Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dina Risma Wati
Abstrak :
ABSTRAK
Tablet lepas lambat merupakan tablet yang didesain untuk melepaskan zat aktif secara perlahan-lahan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan mengkarakterisasi eksipien sambungsilang dari koproses xanthan gum-gum akasia CL-Ko-XGGA sebagai matriks sediaan tablet lepas lambat dengan gliklazid sebagai model obat. Eksipien CL-Ko-XGGA merupakan hasil sambungsilang dari eksipien koproses xanthan gum-gum akasia Ko-XGGA menggunakan natrium trimetafosfat dengan perbandingan masing-masing eksipien, yaitu 1:2, 1:1, dan 2:1. Eksipien Ko-XGGA dan CL-Ko-XGGA dikarakterisasi secara fisika, kimia, dan fungsional. Eksipien CL-Ko-XGGA 1:2, 1:1, 2:1 memiliki derajat substitisi DS berturut-turut 0,067; 0,082; 0,088, serta kekuatan gel sebesar 14,03; 17,27; 20,70 gF. Eksipien tersebut memiliki sifat alir dan kemampuan mengembang yang lebih baik dibandingkan dengan eksipien Ko-XGGA. Eksipien CL-Ko-XGGA diformulasikan dalam tablet lepas lambat sebagai matriks dengan metode granulasi basah dan seluruh formula memenuhi persyaratan evaluasi tablet. Pelepasan gliklazid dari tablet F1-F6 dalam medium dapar fosfat pH 7,4 natrium lauril sulfat 0,2 selama 12 jam menunjukkan profil pelepasan obat diperlambat dan dapat digunakan selama 8 hingga 32 jam. Dapat disimpulkan bahwa dalam sediaan tablet lepas lambat eksipien CL-Ko-XGGA 2:1 memiliki kemampuan menahan pelepasan obat lebih baik dari eksipien CL-Ko-XGGA 1:2 dan 1:1.
ABSTRAK
Sustained release tablet is solid dosage form which is designed to release drugs slowly. This research was intended to prepare and characterize the cross linked excipient of coprocessed xanthan gum acacia gum CL Co XGGA as a matrix of sustained release tablet with gliclazide as the drug model. CL Ko XGGA excipient was cross linked results of coprocessed excipient of xanthan gum acacia gum Co XGGA using sodium trimetaphosphate, in the ratio of each excipient 1 2, 1 1, and 2 1. Co XGGA and CL Co XGGA excipients were characterized physically, chemically, and functionally. The degree of substitution DS of CL Co XGGA 1 2, 1 1, 2 1 excipients were respectively 0.067 0.082 0.088, and gel strength were respectively 14.03 17.27 20.70 gF. Those excipients had improved flow properties and swelling capability compared with the Co XGGA excipients. CL Co XGGA excipients were formulated in sustained release tablet as matrix by wet granulation method and all formulas passed tablet evaluation tests. The release of gliclazide from tablets F1 F6 in phosphate buffer medium pH 7.4 sodium lauryl sulphate 0.2 for 12 hours showed sustained release profile and can be used up to 8 until 32 hours. In conclusion, CL Co XGGA 2 1 excipient have better ability to retain drug release than CL Co XGGA 1 2 and 1 1 excipients in the sustained release tablets.
