Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syarif Hidayat
Abstrak :
Americanah (2013) menceritakan seorang imigran asal Nigeria di Amerika yang memutuskan untuk kembali ke Nigeria. Tesis ini membahas tarik menarik antara lokal dan kosmopolitan dalam diri tokoh utamanya, Ifemelu. Tujuan dari penelitiannya ialah ingin memperlihatkan sebuah proses pembentukan identitas kosmopolitan terakar Ifemelu. Penelitian kualitatif ini menggunakan teori kosmopolitanisme terakar yang digagas oleh Kwame Anthony Appiah. Penelitian ini akan berfokus pada tokoh dan penokohan dalam teks Americanah. Identitas kosmopolitan terakar Ifemelu terbentuk melalui negosiasinya terhadap perbedaan dan juga merupakan percampuran terhadap identitas Nigeria dan identitas kosmopolitannya.
Americanah (2013) tells about its major character, Ifemelu, an immigrant from Nigeria in America who decide to return to Nigeria. This Thesis discusses about a tug-of-war between her locality and her cosmopolitan identity that she try to achieve in a process of her transnational journey in America. The purpose of this research is to argue that Ifemelu`s identity changes from Nigerian identity into rooted cosmopolitan identity. Rooted cosmopolitan identity is achieved by Ifemelu because embracing cosmopolitan identity doesnt make her Nigerian identity disappear. This qualitative research use Appiahs theory about rooted cosmopolitanism. This thesis concludes that Ifemelus rooted cosmopolitan identity is achieved by Ifemelu through a process of cultural negotiation toward difference and is mixed between her root of Nigerian identity and her cosmopolitan identity. 
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T54339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Leiliyanti
Abstrak :
Majalah Cosmopolitan sebagai industri media global membingkai target pembacanya ke dalam konstruksi identitas fun fearless female. Hal ini terlihat jelas dari teks visual (model sampul majalah Cosmopolitan) maupun teks verbal (judul judul artikel andalan) dalam sampul majalah (sebagai sebuah perwajahan sekaligus iklan) yang mengarah pada pengonstruksian identitas fun fearless female. Tujuan penelitian ini adalah untuk membongkar mekanisme pengonstruksian identitas perempuan dalam majalah Cosmopolitan dengan menggunakan pendekatan kajian budaya feminis. Tahapan analisis dilakukan pertama-tama dengan memakai teori semiotika Roland Barthes, kemudian dibongkar dengan metode dekonstruksi, dan teori simulasi Jean Baudrillard. Cara yang dipakai aktor majalah Cosmopolitan dalam menggiring target pembacanya ke dalam konstruksi identitas fun fearless female melalui sampul majalahnya adalah dengan menampilkan visualisasi sosok model sampul perempuan sebagai sosok yang merepresentasikan firm fearless female. Pembaca yang sebelumnya ditempatkan sebagai sosok belum fun fearless female dan ingin menjadi sosok tersebut, dirayu dengan visualisasi model sampul perempuan (yang seolah merepresentasikan sosok fun fearless female) dan judul dan isi artikel, rubrik maupun feature (sebagai teks verbal) yang sejalan dengan slogan fun fearless female. Namun, sosok fun fearless female itu sendiri merupakan sosok hyperreal (yang berada dalam simulakra) yang dibentuk aktor majalah Cosmopolitan. Sedangkan bagi pembaca setia yang sudah merasa seperti sosok fun fearless female, pembacaan atas majalah Cosmopolitan secara terus menerus akan mempertebal kepercayaan atas nilai ideologi fun fearless female.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11612
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Massaile, Funna Maulia
Abstrak :
Dewasa ini konsepsi kecantikan didefinisikan dalam berbagai cara, seseorang mengatakan konsepsi cantik itu adalah yang berwajah mulus bebas jerawat dan memiliki rambut panjang, Lainnya mengatakan cantik itu adalah jika memiliki tubuh yang kurus dan langsing, dengan payudara yang besar. Jawaban setiap orang akan berbeda, akan tetapi konsepsi kecantikan masa kini ditentukan oleh media massa, definisi-definisi yang beragam tersebut (kemudian) memang sudah diterima secara umum karena begitulah yang sering ditampilkan oleh media massa demi kepentingan penjualan produknya yang lebih sering ditampilkan seolah-olah demi kepentingan wanita. Sehingga kemudian menjadi pertanyaan yang cukup penting adalah bagaimana konsepsi kecantikan yang ditampilkan di media massa modern. Menggunakan majalah Cosmopolitan sebagai obyek dari penelitian ini, alasan pemilihan majalah Cosmopolitan adalah karena majalah ini di Indonesia simbol dari majalah wanita modern, simbol modern ini dikarenakan majalah ini adalah majalah lisensi asing dan secara historis merupakan majalah lisensi asing pertama yang masuk ke Indonesia, dan secara ekonomis, sebagaimana seperti di negara asalnya Amerika, majalah ini menjadi best-selling. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kosepsi kecantikan yang dihadirkan di media massa dan menggambarkan bagaimana majalah cosmopolitan membingkai konsep kecantikan, selain itu juga untuk menguak ideologi apa yang ada dibalik konsep kecantikan yang dihadirkan media. Kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan feminis dan kritis, kajian kritis berupaya membongkar realitas dari budaya kapitalis yang berasal dari pemikir dari aliran frankfurt school sedangkan pendekatan feminis yang digunakan adalah feminis sosialis yang menganggap bahwa penindasan terhadap perempuan bukan hanya didominasi patriarki tetapi juga kapitalis. Paradigma yang digunakan adalah paradigma kritis yang bersifat kualitatif dengan dengan metode analisis critical discourse analysis Norman Fairclogh yang terbagi menjadi tiga dimensi: analisa teks, analisa wacana dan analisa konsumsi teks. Adapun didalam analisa intertekstualnya digunakan konsep framing Gamson dan Modigliani. Framing Gamson dan Modigliani dilakukan pada berita yang menampilkan konsepsi kecantikan. Setelah dilakukan pengamatan menyeluruh terhadap majalah Cosmo edisi 200-2003 maka dipilih berita isu kecantikan yang sering dimunculkan sebanyak tujuh buah, semuanya berasal dari rubrik tetap majalah Cosmopolitan. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa konsepsi kecantikan yang ditampilkan oleh media massa modern adalah dengan eksploitasi tubuh. Tubuh dijadikan komoditi dan dicitrakan sebagai sempurna, konsep kecantikan di majalah cosmo dibingkai dengan nilai-nilai sensualitas dan dalam rangka promosi produk, kecantikan pada majalah Cosmo adalah pelayanan terhadap konsumerisme akan produk kecantikan yang berasal dari luar negeri. Perspektif feminis sosialis melihat bahwa karena majalah melayani kepentingan wanita pembaca dan kepentingan bisnis, maka majalah modern yang tadinya alih-alih membantu mengangkat posisi wanita justru malah sebaliknya menyebabkan wanita terdorong kedalam posisi yang lebih tertindas lagi didalam budaya patriarki, wanita disibukkan urusan mempercantik diri yang tujuannya hanya sebagai pajangan, disamping itu pembodohan ini dimanfaatkan oleh kapitalis, wanita sudah tidak lagi berpikir untuk terjun kedunia publik dikarenakan kesibukan berbelanja produk kapitalis.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14321
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agier, Michel, 1953-
Cambridge Malden, MA : Polity Press, 2016
303.482 AGI b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
G. Andika Ariwibowo
Abstrak :
ABSTRAK
Kosmopolitan dapat diartikan sebagai suatu kewarganegaraan global. Giddens mengatakanbahwa salah satu faktor sebuah kota dikatakan kosmopolitan adalah perkembangan globalisasidalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat. Konektivitas yang semakin mudahberkat perkembangan komunikasi, media, dan transportasi sejak abad ke-19 telah menjadikankota-kota besar seperti Batavia menjadi titik luluh (melting pot) berbagai budaya dan bangsa.Sebuah kota kosmopolitan ditandai dengan hadirnya masyarakat kosmopolitan global yangberasal dari berbagai latar belakang budaya, bangsa, tingkat ekonomi, dan gaya hidup.Kapitalisme dan industrialisasi telah mendorong perubahan pada struktur sosial dalammasyarakat. Kajian ini menggunakan metode sejarah dengan menelisik berbagai literatursezaman yang terdiri atas artikel, dokumentasi, laporan, dan survei baik oleh instansipemerintah, individu, maupun lembaga nonpemerintah. Kajian ini menemukan bahwa kebijakan tata ruang dengan menempatkan berbagai etnis dan bangsa dalam permukimanyang sama telah menghadirkan suasana kota yang lebih toleran. Keberadaan ruang publikrupanya dikelola dengan baik oleh Gemeente Batavia yang menjadi titik luluh beragam etnisdan kelas sosial. ABSTRACT
Cosmopolitan can be described as a global citizenship. Giddens said that one of factorswhich indicates a cosmopolitan city is the globalization development in various aspects ofpeople's daily lives. Connectivity has become easier due to the development of communica-tion, media and transportation since the 19th century that made big cities like Bataviabecame the melting pot of various cultures and nations. A cosmopolitan city is characterized by the presence of a global cosmopolitan society that comes from various culturalbackgrounds, nationalities, economic levels, and lifestyles. Capitalism and industrializa-tion have driven changes in social structures in society. This study used a historical methodby investigating a variety of contemporary literature consisting of articles, documentation,reports and surveys of both government agencies, individuals, and non-governmental or-ganizations. This study found that spatial policy which put various ethnics and nationalitiesin the same settlement has brought a more tolerant city atmosphere. The existence of publicspace was apparently well-managed by Gemeente Batavia, which became a melting pot forvarious ethnics and social classes.
