Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heru Suhartanto
Abstrak :
Penyunting kata elektronis telah banyak beredar sejak munculnya perangkat komputer di masyarakal. Keberadaanya sangat membantu pemakai (user) dalam merancang dan mem prod uksi sualu dokumcn. Sayangnya kebanyakan pcnyunting icrsebut clirancang kluisus unluk bahasa asing sehingga pemakaiannya dalam penyiapan dokumcn berbahasa Indonesia kurang mcmbantu. Untuk menmupi kekurangan tersebul beberapa piliak lelah dan sedang mengembangkan perangkal lunak pendukung yang bisa disisipkan pada penyunting yang sudah ada. Perangkat pendukung tersebut anlara lain adalab Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBII) elektronik [6],fasilitas pemenggalan Kata Indonesia [1), fasililas remeriksa Ujaan[ 3]. dan fasilitas Tesaurus [10]. Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan prototipe yang tengah dikembangkan sebagai pemeriksa adalah bahsa Indonesia. pemeriksa ini diharapkan mampu memeriksa validitas sualu kalimat bahasa Indonesia sesuai dengan Tata bahasa Baku bahasa Indonesia.
1995
LESA-25-Jan1995-106
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bobby Achirul Awal Nazief
Abstrak :
Komputer, yang semula dirancang sebagai alat pengolah data yang umumnya bertipe numerik, telah berkembang fungsi dan cakupannya. Saat ini komputer tidak lagi semata-mata dikaitkan dengan perhitungan numerik, namun juga mencakup banyak aspek pengolahan informasi yang menyangkut data bertipe non-numerik. Mulai dan pengolahan dokumen tekstual dalam bentuk penyunting kata elektronis, sampai dengan pembuatan efek-efek visual yang menjadikan sebuah film lebih menakjubkanuntuk ditonton. Dari luasnya fungsi komputer pada saat ini, kami akan menyoroti satu penggunaannya yang mungkin merupakan penggunaan terbesar, yaitu sebagai alat bantu yang memungkinkan penyuntingan kata secara elektronis. Bersama suatu paket perangkat lunak penyunting kata, komputer menggantikan peran mesin ketik sebagai alat bantu yang memungkinkan para penulis/wartawan/penyunting menghasilkan karya-karya tulis mereka dengan cepat.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LESA-25-Jan11995-18
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lim Yohanes Stefanus
Abstrak :
Makalah ini membahas salah satu masalah yang sangat umum dalam pemrosesan teks dengan bantuan komputer, yaitu bagaimana melacak dengan cepat suatu kata atau ungkapan tertentu dalam suatu berkas teks yang besar. Dalam banyak situasi, kata yang akan dilacak itu mungkin tidak diketahui dengan persis. Misalnya, ejaan kata itu sendiri kurang betul, atau teks tersebut mengandung kesalahan-kesalahan penulisan. Jadi bagaimana seharusnya kriteria untuk menentukan kesuksesan pelacakan? Jika sistem disuruh mencari kata "objek" dalam teks yang mengandung kata "obyek", apakah sistem harus menyatakan bahwa pelacakan itu berhasil menemukan kata yang sesuai? Untuk membantu manusia yang pada umumnya bersifat mudah membuat kesalahan, sistem pelacakan teks sebaiknya bekerja berdasarkan kriteria kesuksesan pelacakan yang longgar. Tentu saja kelonggaran ini harus dibatasi. Kita tidak menginginkan sistem yang melemparkan ratusan jawaban untuk satu permintaan melacak kata yang kita yakin ejaannya benar. Sebaiknya sistem itu bekerja sebagai berikut: mula-mula ia akan berusaha menemukan kata yang persis; kalau kata yang persis tidak ada, ia akan berusaha menemukan kata yang ejaannya paling mendekati menurut ukuran kedekatan tertentu; dan seterusnya. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana bentuk ukuran kedekatan tersebut.
1995
LESA-25-Jan1995-54
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kitra Latuasan
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang : Nusa Tenggara Timur adalah wilayah endemik malaria. Tidak hanya malaria simtomatik, malaria asimtomatik juga menjadi beban daerah ini. Pendeteksiannya harus dilakukan dengan seksama. Perubahan hematologi yang terjadi pada pasien, diantaranya jumlah dan hitung jenis leukosit dapat dijadikan salah satu penanda terjadinya malaria asimtomatik. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui prevalensi malaria asimtomatik, mengetahui profil jumlah dan hitung jenis leukosit, serta mengetahui hubungan malaria asimtomatik dengan jumlah dan hitung jenis leukosit pada warga di Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, NTT. Metode : Metode penelitian ini adalah potong lintang dengan sampel yang berasal dari data sekunder penelitian induk di Nangapanda, Ende, NTT pada tahun 2009. Hasil : Prevalensi malaria asimtomatik di Kecamatan Nangapanda, Ende, NTT sebesar 14,7 . Median nilai minimum-nilai maksimum jumlah leukosit = 8000 3000-21000 sel/mm3, hitung jenis monosit = 5 0-14 , hitung jenis granulosit = 47 10-71 , hitung jenis limfosit = 48 23-84 . Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan malaria asimtomatik dengan jumlah dan hitung jenis leukosit pada keseluruhan data. Namun, jika dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, terdapat hubungan signifikan antara malaria asimtomatik dengan monosit pada jenis kelamin laki-laki p=0,031 . Diskusi : Tidak terdapat hubungan signifikan antara infeksi malaria asimtomatik dengan jumlah dan hitung jenis leukosit pada warga di Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, NTT.
