Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ermawaty Ratna
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai pengaruh Country of Origin terhadap persepsi konsumen pada kualitas mobil dengan tiga tipe yang berbeda yaitu sedan, jeep, dan SUV, dimana negara asal mobil adalah Jerman, Amerika, dan Jepang. Penelitian ini bersifat kuantitatif dimana analisa dilakukan secara deskriptif. Adapun hasil penelitian ini secara keseluruhan adalah secara deskriptif mobil sedan dengan country of origin Jepang dipersepsikan memiliki kualitas yang lebih tinggi di bandingkan mobil sedan dengan country of origin Jerman dan Amerika, mobil jeep dengan country of origin Jerman dipersepsikan memiliki kualitas yang lebih tinggi di bandingkan mobil jeep dengan country of origin Jepang dan Amerika, dan untuk mobil SUV origin Jepang dipersepsikan memiliki kualitas yang lebih tinggi di bandingkan mobil SUV dengan country of origin Jerman dan Amerika.Hasil penelitian ini menyarankan untuk mobil sedan Jerman agar terus meningkatkan kualitas agar tidak kalah bersaing dengan mobil sedan Jepang, untuk mobil jeep Amerika agar dapat melakukan promosi terkait dengan kualitas mobilnya.
This thesis will discuss the effect of Country of Origin towards Consumer's Perception regarding the quality of three types of automobile; Sedan, Jeep and SUV from Germany, USA and Japan. This study will focus on the quantitative side. The findings of this study demonstrate that based on descriptive analysis Sedans with Japan as the Country of Origin are viewed to have a better quality compared to the other sedans with Germany and USA as the Country of Origins. Moreover, Jeeps with Germany as the Country of Origin are viewed to have a better quality compared to the other jeeps with Japan and USA as the Country of Origins. And furthermore, SUVs with Japan as the Country of Origin are viewed to have a better quality compared to the other sedans with Germany and USA as the Country of Origins. This analysis suggests that German sedans should improve their automobile quality thus will be able to match the quality of Japanese sedans, while American Jeeps should continue their promotion towards better quality products.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26618
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Iman Alamsyah
Abstrak :
Umumnya, perusahaan yang berasal dari negara China dipersepsikan oleh konsumen sebagai perusahaan yang kurang kreatif dalam pengembangan produkproduknya. Salah satu usaha untuk mengubah persepsi konsumen tersebut adalah dengan melakukan aliansi lintas negara. Untuk itu, penelitian dilakukan guna mengetahui bagaimana hubungan aliansi lintas negara terhadap sikap konsumen terhadap merek perusahaan yang berasal dari China. Penelitian dilakukan dengan melibatkan 170 responden. Dalam penelitian ini digunakan lima buah variabel, yaitu attitude, brand fit, product fit dan country of origin fit. ...... Generally, companies from China are perceived by consumers as less creative in the development of its products. One attempt to change the perception of the consumer is to do a cross-country alliances. To that end, research was conducted to determine the influence of trans-national alliances against consumer attitude of the company that comes from China. The study was conducted involving 170 respondents. This study used five variables, namely attitude, brand fit, product fit, and country of origin fit.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudya Frisca Susanna
Abstrak :

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah petanda produk hibrida (hybrid product) dengan negara produsen atau Country of Manufacture/ Assembly (COM/A) di negara-negara berkembang mempengaruhi persepsi kualitas konsumen Indonesia dalam mempergunakan produk fast-fashion. Penelitian ini terdiri dari tinjauan pustaka diikuti dengan penelitian empiris melalui survei berbasis internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikasi produk hibrida sendiri tidak mempengaruhi persepsi kualitas menjadi lebih rendah, meskipun demikian, COM/A negara-negara berkembang mempengaruhi persepsi kualitas secara negatif yang signifikan dan perubahan pada persepsi kualitas terhadap produk fast-fashion tidak diperngaruhi pada persepsi awal produk tersebut.  ......The purpose of this study is to analyze whether or not the indication of being a hybrid product with COM/A in emerging countries affect Indonesian consumer’s quality perception by using fast-fashion products. The study consist of a literature review followed by an empirical research through a web-based survey. The study revealed that hybrid product indication alone does not lead to a lower quality perception, however, emerging countries COM/A negatively affects the quality perception significantly and the change quality perception did not depend on the product’s initial perception. 

