Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Shofiyah Izdihar Binauf
"Persepsi kinesiophobia merupakan ketakutan berlebihan dan tidak rasional terhadap gerakan disebabkan oleh penghindaran rasa sakit yang berakhir memperburuk prognosis pada lansia dengan nyeri punggung bawah kronik non-spesifik (NSCLBP). Ketakutan untuk bergerak ini dapat menghambat proses penyembuhan dan memperburuk disabilitas fungsional. Latihan core stability yang spesifik telah terbukti efektif dalam menangani keluhan ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh latihan core stability dalam mengurangi persepsi kinesiophobia pada lansia dengan NSCLBP. Penelitian ini menggunakan desain kuasi-eksperimental dengan pendekatan kuantitatif. Sebanyak 24 subjek lansia perempuan dengan NSCLBP berusia 55-74 tahun dibagi secara acak ke dalam dua kelompok. Kelompok intervensi menerima latihan core stability dengan rancangan khusus bagi lansia selama 12 sesi (30-45 menit/set) disertai edukasi leaflet. Sedangkan, kelompok kontrol hanya menerima edukasi leaflet satu kali. Evaluasi dilakukan menggunakan TAMPA Scale for Kinesiophobia (TSK), Visual Analog Scale (VAS), Sahrmann Core Stability Test (SCST), dan Oswestry Disability Index (ODI) dengan analisis data menggunakan paired t-test, independent t-test, dan uji PROCESS macro. Hasil menunjukkan adanya penurunan yang signifikan pada kelompok intervensi terhadap TSK (p=0,000), VAS (p=0,000), dan ODI (p=0,000), serta peningkatan SCST (p=0.006). Perbandingan antar kelompok menunjukkan perbedaan yang signifikan, kecuali pada VAS (p=0,096). Analisis peran mediator tidak menunjukkan hasil yang signifikan secara statistik terhadap efek tidak langsung dalam pengurangi persepsi kinesiophobia. Kesimpulannya, latihan core stability efektif dalam mengurangi persepsi kinesiophobia pada lansia dengan NSCLBP. Intervensi ini direkomendasikan sebagai pendekatan fisioterapi yang komprehensif, mencakup aspek fisik dan psikologis dalam proses rehabilitasi lansia.
Kinesiophobia is an excessive and irrational fear of movement caused by pain avoidance, which can worsen the prognosis in elderly individuals with non-specific chronic low back pain (NSCLBP). This fear of movement may hinder the healing process and increase functional disability. Specific core stability exercises have been shown to be effective in improving this condition. This study aimed to analyse the effect of core stability exercises on reducing the perception of kinesiophobia among elderly with NSCLBP. This research used a quasi-experimental design with a quantitative approach. 24 female elderly subjects with NSCLBP aged 55 - 74 years were randomly assigned into two groups. The intervention group received a specifically designed core stability exercises for older adults over 12 sessions (30-45 minutes/set) along with leaflet-based education, while the control group received only a single session of leaflet education. Outcome measure using the TAMPA Scale for Kinesiophobia (TSK), Visual Analog Scale (VAS), Sahrmann Core Stability Test (SCST), and Oswestry Disability Index (ODI). Data were analyzed using paired t-test, independent t-test, and PROCESS macro for mediator. The results revealed a significant reduction in TSK (p=0.000), VAS (p=0.000), and ODI (p=0.000) in the intervention group, along with improvement in SCST (p=0.006). Between-group comparisons showed significant difference in all variables, except for VAS (p=0.096). The role of mediators analysis showed no statistically significant results for the indirect effect in reducing the perception of kinesiophobia. In conclusion, core stability exercises are effective in reducing the perception of kinesiophobia in elderly indivuduals with NSCLBP. This intervention is recommended as a comprehensive physiotherapeutics approach that addresses both physical and psychological aspects of rehabilitation in older people."
Depok: Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ratna Dewi
"Praktik klinik lanjut selama praktek residensi keperawatan pada sistem neurologi dimaksudkan untuk mampu memberikan asuhan keperawatan, menerapkan Evidance Based Nursing (EBN) serta mampu berperan sebagai innovator di ruang perawatan. Peran pemberi asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan mode adaptasi Roy pada pasien dengan Guilain Bare Syndrome dan 30 pasien lainnya dengan berbagai gangguan sistem persyarafan. Perilaku maladaptive paling banyak adalah model adaptasi fisiologis, yaitu penurunan kapasitas adaptif intracranial. Intervensi keperawatan berupa manajemen peningkatan tekanan intracranial. Penerapan EBN latihan core stability pada keseimbangan duduk pada pasien stroke menunjukkan pasien dapat memeprtahankan keseimbangan duduk. Program inovasi keperawatan berupa penerapan manajemen ERAS pada pasien pasca kraniotomi diruang ICU, HCU dan rawat inap.
