuk mengevaluasi manajemen keselamatan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk (i) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keselamatan, (ii) mengetahui critical success factors yang dominan berpengaruh terhadap kinerja keselamatan dan (iii) Mengembangkan program keselamatan kerja berdasarkan faktor kesuksesan terhadap kinerja keselamatan. Penelitian ini menggunakan metode Analisa Faktor dan Analytical Hierarchy Process. Dari penelitian ini diperoleh 5 Crititical Success Factors yang harus diperhatikan dan dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja keselamatan yaitu disiplin eksekusi (33,1%), komunikasi dan evaluasi (23,5%), perilaku keselamatan (18,4%), peralatan kerja dan rambu keselamatan (17,3%) dan kebijakan dan sasaran (7,7%). Berdasarkan critical success factors tersebut ......The risk of the work accident in construction is one of biggest factor impacting the project. Safety performance can be an indication of how well a construction project works in implementing the safety program in the field, as well as can be used to evaluate previously carried out work safety management. This study aims to (i) determine the factors that influence safety performance, (ii) determine the critical success factors that influence safety performance and (iii) develop work safety programs based on success factors on safety performance. This research uses Factor Analysis and Analytical Hierarchy Process methods. The result of the study finds 5 Critical Success Factors that must be considered and implemented to improve work safety, namely execution discipline (33.1%), communication and evaluation (23.5%), safety behavior (18.4%), safety equipment and signs (17.3%) and policies and targets (7.7%). Based on these critical success factors, the improvement at safety performance shall be obtained.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonya Marthayori
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis tentang Critical Success Factor yang berpengaruh terhadap implementasi sistem Enterprise Resource Planning (ERP) di PT XYZ dan peran stakeholder PT XYZ dalam mendukung keberadaan Critical Success Factor tersebut dilihat dari perspektif pengguna ERP di PT XYZ. Critical Success Factor dalam penelitian ini terdiri dari 13 faktor dan penulis dapatkan dari salah satu jurnal ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 13 faktor tersebut, semuanya berpengaruh terhadap implementasi ERP di PT XYZ. Penelitian juga menunjukkan bahwa peran stakeholder akan sangat menentukan keberhasilan implementasi ERP di suatu perusahaan.
This research analyzes Critical Success Factor that influence the implementation of Enterprise Resource Planning (ERP) system at PT XYZ and role of PT XYZ stakeholders in supporting the existence of these Critical Success Factor based on ERP users perspective at PT XYZ. These Critical Success Factor consist of 13 factors and obtained from one of scientific journal. This research shows that all of 13 factors had an impact on ERP implementation at PT XYZ. This research also shows that the role of stakeholders will greatly determine the success of ERP implementation in a company.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Ihsan Prasetyoputra
Abstrak :
ABSTRAK
Persaingan pada industri perbankan saat ini tidak hanya antar bank, akan tetapi terhadap perusahaan teknologi informasi yang dapat menciptakan produk digital dengan lebih awal dan menyesuaikan kebutuhan pengguna. Untuk itu menghadapai tantangan tersebut industri perbankan dapat menerapkan pendekatan Agile. Pendekatan Agile sendiri memiliki tingkat kesuksesan yakni hanya sebesar 39% dan 61% lainnya tidak. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu pendekatan Agile yang terbilang baru berkembang sehingga banyak yang belum begitu memahami pendekatan tersebut. Selain itu pada industri perbankan sendiri masih banyak yang menggunakan pendekatan tradisional dan berdasarkan data PricewaterhouseCoopers Indonesia sekitar 76% industri perbankan di tahun 2019 akan menggunakan pendekatan Agile. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor kesukesan kritis pengembangan perangkat lunak dengan pendekatan Agile pada industri perbankan di Indonesia. Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan pengolahan data statistik Analytic Hierarchy Process (AHP). Penelitian menghasilkan faktor kesuksesan kritis pengembangan perangkat lunak dengan pendekatan Agile pada industri perbankan di Indonesia. Adapun faktor kesuksesan kritis secara berurutan dari terbesar ke terkecil yang dianggap dapat mempengaruhi kesuksesan tersebut yaitu komunikasi, praktik dengan pendekatan Agile, dukungan manajemen, team empowerment, pengetahuan & keahlian tim, budaya organisasi, karakteristik tim, dan integration & automation process. ABSTRACT