2017
S69145
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heryanti Primasari
Abstrak :
Eksipien koproses merupakan suatu konsep baru yang melibatkan interaksi antara dua atau lebih eksipien. Tujuan utama koproses adalah meningkatkan fungsionalitas bahan secara sinergis dan menutupi sifat yang tidak diinginkan dari masing-masing eksipien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik eksipien koproses dari pragelatinisasi pati singkong (PPS) dan metilselulosa (MC), serta memanfaatkan eksipien tersebut dalam formulasi mikrosfer sebagai matriks hidrofilik. Koproses PPS-MC dibuat dengan tiga perbandingan yaitu 2:1, 3:1, dan 4:1 yang kemudian dikarakterisasi. Koproses PPS-MC yang dipilih sebagai bahan pembentuk matriks mikrosfer adalah perbandingan 2:1 karena memiliki nilai viskositas dan kekuatan gel yang lebih besar dibandingkan kedua rasio lainnya. Mikrosfer dengan model obat natrium diklofenak dibuat dengan metode semprot kering dan dievaluasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa mikrosfer PPS-MC 2:1 memiliki ukuran diameter volume rata-rata pada rentang 16,61-21,41μm dan efisiensi penjerapan yang berkisar antara 108,01-144,47%. Uji pelepasan obat selama delapan jam secara in vitro pada medium fosfat pH 7,2 dari mikrosfer koproses PPS-MC 2:1 menunjukkan bahwa pelepasan natrium diklofenak dari keempat formula yaitu formula B, C, D dan E masing-masing sebesar 95,71; 72,82; 69,10 dan 66,35%. ......Coprocessed excipients is a novel concept involves interactions of two or more excipients. The main aim of coprocessed excipients is to provide a synergy of functionality improvements as well as masking the undesirable properties of the individual excipients. The purposes of the study were to characterized coprocessed excipients which is made of pregelatinized cassava starch (PCS) and methylcellulose (MC) and used it as hydrophilic matrix in the microspheres formulation. Coprocessed PCS-MC which is characterized were made by the ratio of 2:1, 3:1, and 4:1. The result of characterization shows that the gel strength and viscosity value of coprocessed PCS-MC 2:1 was greater than coprocessed PCSMC 3:1 or 4:1, so the well-chosen coprocessed as former of microspheres matrix is 2:1 ratio. Microspheres containing diclofenac sodium as a model drug were prepared by spray-drying technique and the obtained-microspheres were evaluated. The results showed that the produced microspheres of coprocessed PCS-MC 2:1 have average particles sizes ranging from 16.61 to 21.41 μm and the entrapment efficiency of range between 108.01-144.47%. During 8 hours in vitro release study, the release of diclofenac sodium from the microspheres of PCS-MC 2:1 on formula B, C, D and E in pH 7.2 are 95.71; 72.82; 69.10 and 66.35%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33086
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiana Ariani
Abstrak :
ABSTRAK
Tablet lepas lambat merupakan tablet yang di desain untuk melepaskan obat secara perlahan – lahan di dalam saluran cerna, dengan menggunakan matriks sebagai salah satu komponen utama. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh eksipien koproses xanthan gum – amilosa tersambungsilang (Ko-CLA6-XG dan Ko-CLA12-XG); (CL6-Ko-A-XG dan CL12-Ko-A-XG) sebagai matriks tablet lepas lambat natrium diklofenak. Eksipien Ko-CLA6-XG dan Ko-CLA12-XG merupakan hasil koproses xanthan gum dengan CLA6 dan xanthan gum dengan CLA12. Eksipien CL6-Ko-A-XG dan CL12-Ko-A-XG dihasilkan dengan cara sambungsilang dari hasil koproses xanthan gum dan amilosa menggunakan natrium trimetafosfat dengan perbandingan masing – masing eksipien yaitu 1:1, 1:2 dan 2:1. Ko-CLA6-XG, Ko-CLA12-XG, CL6-Ko-A-XG dan CL12-Ko-A-XG yang dihasilkan dikarakterisasi sifat fisik, kimia dan fungsional. Ko-CLA6-XG dan Ko-CLA12-XG mempunyai derajat substitusi 0,070 dan 0,110. Eksipien CL6- Ko-A-XG 1:1, 1:2 dan 2:1 berturut – turut 0,077; 0,081 dan 0,083 serta CL12-Ko- A-XG 1:1, 1:2 dan 2:1 berturut – turut 0,113; 0,119 dan 0,122. Eksipien tersebut mempunyai kemampuan mengembang yang baik, viskositas yang cukup besar dan kekuatan gel yang baik. Tablet dengan matriks Ko-CLA6-XG, Ko-CLA12-XG, CL6-Ko-A-XG dan CL12-Ko-A-XG diformulasikan dengan metode cetak langsung dan seluruhnya memenuhi persyaratan evaluasi tablet. Profil pelepasan natrium diklofenak dari tablet yang mengandung matriks Ko-CLA6-XG (F1 – F3), Ko-CLA12-XG (F4 – F6), CL6-Ko-A-XG (F7 – F9) dan CL12-Ko-A-XG (F10 – F12) dalam medium dapar fosfat selama 8 jam, menunjukkan profil pelepasan obat diperlambat dengan kinetika pelepasan orde nol (F1 – F6, F9, F11) dan Korsmeyer-Peppas (F7, F8, F10, F12). Oleh karena itu, F1 – F6 dapat digunakan untuk sediaan lepas lambat selama 16 jam sedangkan F7 – F12 dapat digunakan untuk sediaan lepas lambat selama 32 jam.