Kalimantan Barat: Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2019
900 HAN 3:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ismiralda, Cera
Abstrak :
Jumlah dan jenis media massa pada saat ini semakin banyak dan beragam, namun perkembangan ini tidak disertai dengan kenaikan budget iklan yang ada. Akibatnya persaingan antar media massa termasuk media radio menjadi semakin ketat. Dalam kondisi persaingan seperti ini muncul sebuah stasiun radio baru yang membidik segmen wanita di Jakarta. Gebrakan awal yang dilakukan untuk meningkatkan brand awarness adalah menggandeng brand Cosmopolitan yang telah lebih dulu dikenal sebagai majalah yang sarat akan info mengenai seks dan relationship. Dengan hadirnya radio ini yang merupakan radio pertama didunia yang menggunakan brand Cosmopolitan, maka peneliti ingin mengetahui pertama konsep awal pernbentukkan radio Cosmopolitan, kedua bagaimana bentuk penjabaran konsep tersebut ke dalam salah satu program unggulan yaitu acara pagi dan ketiga bagaimana gambaran respon pendengar mengenai program acara tersebut dilihat dari kesukaan sampai ketidaksukaan terhadap topik acara, narasumber, variasi program, humor, karakteristik, musik dan sound effect yang digunakan. Kerangka konsep penelitian ini adalah karakteristik media radio, fungsi media, brand, segmentasi. targeting dan positioning, audiens dan program radio. Konsep tersebut akan memberikan teori dan definisi yang dapat dijadikan acuan pada penelitian ini. Metodologi penelitian yang dilakukan pada penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang didukung dengan data kuantitatif yang selanjutnya dapat dijadikan acuan bagi manajemen radio untuk menetapkan langkah selanjutnya. Dari hasil in depth interview yang dilakukan terlihat bahwa radio Cosmopolitan dibuat dengan konsep awal sebagai on air magazine. Namun karena perbedaan karakter kedua media tersebut, maka terdapat peruedhan usia antara pendengar Radio dan pembaca majalah Cosmopolitan. Info yang diberikan juga mengalami perubahan namun perubahan-perubahan ini harus tetap berada pada satu rujukan yang sama yaitu Fun Fearless Female. Salah satu turunan dari konsep radio yang dibuat tercemiin dari konsep program acara pagi yang ada setiap hari Senin sampai Jum'at dari jam 06.00 - 10.00 WIB tang disebut dengan acara Breakfast Club. Acara ini dibuat dengan konsep ringan santai, lucu dan tidak serius yang berfungsi sebagai teman perjalanan dari rumah ke tempat aktifitas dan bias membuat orang semangat menghadapi hari ini. Topik yang dipilih setiap harinya dibagi beberapa kategori yaitu karir, keluarga, current issues, seks dan relationship. Penyiar yang bertugas harus seorang publik figure, memiliki karakter yang kuat dan good story teller. Dari hasil survey yang dilakukan sebagian responden menyukai topik karir dan seks. Sedangkan humor yang spontan dan istilah baru merupakan humor yang disukai oleh responden. Penggunaan public figure dapat membuat responden memiliki ikatan emosional dengan penyiarnya, namun konsekuensi yang harus diterima adalah pendengar menjadi lebih loyal ke penyiamya dibandingkan dengan stasiun radio tersebut, akibatnya bargaining power pihak manajemen dapat melemah. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya publik figur tersebut harus dapat mempromosikan program acara dan penyiar lainnya sehingga akan terjadi keseimbangan antar program acara lainnya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hersinta
Abstrak :