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
John Alan Christy
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki efek dari etnosentrism dalam konsumer Indonesia terhadap evaluasi produk lokal dan produk luar negeri. Data yang dibutuhkan untuk penelitian ini di koleksi dari 96 mahasiswa dan murid SMA di Indonesia. Data kemudian digunakan untuk menganalisis efek dari Country of Origin (COO) terhadap produk kopi lokal dan produk kopi luar negeri, serta menganalisis sejauh apa etnosentrime mempengaruhi hasil penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Country of Origin memang mempengaruhi evaluasi produk dan niat membeli konsumer Indonesia, dimana orang Indonesia lebih memihak kepada produk lokal Indonesia. Penelitian juga menunjukan bahwa etnosentrism tidak mempengaruhi perilaku konsumen Indonesia terhadap evaluasi produk dan niat membeli produk kopi. Bahasan dan implikasi akan dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini. ......The purpose of this study is to investigate the effect of ethnocentrism in Indonesian consumers’ perception towards domestic and foreign brands. The data are collected from 96 universities and high school students in Indonesia. The data is used to analyze the effect of country of origin (COO) in Indonesian consumers’ product evaluation of domestic and foreign coffee brands and to examine to what extent does ethnocentrism affect the outcome. The results indicate that country of origin effect does take place in the Indonesian consumers’ product evaluation and intention to purchase, being Indonesian consumers’ more favouring foreign brands over the domestic brands. In addition, the study also revealed that ethnocentrism does not affect the consumers’ product evaluation and intention to purchase of each coffee brands. The arguments for the result as well as implications for managers are discussed.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradissa
Abstrak :
Persaingan global semakin intensif dengan maraknya perusahaan melakukan pemasaran internasional dan terjadinya persaingan antar merek dari berbagai kategori produk. Kesadaran akan pentingnya merek sebagai aset yang paling bernilai, yang tercakup dalam apa yang disebut ekuitas merek. Ekuitas merek ini mencakup 5 kategori yaitu kesadaran nama, asosiasi-asosiasi merek, kesan kualiats, loyalitas merek dan aset-aset merek lainnya (seperti paten, cap dan lainnya). Merek itu sendiri bisa diasosiasikan dengan negara asal (country of origin), dimana negara asal itu berpengaruh dalam menilai suatu produk. Konsumen cenderung mempunyai kesan terntentu terhadap suatu produk yang dihasilkan suatu negara, seperti cina dengan obat-obatan, Perancis dengan mode pakaian dan parfum dan lain-lain. Penelitian ini difokuskan untuk memberikan gambaran yang mendekati mengenai pengaruh negara asal (country of origin) terhadap kesan kualitas serta melihat hubungan antara persepsi harga dan kualitas khususnya untuk kategori produk makanan/minuman dan otomotif. Bentuk penelitian yang dilakukan adalah dengan deskriptif analisis. Data primer didapat dengan teknik survei dengan face to face interview. Survei dilakukan dalam bulan Mei 1998 di wilayah DKI Jakarta dengan jumlah responden 400 orang. instrumen utama dalam survei adalah kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai persepsi terhadap kualitas dan harga produk makanan/minuman buatan negara Amenka Indonesia, Jepang, Belanda dan Cina sedangkan untuk produk otomotif buatan negara Jerman, Indonesia. Jepang, Korea dan Amerika Kuesioner ini menggunakan 5 points likert scale untuk persepsi kualitas, dimana 1 berarti kualitas sangat rendah dan 5 berarti sangat tinggi. Untuk variabel harga ditanyakan kepada responden persepsi barga kedua produk lersebut apakah Iebih tinggi, sarna saja atnu lebih rendah (kira-kira berapa persan), apabila produk Indonesia dijadikan patokan 100%. Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini : Untuk produk makanan/minuman, produk negara Amerika dipersepsikan berkualitas paling tinggi (mean 40) dibandingkan negara lainnya dengan urutan selanjutnya produk buatan Jepang (mean 3,79), Indonesia (mean 3,68), Belanda (mean 3,60) dan Cina (3,54). Dari uji statistik yang dilakukan dengan one-way anova terhadap persepsi kualitas produk Makanan/minuman buatan Amerika, tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk variabel usia, jenis kelamin, pendidikan yang ditamatkan dan pernah/tidak ke luar negeri kecuali untuk variabel pengeluaran per bulan. Untuk produk buatan Indonesia, variabeÍ usia, jenis kelamin, pengeluaran per bulan, dan pendidikan yang ditamatkan tidak berpengaruh nyata terhadap persepsi kualitas, kecuali variabel pernah/tidak ke luar negeri. Harga produk makanan/minuman buatan Amerika, Belanda, Jepang dan Cina jika harga produk Indonesia dijadikan patokan 100% dipersepsikan lebih mahal oleh responden, dengan produk Amerika mempunyal rata-rata harga tertinggi yaitu 189,63% selanjutnya diikuti produk buatan Belanda, Jepang dan Cina. Dari hasil matrik hubungan antara harga dan kualitas produk makanan/minuman terlihat bahwa produk buatan Amerika dipersepsikan mempunyai kualitas tertinggi sekaligus mempunyai harga tertinggo dibandingkan negara lainnya selanjutnya berlaku juga untuk produk Jepang Produk buatan Indonesia sendiri kualitasnya lebih tinggi dari Belanda dan Cina namun harganya dipersepsikan lebih rendah dibandingkan keempat negara lainnya. Untuk produk otomotif, produk negara Jerman dipersepsikan berkualitas paling tinggi (mean 4,56) dibandingkan negara Iainnya dengan urutan selanjutnya produk buatan Jepang (mean 4,29), Amerika (mean 4,24), Korea (mean 3,4 1) dan Indonesia (2,48). Dari uji statistik yang dilakukan dengan One-Way anova terhadap persepsi kualitas produk otomotif buatan Jerman, tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk variabel jenis kelamin, pengeluaran per bulan, pendidikan yang ditamatkan dan pernah/tidak ke luar negeri kecuali variabel usia responden. Selanjutnya untuk produk buatan Indonesia, variabel usia, pengeluaran per bulan, pendidikan yang ditamatkan dan pernah/tidak ke luar negeri, tidak berpengaruh nyata terhadap persepsi kualitas, kecuali variabel jenis kelamin. Harga produk otomotif buatan Jerman, Amerika, Jepang dan Korea jika harga produk Indonesia dijadikan patokan 100% dipersepsikan Iebih mahal oleh responden, dengan produk Jerman mempunyai rata-rata harga tertinggi yaitu 245,71% (2,5 kali harga produk Indonesia) selanjutnya Amerika 222,78%, Jepang hampir 2 kalinya dan Korea 1,5 kali. Terakhir hasil matrik hubungan antara harga dan kualitas produk otomotif terlihat bahwa produk buatan Jerman dipersepsikan mempunyal kualitas tertinggi sekaligus mempunyai harga tertinggi dibandingkan negara lainnya, selanjutnya berurutan berlaku juga untuk produk Amerika, Jepang dan Korea. Sedangkan produk otomotif buatan Indonesia sendiri kuaiitasnya dan harganya paling rendah dipersepsikan oleh responden yang semuanya berasal dari Indonesia. Hal ini dapat dipahami karena Indonesia memang baru beberapa tahun terakhir mengeIuarka produk otomotifnya dan terkenal dengan harganya yang murah dibandingkan lainnya yang beredar di Indonesia. Sebagai implikasi manajerial dan penemuan diatas dianjurkan pertama untuk produk Makanan/minuman buatan negara Amerika dan Jepang dalam strategi promosinya sebaiknya memuat label ?made in? dalam produknya karena dipersepsikan berkualitas tinggi oleh responden hal ini juga dapat dilakukan untuk produk otomotif buatan Jerman, Jepang dan Amerika. Dengan tingginya persepsi kualitas untuk produk tadi, maka pemasar juga dapat mengambil keuntungan dengan menawarkan price premium bagi produknya. Kedua bagi pemasar Indonesia, sebaiknya meningkatkan kualitas aktual produk, terutama untuk produk makanan/minuman dibandingkan produk otomotifnya. Untuk itu sebaiknya memuat label "made in Indonesia" pada kemasannya, selain ¡tu perlu untuk mengadakan promosi dalam menggiatkan gerakan cinta produk makanan/minuman Indonesia seperti lewat iklan-iklan dan lain-lain. Sebaliknya untuk produk otomotif buatan Indonesia, slogan mobnas tidak akan berarti banyak karena terbukti kualitas otomotif Indonesia dipersepsikan rendah s/d blasa saja berada jauh di bawah kualitas produk otomotifbuatan Jerman, Jepang, Amerika dan Korea.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Hendry Donald Jonathan
Abstrak :
