Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ulfah Fajarini
Abstrak :
ABSTRAK
Disertasi ini menelaah mengenai ketaatan dan Coping Mechanism terhadap pembatasan gerak perempuan di rumah tangga. Para perempuan tersebut tergabung dalam Majelis Taklim Jam?iyyat al Nisa (MTJN). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berupa pengamatan terlibat dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan para perempuan ke MTJN untuk menghindar dari kehidupan rumah tangga yang menekan, bertemu dengan banyak teman yang senasib, dapat sharing, serta melakukan aktivitas yang ?menyenangkan? seperti ikut kampanye-kampanye parpol atau pilkada, mendapat baju muslim, piknik gratis serta bergosip yang terkadang menjatuhkan nama baik suami. Pergi ke MTJN tidak menyelesaikan masalah rumah tangga mereka, dan merekapun tidak ingin menggugat cerai, karena kondisi menjadi ?janda? mendapat stigma buruk atau cemoohan sosial di masyarakat Tangerang yang berbudaya patriarki. Sebagian besar jemaah menggunakan majelis taklim secara absah sebagai coping mechanism, pelepas penat dan stres yang diakibatkan oleh kehidupan rumah tangga budaya patriarki ? khususnya dalam hal hubungan suami-istri yang menekan.
ABSTRACT
This dissertation analyzes the obedience and coping mechanism under the restriction of women?s role in domestic sphere. These women are members of Jam?iyyat al-Nisa Assembly of Muslim (Majelis Taklim Jam?iyyat al-Nisa ? MTJN). This research is conducted using qualitative method, namely direct observation and in-depth interview. The result of the research shows that these women join MTJN to get away from their repressing domestic life, to meet friends with the same experience, to share their stories, and to do ?fun? activities like joining the campaign of political parties or local elections, getting Islamic clothing and free picnic, as well as gossiping which some times could lead to the embarrassment of their husband. Going to MTJN does not solve their problems, but they are not going to file for a divorce for afraid of the negative ?stigma? of becoming a widow or the social mockery which is common in the Tangerang patriarchal society. Most of Jam?iyyat al-Nisa members use the assembly of Muslim as their legitimate coping mechanism and stress release particularly in the subordinate husband-wife relationship.
Depok: 2012
D1342
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Putu Mega Melinda
Abstrak :
Stress kerja merupakan masalah yang paling umum dialami oleh petugas kepolisian. Polisi tidak hanya bertindak sebagai penegak hukum namun juga pelayan sosial, agen perubahan dan pelindung hak dan tugas dari masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sumber stres anggota intel dan cara mengelola stres.Manajemen stres yang digunakan oleh penulis adalah strategi coping oleh Lazarus dan Folkman yang terdiri dari problem-focused coping dan emotional-focused coping. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian gabungan dengan rancangan sekuensial eksploratoris. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada 30 anggota intelkam untuk mendapatkan data awal terkait sumber stres anggota. Setelah itu melakukan wawancara dan observasi terhadap beberapa anggota.Observasi dilaksanakan dengan mengamati perilaku anggota selama bekerja. Hasil yang ditemukan adalah sebagian besar anggota intelkam merasa sumber stres mereka berasal dari stres kerja dan stres organisasi.Stres kerja terdiri dari beban kerja, tugas yang menantang, promosi dan kondisi keuangan. Sedangkan stres organisasi terdiri dari tidak dilibatkannya anggota dalam pembuatan keputusan, kurangnya perhatian pimpinan, struktur organisasi yang tidak sesuai dan sarana prasarana yang tidak memadai. Anggota merasa tertekan dengan perintah pimpinan yang memberikan beban kerja yang berlebihan sehingga meningkatkan stres kerja yang berdampak pada penurunan kinerja mereka. Hal tersebut dapat dilihat dari anggota menjadi malas, ketidakhadiran anggota dan pekerjaan yang terbengkalai. Sebagian besar anggota memilih untuk mengelola stres dengan cara sharing dengan orang yang dipercaya, berdoa, rekreasi, olahraga dan manajemen waktu. Peran pimpinan juga penting dalam mengelola stres anggota yaitu dengan melakukan pendekatan secara kekeluargaan. ......Work stress is the most common problem which experienced by police. Police work is not only to enforce the law but also to serve and protect society. The aim of this research are to know police stressors and stress management. This research use stress management especially coping mechanism from Lazarus and Folkman which is consist of problem focused coping and emotion focused coping. Mixed method with exploratory sequential design is the research method used in this study. First, researcher distributed questionnaires to the 30 intelligence police so researcher get the initial data of the stressors. Then,Some of police officers were interviewed and observed. Observation was done by observing police officers behaviour while they were working. The result