Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adryan Tanujaya
"LATAR BELAKANG: Demam dengue DD adalah salah satu penyakit infeksi virus yang sering ditemukan di daerah tropis. Di Indonesia, 2014, terdapat lebih dari 100,000 kasus DD dengan beberapa kasus fatal. Virus Dengue Serotipe-2 DENV-2 adalah penyebab tersering komplikasi DD, dan dapat memperburuk prognosis. Hingga saat ini, belum ada antivirus spesifik terhadap DENV.
METODE: Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas dan toksisitas daun Cosmos caudatus sebagai antivirus DENV. Pada penelitian ini digunakan uji bergantung dosis pada sel Huh7. Toksisitas ekstrak tanaman tersebut diuji dengan MTT assay CC50 . Efektivitas ekstrak tersebut dianalisis dengan focus assay sehingga didapatkan nilai konsentrasi hambat IC50 . Data tersebut kemudian digunakan untuk menghitung Selectivity Index SI tanaman tersebut terhadap DENV-2.
HASIL: Ekstrak daun Cosmos caudatus memiliki CC50 sebesar 187.1 g/mL, IC50 sebesar 12.2 g/mL, dan SI sebesar 15.4.
KESIMPULAN: Ekstrak daun Cosmos caudatus menunjukkan aktivitas antiviral terhadap DENV-2 dan tidak toksik. Ekstrak daun Cosmos caudatus dapat dijadikan kandidat antiviral di masa mendatang. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Erdiansyah
"ABSTRAK
Padi di Kabupaten Jember mengalami penurunan produksi, salah satunya disebabkan oleh organismepengganggu tanaman. Aplikasi PHT (Pengendalian Hama Terpadu) dengan memanfaatkan musuh alami dapatditerapkan agar ekosistem pertanaman padi seimbang. Penggunaan refugia bagi hama padi diharapkan efektifuntuk mengurangi populasi dan serangan hama. Penelitian dilakukan dari Agustus hingga Oktober 2017 di DesaSuren, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember. Refugia yang digunakan adalah kenikir (Cosmos caudatus)dan bunga kertas (Zinnia elegans). Pengambilan sampel acak adalah sistematis (pola zig-zag). Variabel yangdiamati adalah investasi dan klasifikasi populasi serangga. Prosedur pengumpulan data menggunakan metodepengumpulan data primer. Populasi hama padi tertinggi diketahui pada perlakuan yang tidak berada pada tanamanrefugia di pinggir sawah dan hama yang paling dominan adalah wereng hijau poppy atau Nipothetix spp denganjumlah populasi rata-rata 12 ekor. Pengamatan tanaman padi yang diolah dan ditanami tanaman refugia di pinggirsawah, diketahui populasi tertinggi pada umur 4 MST dan serangga yang diidentifikasi adalah hama. Total musuhalami pada tanaman padi tanpa tanaman refugia sebanyak 305 ekor, tanaman padi dengan tanaman refugiasebanyak 438 ekor. Populasi serangga musuh alami lebih besar pada tanaman padi dengan tanaman refugia. Halini disebabkan sepanjang sawah ditumbuhi gulma dan tanaman refugia.Kata kunci: Cosmos caudatus, Nipothetix spp, Zinnia elegans"
Universitas Jenderal Soedirman. Fakultas Pertanian, 2018
630 AGRIN 22:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Dea Firdaus
"

Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan penyakit degeneratif yang prevalensinya cukup tinggi. Untuk mengobatinya, tanaman herbal seringkali digunakan, salah satunya tanaman kenikir (Cosmos caudatus) yang diketahui memiliki aktivitas antidiabetes dan antioksidan yang tinggi. Namun, perbandingan jenis pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi daun tanaman ini belum dipelajari secara utuh. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap aktivitas antidiabetes dan antioksidan ekstrak daun kenikir. Proses ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan 3 pelarut yang berbeda, yaitu air, etanol 50%, dan etanol teknis selama 3 malam, kemudian dilakukan beberapa pengujian kuantitatif: perhitungan total fenolik dan flavonoid; aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH; dan aktivitas antidiabetes dengan metode inhibisi enzim α-glukosidase. Selanjutnya dilakukan pengujian LCMS/MS untuk memprediksi senyawa spesifik yang terkandung dalam ekstrak. Hasil pengujian menunjukkan kadar total fenolik dan flavonoid serta aktivitas antioksidan dan antidiabetes paling tinggi dimiliki oleh ekstrak etanol 50%. Analisis LCMS/MS menunjukkan prediksi senyawa fitokimia yang terkandung dalam masing-masing ekstrak dengan kuersetin adalah senyawa yang paling dominan yang terdeteksi pada ekstrak etanol 50%. Daun kenikir yang diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 50% memiliki banyak keunggulan berupa kandungan zat aktif yang lebih banyak, serta aktivitas antioksidan dan antidiabetes yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan ekstrak air dan etanol.


