Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vinesia Febrianti
Abstrak :
Saat duduk di kelas 12 SMA, siswa akan mendapatkan banyak tuntutan akademis yang dapat menyebabkan stres. Untuk mengatasi stres tersebut, diperlukan penggunaan coping yang tepat. Salah satu hal yang berhubungan dengan penggunaan coping adalah goal orientation yang dimiliki individu tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara jenis goal orientation dengan gaya coping adaptif terhadap stres terkait sekolah pada siswa kelas 12 SMA. Adapun partisipan ini berjumlah 284 partisipan yang berasal dari SMA di Jabodetabek. Pengukuran dilakukan dengan Achievement Goal Questionnaire-Revised dan Coping Across Situation Questionnaire-Revised. Berdasarkan analisis, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara mastery-approach goal r=0,219. ......12th graders can have academic demands that will result in stress. A suitable coping style is needed to manage that stress. One of the factors that relate to an individuals coping style is their goal orientation. This study aims to find the relationship between type of goal orientation and adaptive coping style related to school related stress among 12 th graders. The participants of this study were 284 students from high schools in Greater Jakarta Area. The measurements used were Achievement Goal Questionnaire Revised and Coping Across Situation Questionnaire Revised. Based on this study, a significant relationship was found between mastery approach goal r 0,219, p 0,05 and performance approach goal r 0,147, p 0,05 with active coping. Thus, no relationship was found between mastery avoidance goal r 0,036, ns and performance avoidance goal r 0,092, ns with active coping, as well as between mastery approach goal r 0,046, ns , mastery avoidance goal r 0,010, ns , performance approach goal r 0,031, ns , and performance avoidance goal r 0,081, ns with internal coping.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfiya Zhafirah Wahyuningtyas
Abstrak :
Perilaku prokrastinasi akademik umum terjadi pada mahasiswa, diperkirakan sebanyak 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik. Maka dari itu, penting untuk diteliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berkaitan agar dapat menambah pengetahuan dalam rangka menangani prokrastinasi akademik. Penelitian korelasional ini bertujuan untuk mengonfirmasi kemungkinan peran coping adaptif sebagai mediator dalam hubungan antara conscientiousness dan prokrastinasi akademik, yang hingga saat ini belum diteliti pada mahasiswa Indonesia. Penelitian korelasional ini dilakukan dengan pengumpulan data yang menggunakan kuesioner daring. Semua alat ukur yang digunakan telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia, yaitu Academic Procrastination Scale (Dzakiah & Widyasari, 2021) untuk mengukur prokrastinasi akademik, IPIP-BFM 50 (Akhtar & Azwar, 2019) untuk mengukur conscientiousness, dan COPE (Widiastari & Suwartono, 2021) untuk mengukur coping adaptif. Sebanyak 238 mahasiswa S1 usia 18-25 dari berbagai daerah berpartisipasi dalam mengisi kuesioner. Berdasarkan analisis regresi berganda ditemukan bahwa semakin tinggi conscientiousness dan coping adaptif maka semakin rendah tingkat prokrastinasi akademik individu. Akan tetapi, coping adaptif tidak memediasi hubungan conscientiousness dalam memprediksi prokrastinasi akademik. Conscientiousness merupakan faktor yang kuat dalam memprediksi prokrastinasi akademik. ......Academic procrastination behavior is common among students, it is estimated that as many as 70% of students do academic procrastination. Therefore, it is important to investigate further about the related factors in order to increase knowledge in dealing with academic procrastination. This correlational study aims to confirm the possible role of adaptive coping as a mediator in the relationship between conscientiousness and academic procrastination, which has not been studied in Indonesian students until now. Data was collected using an online questionnaire. All instruments already adapted to Bahasa Indonesia, namely the Academic Procrastination Scale (Dzakiah & Widyasari, 2021) to measure academic procrastination, IPIP-BFM 50 (Akhtar & Azwar, 2019) to measure conscientiousness, and COPE (Widiastari & Suwartono, 2021) to measure adaptive coping. A total of 238 respondents which are undergraduate students aged 18 - 25 participated in completing the online questionnaire. Based on multiple regression analysis, it was found that the higher the conscientiousness and adaptive coping in someone, the lower the level of academic procrastination they have. However, adaptive coping does not mediate the relationship of conscientiousness in predicting academic procrastination. Conscientiousness is a strong factor in predicting academic procrastination.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyatmiko Adhi Pradhana
Abstrak :
ABSTRAK
Peristiwa putus cinta dapat memunculkan perasaan kehilangan dan grief, menurunkan self esteem, menimbulkan distress, memunculkan perilaku maladaptif, gangguan fisik, hingga gejala depresi seperti misalnya melakukan usaha-usaha melukai diri sendiri. Hal tersebut dapat terjadi ketika seseorang mempunyai coping yang maladaptif dalam menghadapi situasi yang menimbulkan stres. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah terapi untuk mengatasinya. Problem Solving Therapy (PST) merupakan sebuah intervensi kognitif perilaku (CBT) yang berfokus pada melatih sikap dan kemampuan pemecahan masalah yang adaptif. Tujuan terapi ini adalah membantu individu untuk dapat melakukan coping dengan lebih efektif pada situasi atau masalah yang dapat menimbulkan stres dan menurunkan tingkat stres. Penelitian ini menggunakan desain jenis one-group pre-test and post-test design. Pada desain penelitian ini, akan dilakukan pengukuran kepada setiap individu dalam kumpulan partisipan sebelum dan sesudah mengikuti intervensi yang diberikan, dengan menggunakan Beck Depression Inventory (BDI) dan Problem Solving Test. Partisipan yang didapat berjumlah 2 orang wanita berusia 23 dan 27 tahun. Intervensi PST dilakukan sebanyak 4 sesi. Problem Solving Therapy efektif dalam memunculkan coping yang adaptif pada kondisi putus cinta. sehingga pada akhirnya menurunkan tingkat stres pada dewasa muda paska putus cinta.