shown that almost of officers experienced job related stressors and organization related stressors. Job related stressors consider of too many task to perform, challenging assignments, promotion and condition that affect workers rsquo economic well being. Organization related stressors consist of not involved in decision making,lack of leader attention,inappropriate organizational structure and inadequate infrastructure. The officers feel depressed because the leader provide a lot of work and it causes the raise of job stress which impact to the decrease of their performance. It can be seen from members who become lazy to work, absenteeism, and neglected work. Most of the officers choose to manage their stress in a way of sharing with trusted person, praying, recreation, doing exercises and time management. However, the effort of organisation to manage police stress is really important such as provide adequate facilities, attention of the leader, and sabbathical day.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T52187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatresia Irna
Abstrak :
Mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengambil mata kuliah skripsi seringkali mengalami stres hingga burnout sehingga diperlukan mekanisme koping. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan mekanisme koping dengan stres dan burnout pada mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengambil mata kuliah skripsi di Universitas. Desain penelitian ini adalah cross sectional kepada 109 responden mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengambil mata kuliah skripsi. Didapatkan hasil bahwa mahasiswa tingkat akhir mengalami stres berat 97,2, burnout ringan 72,5, memiliki orangtua dengan pola asuh otoritatif 62,4, menggunakan mekanisme koping emotion focused engagement 44, dan koping spiritual positif 96,3. Terdapat hubungan yang bermakna antara mekanisme koping dan pola asuh dengan stres dan burnout. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi bidang pendidikan, penelitian, pelayanan keperawatan, dan mahasiswa agar mahasiswa dapat memiliki kesiapan dalam menghadapi skripsi. ......Final year student who are taking thesis subject often experience stress until burnout so that required coping mechanism. The purpose of this research is to know the correlation of coping mechanism with stress and burnout at the final students of University. The design of this research is cross sectional to 109 final year student respondents who are taking thesis course. The result was that the final year students had severe stress 97.2 , light burnout 72.5 , parents with authoritative parenting 62.4 , using emotion focused engagement 44 coping mechanism, and positive spiritual coping 96.3 . There is a significant relationship between coping mechanisms and parenting with stress and burnout. These results will be beneficial to education, research, nursing service, and students so that students can have readiness in facing thesis.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69117
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Yuniarti
Abstrak :
Skripsi ini berfokus pada kajian suffering dan coping mechanism pada lansia di sebuah panti werdha swasta di daerah Cibubur, yaitu Sasana Tresna Werdha (STW) Karya Bhakti RIA Pembangunan. Melalui wawancara mendalam dan pengamatan terlibat saya berupaya memahami bagaimana suffering dapat terbentuk dan bagaimana upaya yang dilakukan lansia untuk menghadapinya hingga dapat keluar dari situasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa bentuk strategi coping mechanism dilakukan oleh lansia guna melepaskan diri dari situasi yang membuat mereka tertekan. Terwujudnya tindakan berupa strategi ini didorong oleh agensi yang dimiliki lansia sebagai aktor. Dijelaskan pula berbagai bentuk tindakan lansia ketika mengalami suffering, strategi coping mechanism yang mereka lakukan sebagai bentuk upaya menanggulanginya, serta bagaimana bentuk-bentuk strategi tersebut dapat mereka wujudkan. ......This paper focuses on the suffering and coping mechanism that are experienced by elderly in a private home care in Cibubur, called Sasana Tresna Werdha (STW) Karya Bhakti RIA Pembangunan. Through in-depth interviews and participant observations, I seek to understand how suffering could be formed and what actions that elderly do to get out of that situation. The study showed that some forms of coping mechanism strategies were carried out by the elderly to escape themselves from situations that made them depressed. The realization of these strategies is driven by the agency owned by the elderly as an actor. This paper also explains various forms of elderly actions when they were in suffering situation, coping mechanism strategies that they embodied as a form of effort to deal with that situation, and how these forms can be actualized.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Warsiti
Abstrak :