Type 2 diabetes mellitus (T2DM) is one of the most common degenerative disorders. For therapeutic use, herbs are commonly used in Indonesia for T2DM treatment, one of them is (Cosmos caudatus) kenikir’s leaves. In previous studies, kenikir's leaves have high antidiabetic and antioxidant activity. However, a comparison of antidiabetic activity from many extracts of kenikir's leave is remain unclear. This study will compare the antidiabetic and antioxidant properties of various kenikir’s leave extract. Kenikir’s leaves are extracted by maceration methods for three days using three different solvents: boiling water, ethanol 50%, dan ethanol 100%. Then, phenolic and flavonoid content will be measured, as well as antioxidant properties by DPPH radical scavenging activity assay, and antidiabetic properties by α-glucosidase inhibition assay, also LCMS/MS will be used to predict the compound from each extract. The result shows that ethanol 50% extract has highest phenolic and flavonoid content than others. It also has significantly higher antioxidant (p<0.05) and antidiabetic (p<0.05) properties than others. Meanwhile, LCMS/MS result of ethanol 50% extract predicts 6 chemical component, which quercetin is the most dominant compound. Ethanol 50% extract of kenikir’s leaves is superior from other extracts on phenolic and flavonoid content, antioxidant properties, and antidiabetic properties.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dorothy Sinur Christabella
"ABSTRAK
<
Kasus dengue masih tinggi di negara-negara endemik, salah satunya Indonesia. Tingkat insidensi penyakit demam berdarah dengue meningkat sejak tahun 1968 sampai 2015. Hingga saat ini belum ada obat antivirus spesifik untuk infeksi dengue. Salah satu penelitian mengenai pengobatan dengue dilakukan dengan menggunakan bahan natural. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa fraksi n-heksana ekstrak daun kenikir memiliki potensi sebagai antivirus DENV dengan nilai IC50, CC50, dan SI sebesar 1.497 μg/ml, 33.247 μg/ml dan 22.209 secara berurutan. Akan tetapi, bagaimana mekanisme penghambatan replikasi DENV paling tepat belum diketahui. Penelitian ini merupakan studi eksperimental menggunakan DENV Serotipe 2 Strain NGC dan sel HUH7it-1 yang membandingkan 2 mekanisme hambatan yaitu sesudah infeksi (post infeksi) dan saat-sesudah infeksi (pre-post infeksi). Penentuan persentase penghambatan DENV menggunakan uji focus assay. Sedangkan penentuan persentase viabilitas sel HUH7it-1 menggunakan uji MTT yang dibandingkan dengan nilai viabilitas kontrol DMSO untuk mengetahui efek toksisitas ekstrak. Dari uji tersebut, didapatkan persentase penghambatan DENV dan viabilitas pada mekanisme sesudah infeksi adalah 15,43% dan 138,53%. Sedangkan persentase penghambatan DENV dan viabilitas pada mekanisme saat-sesudah infeksi adalah 6,44% dan 118,12%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mekanisme penghambatan antivirus ekstrak daun kenikir fraksi n-heksana adalah pada sesudah infeksi virus

ABSTRACT