Competition in the banking industry today is not only between banks, but for information technology companies that can produce digital products earlier and adjust user needs. To face this challenge, the banking industry can implement the Agile approach. Agile's own approach has a success rate of only 39% and 61% not. This can be caused by several factors, one of which is the Agile approach which is relatively new so that many do not fully understand the approach. In addition, in the banking industry there are still many who use traditional approaches and based on PricewaterhouseCoopers Indonesia data, around 76% of the banking industry in 2019 will use the Agile approach. Based on this, the research was conducted with the aim of analyzing critical success factors in software development with an Agile approach to the banking industry in Indonesia. The analysis was carried out by using Analytic Hierarchy Process (AHP) as a statistical data processing. The research produced a success factor in software development with an Agile approach to the banking industry in Indonesia. The top 5 ranking factors sequentially from the biggest to the smallest which are considered critical can influence the success of the communication factors, practice with Agile approach, management support, team empowerment, team knowledge, organizational culture, team characteristics, and integration & automation process.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Hidayat Zain
Abstrak :
ABSTRAK
Saat ini, manajemen pengetahuan atau Knowledge Management (KM) dianggap sebagai alat kompetitif yang tepat untuk sukses dalam ekonomi berbasis pengetahuan, sehingga banyak organisasi telah mengerahkan dan menerapkan KM untuk miningkatkan kinerja seperti perusahaan jasa konstruksi. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan pedoman dan gambaran bagi organisasi untuk mengevaluasi tingkat kematangan KM pada perusahaan jasa konstruksi swasta nasional di Indonesia dan cara untuk menaikkannya agar kinerja organisasi meningkat. Langkah pertama dalam mencapai tujuan KM adalah pengakuan status saat ini dari kemampuan KM itu sendiri pada perusahaan yang didapat melalui model kematangan knowledge management. Selanjutnya, bagaimana meningkatkannya agar kinerja perusahaan lebih baik dengan peninjauan keselarasan dengan identifikasi faktor kunci keberhasilan atau critical success factor (CSF). Tujuh kriteria organisasi atau fungsional digunakan sebagai elemen kunci menuju pendekatan KM yang efektif, yaitu kebijakan strategi, perencanaan dan proses SDM, pelatihan dan peningkatan kinerja manusia, metode prosedur & proses dokumentasi, solusi teknis (TI), pendekatan menangkap mengginakan pengetahuan tacid, dan budaya KM. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan tingkat kematangan KM berada pasa lever dua, yaitu tahap pengembangan. Kebijakan strategi adalah katagori yang paling utama untuk ditingkatkan.
ABSTRACT
At present, knowledge management (KM) is considered an appropriate competitive tool for success in a knowledge-based economy, so many organizations have deployed and implemented KM to improve performance such as construction service companies. The purpose of this paper is to provide guidelines and picture for organizations to evaluate the level of KM maturity of national private construction service companies in Indonesia and ways to improve them so that organizational performance improves. The first step in achieving the KM goal is the recognition of the current status of the KM capability itself in the company gained through the knowledge management maturity model. Next, how to improve it so that the companys performance is better by reviewing alignment with identifying critical success factors (CSF). Seven organizational or functional criteria are used as key elements towards an effective KM approach, namely policies strategies, HR planning and processes, training and improvement of human performance, procedure methods & documentation processes, technical solutions (IT), approaches to capture use tacid knowledge, and KM culture. Based on the results of the study, it was concluded that the level of KM maturity was in the second level, namely the development stage. Policies strategies are the main categories to be improved.
2019
T55204
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andries Irawan
Abstrak :
Balanced Scorecard (BSC) merupakan salah satu alat bantu manajemen yang banyak digunakan di seluruh dunia sejak konsepnya diusulkan oleh Kaplan & Norton (1992). Dalam perkembangannya, BSC banyak sekali perubahan dan peningkatan hingga saat ini berada dalam fase maturity. Penelitian ini mencoba memberikan kontribusi pada perkembangan konsep BSC dengan menelaah faktorfaktor kesuksesan penerapan dan pengaruhnya pada level penerapannya. Penelitian dilakukan di Indonesia pada sektor energi dengan tujuan memberikan wawasan dan usulan tentang apa saja faktor-faktor kritikal penentu kesuksesan penerapan BSC pada tahapan-tahapan konsepnya (level penerapan atau generasi) yang dapat dipergunakan pada organisasi / perusahaan sektor energi di Indonesia untuk bisa mencapai sukses mengadopsinya pada tingkat kemampuan organisasi tersebut. Akhirnya, dari hasil penelitian didapatkan 4 level penerapan BSC (level 1, level 2a, level 3 dan level 5) dengan jumlah faktor-faktor kritis atau critical success factors (CSF) pada masing-masing level adalah 7, 12, 15 dan 26.