Mempunyai anak merupakan suatu bagian dari siklus kehidupan perempuan yang secara natural terjadi. Infertilitas adalah keadaan yang menyimpang dari apa yang seharusnya terjadi dan dianggap sebagai suatu ancaman terhadap kehidupan perempuan. Suatu studi kualitatif fenomenologi telah dilakukan untuk menggali berbagai pengalaman berupa stres dan koping, termasuk kebutuhan yang diinginkan dan makna pengalaman hidup perempuan dengan infertilitas. Partisipan dipilih dengan kriteria tertentu berdasarkan teori, atau berdasarkan konstruk operasional penelitian sebelumnya (theorybased/operational construct sampling). Delapan partisipan yaitu perempuan dengan masalah infertilitas yang tinggal di daerah Yogyakarta telah berpartisipasi pada penelitian ini. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam sebanyak dua kali yang dilengkapi dengan catatan lapangan. Wawancara direkam kemudian dibuat transkip wawancara. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pengalaman hidup dengan infertilitas adalah tidak menyenangkan, ketegangan terjadi baik bersumber dari diri sendiri yang berupa harapan mempunyai anak yang belum tercapai maupun faktor eksternal karena tuntutan dari mertua, orang tua dan juga orang lain. Cara atau upaya yang mereka lakukan untuk mengatasi masalah bervariasi, baik upaya yang berfokus masalah maupun berfokus emosi. Untuk mengatasi masalahnya, mereka membutuhkan dukungan sosial dari suami, keluarga, teman maupun dari tenaga kesehatan. Hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa pemberi pelayanan kesehatan perlu lebih memahami keadaan psikologis dan kebutuhan akan dukungan sosial pada perempuan dengan infertilitas dan perlunya dibentuk support group di tatanan pelayanan kesehatan untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapi perempuan dengan masalah infertilitas.
To have a child is part of the live cycle of the women that happen naturally. Infertility could be seen as deviation that could happen in some woman where threat their live because of this condition. The goal of this qualitative study using phenomenology approach is to explore the live experience on stress and coping mechanism, included wanted requirement and meaning life experience on women with infertility. The participant is chosen with criteria on theory based or operational construct sampling. Eight participants joined with this study and data were collected by deep interview twice to each participant. The interview is recorded and transcribes and analyzed. The result of this study shows that the live experience of the infertility woman were inconvenience and tense feeling not only caused by internal expectation to have a child but also external expectation from the parents, parents in law, and the people surrounding them. Various way and effort that they have done in order to solve their problem focused on their personal and emotion focused coping. To solve their problem they need support from their husband, family, friends or the health workers. The result of this study provides implication that the health workers are expected to be more empathy to the psychological condition and the need of support to the infertility woman and the demand of support group on the health care setting to help and solve the problem which is faced by the infertility woman.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Afrisanty
Abstrak :
Latar Belakang: Prevalensi anak dengan HIV/AIDS terus meningkat setiap tahunnya baik di dunia maupun di Indonesia. Caregiver anak dengan HIV/AIDS berisiko mengalami psikopatologi seperti kecemasan dan depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara mekanisme koping dengan psikopatologi pada caregiver anak dengan HIV/AIDS. Metode: Pemeriksaan dilakukan pada 107 caregiver anak dengan HIV/AIDS yang datang ke Poliklinik Anak Divisi Alergi Imunologi Rumah Sakit Ciptomangunkusumo Jakarta. Mekanisme koping dinilai dengan instrumen Brief- Coping Orientation to Problem Experienced (Brief-COPE) untuk melihat jenis mekanisme koping dan kategori mekanisme koping. Psikopatologi dinilai dengan instrumen Symptom Checklist-90 (SCL-90). Hasil: Tidak terdapat hubungan bermakna secara statistik antara jenis mekanisme koping dan psikopatologi, namun terdapat korelasi bermakna (r = -0,291) antara kategori mekanisme koping dan psikopatologi. Dari 107 caregiver anak dengan HIV/AIDS didapatkan 29 (27,1%) caregiver mengalami psikopatologi. Psikopatologi terbanyak adalah somatik dan depresi. Simpulan: Jenis mekanisme koping (emotional dan problem focused coping) tidak berhubungan dengan psikopatologi. Kategori mekanisme koping yang menunjukkan banyaknya tingkatan mekanisme koping berkorelasi lemah dengan psikopatologi caregiver. Semakin banyak dan beragam mekanisme koping yang digunakan oleh caregiver anak dengan HIV/AIDS maka semakin rendah terjadinya psikopatologi dan sebaliknya semakin sedikit ragam mekanisme koping yang digunakan oleh caregiver anak dengan HIV/AIDS maka semakin tinggi terjadinya psikopatologi. Perlu ditingkatkan keterampilan mekanisme koping melalui psikoterapi dan psikoedukasi bagi para caregiver yang mengasuh anak dengan HIV/AIDS.