Tesis ini membahas pengaruh country of origin dan country of manufacture / assembly terhadapat persepsi konsumen pada atribut kualitas dan harga. Perkembangan dan persaingan Global mengakibatkan banyak perusahaan yang memindahkan basis produksinya ataupun assemblinya ke cina untuk dapat menghasilkan produk yang lebih kompetitif dari segi harga namun kadang kualitas yang dirasa menjadi menurun. Hal ini dapat dilihat bahwa alat ukur dimensi produksi Jepang, Jerman dan Amerika yang pada prinsipnya memilik kualitas yang relatif tinggi dibenak konsumen, menjadi rendah kualitasnya dalam persepsi konsumen setelah diproduksi di Cina. Namun begitu, praktek di lapangan, efek country of origin nya cukup kuat sehinnga kadang menutupi efek country of manufacture nya karena tiap manufacturer (khususnya yang memilki basis produksi dan assembly di Cina) berusaha lebih menonjolkan kesan country of origin nya. Oleh karena itu, untuk produk industri seperti alat ukur dimensi, suatu keuntungan yang bisa ditonjolkan jika basis diproduksi atau diasembli di negara yang sama dengan country of origin-nya. Mereka dapat mencantumkan ?manufacture / assembly in Japan/Jerman/Amerika? sebagai salah satu cara untuk memposisikan produk mereka di benak konsumen. ......The focus of this study to learn and analyze the effect of country of origin and country of manufacture / assembly in consumer (industry) perception which concentrate more on quality and price perception. Global condition with high competition among the player in industry make many international company shift their production or assembly facility to China in order to produce more competitive products but however customers has perception that declining of quality as trade off for this decision. We can learn from this study that measuring equipment from Japan, German, America that well-known as country that produce high and reputable quality, become low quality in customer perception after they manufacturing or assembly in China. But in practical, effect of country of origin is quite strong to cover the effect of country of manufacture / assembly which somehow customer can?t realize due to manufacturer that have basis in China try to manipulate their mind set by emphasis more on their original country of origin. So, for the manufacturer that still produce in their original country of origin, they have benefit to emphasis more on this country of origin and they can use as their positioning in customer mind set.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulhi Muwafik
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh country of origin image terhadap purchase intention konsumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 warga Depok yang belum pernah memiliki mobil merek Proton dengan metode non-probability sampling dan teknik purposive. Pengujian ini dilakukan menggunakan metode regresi linear berganda, dimana variabel dependen adalah purchase intention dan country of origin image sebagai variabel independen serta kuesioner sebagai instrumen penelitannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra negara asal memiliki pengaruh terhadap minat beli yang cukup kuat. Hubungan antar variabel dalam penelitian ini menunjukan adanya korelasi dalam kategori sangat kuat. ...... The goal of this study is to analyze the effect of country of origin image on purchase intention. This research applied quantitative approach. The sample of this research is 100 residents in Depok who never have Proton as their car. The data were collected using non-probability sampling and purposive technique. This research used questionnaire as the instrument and analyzed with multi linear regression methods. The result shows that country of origin image has a strong impact toward purchase intention. The Relationship between these variables showed the correlation is very strong category.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grasia Veranita
Abstrak :
Sebuah merek mewakili nilai fungsional, nilai kesenangan, nilai simbolik yang merefleksikan karakter dari seorang pembeli, citra negara asal yang memperlihatkan kecakapan produsennya. Itu semua membuat sebuah produk mudah "terbaca". Untuk dapat menyelediki pengaruh dari citra negara asal pada persepsi kualitas konsumen, maka keempat merek notebook-Acer, Toshiba, MacBook Apple dan Zyrex dibandingkan. Responden penelitian ini adalah yang memiliki notebook yang asli dan bukan barang bekas atau barang ilegal karena dianggap tidak dapat mewakili kondisi asli produk. Pertanyaan penelitian ini adalah: (1) Adakah pengaruh citra negara asal terhadap persepsi kualitas konsumen?, (2) Apakah terdapat perbedaan citra negara tempat asal merek notebook pada masing-masing merek?, (3) Apakah terdapat perbedaan persepsi kualitas pada masing-masing merek produk notebook?. Penelitian ini menggunaakan metode survei. Kemudian struktur model dilakukan dengan menggunakan regresi sederhana. Untuk memastikan perbedaan masingmasing merek, dalam penelitian ini juga dilakukan uji One Way Anova untuk mengetahui perbedaan analisis dalam populasi. Bonferroni juga digunakan untuk melihat lebih jauh merek mana yang berbeda dari merek yang lain. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) terdapat pengaruh citra negara asal terhadap persepsi kualitas konsumen dalam korelasi positif yang searah. Hal ini menunjukkan sebuah citra negara asal yang tinggi akan meningkatkan persepsi kualitas konsumen.. (2) terdapat perbedaan citra negara tempat asal merek notebook pada masing-masing merek. (3) terdapat perbedaan persepsi kualitas pada masing-masing merek produk notebook. Implikasi penelitian ini adalah penggunaan strategi penamaan merek dapat membantu untuk meningkatkan penjualan dengan menyebutkan asal negara atau meletakkan label ?made-in? produk. Untuk produk Indonesia yang bertujuan untuk memenangkan persaingan industri dapat memberikan nama asing untuk dapat menarik perhatian konsumen dan mencapai citra produk yang lebih baik.
In tegnology market, a brand name play the important role in consumer?s purchase decision, so is country of origin. A brand name represent functional value, pleasure value and symbolic values as a reflection of buyers?s self image; country of origin image address the producer?s competences. The whole of those makes a product easier to "read". To explore the effect of country of origin on perceived quality consumen, four brands of notebook-Acer, Toshiba, MacBook Apple and Zyrex are compared. The research used survey method with subjects to have the original products of particular brand-not second hand products and/or not black market goods-to make sure the validity of answers about the brands. These research questions is: (1) is there impact from country of origin on consumer perceived quality?, (2) are there differences of country of origin among each brands?, (3) are there differences of perceived quality among each brands?. These reseach use survey method. Model structure will be tested by singleregression. To measure the difference among the brands, the research also conducted One Way Anova test to know the variance analysis in the population area. Bonferroni also used to find out which brand(s) differ from other. Based on research question, the research indicates the following result: (1) there is impact from country of origin image on consumer perceived quality in positive linear direction. It showed that high country of origin image increase consumer perceived quality. (2) there are differences of country of origin image among each brands. (3) there are differences of country of origin of consumer perceived quality among each brands. The implication from the result reseach is brand-naming strategy can help to increase sales by mentioning in the home-country or put the ?made-in? label on products. For Indonesian?s products in the purpose to survive or even win the competiton in industry companies may considered to give foreign brand name to attract consumer?s attention and achieve a better product image.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Kusuma
Abstrak :
Selain merek, country-of-origin merupakan pertimbangan penting bagi konsumen untuk menilai suatu produk, entah itu dalam mengevaluasi atau penilaian akan kualitas produk secara keseluruhan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor apa raja yang membuat country-of-origin menjadi pertimbangan penting konsumen. PeneIitian ini merupakan pengembangan penelitian terdahulu dari Schweiger, Otter & Strebinger (1995) mengenai pengaruh country-of-origin terhadap evaluasi produk dan implikasinya terhadap keputusan pemindahan lokasi. Penelitian dilakukan pada mahasiswa dan karyawan dengan golongan usia dan latar belakang yang beragam yang dianggap memiliki pengetahuan mengenai country-of¬origin. Untuk menguji hipotesis ini dengan menggunakan metode kuesioner terstruktur yang diberikan secara langsung inaupun melalui mills kepada responden. Data yang diperoleh sebanyak 223 responden. Analisis data yang digunakan adalah metode Structural Equation Modeling (SEM), dengan menggunakan program LISREL 8.30. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa country-of-origin memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap evaluasi produk dan persepsi kualitas, namun tidak mempengaruhi keinginan membeli konsumen. Ketertarikan untuk membeli lebih dikarenakan oleh persepsi kualitas terhadap suatu produk.