Dengue cases are still high in endemic countries, one of them is Indonesia. The incidence rate of dengue hemorrhagic fever had been increasing since 1968 to 2015. Until now, specific antiviral drug for dengue infection has not been found. One of the research about dengue treatment used natural products. A recent study showed that n-hexane fraction of Cosmos caudatus had the potency of being DENV antiviral drug with the value of IC50, CC50 and SI, 1.497 μg/ml, 33.247 μg/ml and 22.209, respectively. However, the inhibitory mechanism of DENV replication has not been known. This is an experimental study using DENV Serotype 2 Strain NGC and HUH7it-1 cell line that compare 2 inhibitory mechanism, which are post infection and pre-post infection. The inhibitory percentage use focus assay test. And the viability perventage of HUH7it-1 cell is measured by MTT assay to determine the toxicity effect of the extract. From this experiment, the inhibitory percentage of DENV and viability of cell from the post-infection mechanism are 15,43% and 138,53% respectively. Meanwhile the inhibitory percentage and viability from the pre-post infection mechanism are 6,44% and 118,12%. This shows that the inhibitory antiviral mechanism of Cosmos caudatus leaves n-hexane fraction with higher effects is post infection.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miska Mufidah
"ABSTRAK
Kenikir (Cosmos caudatus Kunth) merupakan tumbuhan khas Indonesia.
Ekstrak daun kenikir (EDK) mengandung flavonoid dengan kadar kuersetin yang
tinggi. Fraksi air EDK diperoleh melalui proses maserasi menggunakan metanol
dan dipartisi dengan menggunakan n-heksan, etil asetat dan air. Berdasarkan
karakteristik gugus fungsi senyawa yang ada dalamnya, fraksi air EDK
diharapkan dapat digunakan sebagai agen pereduksi dan penstabil dalam sintesis
AuNP membentuk AuNP-EDK. AuNP-EDK yang stabil diharapkan mampu
berinteraksi dengan Doksorubisin (Dox) menghasilkan AuNP-EDK-Dox yang
stabil pada pH media fluida sintetik (MFS) 7,4. Karekterisasi AuNP-EDK
dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, Particle Size Analizer
(PSA), Transmission Electron Microscopy (TEM), Difraksi sinar-X (XRD) dan
spektrofotometer Fourier Transmission Infra Red (FT-IR).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi air EDK memiliki rendemen
sebesar 1.49 %. AuNP-EDK telah berhasil dilakukan pada suhu ruang dengan
waktu sintesis kurang dari 3 menit. Kondisi optimum sintesis AuNP-EDK pada
konsentrasi ekstrak 0,009 % dan 0,40 mM larutan AuCL4
- serta pH 4,044
membentuk AuNP-EDK yang memiliki λmax sebagai fenomena surface plasmon
resonance (SPR) pada 544 nm. Karakterisasi spektrofotometer FT-IR
menunjukkan bahwa keberadaan gugus hidroksil (-OH) berperan sebagai
pereduksi dan penstabil dalam sintesis AuNP-EDK. Morfologi AuNP-EDK yang
dikarakterisasi dengan menggunakan TEM memperlihatkan bentuk bulat dan
tetragonal serta memiliki ukuran ± 102,2 nm yang tersusun dalam bentuk fcc.
AuNP-EDK telah berhasil terikat dengan Dox sebesar ± 64,75 %. AuNP-EDKDox
stabil pada pH Media Fluida Sintetik (MFS) 7,4 dan berpotensi sebagai agen
pembawa obat terutama obat kanker.

ABSTRACT
Kenikir (Cosmos caudatus Kunth) is an original plant from Indonesia. Cosmos
caudatus leaves extract (CLE) contained flavonoid of quercetin type in large
amount. The CLE was prepared by methanol maceration, and separated using nhexane,
ethyl acetate, and water. Based on the characteristics of functional groups
compound, the water fraction EDK expected to be used as a reducing agent and
stabilizer in the synthesis AuNP forming AuNP-CLE. AuNP-CLE stable expected
to interact with Doxorubicin (Dox) at pH synthetic fluid media (MFS) 7.4. AuNPCLE
has been characterization by UV-Vis, Particle Size analyzer (PSA),
Transmission Electron Microscopy (TEM), X-ray diffraction (XRD) and
spectrophotometers Fourier Transmission Infra Red (FT-IR)
The results showed that the fraction of water EDK has a yield of 1,49 %.