Balanced Scorecard (BSC) is one of the management tools that are widely used in the world since the concept proposed by Kaplan & Norton (1992). During its development process, the BSC has got many changes and improvements to this day, and now that concept is being in maturity phase. This study tried to contribute to the development of the BSC concept by reviewing the implementation success factors and their influence on the level of their application. Context of the research was conducted in Indonesia in the energy sector with the goal is providing an insights and suggestions about what are Critical Success Factors of the BSC implementation in the concept stages (in application level or generation) that can be used by the organization/company in the energy sector to adopt BSC and achieve its success at the level of implementation based on the capability of their organization. Finally, 4 level BSC implementation (level 1, level 2a, level 3 and level 5) were reached as the result of research with number of critical success factors (CSF) for each level are 7, 12, 15 and 26 factors.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Widya Septari
Abstrak :
ABSTRAK
Implementasi Manajemen Pengetahuan atau Knowledge Management (KM) dianggap sebagai pendekatan yang berkelanjutan untuk mengatasi tantangan dalam bidang konstruksi yang semakin kompetitif. Industri konstruksi perlu menyadari pentingnya KM sebagai aset strategis untuk meningkatkan kinerja organisasi karena pengetahuan, keahlian dan pengalaman karyawan merupakan kunci keberhasilan organisasi. Hal ini didukung dengan adanya penambahan pembahasan mengenai KM pada bab 4 Manajemen Integrasi Proyek pada buku Project Management Body of Knowledge (PMBOKĀ® Guide) edisi keenam tahun 2017. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pencapaian tingkat kematangan KM, menentukan faktor kunci keberhasilan atau critical success factor (CSF) KM, serta strategi yang diperlukan untuk meningkatkan fungsi KM. Metodologi yang digunakan yaitu, analisa literatur untuk mendapatkan faktor-faktor pengetahuan sebagai indikator dalam mengidentifikasi tingkat kematangan KM dan CFS KM. Kemudian menyusun kuesioner untuk mengumpulkan data responden yang merupakan karyawan BUMN Jasa Konstruksi. Selanjutnya, data diolah lebih lanjut dengan analisa deskriptif, tingkat kepentingan dan analisa gap. Hasil dari penelitian ini berupa tingkat kematangan KM berada di level 3, peringkat CSF berdasarkan kepentingan, serta strategi peningkatan aspek budaya KM untuk meningkatkan penerapan KM pada perusahaan jasa konstruksi BUMN di Indonesia, agar kinerja organisasi menjadi lebih efektif dan efisien.
ABSTRACT
The implementation of Knowledge Management (KM) is considered as sustainable approach to overcome challenges in increasingly competitive construction field. The construction industry needs to recognize the importance of KM as a strategic asset to improve organizational performance. This is supported by discussion on KM in Chapter 4, Project Integration Management, in the 6th edition of the Project Management Body of Knowledge (PMBOKĀ® Guide) book in 2017. This study was conducted to evaluate the KM maturity level and determine critical success factors (CSF) of KM needed to improve the implementation of KM, which aims to improve organizational performance in State-Owned Construction Company (SOCC) in Indonesia. The methodology used is literature analysis to get knowledge factors used as indicators in identifying the maturity level of KM and CFS KM. Then compile a questionnaire to collect data from SOCC employees as respondents. The data is processed further with descriptive analysis, the level of importance and gap analysis. The results of this study are, KM maturity level is at level 3, CSF ranking based on importance, and strategies to improve KM function in order to improve organizational performance in SOCC in Indonesia to be more effective and efficient.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rafif Amanullah
Abstrak :
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan hunian di perkotaan, rumah susun menjadi salah satu solusi penyediaan perumahan di perkotaan. Dengan terbatasnya anggaran pemerintah untuk menyediakan rumah susun tersebut, skema KPBU diharapkan dapat menjadi alternatif pembiayaan di sektor perumahan, mengurangi ketergantungan pada APBN. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi critical success factors dan critical failure factors serta mengetahui tingkat pengaruh faktor tersebut dalam penyediaan rumah susun sewa menggunakan skema KPBU. Penelitian dilakukan dengan survey kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyediaan rumah susun menggunakan skema KPBU baik dari pihak pemerintah maupun swasta dan dilanjutkan dengan analisis secara statistik. Lima critical success factors yang paling mempengaruhi pelaksanaan KPBU penyediaan rumah susun yaitu: dukungan pemerintah; kondisi ekonomi yang menguntungkan; ketersediaan personel yang kompeten; komitmen pemangku kepentingan dengan; dan pemeriksaan yang cermat terhadap proposal proyek KPBU. Lima critical failure factors yang paling mempengaruhi pelaksanaan KPBU penyediaan rumah susun yaitu: krisis ekonomi; korupsi dan suap diantara pihak-pihak yang mengadakan kontrak; perubahan di pemerintahan; berisiko tinggi; komunikasi yang buruk antara mitra swasta. Seluruh faktor tersebut diharapkan dapat menjadi masukan dan mendapat perhatian lebih bagi para pihak terkait demi keberhasilan penyediaan rumah susun sewa menggunakan skema KPBU di Indonesia. ......Along with the increasing demand for housing in urban areas, low-cost apartments are one of the solutions for providing housing in urban areas. With the limited government budget to provide these low-cost apartments, the PPP scheme is expected to be an alternative financing in the housing sector. This study aims to identify critical success factors and critical failure factors and to determine the level of influence of these factors in the provision of low-cost apartments using the PPP scheme. The research was conducted by surveying the parties involved in the provision of low-cost apartments using the PPP scheme from both the government and the private sector and continued with statistical analysis. Five critical success factors that most influence the implementation of PPP in the provision of low-cost apartments are: government support; favorable economic conditions; availability of competent personnel; stakeholder commitment to; and careful scrutiny of PPP project proposal. Five critical failure factors that most influence the implementation of PPP in the provision of low-cost apartments are: economic crisis; corruption and bribery between contracting parties; changes in government; high risk; poor communication between private partners. All of these factors are expected to be input and get more attention from the related parties for the success of providing low-cost apartments using the PPP scheme in Indonesia.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>