ABSTRACT
Sustained release tablet was solid dosage form which was designed to release drugs slowly in gastrointestinal tract. This present research was intended to produce coprocessed excipient of xanthan gum-crosslinked amylose (Co-CLA6- XG and Co-CLA12-XG); (CL6-Co-A-XG and CL12-Co-A-XG) as matrix for sustained release tablet of sodium diclofenac. Co-CLA6-XG and Co-CLA12-XG were produced by coprocessing xanthan gum with CLA6 and xanthan gum with CLA12. CL6-Co-A-XG and CL12-Co-A-XG were produced from the coprocessed xanthan gum and amylose then were crosslinked with sodium trimethaphosphate. All excipient had a ratio 1:1, 1:2 and 2:1. The obtained Co- CLA6-XG, Co-CLA12-XG, CL6-Co-A-XG and CL12-Co-A-XG were characterized physically, chemically and functionally. The degree of substitution (DS) of Co-CLA6-XG and Co-CLA12-XG were 0,070 and 0,110. Then the DS of CL6-Co-A-XG 1:1, 1:2 and 2:1 were respectively 0,077; 0,081 and 0,083. The DS of CL12-Co-A-XG 1:1, 1:2 and 2:1 were respectively 0,113; 0,119 and 0,122. All excipients had good swelling index, high viscosity and good gel strenght. Tablets with Co-CLA6-XG, Co-CLA12-XG, CL6-Co-A-XG and CL12-Co-A-XG matrix were formulated by direct compression method and passed tablet evaluation tests. The release profile of sodium diclofenac which contained matrix from Co-CLA6- XG (F1 – F3), Co-CLA12-XG (F4 – F6), CL6-Co-A-XG (F7 – F9) and CL12-Co- A-XG (F10 – F12) in phospate buffer medium for 8 hours, showed that the sustained release profile followed zero order kinetics (F1 – F6, F9, F11) and Korsmeyer-Peppas (F7, F8, F10, F12). Thus, F1 – F6 tablet formulations could be applied as sustained release tablet formulas and could retard drug release up to 16 hours. Then F7 – F12 could be applied as sustained release tablet formula and could retard drug release up to 32 hours.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T39231
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noorviana Farmawati
Abstrak :
ABSTRACT
Serum merupakan sediaan gel dengan tingkat viskositas yang lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan serum yang mengandung ekstrak biji lengkeng sebagai penghambat tirosinase dalam bentuk fitosom dengan eksipien koproses kasein dan xanthan gum sebagai basis. Koproses eksipien yang digunakan adalah kasein dan xanthan gum dengan perbandingan 5:1 yang bertujuan untuk memperoleh viskositas serum yang diinginkan. Pada penelitian ini digunakan metode peredaman DPPH dan uji penghambatan aktivitas tirosinase untuk mengetahui nilai IC50 dari ekstrak biji lengkeng. Nilai IC50 dari ekstrak biji lengkeng sebagai antioksidan adalah 6,566 µg/mL dan sebagai penghambat tirosinase adalah 1777,373 µg/mL. Ekstrak biji lengkeng diinkorporasikan dalam bentuk fitosom dan dihasilkan fitosom dengan nilai efisiensi penjerapan sebesar 65,54% serta ukuran diameter partikel yaitu 382,59 nm. Fitosom yang telah terbentuk lalu diformulasikan dalam sediaan serum yang mengandung eksipien koproses kasein dan xanthan gum. Koproses kasein – xanthan gum memiliki kemampuan mengembang yang cukup baik dengan viskositas yang tidak terlalu kental. Sediaan serum diformulasikan menggunakan eksipien koproses kasein – xanthan gum dengan konsentrasi 3% lalu diuji stabilitas fisik serta cycling test dan terbukti stabil. Dapat disimpulkan bahwa sediaan serum dengan koproses kasein dan xanthan gum sebagai eksipien yang mengandung fitosom ekstrak biji lengkeng merupakan sediaan yang dapat digunakan sebagai kosmetik.