AuNP-CLE has been successfully carried out at the time of synthesis of less than
3 minutes. The optimum conditions of synthesis AuNP-CLE at 0,009 % of the
extract with 0,40 mM solution of AuCl4
- and pH of solution at 4.044. AuNP-CLE
has λmax as the phenomenon of surface plasmon resonance (SPR) at 544 nm.
Characterization of FT-IR spectrophotometer showed that the presence of
hydroxyl (OH) serves as a reducing agent and stabilizer in the synthesis AuNPCLE.
Morphology AuNP-CLE were characterized using TEM showing a sperical
and tetragonal shape and has a size of ± 102,2 nm. Cristalinity of AuNP was
confirmed by XRD and showed fcc form. AuNP-CLE has successfully bonded
with Dox of ± 64,75 %. AuNP-CLE-Dox stable at pH Synthetic Fluid Media
(MFS) 7.4 and has the potential as a drug carrier agent, especially a cancer drug"
2016
T46514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emir Aryaputra
"Demam berdarah dengue DBD masih merupakan masalah di daerah tropis. Penatalaksanaan untuk DBD adalah bersifat simptomatik dan sejauh ini belum ada pengobatan kuratif untuk penyakit tersebut. Daun kenikir Cosmos caudatus merupakan sebuah tanaman yang mengandung banyak senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai obat antiviral. Tujuan penelitian adalah melihat adanya aktivitas antiviral ekstrak daun kenikir fraksi butanol pada sel Huh7it-1 terhadap DENV serotip 2 strain New Guinea. Desain penelitian bersifat eksperimental dan dilakukan secara in-vitro. Ekstrak daun C. caudatus fraksi butanol pada berbagai konsentrasi dan kontrol DMSO 0.1 digunakan untuk uji viabilitas dan infektivitas. Viabilitas sel Huh7-it1 diuji menggunakan MTT assay untuk mengetahui tingkat toksisitas ekstrak dan hasilnya didapatkan nilai half-cytotoxic concentration CC50 . Kemampuan ekstrak dalam menghambat replikasi DENV2 pada sel diuji menggunakan focus assay dan diperoleh nilai half-inhibitory concentration IC50 . Indeks selektivitas SI didapat dengan membagi CC50 dengan IC50. Hasilnya nilai CC50 sebesar 20,871 g/ml dan IC50 0,006 g/ml, sehingga diperoleh SI 3478,5. Kesimpulannya fraksi butanol daun kenikir memiliki aktivitas antiviral terhadap DENV2. Namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut menggunakan konsentrasi ekstrak dibawah 5 g/ml untuk mendapatkan nilai IC50 dan SI yang lebih baik.