Background: The prevalence of children with HIV / AIDS continues to increase every year in the world or in Indonesia. Caregivers of children with HIV / AIDS are at risk for psychopathtology such as anxiety and depression. This study aims to evaluate relationship between coping mechanisms and psychopathology in caregivers of children with HIV / AIDS. Methods: Assessment on 107 caregivers of children with HIV / AIDS at the The Allergic Immunology Pediatric Outpatient Clinic, Dr. Ciptomangunkusumo National Referral Hospital Jakarta. Coping mechanisms assessed by the instrument Brief -Coping Orientation to Problems Experienced (Brief-COPE) to evaluate the types of coping mechanisms and coping mechanisms categories. Psychopathology was assessed by the instrument Symptom Checklist-90 (SCL-90). Results: There was no relationship statistically significant between the types of coping mechanisms and psychopathology, but there is a significant correlation (r = -0.291) between categories of coping mechanisms and psychopathology. Of the 107 caregivers of children with HIV / AIDS found 29 (27.1%) experience psychopathology. Most psychopathology are somatic and depression. Conclusion: Type of coping mechanism (emotional and problem focused coping) was not associated with psychopathology. Categories coping mechanism that shows how many levels of coping mechanisms weakly correlated with psychopathology. The more numerous and diverse coping mechanisms used by caregivers of children with HIV / AIDS, the lower the occurrence of psychopathology and conversely the less diverse coping mechanisms used by caregivers, the higher occurrence of psychopathology. Skills of coping mechanisms need to be improved through psychotherapy and psychoeducation for caregivers of children with HIV / AIDS.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahusilawane, Elvina Katerin
Abstrak :
Latar Belakang. Penyalahgunaan zat merupakan masalah global yang berkembang dengan angka kekambuhan yang cukup tinggi. Undang undang no 35 tahun 2009 mewajibkan semua penyalahguna zat untuk mengikuti rehabilitasi, namun terdapat perbedaan pendapat terkait efektifitas terapi berdasarkan keinginan untuk mengikuti rehabilitasi. Faktor yang turut berperan dalam keberhasilan rehabilitasi adalah tingkat kesiapan untuk berubah yang terlihat dari motivasinya. Implikasi UU no 35 dapat dilihat melalui perbedaan tingkat motivasi dan hubungannya dengan karakteristik serta mekanisme koping dari individu yang telah menjalani rehabilitasi berdasarkan keinginannya. Metode. Potong lintang melibatkan 100 orang penyalahguna zat yang telah mengikuti rehabilitasi selama periode bulan Juli-September 2014 di Balai Besar Rehabilitasi BNN. Pengukuran tingkat motivasi dengan instrumen University of Rhode Island Change Assessment Scale (URICA) dan mekanisme koping diukur dengan instrumen Brief-Coping Orientation to Problem Experienced (Brief-COPE). Hasil. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada tingkat motivasi antara penyalahguna zat yang mengikuti rehabilitasi secara sukarela dengan yang tidak sukarela setelah mengikuti proses terapi rehabilitasi. Terdapat hubungan antara tingkat motivasi dengan mekanisme koping (nilai p 0.001). Mekanisme koping yang digunakan pada subyek dalam penelitian berupa emotion-focus koping dan skor mekanisme koping yang terbanyak pada tingkat sedang. Simpulan. Tidak terdapat perbedaan tingkat motivasi pada penyalahguna zat yang telah menjalani rehabilitasi berdasarkan keinginan. ......Background. Substance abuse is a growing global problem at a fairly high recurrence rate. Indonesia narcotics law no 35 in 2009 requires compulsory treatment for people with drug dependence, nevertheless there are many differences in opinions regarding the effectiveness of therapy based on the willingness to participate. Factors that contribute to the outcomes of rehabilitation s the readiness to change seen by motivation. The implications of the Law No. 35 can be seen through motivational level differences and its relationship with the characteristics and coping mechanisms of substance abusers who have undergone a rehabilitation based on the willingness to be rehabilitated. Method. A crosssectional involving 100 substance abusers who have undergone a rehabilitation program during the period July-September 2014 at BNN rehabilitation center. Motivation level measurement by University of Rhode Island Change Assessment Scale (URICA) instrument and coping mechanism by Brief-Coping Orientation to Problems Experienced (Brief-COPE) instrument. Result. There is no significant differences of motivational level between voluntary and compulsary substance abuser. There is a relationship between the level of motivation with coping mechanisms (p-value 0.001). Coping mechanisms used by the subject is emotionfocused coping with the highest score is at moderate level. Conclusion.There is no difference of motivational level among substance abusers who have undergone a rehabilitation program based on the willingness.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rena Palupi