Likely as brand, country-of-origin has the equal value to become important consideration for consumer to evaluate a product, whether it as an evaluation or to judge the overall quality. The research is developed from previous study in country-of origin and product evaluation. Students and employees from varied age and background are considered as respondents in this research, and are assumed to understand the main point of country-of-origin. Total of 223 respondents are participated in the survey. Structural Equation Modeling (SEM) with applicable software package LISREL 8.30 is used as data analysis method. The research concluded that country-of-origin has a significant influence in product evaluation and quality perception, but has no strong influence in consumer's purchase decision. Consumer more intended to purchase a product based on quality perception rather than country-of-origin aspect.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20090
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esty Wiria Savitri
Abstrak :
Dunia fashion adalah dunia yang dinamis. Kedinamisan tersebut karena hasrat alami manusia yang selalu ingin tampil menarik. Manusia tidak sekedar ingin mengenakan baju yang nyaman, memilih tas yang sesuai kebutuhan, ataupun memakai sepatu yang berukuran tepat. Lebih dari itu, manusia ingin setiap yang dipakainya menjadi simbol agar diterima oleh lingkungannya. Kedinamisan dunia fashion tersebut pun terjadi di Indonesia. Masyarakat Indonesia semakin peduli terhadap fashion. Hal ini dapat dilihat dari pertambahan jumlah pusat perbelanjaan yang notabene menandakan semakin bertambah pula gerai-gerai yang menjual produk fashion baik yang bermerek maupun tidak bermerek. Namun demikian, peluang pertambahan pusat Perbelanjaan tersebut dikeluhkan oleh sebagian perilaku usaha Iokal karena yang lebih menguasai tiap area di pusat perbelanjaan tersebut adalah pelaku usaha yang menjual produk fashion bermerek global. Untuk melihat peluang pelaku usaha lokal, maka dilakukan penelitian ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP IMAGE COUNTRY-OF-ORIGIN DALAM PASAR MASS-FASHION INDONESIA --STUDI ANALISIS GIORDANO, GUESS, DAN ZARA--. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor apa yang mempengaruhi konsumen dalam memutuskan membeli produk fashion dan bagaimana faktor-faktor tersebut memberi masukan bagi pelaku usaha fashion untuk meningkatkan usahanya. Penelitian perilaku konsumen ini dilakukan dengan memakai riset eksploratori dan riser deskriptif. Penelitian dilakukan di DKI Jakarta dengan alasan kemajemukan penduduk DKI Jakarta dapat mewakili opini beragam konsumen fashion. Selain itu, DKI Jakarta sebagai ibukota Republik Indonesia diasumsikan penulis sebagai magnet fashion Indonesia. Adapun sample yang digunakan berasal dari 100 responden yang diperoleh secara convenience sampling. Data yang didapat dari 100 responden tersebut diolah penulis dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis tingkat kepentingan atribut. Berdasarkan data penelitian, diperoleh input bahwa responden cenderung mengutamakan atribut tangible daripada intangible suatu produk fashion. Yang dimaksud atribut tangible adalah atribut-atribut yang menunjukkan gambaran kualitas suatu produk seperti kualitas jahitan, warna, dan keaweran produk, serta ukuran yang beragam. Sementara itu, penulis melihat atribut intangible adalah atribut-atribut yang mengemas atribut tangible, seperti harga produk yang cukup reasonable, tempat penjualan produk yang cukup nyaman, dan pelayanan memuaskan yang diberikan oleh shop assistant, dan merek. Walaupun atribut intangible dipersepsikan responden tidak terlalu penting, penulis melihat atribut intangible, khusunya merek, adalah knowledge awal yang menjadi screening awal konsumen dalam membeli produk fashion, yang mana proses evaluasi ini tedadi di luar kesadaran konsumen atau dengan kata lain menjadi habit. Pemyataan di atas didasari dari kecenderungan konsumen memilih berbelanja produk fashion di pusat perbeianjaan terkemuka dibandingkan di pusat-pusat grosir dan awareness konsumen terhadap fashion brands yang terbilang tinggi. Berdasarkan data juga didapati informasi bahwa COO tidak terlalu dipedulikan oleh konsumen. Walaupun konsumen mempunyai pemahaman terhadap kualitas tiap-tiap COO, konsumen tidak terlalu menaruh perhatian tentang