Fenomena media waralaba di Indonesia, khususnya majalah mengalami perkembangan pesat dalam dua tahun belakangan ini. Selain akibat kemajuan teknologi dan globalisasi, perkembangan ini dipengaruhi juga oleh era kebebasan pers yang dimulai pasca Orde Baru, membuka banyak peluang baru dalam industri media. Sejalan dengan timbulnya fenomena waralaba tersebut, cara mengelola organisasi pun berubah menurut kebutuhan. Karena, majalah dengan sistem lisensi atau waralaba memiliki bentuk manajemen dan kebijakan yang berbeda dengan media konvensional lain, baik di bidang redaksional maupun iklannya. Karya akhir ini mengkaji mengenai perbandingan manajemen redaksi dan iklan pada majalah non- waralaba dan waralaba di Indonesia. Studi kasus dilakukan pada satu majalah non-waralaba (Femina) dan satu majalah waralaba (Cosmopolitan Indonesia) dengan tujuan untuk melihat adanya perbedaan dan persamaan antara manajemen redaksi dan iklan di kedua majalah tersebut. Hasil kajian menunjukkan bahwa, pertama, adanya perbedaan dan persamaan antara manajemen departemen redaksi majalah waralaba dengan non-waralaba. Perbedaan ini timbul karena adanya perjanjian waralaba pada manajemen redaksi majalah Cosmo yang mencakup ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi dan mempengaruhi proses manajemen (yang mengubah input menjadi output) pada redaksi. Kedua, ada persamaan dan perbedaan pada manajemen departemen iklan majalah waralaba dan non-waralaba meski pada manajemen departemen iklan majalah waralaba, hampir tidak ditemui karakteristik waralaba, kecuali pada beberapa hal seperti adanya ketentuan mengenai larangan pemasangan iklan di satu bagian majalah. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa karakteristik usaha waralaba pada manajemen media, dalam hal ini majalah, memiliki perbedaan dengan karakteristik usaha waralaba pada produk lainnya, seperti outlet fastfood atau penyewaan properti. Usaha waralaba pada majalah mencakup pembelian lisensi nama serta materi majalah, memiliki derajat kebebasan yang lebih luas dibandingkan usaha waralaba pada produk lainnya. Fenomena majalah waralaba masih terus meningkat dalam beberapa tahun ini, karena sistem waralaba pada majalah ini memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan majalah lokal pada umumnya. Pertama, biaya investasi lebih murah dibandingkan dengan membuat majalah lokal baru. Kedua, efektif karena persiapannya lebih singkat, membutuhkan tenaga SDM dan infrastruktur yang lebih kecil serta ketiga, brand yang sudah kuat sehingga mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk membangun merek serta memperoleh keuntungan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2919
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mamoto, Retno Sukardan
Abstrak :
Yasmina Khadra, a female name, pseudonym of Muhammed Moulessehoul, an Algerian military officer for 25 years is now a French citizen. John Cullen translates The attack (2006) from French. Rosenau?s post-modernist perspective places the Israel-Palestine conflict in a context of social gap. Israel, a First World, whereas Palestine Third World, are both in the Middle East region. Amin Jaafari and his wife, Sihem, a couple of Arab naturalized citizens of Israel, live in urban cosmopolitan city of Tel Aviv. Opposing Amin?s success as a surgeon, Sihem is more attracted to fight for the Palestinian liberation for a homeland. Sihem camouflaged herself with prosthetic pregnancy, blew bombs in a Tel Aviv café, and died. McLeod?s postcolonial point of view places Sihem as a hero. Woodward?s concept of identity addresses the Jaafaris? troubled identity. Thus, opposition against urban cosmopolitan setting is the central theme as a notion of identity of that of the protagonists responding to their set situation.