ABSTRACT
Breakup can cause grief, distress, lowered self esteem, maladaptive behavior, physical disturbance and depression such self-destructive behavior. When there is no adaptive capability to solve breakups, it can worst its effect. Therefore, it will need to be solved immediately. Problem Solving Therapy (PST) is one of Cogntive Behavior Therapy that focused on training the individual to have adaptive problem solving skill. PST can train the coping skill and minimize the level of stress. This research uses one group pre-and-post test design non-experimental. This research also use Beck Depression Inventory and Problem Solving Test as an instrument to measure the therapeutic effect before and after the intervention. There are two female participants had joined this research. They are 23 and 27 years old. The intervention held in 4 sessions. In conclusion, PST is effective to improve adaptive coping style and reduce stress for female young adulthood on breakup.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T38898
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Sari
Abstrak :
Respon inhibisi merupakan salah satu komponen dari fungsi eksekutif yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya respon inhibisi, individu mampu untuk mengendalikan tingkah laku yang kurang sesuai dengan situasi dan sebagai gantinya memunculkan tingkah laku yang lebih adaptif terhadap situasi tersebut. Stres sebagai hal yang sering ditemui setiap hari menjadi salah satu faktor yang memengaruhi respon inhibisi. Stres terjadi saat hubungan antara individu dengan lingkungannya tidak seimbang, dan individu menilai ketidakseimbangan tersebut membebani atau melebihi kapasitas dirinya sehingga mengganggu kesejahteraan psikologis individu. Penelitian-penelitian terdahulu masih menyatakan hasil yang tidak konsisten dan berbeda terkait pengukuran pengaruh stres terhadap respon inhibisi. Pada penelitian eksperimental ini, peneliti ingin menguji seberapa jauh stres akut dapat memengaruhi respon inhibisi, efek strategi coping adaptif terhadap respon inhibisi, dan juga peran strategi coping adaptif sebagai moderator. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Indonesia yang berusia 18-25 tahun. Stop-Signal Task digunakan untuk mengukur respon inhibisi pada individu yang telah terpapar oleh stres akut menggunakan Computerized Paced Auditory Serial Addition Task PASAT-C n=38 dan yang tidak terpapar stres akut n=38. Tingkat coping adaptif sebagai moderator diukur menggunakan skala adaptif dari Brief COPE pada seluruh partisipan. Analisis statistik menggunakan Analysis of Covariance ANCOVA dengan desain 2x2 factorial ANCOVA. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa 1 stres akut tidak memengaruhi respon inhibisi, 2 strategi coping adaptif tidak memengaruhi respon inhibisi, dan 3 strategi coping adaptif tidak memoderasi pengaruh stress akut terhadap respon inhibisi, setelah mengontrol perbedaan jenis kelamin dan tingkat stres kronik. ...... Response inhibition as a component of executive function plays a very important role in humans 39 everyday life. It allows people to inhibit inappropriate behaviors, and thus behave more adaptively in the environment. Past studies suggest that stress that is experienced daily can affect response inhibition, but have not reached a consensus about the direction of the effect. That is, while some studies suggest a facilitating effect of stress on response inhibition, other studies found the opposite. This experimental study aimed to examine the effect of acute stress on response inhibition, as well as the possible moderating effect of adaptive coping on the effect of stress on response inhibition. Participants are university students aged 18 25 years old. A total of 76 participants were randomly assigned to either experiment n 38 or control group n 38. In order to induce acute stress in the experiment group, the Computerized Paced Auditory Serial Addition Task PASAT C was used. Stop Signal Task was used to measure response inhibition in both groups. Participants adaptive coping level was assessed using the adaptive scale of Brief COPE. 2x2 factorial ANCOVA design was used as statistic analysis. Results showed that neither acute stress nor adaptive coping affect response inhibition. It was also found that adaptive coping did not moderate the effect of acute stress on response inhibition even after controlling for sex and chronic stress level.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library