ABSTRACT
Introduction East Nusa Tenggara is a malaria rsquo s endemic region. The region bears not only the burden of symptomatic malaria, but also asymptomatic malaria. The detection of this disease must be done carefully, and one of the methods is to measure the hematological changes that happened in the patients rsquo body, calculating the total and differential leukocyte counts. Objective The objectives of this study were to find out the prevalence of asymptomatic malaria, the total and differential counts of leukocyte, and also the relationship between asymptomatic malaria with the total and differential leukocyte counts on the residents of Nangapanda, Ende, East Nusa Tenggara. Method This study used cross sectional method, with the sample originated from a secondary data of the previous study in Nangapanda, Ende, East Nusa Tenggara back in 2009. Result The prevalence of asymptomatic malaria in Nangapanda, Ende, East Nusa Tenggara was 14.7 . While the median minimum maximum total leukocyte counts 8000 3000 21000 cell mm3, monocyte counts 5 0 14 , granulocyte counts 47 10 71 , lymphocyte counts 48 23 84 . In this study, there was no significant relationship between asymptomatic malaria with total and differential leukocyte counts in the overall data. However, if categorized by sex, there was a significant relationship between asymptomatic malaria and monocyte counts in male p 0.031 . Discussion There was no significant relationship between asymptomatic malaria infection with the total and differential counts of leukocyte on residents of Nangapanda, Ende, East Nusa Tenggara.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Kanigoro
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai membangun suatu rancang bangun ratemeter menggunakan detektor NaI Tl berbasis mikrokontroler Dimana menghitung jumlah cacahan suatu radiasi sinar gamma dari suatu unsur radioaktif Cacahan tersebut terukur dari pulsa pulsa listrik yang dihasilkan dari detektor NaI Tl Detektor yang terdiri dari scintillator dan tabung photomultiplier dapat mendeteksi adanya suatu aktivitas radioaktif Menggunakan unsur Amerisium 241 Am 241 sebagai sumber radioaktif dan mengukur tingkat cacahan radioaktif terhadap tingkat perubahan tengan detektor yang digunakan Menentukan daerah Plateau dari detektor yang digunakan pada tegangan 1000V sampai dengan 1020V dengan daerah kerja optimal detektor pada tegangan 1010V Membandingkan ratemeter yang telah dibuat dengan surveymeter yang terkalibrasi dengan hasil cacahan terhadap perubahan jarak radioaktif yang digunakan. ......Has conducted research on building a design ratemeter using NaI detector Tl based microcontroller Where counting the number of counts of a gamma ray radiation from a radioactive element The initial count of measurable electrical pulses generated from the detector NaI Tl Scintillator detector consists of a photomultiplier tube and can detect the presence of a radioactive activity Using Americium 241 Am 241 as a radioactive source and measuring the level of radioactive chopped the rate of change amid the detector used Determining the Plateau area of the detector used at voltages up to 1020V 1000V with optimal work area detector voltage 1010V Comparing ratemeter which has been made with SurveyMETER calibrated with the results of counts to changes in the use of radioactive distance.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57116
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhadjir
Abstrak :
Penyaji makalah ini bukan ahli atau tehnolog kumputer, telapi pemakai biasa saja, yang memiliki sedikit pengalaman penggunaan komputer untuk penelitiannya. Penyajian pengajaraan di forum ini lebih bersifat memancing masukan daripada memberikan informasi. Sclama ini para peneliti bahasa tampak merasa tidak perlu benar akan bantuan teknologi komputer sebagai alat bantu untuk penelilian struktur intern bahasa. Memang penelitian struktur bahasa yang dilaksanakan dengan 500-600 contoh kalimat, masih dapat dilakukan dengan tidak terlalu memerlukan peralatan pembantu; sekalipun demikian dengan alat bantu komputer akan lebih cepat dan teliti. Tetapi, bilamana kita ingin merencanakan tata bahasa yang bersifat komprehensif, dengan polulasi yang bersifat nasional, seperti misalnya bila kita ingin menyusun tata bahasa seperti dilakukan Rondolph Quirk untuk tata-bahasa bahasa Inggris A Comprehensive Grammar of The English Grammar (1985), bantuan komputer mutlak diperlukan. Sama halnya kalau kita ingin menyusun kamus bcrdasarkan bahasa yang hidup, yang memerlukan contoh yang sebenarnya hidup dalam masyarakat bahasa, bantuan komputer mutlak diperlukan.
