Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Situmorang, Sandhy Putra Sanjaya
Abstrak :
Abstrak Berbahasa Indonesia/Berbahasa Lain (Selain Bahasa Inggris): Metode pelaksanaan konstruksi merupakan kunci untuk mewujudkan seluruh perencanaan menjadi bentuk bangunan fisik. Kebutuhan untuk menghadirkan wujud fisik bangunan dengan seefisien mungkin adalah tuntutan yang harus dapat dijawab oleh para pelaku dunia konstruksi. Proyek pembangunan rangka atap stasiun Halim Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), memiliki bentuk geometri rangka atap yang bergelombang dengan tingkat kepresisian pemasangan yang tinggi dan dengan schedule yang singkat. Dengan kompleksitas pekerjaan seperti itu, maka perlu dilakukan suatu pemilihan metode kerja yang efektif dan efisien. Pada penulisan laporan ini, akan dibahas suatu pemilihan metode pemasangan rangka atap yaitu metode pemasangan dengan crawler crane dan metode konvensional dengan temporary support. Usulan metode tersebut merupakan hasil studi banding dan penelitian di lapangan yang dilakukan untuk penulisan laporan ini. Hasil tersebut berdasarkan variabel waktu pelaksanaan dan biaya pemasangan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan pilihan metode pemasangan rangka atap dengan menggunakan crawler crane lebih efektif dan efisien dalam segi waktu pelaksanaan dan biaya pemasangan. ......The construction implementation method is the key to realizing the entire plan into a physical building form. The need to present the physical form of a building as efficiently as possible is a demand that must be answered by actors in the construction world. The roof truss construction project for the Halim Station High Speed Rail Jakarta Bandung Project (KCJB), has a corrugated roof truss geometric shape with a high level of installation precision and with a short schedule. With such a complexity of work, it is necessary to select an effective and efficient work method. In writing this report, a selection of roof truss installation methods will be discussed, namely the installation method with crawler cranes and the conventional method with temporary support. The proposed method is the result of a comparative study and field research conducted for the writing of this report. These results are based on the variables of implementation time and installation costs. The results showed that the use of the choice of roof truss installation method using a crawler crane was more effective and efficient in terms of implementation time and installation costs.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Shinta Raharkandi
Abstrak :
Proses pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang mengacu pada serangkaian proses dan praktik yang bertujuan untuk memastikan pengoperasian mesin, peralatan, dan jenis aset lainnya yang berkelanjutan dan efisien yang biasanya digunakan dalam bisnis. Reliability, Availability, Maintainability sebagai tujuan utama dilakukan proses pemeliharaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan Sistem Kritis pada Crawler Crane akan ditentukan menggunakan Diagram Pareto. Lalu dibuatlah Diagram Blok untuk membantu melakukan analisis. Analisis Kualitatif menggunakan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) untuk mendapatkan rekomendasi pemeliharaan dan Analisis Kuantitatif menggunakan Analisis Kehandalan dan Overall Equipment Effectiveness–Machine Effectiveness untuk mendapatkan interval yang optimal dari pemeliharaan Crawler Crane guna meningkatkan Maintenance Performance Level. Jadi, perbedaan dari Ketersediaan saat ini dibandingkan dengan M (120) terdapat kenaikan data ketersediaan pada komponen LS (Lower Structure) yaitu 0.48%, ESE (Electrical Safety Equipment) yaitu 0.57%, US (Upper System) yaitu 0.95% dan Ketersediaan Sistem yaitu 0.66%. Dalam penelitian ini, kinerja keseluruhan alat Crawler Crane belum diperhatikan, dan evaluasi kinerja hanya berdasarkan perhitungan ketersediaan dan penggunaan. Penelitian selanjutnya sebaiknya mencakup pengukuran Key Performance Indicator (KPI) dengan Maintenance Performance Level (MPL). ......The maintenance process is an activity refers to a set of processes and practices which aim to ensure the continuous and efficient operation of machinery, equipment, and other types of assets typically used in business. Reliability, Availability, Maintainability as the main objectives of the maintenance process. This study aims to obtain Crawler Crane Maintenance with the Reliability Analysis Method and OEE-ME (Overall Equipment Effectiveness-Machine Effectiveness) to increase Maintenance Performance Level (MPL). Critical System on Crawler Crane will be determined using Pareto Diagram. Then a Block Diagram is made to help carry out the analysis. Qualitative Analysis with Failure Mode Effect Analysis (FMEA) will determine the maintenance recommendations and Quantitative Analysis with Reliability Analysis and Overall Equipment Effectiveness-Machine Effectiveness to obtain optimal intervals for Crawler Crane maintenance to increase Maintenance Performance Level. Thus, the difference obtained from Current Availability compared to M (120) is that there is an increase in Availability for LS (Lower Structure) obtained a value of 0.48%, ESE (Electrical Safety Equipment) obtained a value of 0.57%, US (Upper System) obtained a value of 0.95% and Availability System of 0.66%. In this study, the overall performance of the Crawler Crane has not been considered, and performance evaluation is only based on availability and usage calculations. Future research should include measuring key performance indicators (KPI) with Maintenance Performance Level (MPL).
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endi Djuardi
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam perhitungan harga sewa unit Crawler Crane Kobelco BM-500 ini, langkah awal yang dilakulam adalah mengidentifi.kasi elemen-elemen biaya yang muncul selama masa usia perbitungan (usia ekonomis). Elemen-elemen ini dapat dikategorikan menjadi dua kategori yaitu biaya kepemilikan den biaya operasional. Biaya depresiasi, biaya bunga (bak atas bunga), biaya asuransi, den biaya pajak diidentifikasikan kedalam biaya kepemilikan. Biaya bahan-bakar, biaya bahan pelumas, biaya filter, biaya wire rope, biaya perbaikan, biaya perizinan operasi, den biaya upah operator diidentifikasikan kedalam biaya operasional. Biaya bahan-bakar dalam kasus ini tidak diperhitungkan karena akan disediakan langsung oleh penyewa (proyek).