Dengue hemorrhagic fever DHF is still considered a problem in tropical areas. Treatments are supportive and so far curative treatment for this disease have not been established. Kenikir leaves Cosmos caudatus are plants which are found to have bioactive compounds with potential for antiviral use. The aim of this study is to investigate the antiviral activity of the butanol fraction of Kenikir extract in Huh7it 1 cells against DENV serotype 2 New Guinea strain. The study design is experimental and conducted in vitro. The viability of Huh7it 1cells are tested with MTT assay to assess the extract rsquo s toxicity and the half cytotoxic concentration CC50 is obtained. The extract rsquo s ability to reduce the rate of replication of DENV2 in the cell is tested with focus assay and the half inhibitory concentration IC50 is obtained. Selectivity index SI is obtained from the division of CC50 and IC50. The value of CC50 is 20,871 g ml and IC50 0,006 g ml, thus SI 3478,5. In conclusion, the butanol fraction of kenikir leaf extract has shown antiviral activity against DENV2. Further study is needed using extracts concentration below 5 g ml to obtain better IC50 and SI value.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhar Farisyabdi Kurniawan
"Kasus demam berdarah dengue (DBD) merupakan kasus penyakit infeksi akibat virus dengue. Tingkat kejadian penyakit ini masih tinggi di negara yang menjadi endemik, termasuk di Indonesia. Seiring berkembangnya waktu, banyak penelitian mengenai antivirus dengue yang menggunakan bahan natural, salah satu contohnya adalah daun kenikir (Cosmos caudatus) yang mengandung zat flavonoid aktif dan memiliki efek antiviral. Penelitian yang dilakukan pada laporan ini merupakan studi eksperimental yang menggunakan ekstrak daun Cosmos caudatus fraksi etil asetat pada DENV Serotipe 2 Strain NGC serta sel Huh7it-1 yang membandingkan dua mekanisme hambatan yakni sesudah infeksi dan saat-sesudah infeksi. Efek antivirus dilihat dengan metode melihat dua kali nilai IC50 yakni 49.46 mg/ml  pada sel Huh7it-1. Penentuan presentase penghambatannya dihitung melalui perbandingan antara selisih jumlah focus perlakuan dan kontrol DMSO dengan kontrol DMSO itu sendiri.
Viabilitas sel pada penelitian ini dihitung menggunakan MTT Assay dengan menghitung perbandingannya dengan viabilitas sel kontrol DMSO. Didapatkan hasil presentase penghambatan serta viabilitas sel pada mekanisme penghambatan sesudah infeksi adalah 6,39% dan 116,64% Sedangkan persentase penghambatan serta viabilitas sel pada mekasime saat-sesudah infeksi adalah 18,69% dan 124,48%. Kesimpulannya, baik pada mekanisme sesudah infeksi maupun saat-sesudah infeksi dari ekstrak daun Cosmos caudatus berpotensi untuk digunakan sebagai antivirus, karena keduanya menghambat pertumbuhan virus. Penelitian lebih lanjut perlu memusatkan perhatian dalam mencari mekanisme terbaik dari penghambatan virus dengue dan juga mencari protein target yang spesifik.

Cases of dengue hemorrhagic fever (DHF) are cases of infectious diseases caused by dengue virus. The incidence rate is still high in countries that are endemic, including in Indonesia. As time went on, many studies on dengue antivirus using natural ingredients, one example of which was the leaves of kenikir (Cosmos caudatus) which is an active flavonoid substance and has antiviral effects. The study conducted in this report is an experimental study by using ethyl acetate fraction of Cosmos caudatus leaf extract on DENV Serotype 2 NGC strains and Huh7it-1 cells that compare two mechanisms of inhibition, namely post infection and pre-post infection. Antiviral effects are seen by seeing 2 times the IC50 value of 49.46 mg/ml on Huh7it-1 cells. Inhibition percentage was calculated through a comparison between the difference of focus treatments and the DMSO control with the DMSO control itself.
Cell viability was calculated using MTT Assay by calculating its comparison with DMSO controls cell viability. From the results, the percentage results of inhibition and cell viability from the post-infection mechanism were 6,39% and 116,64%. While inhibition and also cell viability from the pre-post infection mechanism were 18,69% and 124,48%. In conclusion, both the post-infection and pre-post infection mechanism from Cosmos caudatus leaf extract has the potential to be used as an antiviral, because both inhibit DENV growth. Further research should focus on finding the best mechanism for inhibiting dengue virus and also looking for specific target proteins.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Calista
"Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang diakibatkan oleh virus dengue. Tiap tahunnya, kematian akibat DBD di Indonesia terus meningkat. Daun kenikir (Cosmos caudatus) merupakan salah satu bahan natural yang digunakan sebagai antiviral terhadap dengue. Hal ini dikarenakan daun kenikir mengandung zat flavonoid aktif yang memiliki efek antiviral Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan mekanisme penghambatan ekstrak daun kenikir fraksi n-heksana pada reseptor sel Huh7it-1 dengan penempelan virus dengue secara in vitro. Efek antivirus dilihat menggunakan 2 kali nilai IC50 yaitu 2.994 μg/ml pada sel Huh7it-1. Mekanisme yang dibandingkan ialah pada pemberian reseptor dan saat penempelan. Penentuan presentase penghambatan dihitung melalui perbandingan jumlah focus perlakuan dan kontrol DMSO dikalikan 100%.