1995
LESA-25-Jan1995-81
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nancy Dian Anggraeni
Abstrak :
Penyakit HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Masalah yang berkembang adalah karena angka morbiditas dan mortalitas yang masih tinggi, disebabkan antara lain karena keterlambatan mendapatkan pengobatan Anti Retroviral (ARV). Di Indonesia pengobatan ARV umumnya dimulai bila jumlah sel CD4 < 200 sel/mm3 atau bila stadium klinis 3 atau 4. Informasi tentang pengaruh jumlah sel CD4 sebelum pengobatan ARV terhadap ketahanan hidup satu tahun pasien HIV/AIDS berdasarkan kelompok kategori <50 sel/mm3, 50-<200 sel/mm3 dan > 200 sel/mm3, saat ini belum tersedia di Indonesia. Untuk mengetahuinya, maka dilakukan penelitian ini. Desain penelitian kohort retrospektif, dilakukan pengamatan terhadap kematian pada populasi dinamis selama satu tahun (366 hari), dari Januari 2005 hingga Januari 2010. Subjek penelitian 158 pasien HIV/AIDS berusia > 15 tahun, naïve dan mendapat regimen ARV lini pertama di RSPI Prof.DR.Sulianti Saroso pada tahun 2005-2010. Prosedur analisis ketahanan hidup menggunakan metode Kaplan-Meier (product limit), analisis bivariat dengan Log rank test (Mantel cox) dan analisis multivariat dengan cox regression / cox proportional hazard model. Penelitian ini mendapatkan probabilitas ketahanan hidup keseluruhan satu tahun pasien HIV/AIDS dengan pengobatan regimen ARV lini pertama adalah 0,86 (CI 95% 0,79-0,91). Incident rate kematian (Hazard rate) kelompok jumlah sel CD4 <50 sel/mm3 adalah 8/10.000 orang hari (29/100 orang tahun), kelompok jumlah sel CD4 50-<200 sel/mm3 adalah 3/10.000 orang hari (11/100 orang tahun) dan kelompok jumlah sel CD4 > 200 sel/mm3 adalah 2/10.000 orang hari (7/100 orang tahun). Hazard Ratio(HR)-adjusted kelompok jumlah sel CD4 <50 sel/mm3 terhadap kelompok jumlah sel CD4 > 200 sel/mm3 adalah 3,4 (p= 0,058 ; CI 95% : 0,96-12,16), HR-adjusted kelompok jumlah sel CD4 50-<200 sel/mm3 terhadap kelompok jumlah CD4 > 200 sel/mm3 adalah 1,7 (p= 0,48 ; CI 95% : 0,4-7.04). HR-adjusted pasien dengan TB 3,57 kali terhadap pasien tanpa TB (p=0,015 ; CI 95% : 1,27-9,99). Jumlah sel CD4 sebelum pengobatan ARV tidak mempunyai pengaruh secara statistik terhadap ketahanan hidup satu tahun pasien HIV/AIDS yang mendapat regimen ARV lini pertama. Namun penelitian mendapatkan penyakit Tuberkulosis (TB) mempunyai pengaruh secara statistik terhadap ketahanan hidup satu tahun pasien HIV/AIDS yang mendapat regimen ARV lini pertama. ......HIV/AIDS disease is one of public health concerns in Indonesia. The growing issues related to high morbidity and mortality rate. This is due to such as lately initiated of Antiretroviral (ARV) therapy. In Indonesia ARV therapy is begun when the CD4 cell counts dropped below 200 cell/mm3 or if clinical stadium fall into 3rd or 4th. Nowadays in Indonesia, Information about the influenced of baseline CD4 cell count to one year survival among patient HIV/AIDS with first line ARV regimen therapy, base on strata <50 cell/mm3, 50- <200 cell/mm3 and > 200 cell/mm3 was not available, therefore this research will be conducted. Study design was retrospective cohort, with one year (366 days) duration of observation to death, in dynamic population from January 2005 to January 2010. The subjects of study were 158 HIV/AIDS patients, with inclusion criteria: > 15 years old, naïve, and were treated by first line ARV regimen at RSPI Prof.DR. Sulianti Saroso in year 2005-2010. The procedures of survival analysis used Kaplan-Meier method (product limit), and Log rank test (Mantel cox) for bivariate analysis and cox regression / cox proportional hazard model for multivariat analysis. The overall of one year survival probability in HIV/AIDS patients with first line ARV regimen therapy was 0,86 (CI 95% 0,79-0,91). Incident rate of death (Hazard rate) in CD4 <50 cell/mm3 group was 8/10.000 persons days (29/100 persons years), in CD4 50-<200 cell/mm3 group was 3/10.000 persons days (11/100 persons years) and in CD4 > 200 cell/mm3 group was 2/10.000 persons days (7/100 persons years). The Hazard Ratio(HR)-adjusted CD4 <50 cell/mm3 patients compared to CD4 > 200 cell/mm3 patients was 3,4 (p= 0,058 ; CI 95% : 0,96-12,16), the HR-adjusted CD4 50-<200 cell/mm3 patients compared to CD4 > 200 cell/mm3 patients was 1,7 (p= 0,479 ; CI 95% : 0,4-7.04). HRadjusted tuberculosis patients was 3,57 time more risk to death than patients without tuberculosis (p=0,015 ; CI 95% : 1,27-9,99). This study found that the baseline CD4 cell counts have not significant statistical associated to one year survival of HIV/AIDS patients with first line ARV regimen therapy, after has controlled to other independent variables. But this study found that tuberculosis has significant statistical association to one year survival of HIV/AIDS patients who received first line ARV regimen therapy.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T28437