asal negara suatu produk fashion. Namun demikian, berdasarkan analisis korelasi COO dengan brand didapati kesamaan persepsi kualitas antara COO dengan brand. Untuk itu, saran yang diajukan oleh penulis bagi pelaku usaha produk fashion lokal adalah menjadikan produk-produk mereka sarat akan kualitas sehingga dapat menimbulkan perceived quality yang positif bagi konsumen dalam kemasan branding yang mudah untuk mendapatkan atensi konsumen, seperti merek dengan western name ataupun yang mudah untuk dilafalkan dan diingat. Selain itu, konsep atmosfer gerai yang nyaman juga perlu mendapat perhatian karena konsumen menyukai suasana gerai yang nyaman. Di luar strategi branding dan konsep gerai, pelaku usaha dapat pula menjadikan INDITEX -pembuat merek ZARA- sebagai benchmark. Dalam hal ini ZARA lebih mengutamakan kuantitas desain dibandingkan kuantitas produk. Keunggulan dari perilaku usaha ZARA ini adalah mengantisipasi kedinamisan dunia fashion yang cukup cepat dan mengurangi over stock yang dapat menjadi beban pelaku usaha. Oleh karena penelitian ini bersifat kuantitatif, maka keterbatasan dalam penelitian ini tidak didapat terlalu mendalam consumer insight dari konsumen tentang perceived quality tiap-tiap atribut. Sehubungan dengan hal tersebut, diharapkan dilakukan penelitian Ianjutan yang lebih bersifat kualitatif agar tercapainya consumer insight dari konsumen fashion di Indonesia dalam hal mass-fashion.
World of fashion is a dynamic world. The dynamic of it is because the human desire to look more attractive. A person does not wantjust to wear comfortable clothes, choose the right bag or wear the precise shoes. ln addition to, a person wants everything he wears to be a symbol of acceptance of his social life. The dynamic world of fashion is also happening in Indonesia. The society cares more about fashion. We can see this from the growth of shopping centers which means more of fashion outlet with kind?s famous brand or not. But the growth of them is often complained by some of local retailers because the portion of them is dominated by global fashion brands. The research of Analysis of Consumer?s Behaviors towards Image Country of Origin in Indonesian Mass Fashion Market -Analysis Study of GIORDANO, GUESS, and ZARA- is to know the opportunity of local retailer. The purpose of this research is to know what factors influence the consumer?s choice in buying fashion products and how the factors give input to the fashion industry to promote and develop market. The consumer?s behavior research is using the exploratory research and descriptive one. The research was conducted in Jakarta mainly because of its diversity can represent differences in fashion opinion. Beside that, Jakarta as The Republic of indonesia capital city is assumed by the writer as magnet of lndonesia?s fashion. The samplings are from |00 respondents got by convenience sampling. The 100 respondents? data are then analyzed using the descriptive method and attribute rate analysis. Based on the research data, the writer then gets to know why the respondents prefer to choose the tangible attribute rather than the intangible of a fashion. The means of tangible attributes are attributes that show the quality images such as the quality of the stitches, colors, durability, choices of size. The means of intangible attributes are attributes that cover the tangible attributes such as a reasonable price, a comfortable outlet, a warm service, and brand. Although the intangible attributes are often perceived not too important, the writer sees it, especially of brand attribute, is initial knowledge of consumer?s screening in buying fashion products, proceed by the evaluation beyond the consumer?s mind as a habit. For country-of-origin?s image, the data shows that the consumers do not really evaluate it although they also have the initial knowledge about COO of the fashion brand. From the research, some ofthe suggestions are: 1. branding strategy using western name is a good idea for local brand 2. making ZARA strategy as a benchmark, which is produce more design quantities rather than product quantities Because this research is using quantitative research, this paper has a limitation. The writer could not get deep consumer?s insight, which can get from qualitative research.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>