Viabilitas sel pada penelitian dihitung dengan menggunakan MTT assay dan dibandingkan dengan nilai viabilitas kontrol DMSO. Presentase penghambatan infektivitas virus dengue pada reseptor dan penempelan menggunakan ekstrak daun kenikir fraksi n-heksana bernilai negatif sebesar -23,21% dan -5,37% secara berurutan sehingga menunjukkan peningkatan infektivitas. Pada uji viabilitas sel reseptor ditunjukkan angka 103,9294%. Sedangkan, pada penempelan virus viabilitas sel 96,8284%. Ekstrak daun kenikir berpotensi menjadi antivirus melalui metode penghambatan reseptor meskipun bukan pada penghambatan proses penempelan virus pada sel. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mencari mekanisme terbaik dalam inhibisi DENV serta mencari tahu molekul spesifik sebagai target protein dari ekstrak daun kenikir fraksi n-heksana."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Amelia Putri
"Tujuan: Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue yang sudah menjadi masalah kesehatan di Indonesia selama 47 tahun terakhir. Kasus DBD di Indonesia sangat membutuhkan perhatian, terlebih saat ini tata laksana yang dapat dilakukan hanyalah sebatas terapi suportif dan belum ditemukannya pengobatan khusus sehingga tiap tahunnya kematian akibat DBD masih terus meningkat. Daun kenikir sebagai bahan alami diketahui memiliki aktivitas antiviral karena mengandung flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan mekanisme dan efektivitas antivirus ekstrak daun kenikir fraksi etil asetat pada reseptor sel HUH7it-1 dengan penghambatan penempelan DENV secara in vitro.
Metode: Aktivitas antiviral dinyatakan melalui dua kali nilai IC50 yaitu sebesar 49.46 μg/ml pada sel HUH7it-1. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan antara 2 mekanisme penghambatan yaitu pada reseptor dan pada saat penempelan. Untuk menentukan nilai presentase penghambatan, digunakan metode Focus Assay kemudian dilakukan perbandingan antara jumlah fokus perlakuan dan kontrol DMSO kemudian dikalikan 100%. Setelah itu, viabilitas sel pada penelitian ini juga dihitung dengan menggunakan metode MTT assaykemudian dilakukan perbandingan antara optical density (OD) perlakuan dengan kontrol lalu kalikan 100%.
Hasil: Nilai presentase penghambatan infektivitas virus dengue pada reseptor dengan menggunakan ekstrak daun kenikir fraksi etil asetat adalah sebesar -168,29%. Akan tetapi nilai presentase penghambatan pada penempelan virus adalah sebesar 13,23%. Presentase viabilitas sel pada mekanisme penghambatan reseptor adalah sebesar 108,37% sedangkan pada mekanisme penghambatan penempelan virus adalah sebesar 115%.
Kesimpulan: Ekstrak daun kenikir fraksi etil asetat berpotensi sebagai antivirus melalui penghambatan pada saat penempelan virus meskipun bukan melalui penghambatan pada proses penempelan virus pada sel. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam untuk menjelaskan mekanisme penghambatan DENV serta uji in vivo ekstrak daun kenikir fraksi etil asetat.

Objective: Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an infectious disease by the dengue virus that has become a health problem in Indonesia for the past 47 years. Cases of dengue fever in Indonesia are in desperate need of attention, especially at this time the management that can be done is only limited to supportive therapy and no special treatment has been found so that every year deaths from dengue are still increasing. Kenikir leaves as natural ingredients are known to have antiviral activity due to the presence of flavonoids in them. This study aims to compare mechanism and effectiveness of antiviral kenikir leaf extract in ethyl acetate fraction on HUH7it-1 cell receptors with inhibition of DENV attachment in vitro.