Abstrak :
Latar Belakang: Masa transisi yang banyak menimbulkan stres adalah transisi dari sekolah menengah menuju perguruan tinggi, yaitu saat tahun pertama perkuliahan, khususnya pada mahasiswa kedokteran. Pendidikan kedokteran merupakan pembelajaran seumur hidup yang membuat mahasiswa menjadi rentan terhadap burnout jika mekanisme koping yang digunakan tidak memadai. Mekanisme koping yang sesuai dapat membantu mahasiswa meminimalisasi kejadian burnout. Mekanisme koping dikelompokkan menjadi problem-focused, emotion-focused, dan dysfunctional coping (Cooper dkk, 2015) serta adaptive coping dan maladaptive coping (Meyer dkk, 2015). Dimensi burnout mencakup kelelahan emosional, sinisme, dan persepsi terhadap pencapaian prestasi diri yang dapat dipengaruhi juga oleh jenis kelamin. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara jenis kelamin dan mekanisme koping terhadap burnout (kelelahan emosional, sinisme, persepsi terhadap pencapaian prestasi diri) pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan sampel total dari mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun Akademik 2017/2018 kelas reguler. Jumlah responden yang mengisi kuesioner Brief COPE dan MBI-Student Survey dengan lengkap dan benar adalah 167 responden (response rate = 98,9%). Hasil: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan masing-masing dimensi burnout (p >0,05). Sebaliknya, maladaptive/dysfunctional coping memiliki korelasi positif yang bermakna dengan kelelahan emosional (r = 0,403, p <0,001) dan sinisme (r = 0,372, p <0,001). Adaptive coping memiliki korelasi negatif yang bermakna dengan sinisme (r = -0,165, p = 0,033) dan korelasi positif yang bermakna dengan persepsi terhadap pencapaian prestasi diri (r = 0,417, p <0,001). Kesimpulan: Hubungan jenis kelamin dengan kejadian burnout tidak didapatkan hasil yang bermakna. Namun, maladaptive/dysfunctional coping memiliki korelasi positif dengan kelelahan emosional dan sinisme. Di sisi lain, adaptive coping memiliki korelasi negatif dengan sinisme dan korelasi positif dengan persepsi terhadap pencapaian prestasi diri. ......Background: The transition period which causes a lot of stress is the transition from high school to college, that is during the first year of study, especially for medical students. Medical education is a lifelong learning that makes students vulnerable to burnout if the coping mechanism is inadequate. Appropriate coping mechanism can help students to minimize burnout. Coping mechanisms are classified as problem-focused, emotion-focused, and dysfunctional coping (Cooper et al, 2015) as well as adaptive coping and maladaptive coping (Meyer et al, 2015). The burnout dimension includes emotional exhaustion, cynicism, and perception of personal accomplishment that can also be influenced by gender. Aims: The purpose of this study is to assess the relationship between gender and coping mechanisms with burnout (emotional exhaustion, cynicism, perception of personal accomplishment) of first year undergraduate students in Faculty of Medicine Universitas Indonesia. Methods: This study was a cross sectional study with a total sampling of first year undergraduate students in Faculty of Medicine Universitas Indonesia 2017/2018 regular class. A total of 167 respondents (response rate = 98,9%) filled completely and correctly the Brief COPE and MBI-Student Survey questionnaire. Results: There was no significant relationship between gender with each burnout dimensions (p >0.05). Otherwise, maladaptive/dysfunctional coping was significantly correlated with emotional exhaustion (r = 0.403, p <0.001) and cynicism (r = 0.372, p <0.001). There was a significant negative correlation between adaptive coping with cynicism (r = -0.165, p = 0.033) and significant positive correlation with perception of personal accomplishment (r = 0.417, p <0.001). Conclusions: The relationship between gender with burnout does not get significant results. However, maladaptive/dysfunctional coping positively correlated with emotional exhaustion and cynicism. On the other hand, adaptive coping negatively correlated with cynicism and positively correlated with perception of personal accomplishment.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariyati
Abstrak :
ABSTRAK
Klien perilaku kekerasan membahayakan baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal ini menjadi alasan klien dirawat di rumah sakit. Perilaku kekerasan ditunjukkan dengan kekerasan fisik dan verbal. Penanganan perilaku kekerasan di rumah sakit sering menggunakan tindakan pengikatan. Proses tindakan pengikatan memiliki dampak fisik dan psikologis. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi pengalaman klien perilaku kekerasan yang pernah dilakukan pengikatan melalui studi fenomenologi. Desain penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 8. Tema yang ditemukan ada 4 yaitu: amuk sebagai alasan pengikatan, dukungan positif tenaga profesional selama pengikatan, mekanisme koping selama pengikatan, dampak biopsikososial selama pengikatan dan rasa tidak berharga selama pengikatan. Saat pengikatan tidak dapat dihindari, maka kehadiran perawat selama pengikatan sangat penting, kehadiran perawat memberikan rasa aman dan nyaman. mempengaruhi rasa aman klien. Rekomendasi penelitian ini adalah perawat harus memonitor dan mengevaluasi klien selama pengikatan.
ABSTRACT
Patients with violent behavior can harm themselves, others and environment. It was bad trigger the patients were hospitalized.Violence forms of behavior can be characterized by verbal and physical attack. Management of violent behavior in hospital often uses restraint, but restraint has physical and psychological effects. This study aimed to explore restraint experience of patient with violent behavior. The research method used phenomenological study with quallitative approach. The research sample was 8 partisipants taken by purposive sampling method. This research resulted 5 themes were aggressive behavior as a main reason of restraint, professional healthcare supports during restraint, coping mechanism during restraint, biopsychosocial effects of restraint and feeling worthless during restraint. When restraint was unavoidable, the presence of nurses during mechanical restraint was important, their presence was meaningful making patients safe and comfortable. It is recommended that nurses must be monitoring and evaluating the patients during restraint.
2016
T46640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariyati
Abstrak :
ABSTRAK
Klien perilaku kekerasan membahayakan baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal ini menjadi alasan klien dirawat di rumah sakit. Perilaku kekerasan ditunjukkan dengan kekerasan fisik dan verbal. Penanganan perilaku kekerasan di rumah sakit sering menggunakan tindakan pengikatan. Proses tindakan pengikatan memiliki dampak fisik dan psikologis. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi pengalaman klien perilaku kekerasan yang pernah dilakukan pengikatan melalui studi fenomenologi. Desain penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 8. Tema yang ditemukan ada 4 yaitu: : amuk sebagai alasan pengikatan, dukungan positif tenaga profesional selama pengikatan, mekanisme koping selama pengikatan, dampak biopsikososial selama pengikatan dan rasa tidak berharga selama pengikatan. Saat pengikatan tidak dapat dihindari, maka kehadiran perawat selama pengikatan sangat penting, kehadiran perawat memberikan rasa aman dan nyaman. mempengaruhi rasa aman klien. Rekomendasi penelitian ini adalah perawat harus memonitor dan mengevaluasi klien selama pengikatan
ABSTRACT
Patients with violent behavior can harm themselves, others and environment. It was bad trigger the patients were hospitalized.Violence forms of behavior can be characterized by verbal and physical attack. Management of violent behavior in hospital often uses restraint, but restraint has physical and psychological effects. This study aimed to explore restraint experience of patient with violent behavior. The research method used phenomenological study with quallitative approach. The research sample was 8 partisipants taken by purposive sampling method. This research resulted 5 themes were aggressive behavior as a main reason of restraint, professional healthcare supports during restraint, coping mechanism during restraint, biopsychosocial effects of restraint and feeling worthless during restraint. When restraint was unavoidable, the presence of nurses during mechanical restraint was important, their presence was meaningful making patients safe and comfortable. It is recommended that nurses must be monitoring and evaluating the patients during restraint.
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>