Depok: University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2009
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Donna Asteria
Abstrak :
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis konstruksi identitas perempuan pada tiga majalah perempuan di Indonesia, yaitu: Cosmopolitan, Femina, dan Kartini, melalui representasi gaya hidup, nilai individual, dan relasi gender. Metode analisis yang digunakan adalah analisis wacana dari pemikiran Norman Fairclough dan analisis framing dan pemikiran Gamson & Modigliani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa artikel pada majalah perempuan masih mengaitkan identitas perempuan dengan ketubuhan dan kecenderungan membentuk nilai femininitas. Selain itu, masih ditemukan bahasa yang seksis dalam teks. Meskipun artikel pada majalah perempuan dapat memotivasi perempuan untuk aktualisasi eksploitasi perempuan dalam artikel tetap ada. Ini menunjukkan bahwa jumalis perempuan pads majalah perempuan masih bias dalam penulisan dan reportase isu perempuan. Kondisi tersebut dikarenakan ideologi patriarki yang masih dominan di tempat keija dan masyarakat. Di sisi lain, kapitalisme masih mempengaruhi aktivitas media sehingga turut mempengaruhi pembentukan identitas perempuan. Akibat ketergantungan majalah perempuan pada iklan, mendorong pembaca menjadi konsumtif karena secara tidak disadari, pembaca telah dijadikan sebagai target sasaran iklan tersebut, melalui Cara mempromosikan femininitas dalam tampilan praktik konsumsi. ......Representation of Women's Identity: Construction of Identity's Consciousness By Women's Magazine (Text Feature Analysis in Femina, Martini, and Cosmopolitan Magazine on April The aim of this research analyze women's identity construction in three women's magazine in Indonesia, with samples: Cosmopolitan, Femina, and Kartini by representing the lifestyle, personal values, and gender relation. Adopting to the Norman Fairciough's discourse analysis and Gamson & Modigliani's framing analisys, this research shows that articles in the women's magazines is still relating the women identity with the women's body and tendencies to construct the feminine values. Also found in this research that sews language is still used in the texts. Although the articles can motivate women for self actualization, but exploiting women in the articles is still exist. It shows that women reporters in the women `s magazine is still bias in writing and reporting women issues. It's because of the patriarchy ideology are still dominant in the work place and society. In other hand, capitalism in economic is also influencing the media activities, so it also influencing the construction of women identities. Dependencies of the women magazine to advertisement, without notice by the reader, it makes them becoming the main target of commercialization, with promoting feminity through appearance of practical comsuption, that will encourage the readers become consumtive.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T11884
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wira Varidia
Abstrak :
Sebagai media yang mobilitasnya tinggi dan memiliki pendekatan lokal maupun personal, radio terbilang unik dan istimewa. Media ini diterima dan mampu menjangkau semua segmen dari masyarakat. Realitas yang dihadapi media radio telah menjadi tantangan tersendiri, akibat persaingan dengan media lain, perolehan total iklan pada radio terus merosot. Hal ini diperparah dengan semakin banyaknya pemain dalam industri ini. Fenomena yang terjadi saat ini adalah masing-masing pendengar memiliki kebutuhan yang berbeda ketika mereka mendengarkan radio. Akibatnya, segmentasi radio menjadi pilihan dan kini menjadi makin tajam dan mengarah ke fragmentasi pasar. Segmen yang dipilih pun tidak hanya berdasarkan karakteristik demografi saja, melainkan jugs karakteristik psikograf. Salah satu segmen yang menarik adalah segmen radio wanita, mengingat pasar ini sangat potensial seiring dengan meningkatnya jumlah wanita karir, isu persamaan gender, dan adanya dua pecan dalam rumah tangga. Cosmopolitan FM yang merupakan salah satu radio perintis dalam segmen ini, menyasar pada tipikal pendengar wanita modem, yang berpikiran terbuka dengan kategori umur antara 28-38 dan berada pada SES A dan B+. Meskipun Cosmopolitan FM telah memiliki positioning yang kuat, berkomitmen tinggi dan konsisten dalam penyampaian kualitas, serta Iingkup segmen pendengar yang jelas, namun brand awareness dan jumlah pendengarnya cenderung untuk menurun dari tahun ke tahun. Berangkat dari hal ini, penelitian ini dilakukan dengan tiga tujuan utama, tujuan pertama yaitu merumuskan faktor-faktor yang menjadi pembentuk loyalitas pendengar Cosmopolitan FM, tujuan kedua adalah mengevaluasi hubungan yang terjadi antara Cosmopolitan FM dengan