Advance clinical practice during the nursing residency practice in the neurological system is intended to be able to provide nursing care, implement Evidance Based Nursing (EBN) and able to act as an innovator in the treatment room. The role of nursing caregiver was perfomed using Roy’s adaption mode in patients with Guillain-Barre Syndrome and 30 other patients with various nervous system disorders. The most maladaptive behavior is a physiological adaption model, namely a decrease in intracranial adaptive capacity. Nursing intervention in the form of management of increased intracranial pressure. The application of EBN core stability exercises to sitting balance in stroke patients shows the patient can maintain a sitting balance. Nursing innovation program in the form of application of ERAS management to post-craniotomy patients in ICU,HCU and inpatient rooms."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Dhea Syalsabilla Maharani
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi pengaruh core stability exercise terhadap penurunan nilai oswestry disability index (ODI) pada pekerja kantoran dengan non specific low back pain. Gangguan ini disebabkan oleh durasi duduk yang lama dan postur duduk yang salah. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan desai pre-ekperimental. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 16 orang pekerja kantoran yang mengalami keluhan non specific low back pain. Intervensi dilakukan selama 12 sesi dengan frekuensi tiga kali seminggu. Menggunakan parameter ODI yang dilakukan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai ODI menurun dari 27,25% sebelum intervensi menjadi 11% setelah dilakukan intervensi, dengan nilai p<0,001, menunjukkan perbedaan signifikan. Penurunan ini menunjukkan peningkatan kemampuan fungsional dalam aktivitas sehari-hari. Penelitian ini memberikan bukti bahwa core stability exercise efektif dalam mengurangi nyeri dan disabilitas, serta meningkatkan kualitas hidup pekerja kantoran yang mengalami masalah low back pain. Hasil ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk intervensi fisioterapi dalam manajemen non specific low back pain di lingkungan kerja, serta meningkatkan kesadaran trentang pentingnya kenyamanan dan aktivitas fisik dalam mengurangi risiko low back pain.
This study aims to analyze the effect of core stability exercise on reducing the oswestry disability index (ODI) value in office workers with non-specific low back pain. This disorder is caused by long sitting duration and incorrect sitting posture. The method used is quantitative with pre-experimental design. The sample in this study were 16 office workers who experienced non-specific low back pain complaints. The intervention was carried out for 12 sessions with a frequency of three times a week. Using ODI parameters carried out before and after the intervention. The results showed that the average ODI value decreased from 27.25% before the intervention to 11% after the intervention, with a p value <0.001, indicating a significant difference. This decrease indicates an increase in functional ability in daily activities. This study provides evidence that core stability exercise is effective in reducing pain and disability, as well as improving the quality of life of office workers who experience low back pain problems. These results are expected to be a reference for physiotherapy interventions in the management of non-specific low back pain in the work environment, as well as increasing awareness of the importance of comfort and physical activity in reducing the risk of low back pain."
Depok: Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ratna Dewi
"Praktik klinik lanjut selama praktek residensi keperawatan pada sistem neurologi dimaksudkan untuk mampu memberikan asuhan keperawatan, menerapkan Evidance Based Nursing (EBN) serta mampu berperan sebagai innovator di ruang perawatan. Peran pemberi asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan mode adaptasi Roy pada pasien dengan Guilain Bare Syndrome dan 30 pasien lainnya dengan berbagai gangguan sistem persyarafan. Perilaku maladaptive paling banyak adalah model adaptasi fisiologis, yaitu penurunan kapasitas adaptif intracranial. Intervensi keperawatan berupa manajemen peningkatan tekanan intracranial. Penerapan EBN latihan core stability pada keseimbangan duduk pada pasien stroke menunjukkan pasien dapat memeprtahankan keseimbangan duduk. Program inovasi keperawatan berupa penerapan manajemen ERAS pada pasien pasca kraniotomi diruang ICU, HCU dan rawat inap.
Advance clinical practice during the nursing residency practice in the neurological system is intended to be able to provide nursing care, implement Evidance Based Nursing (EBN) and able to act as an innovator in the treatment room. The role of nursing caregiver was perfomed using Roy’s adaption mode in patients with Guillain-Barre Syndrome and 30 other patients with various nervous system disorders. The most maladaptive behavior is a physiological adaption model, namely a decrease in intracranial adaptive capacity. Nursing intervention in the form of management of increased intracranial pressure. The application of EBN core stability exercises to sitting balance in stroke patients shows the patient can maintain a sitting balance. Nursing innovation program in the form of application of ERAS management to post-craniotomy patients in ICU,HCU and inpatient rooms."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library