Sebagai sebuah perusahaan yang memerlukan biaya operasional dalam menjalankan usahanya, maka perlu ditambahkan biaya untuk mendukung operasional perusahaan ini ke dalam elemen harga sewa sebagai biaya tidak langsung atau disebut biaya over head. Sehubungan alat ini disewakan kepada pibak proyek dilingkungan perusaliaan sendiri, maka tidak dilakulam mark-up untuk mencari keuntungan/profit.

Dengan menghitung elemen-elemen biaya kepemilikan, biaya operasional dan biaya over head dalam satuan jam, maka penjumlahan dari ketiga biaya ini akan menghasilkan harga sewa alat per jamnya yang akan dikenakan kepada penyewa(proyek pemakai).

dari perhitungan elemen-elemen biaya di atas sebagai hasil akhir diperoleh harga sewa unit Crawler Crane Kobelco BM-500 untuk tahun 2000 adalah sebesar Rp. 237.750,- per jam. Perhitungan ini dilakukan pada tahun ketiga kepemilikan alat, dengan umur ekonomis lima tahun maka sisa umur ekonomisnya dua tahun.
2000
S37651
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Suryo Wicaksono
Abstrak :
Dalam dunia industri maritim saat ini, galangan reparasi kapal berperan penting dalam menjaga efisiensi dan keamanan operasional kapal. Dalam proses reparasi, berbagai jenis alat berat seperti crawler crane kerap digunakan untuk memfasilitasi pemindahan komponen besar serta material. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi potensi risiko kecelakaan kerja tinggi dan tindakan preventifnya dari kegiatan pengoperasian crawler crane di galangan reparasi kapal. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah metode efektif yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan memitigasi potensi kegagalan dalam sistem atau proses. Pada analisis penelitian ini terdapat 6 kegiatan pengoperasian crawler crane yang berpotensi risiko kecelakaan kerja. Selanjutnya didapat potensi risiko bahaya yang tinggi pada kegiatan pengangkatan sistem kemudi dan sistem propulsi yang memilliki  mode kegagalan yaitu tertabrak as yang memiliki risiko terhadap keselamatan pekerja di galangan. Selanjutnya ditentukan tindakan preventifnya untuk mengurangi risiko kecelakaan kerjanya. ......In today's maritime industry, ship repair yards play a crucial role in maintaining the efficiency and safety of ship operations. In the repair process, various types of heavy equipment such as crawler cranes are often used to facilitate the movement of large components and materials. The purpose of this research is to identify potential high-risk occupational hazards and preventive measures in the operation of crawler cranes in ship repair yards. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) is an effective methods that can be used to identify and mitigated possibility of failure mode in a system or process. In the analysis of this study, there are six crawler crane operations that pose a risk of occupational accidents. Further, it identifies high potential hazard risks in the activities of lifting the steering system and propulsion system, which have failure modes collision with the shaft, both of which pose risks to worker safety in the yard. Subsequently, preventive measures are determined to reduce the risk of occupational accidents.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library