Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Martha Theresia Juliana Br.
Abstrak :
Limbah organik yang berpotensi menjadi sumber energi dengan metode anaerobic digestion seringkali mengalami ketidaksabilan karena konsentrasi VFAs yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan produksi metana pada AD dengan kombinasi dua substrat yaitu limbah organik (LO) dan kotoran sapi (KS) yang berperan sebagai buffer dengan uji biochemical methane potential (BMP). Uji BMP dilakukan selama 35 hari pada suhu ±35⁰C dengan mengukur volume dan persentase biogas setiap minggu serta pengujian karakteristik awal dan akhir sampel. Volume metana pada setiap variasi perbandingan sampel tidak menunjukkan adanya perbedaan pada minggu ke-5 kecuali pada perbandingan LO /KS :12/1 dengan 3/1, dimana sampel dengan perbandingan 3/1 memiliki potensi yang paling besar yaitu 0,58±0,015(n=3) LCH4/grVS. Penambahan kotoran sapi juga membuat keseluruhan variasi perbandingan stabil selama pengujian BMP terutama sampel 6:1 dengan VFAs/alkalinitas yang <0,3 walaupun rasio C/N <20.
Organic waste that could potentially be a source of energy by anaerobic digestion methods are often unstable because of the high concentration of VFAs. The purpose of this research is to increase the production of methane by anaerobic digestion with two substrates combination The combination is between organic waste and cow manure which acted as a buffer with a biochemical methane potential testing. BMP testing conducted over 35 days at a temperature of ± 35⁰C by measuring the volume and percentage of biogas every week and testing the characteristics of the beginning and end of the sample. The result of the sample variation is that the volume of methane did not show any difference in the 5th week except in comparison organic waste / cow manure: 12/1 to 3/1, but the sample with a ratio of 3/1 has the greatest potential, namely 0,58 ± 0.015 (n = 3) LCH4 / grVS. With the addition of cow manure also makes the conditiin of overall variation is stable during testing BMP with VFAs / alkalinity <0.3 although C / N ratio of each variation is <20.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shilfa Filayuri
Abstrak :
Gas N2O merupakan gas kontributor efek rumah kaca setelah CO2, CH4, dan uap air yang banyak dihasilkan sektor pertanian. Teknologi pengelolaan gas buang berbasis biologis yang memperoleh dukungan luas sebagai teknologi pengendalian gas buang ekonomis adalah biofiltrasi. Biofiltrasi melibatkan mikroorganisme terimobilisasi dalam biofilm pada pori-pori medium filter untuk mendegradasi polutan. Sejumlah faktor perlu dikontrol sehingga mikroba dapat mengabsorb dan mendegradasi gas buang secara efisien. Penelitian ini menginvestigasi parameter kedalaman medium filter dan kandungan air medium filter untuk mendapatkan efisiensi reduksi N2O tinggi pada 9 jam biofiltrasi batch. Medium filter kompos dianalisis dengan Total Plate Count (TPC) dan Scanning Electron Microscope (SEM) untuk mengetahui perkembangan mikroorganisme setelah biofiltrasi. Jumlah mikroorganisme setelah biofiltrasi meningkat berdasarkan TPC dan hasil SEM. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi reduksi N2O optimal didapatkan pada ketinggian 50 cm dan kandungan air 50% berat kompos dengen efisiensi reduksi sebesar 61,35% dan 61%. ......N2O is contributor to the greenhouse effect as CO2, CH4, and water vapor that most produced by agricultural sector. Biofiltration is biological waste gas management technology that being regarded as an economical exhaust gas control technology. Biofiltration involving microorganisms that immobilize in biofilms on medium filter pore to degrade pollutants. A number of factors need to be controlled so that the microbes can degrade and absorb exhaust gas efficiently. This study investigates medium filter depth and medium filter water content to obtain high reduction efficiency of N2O in 9 hours batch biofiltration. Compost filter medium analyzed with Total Plate Count (TPC) and Scanning Electron Microscope (SEM) to see microorganisms growth after biofiltration._The number of microorganisms increased after biofiltration based on TPC results and Scanning Electron Microscope. The results showed the optimum efficiency of N2O reduction obtained at an medium filter depth 50 cm and water content 50% compost weight with efficiency 61.35% and 61%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52178
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Xena Ratih Esperanza
Abstrak :
Kebutuhan energi di dunia terus meningkat sementara pasokan bahan bakar fosil terus berkurang dari hari ke hari. Alternatif energi baru dan terbarukan sangat dibutuhkan di setiap belahan dunia. Biogas memiliki potensi besar untuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber energi baru karena kapasitas energi yang dapat dihasilkannya dan juga ramah lingkungan. Sebagai penghasil kopi terbesar ke-4, Indonesia membuang limbah kopi dari sisa pengolahan kopi setiap harinya dalam jumlah yang besar. Telah dipelajari dari berbagai penelitian bahwa limbah kopi dapat dimanfaatkan sebagai sesuatu yang lebih bernilai dengan kemampuannya untuk menghasilkan biogas dengan kandungan metana yang tinggi. Meskipun demikian, limbah kopi memiliki kandungan dinding sel selulosa yang tinggi dan ikatan antara selulosa dan lignin yang akan mengganggu proses degradasi oleh mikroba anaerob dan mempengaruhi produksi metana. Untuk mengatasi masalah ini, cairan rumen sapi digunakan sebagai inokulum untuk meningkatkan efisiensi biodegradasi. Untuk meningkatkan produksi metana, limbah kopi dicerna bersama dengan kotoran dengan empat variasi rasio perbandingan antara limbah kopi dengan kotoran sapi yang berbeda dan empat variasi jumlah inoculum yang dicampurkan untuk mendapatkan variasi optimal dari pencernaan tersebut. Variasi optimal ditempatkan pada tiga suhu berbeda lainnya untuk menentukan suhu optimal untuk produksi biogas. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa perbandingan optimal kotoran sapi dengan limbah kopi untuk menghasilkan biogas adalah 3: 1 dengan rasio substrat terhadap inokulum 1: 1 pada suhu 37.
The demand of energy in the world keeps increasing while the supply of fossil fuel is decreasing day by day. Alternative new and renewable energy is urgently needed in every part of the world. Biogas has a big potential to replace fossil fuel as the new source of energy due to the capacity of energy it can produce and it is environmentally friendly. As the 4 biggest coffee producer, Indonesia disposed a large amount of coffee waste from coffee processing every day, or usually known as spent coffee grounds (SCG). It has been learned from various studies that coffee waste can be utilized as something more valuable by reason of its ability to produce high methane composition biogas. Nonetheless, coffee waste has high cell wall content of cellulose and bonds between cellulose and lignin that would interrupt the degradation process by anaerobic microbes and affect the production of methane. To overcome this problem, cow rumen fluid was used as inoculum in order to increase biodegradation efficiency. To boost the production of methane, SCG was being co-digested with cow manure. It was mixed with four different variations of co-digestion ratio and four different variations of inoculum amount to obtain the optimum variation of the co-digestion. The optimum variation is placed at other three different temperatures to determine the optimum temperature for biogas production. From this research, it was found that the optimum ratio of cow manure to SCG to produce biogas is 3 : 1 with 1 : 1 ratio of substrate to inoculum at 37.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library