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heltty
Abstrak :
ABSTRAK
Kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel akibat adanya kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Kanker dapat menyebabkan kematian. Kemoterapi merupakan salah satu penatalaksanaan kanker yang dapat menimbulkan berbagai efek samping, diantaranya adalah anemia, leukopenia, dan trombositopenia. Penelitian- penelitian yang sudah ada menyebutkan bahwa kacang hijau dapat mengatasi anemia, dimana kacang hijau mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukkan dan maturasi sel-sel darah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jus kacang hijau terhadap kadar hemoglobin dan jumlah sel darah (eritrosis, leukosit, dan trombosit) dalam konteks asuhan keperawatan pasien kanker dengan kemoterapi di RSUP Fatmawati Jakarta. Disain penelitian ini adalah kuasi- eksperimen dengan tipe nonequivalent control group design pre dan post test. Jumlah sampel sebanyak 56 responden (28 responden kelompok intervensi yang mendapat jus kacang hijau selama tujuh hari dengan pemberian dua cangkir perhari, setiap cangkir berisi 250 cc dan 28 responden kelompok kontrol yang tidak mendapat jus kacang hijau). Sampel diperoleh dengan menggunakan simple random sampling. Evaluasi kadar hemoglobin dan jumlah sel darah dilakukan setelah pemberian jus kacang hijau yaitu di hari kedelapan baik pada kelompok intervensi maupun kontrol. Hasil penelitian diperoleh adanya peningkatan kadar hemoglobin dan sel darah pada kelompok intervensi (p=0,000), artinya bahwa pemberian jus kacang hijau pada pasien kanker dengan kemoterapi berpengaruh terhadap peningkatan kadar hemoglobin dan jumlah sel darah. Penelitian ini dapat memperkaya keilmuan keperawatan dimana dapat dijadikan sebagai intervensi keperawatan dalam penatalaksanaan pasien kanker dengan kemoterapi. Rekomendasi hasil penelitian ini perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar, berbagai derajat keganasan, memperhatikan adanya penyakit penyerta, dosis obat kemoterapi, dan perlu adanya pengawasan yang ketat terhadap pengambilan serta analisa sampel darah.
ABSTRACT
Cancer is abnormal growth of cells due to destruction of genes that control growth and differentiation of cells. Cancer is a leading disease, cause of death. Chemotherapy is one of the cancer treatment that could provide many side effects, such as anemia, leucopenia, and thrombocytopenia. The purpose of this study is to explore the effect of mung bean juice on the level of hemoglobin and the number of blood cells (erythrocyte, leukocyte, and platelet) in cancer patients who got chemotherapy treatment at Fatmawati General Hospital, Jakarta. The design was a quasi experimental using a non equivalent control group with pre and post test approach. A simple random sampling was employed and 56 subjects were obtained in this study, divided into two groups (the intervention group got mung bean juice for seven days; and, the control group did not mung bean juice). The level of hemoglobin and blood cells counts were evaluated on the eighth day.The finding showed that there were an increasing the level of hemoglobin and blood cells in intervention group (p= 0,000), meaning that mung bean juice has an effect in increasing level of hemoglobin and blood cells counts in cancer patients with chemotherapy. This study can enrich nursing science and can be used as an nursing intervention in management of cancer patients with chemotherapy. It is recommended to conduct further research using more samples, various of ferocity level, accompanying disease, chemotherapy dose, and strict controlling in test and analysis blood sample.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library