ABSTRACT
Serum is a gel with lower viscosity. This study was intended to formulate serum containing phytosome of longan seed extract as tyrosinase inhibitor using coprocessed casein and xanthan gum as a base. Coprocessed of casein and xanthan gum with ratio of 5:1 was chosen to obtain viscosity of serum as desired. Radical scavenging DPPH and tyrosinase inhibitor activity was used to determine IC50 value from longan seed extract. IC50 value of longan seed extract as antioxidant is 6.566 µg/mL dan as tyrosinase inhibitor is 1777.373 µg/mL. Longan seed extract was incorporated into phytosome and the entrapment efficiency is 65.54% with diameter particle size 382.59 nm. Phytosome was formulated into serum containing coprocessed of casein and xanthan gum as excipient. Coprocessed casein – xanthan gum had good enough swelling index with low viscosity. Serum as formulated using 3% of coprocessed casein – xanthan gum and showed stable condition after physical stability test and cycling test. Therefore, the conclusion is the serum using coprocessed of casein and xanthan gum as excipient and containing phytosome of longan seed extract had good characteristic to be applied as cosmetic.
2014
S56011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Lestari
Abstrak :
Transdermal drug delivery system (TDDS) adalah sistem penghantaran obat yang digunakan pada permukaan kulit dengan tujuan sistemik. Untuk itu, diperlukan suatu eksipien pembentuk matriks transdermal yang dapat menghantarkan obat masuk ke dalam kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan eksipien koproses xanthan gum dan amilosa tersambungsilang-6 (Ko-CLA6-XG) sebagai matriks sediaan transdermal, kemudian dilakukan uji penetrasi secara in vitro dan in vivo. Ko-CLA6-XG diformulasikan dalam bentuk hidrogel dengan model obat natrium diklofenak. Uji penetrasi in vitro dilakukan menggunakan sel difusi Franz yang kemudian dianalisis dengan spektrofotometer UV. Uji in vivo dilakukan dengan cara mengaplikasikan satu gram hidrogel dengan luas aplikasi 1,13 cm2 di atas kulit tikus bagian abdomen, kemudian sampel darah dikumpulkan melalui sinus orbitalis mata dan dianalisis menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Hasil uji penetrasi in vitro menunjukkan jumlah kumulatif obat yang terpenetrasi ke dalam kulit hingga 12 jam sebanyak 1435 ± 180 µg cm-2 dengan fluks total sebesar 118,55 ± 23,01 µg cm-2 jam-1 (r=0,0994) dan waktu tunda selama 48,6 ± 15,6 menit. Profil pelepasan natrium diklofenak selama 12 jam pada uji in vivo mencapai konsentrasi puncak plasma sebesar 2236 ± 398 ng/ml pada 0,86 ± 0,21 jam dengan AUC sebesar 25273 ± 4133 ng ml-1 jam. Kedua hasil uji memberikan gambaran bahwa hidrogel mengandung natrium diklofenak dengan Ko-CLA6-XG sebagai matriks dapat dikembangkan untuk sediaan transdermal. ......Transdermal drug delivery system (TDDS) is the administration of therapeutic agents through the skin for systemic effect. Therefore, it requires an excipient for transdermal matrix-forming that can deliver drug across the skin. This present research was intended to develop the utilization of coprocessed excipient of xanthan gum and 6-cross-linked amylose (Co-CLA6-XG) as a matrix for transdermal and then evaluate the in vitro and in vivo penetration. Co-CLA6-XG was formulated as hydrogel with sodium diclofenac as a drug model. In vitro penetration study was evaluated using Franz diffusion cell analysed with spectrophotometre UV. The in vivo experiment was performed by applied one gram of hydrogel spread over 1,13 cm2 to the rat abdoment skin, then the blood samples were obtained from sinus orbitalis and analysed with high-performance liquid chromatography (HPLC). In vitro study records the cumulative drug permeated across the skin for 12 hours ranged 1435 ± 180 µg cm-2 and shows the transdermal flux 118,55 ± 23,01 µg cm-2 hours-1 (r = 0,994) with the lag time value ranged 48,6 ± 15,6 min. The release profile of sodium diclofenac for 12 hours in vivo reached a maximum peak of 2236 ± 398 ng/ml at 0,86 ± 0,21 hours with the AUC value was 25273 ± 4133 ng ml-1 hour. Thus diclofenaccontaining hydrogel using Co-CLA6-XG as a matrix could be developed as transdermal drug delivery.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library