pendengarnya dan hubungan sesama pendengar, sedangkan tujuan terakhir adalah untuk mengetahui efektifitas kegiatan yang dilakukan oleh Cosmopolitan FM terhadap loyalitas pendengar. Secara garis besar, Karya akhir ini disusun menggunakan metode eksploratoris untuk menggali wawasan atas masalah yang dihadapi, dan riset konklusif yang bersifat kausal yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan menilai suatu hubungan spesifik antar variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini. Untuk itu digunakan data primer sebesar 110 orang, pembagian kuesioner menggunakan Non probability sample, sedangkan dalam menentukan talon responden, digunakan metode convenience sampling. Variabel utama yang diukur terdiri dari variabel Consumer Characteristic, additional Consumer Characteristic, Consumer Expectation, Assessed Performance, Assessed Value, Satisfaction, Image, Loyalty, Communication, 7izrst, dan Consumer Voice. Untuk pengukuran masing-masing variabel digunakan 5 -point liken scale, untuk menguji reliabilitas metode pengukuran, dilakukan pengujian dengan menggunakan kriteria internal consistency (Cronbach 's Alpha). Terdapat empat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analisis karateristik responden, Analisis perbedaan karakteristik pendengar terhadap loyalitas, Analisis performance-importance, dan Analisis model relationship secara terintegrasi. Dalam analisis terakhir yang menggambarkan hubungan masing-masing variabel, digunakan structural equation modelling dengan menggunakan model estimasi maximum likelihood dengan menggunakan Variance-covariance matrix dan Correlation matrix sebagai input. Sebelum dilakukan modelling, dilakukan reduksi beberapa variabel dengan menggunakan factor analysis. Untuk mengevaiuasi hubungan yang terjadi antara Cosmopolitan FM dengan pendengamya dan hubungan sesania pendengar, digunakan Analisis perbedaan karakteristik pendengar terhadap loyalitas, dari basil Analisis ini akan didapat kecenderungan tingkat loyalitas dari masing-masing kelompok pendengar berdasarkan perbedaan karakteristik. Beberapa kesimpulan yang diambil adalah loyalitas pendengar yang berinteraksi secara on-air lebih tinggi dibandingkan pendengarnya yang tidak berinteraksi, loyalitas pendengar yang berinteraksi secara off-air dan anggota arisan cosmoners lebih tergantung kepada penyiarlacara, sedangkan anggota milis cosmoners memiliki loyalitas yang lebih rendah dibandingkan yang bukan anggota. Hasil analisis dan pemetaan dengan menggunakan performance importance matrix memberikan basil yang cukup baik dengan tingkat kesesuaian variabel kinerja (performance) berbanding nilai harapan (importance) sebesar 9023%. Terdapat hanya 3 atribut yang secara kinerja kurang memuaskan namun memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dimata pendengar (kuadran I), 7 atribut memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan pencapaian kinerja sudah baik (kuadran II). Selain itu atribut yang mempunyai harapan yang tidak terlalu tinggi dari pendengar dan tingkat kinerja yang tidak tinggi pula (kuadran III) sebanyak 4 atribut dan terdapat 1 atribut dimana pencapaian kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan harapannya (kuadran IV). Untuk merumuskan faktor-faktor yang menjadi pembentuk loyalitas pendengar, dilakukan Analisis Model Relationship secara terintegrasi. Dan basil hubungan tersebut ditemukan bahwa perbedaan karakteristik demograf pendengar tidak mempengaruhi cars pandang mereka dalam membangun hubungan dengan Cosmopolitan FM, dan loyalitas pendengar Cosmopolitan FM temyata hanya dipengaruhi oleh kepercayaan dan kepuasan pendengar. Terdapat beberapa saran yang berfungsi sebagai masukan bagi pihak internal Cosmopolitan FM dan dapat diangkat pada penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang. Pertarna, penggalian hubungan antar variabel dengan menggunakan pendekatan psikografi mennadi sangat penting mengingat perbedaan karakteristik demografi konsumen tidak dapat menjelaskan kecenderungan dan perbedaan cara pandang dari masing-masing kelompok. Kedua, peningkatan loyalitas pendengar dapat dilakukan dengan meningkatan kepuasan pendengar. Kepuasan pendengar dapat ditingkatkan dengan memaksimalkan atribut-atribut yang terdapat pada kuadran I, yaitu atribut siaran pagi yang menyenangkan dan menghibur, koleksi lagu yang beragam dan beritalinformasi yang aktual. Hal lain yang mempengaruhi Ioyalitas adalah kepercayaan pendengar_ Pada pembuktian model, diternukan bahwa kepercayaan pendengar terbangun dari komunikasi perusahaan dan suara konsumen yang positif. Hal ini menyatakan bahwa komunikasi, baik berupa satu arah antara pihak manajemen kepada pendengar, serta komunikasi berbentuk dialog dua arah antara pihak manajemen dengan pendengar merupakan hal yang perlu untuk ditingkatkan.