Methods: Antiviral activity was expressed through twice the IC50 value of 49.46 μg / ml in HUH7it-1 cells. In this study, a comparison between 2 inhibitory mechanisms was carried out at the receptor and at the time of attachment. To determine the inhibition percentage value, theFocus Assay method was used and a comparison was made between the number of focus treatments and DMSO control then multiplied by 100%. After that, cell viability in this study was also calculated using the MTT assay method and then a comparison between optical density (OD) treatment and control was then multiplied by 100%.
Results: The percentage value of inhibition of infectious dengue virus on receptors by using kenikir leaf extract in ethyl acetate fraction was -168,29%. However, the percentage inhibition value of the virus attachment is 13,23%. The percentage of cell viability in the mechanism of receptor inhibition was 108,37% while in the mechanism of inhibition of viral attachment was 115%.
Conclusion: Kenikir leaf extract in ethyl acetate fraction has the potential as an antiviral agent through inhibition during viral attachment although not through inhibition of the virus attachment process in cells. For this reason, further and in-depth research is needed to explain the mechanism of DENV inhibition and the in vivo test of kenikir leaf extract in ethyl acetate fraction.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusydi Amirulmuhtadi
"Latar belakang: Antioksidan sintetik yang banyak digunakan pada makanan dan minuman kemasan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan sehingga perlu dikembangkan antioksidan alami yang murah dan aman bagi tubuh. Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) adalah tanaman herbal yang banyak digunakan di Asia Tenggara dan berpotensi sebagai sumber antioksidan alami. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan aktivitas antioksidan ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat, dan ekstrak etanol dari kenikir.
Metode: Kenikir diekstraksi menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol yang lalu diuji kandungan fitokimia, analisis KLT, dan aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH lalu hasilnya dibandingkan.
Hasil: Perbandingan hasil ekstrak n-heksana, etil asetat, dan etanol adalah 2, 5, dan 6 senyawa pada uji fitokimia, serta 1, 3, dan 3 senyawa pada uji KLT. Nilai IC50 ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol terhadap DPPH adalah 137,87 μg/ml dan 63,21 μg/ml, sedangkan nilai IC50 ekstrak n-heksana tidak dapat ditentukan. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan aktivitas antioksidan yang signifikan (p < 0,05) antara ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol.
Kesimpulan: Terdapat efek perbedaan polaritas pelarut pada kandungan fitokimia dan aktivitas antioksidan ekstrak Cosmos caudatus Kunth. dengan ekstrak etanol memiliki kandungan fitokimia terbanyak dan aktivitas antioksidan terbaik.

Background: Synthetic antioxidants that are widely used in food and beverage packaging cause various health problems, so it is necessary to develop natural antioxidants that are cheaper and safer for the body. Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) is a plant that is widely used in Southeast Asia and has the potential as a source of natural antioxidants. The purpose of this study is to compare the antioxidant activity of n-hexane, ethylacetate and ethanol extracts of C. caudatus.
Methods: Kenikir was extracted using n-hexane, ethyl acetate, and ethanol solvents which then tested for phytochemical content, TLC analysis, and antioxidant activity using DPPH method then compared the results.
Results: Comparison of the results of n-hexane, ethyl acetate, and ethanol extracts were 2, 5, and 6 compounds in the phytochemical test, and 1, 3, and 3 compounds in the TLC test. The IC50 value of the ethylacetate extract and etanol extract on DPPH were 137.87 μg/ml and 63.21 μg/ml respectively, while the IC50 value of the n-hexane extract could not be determined. Statistical test results showed that there was a significant difference in antioxidant activity (p <0.05) between the ethyl acetate extract and the ethanol extract.
Conclusion: Solvent polarity had effect on the phytochemical content and antioxidant activity of Cosmos caudatus Kunth. extract with ethanol extract as the most phytochemical content and the highest antioxidant activity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>