As a high mobility media with local and personal touch, radio can be considered as unique and a special medium. This media can be accepted and able to reach all segmen of the community. The reality which have been encounter by radio has become a problem. Because of competition with the others media, the amount of total income in radio advertising has decrease. The situation has become worse since there s a lot of player in this industry. The fact what is happened now is each of the radio listeners have a different needs when they want to hear the radio. As a result, radio segmentation has become a choice and are heading to the market fragmentation. The segmentation which has been choose not only based on the demographic characteristic, but also on psyhcographic characteristic. One of the most interesting segment is women's radio, which has a potential market together with the raising issue of woman emancipation and dual function in family. Cosmopolitan FM who is one if the pioneer in this segment, targeting its market to a typical modern woman's listeners, open minded, with age between 28-38 year old and SES A, B+. Even though Cosmopolitan FM has a good positioning, strong commitment and consistent in delivering duality, with a focus listener's segment, but its brand awareness and the listener amount has decrease in recent years. From these backgroundd, this research emphasizes three main purposes. the first purpose is to find the factors which become the antecedent of listeners loyalty in Cosmopolitan FM the second purpose is to evaluate the relationship between Cosmopolitan FM with its listeners and the listeners-listeners relationship. The last purpose is to see the effectivity of event which was held by Cosmopolitan Fivi in the term of listener loyalty. In a broad view, this thesis ii'ere made by exploratory method, and also conclusive with causal method to test the hypothesis and review a specifrc relationship inter-variables which was uses in this research. The amount of valid respondents is 110 samples. he distribution of questionnaire used non probability. sample, and using convenience sampling method to select the large! respondent. The main variable which were tested are Consumer Characteristic, additional Consumer Characteristic, Consumer Expectation, Assessed Performance, Assessed Value, Satisfaction, Image, Loyalty, Communication, Trust, and Consumer Voice. To rate each of the variables using 5point liken scale, to test the reability of the scales using internal consistency criteria (Cronbach's Alpha). There are four analysis which were used in this research : Analysis- qf the respondent characteristic, Analysis of the differences of listeners characteristic to loyalty, Importance Performance Analysis, and Integrated relationship model Analysis. The last analysis was used to exploring the relationship of each variables, using estimated Maximum Likehaod with variance-covariance and correlation matrix as the input. Before the modelling was conducted, factor analysis were used to reducled few variables. To evaluate the relationship between Cosmopolitan 1-M with its listeners and the relationship between the listeners, we use Analysis q f the differences of listeners characteristic to loyalty, from this analysis, were found that there is an inclining degree of loyalty from each of listeners groups by the difference of characteristic. The result are, the loyalty of listeners who were having on air interaction is higher than the non-interaction, the loyalty of the listeners who were having off air interaction and the member of cosmoners mailing list is lower than the non-interaction and non-member. The analysis and 'napping with performance importance matrix result is good, with performance importance appropriate degree in 90.23%. There are three attributes with lower performance and high importance of listener (1st quadrant), seven attributes where the performance is near with listener's demand (2nd quadrant), four attributes that have importance not too high from the listeners and the management gives performance at the saute level (3rd quadrant), and one attributes where gives good performance more than the expected importance of listeners (1st quadrant). In order to know the exact factor which have become the antecedent of the listeners loyalty, we use Integrated relationship model analysis. The founding are that the differences of listeners characteristic do not give any influence of their point of view in building relationship with Cosmopolitan FM and the listeners loyalty of Cosmopolitan FM were only influence by trust and listeners satisfaction. There are few suggestion as the input for the management of Cosmopolitan FM and for the next research. First, the exploring of relationship inter-variables with psyhcographic view has become importance since the differences of listeners demographic characteristic cannot define the differences of the groups point of view. Second, The listeners loyalty can he raise by the raising of the listeners satisfaction. The satisfaction can he raise by maximizing the attributes in quadrant of performance importance analysis : an exiting and fin morning program, a comprehensive songs collection, and acual new: information. The other things that can increasing listeners loyalty are the listeners trust. From the modelling testing, found-that listeners trust were built by one way management communication and a positive listener voice. This founding state that communication, both one way and two way dialog between Cosmopolitan FM management with the listener, are things that needs to improve.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19756
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>