Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Amelia Syafarina
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengukur efektivitas intervensi dengan pendekatan proyek kelompok untuk meningkatkan perilaku kerjasama pada anak usia 5-6 tahun. Dilakukan pengukuran berulang pada kelompok intervensi ( 8 murid TK) dan kelompok kontrol (8 murid TK). Pada kelompok intervensi (KI) diberikan program pendekatan proyek kelompok untuk meningkatkan perilaku kerjasama, sedangkan kelompok kontrol (KK) mengikuti kegiatan TK seperti biasanya. Peneliti merancang program intervensi dengan pendekatan proyek. Perilaku kerjasama diukur melalui observasi dengan menghitung frekuensi tingkah laku yang terdapat pada senarai perilaku kerja sama yang disusun oleh peneliti. Alat ukur perilaku kerja sama berupa senarai terdiri atas 15 item perilaku kerjasama dengan reliabilitas yang tinggi (Kappa Cohen = 0.73). Efektivitas intervensi akan ditunjukkan oleh perbedaan skor rata-rata frekuensi perilaku kerja sama antara KI dan KK. Selain itu perbedaan frekuensi perilaku kerja sama antar setiap pengukuran ( pada KI ) juga akan memperkuat gambaran mengenai efektivitas intervensi. Sebelum intervensi tidak terdapat perbedaan frekuensi perilaku kerjasama antara KI dan KK. Pada pengukuran ketiga (setelah 7 sesi intervensi) terdapat peningkatan perilaku kerja sama pada KI, peningkatan terus terjadi pada pengukuran keempat. Kelompok kontrol tidak menunjukkan perbedaan frekuensi perilaku kerja sama pada pengukuran 1 dan terakhir
ABSTRACT
This research aimed at exploring the effectiveness of an intervention using project approach in increasing cooperative behavior among preschoolers. Repeated measurement were conducted to monitor changes in cooperative behavior in intervention-group (IG: 8 preschoolers were given intervention) and control-group (CG: 8 preschoolers were given usual kindergarten activities). An intervention program to increase cooperative behavior using project approach was designed by the researcher. A checklist of 15 items of cooperative behavior was used to count the frequency of cooperative behavior conducted by the participants in each group. The researcher devised the checklist and in the current research has high reliability (Kappa Cohen = 0.73). The effectiveness of the program was indicated by the existence of a significance difference between scores attained by IG and CG. Comparison between scores of each measurement showed increasing frequency of cooperative behavior among children in IG, whereas CG showed no significant changes. IG showed increased frequency of cooperative behavior after 7 sessions of intervention and keep increasing at the last measurement. CG did not show significant changes of cooperative behavior
2016
T46555
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erita Narhetali
Abstrak :
This study attempted to answer the question of how the financial incentives can influence cooperative behavior in situations involving taboo tradeoffs, and the extent to which construal levels (abstract or concrete) also influences the willingness of participants to perform said tradeoffs. The study was conducted by taking three different contexts, namely a voluntary provision of tutorials from senior students to the junior (Depok study), mosque renovation activities (Mojokerto study) and renovation of temples (Bali study). The study used laboratory experimental methods for Depok study, and field experiment for Mojokerto and Bali studies. In Depok, we found that students were willing to do taboo tradeoffs and perceived them as not taboo. However, even though Mojokerto and Bali participants perceived the exchange as taboo, they were willing to do it. In general, we also found that participants tend to contribute higher taboo tradeoffs in abstract situation.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI, 2017
150 JPS 15:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sambirang Ahmadi
Abstrak :
Studi ini menggambarkan tentang peran kapital sosial (KS) yang embedded dalam komunitas orang-orang Madura (OM) di Sumbawa dalam memfasilitasi peluang dan akses OM terhadap kapital ekonomi. KS yang dimaksud di sini adalah : (1) institusi-institusi, relasi-relasi, nilai-nilai dan norma-norma yang membentuk perilaku kerjasama (cooperative behavior) dan koordinasi tindakan-tindakan bersama (collective action) untuk suatu tujuan yang manfaatnya dapat dirasakan secara bersama-sama (mutual benefit); dan (2) kapabilitas yang muncul dan prevalensi kepercayaan dalam suatu masyarakat atau di dalam bagian-bagian tertentu dari masyarakat. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu wawancara mendalam (indepth interview) observasi langsung dan focus group discussion penulis ingin mengetahui tentang : (1) bagaimana bentuk/jenis KS OM di Sumbawa dan sejauh mana KS itu dapat memfasilitasi akses dan peluang ekonomi komunitas OM di Sumbawa?; dan (2) bagaimana hubungan sosial antara OM dengan masyarakat (lokal) Sumbawa yang mempengaruhi efektifitas KS untuk mengakses kapital ekonomi (KE)? KE yang dimaksud dalam hal ini bukan hanya uang, akan tetapi peluang-peluang yang memungkinkan uang itu didapat. Dari hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa KS OM di Sumbawa dapat dipilah menjadi tiga bentuk berdasarkan formulasi analisis Uphoff dengan sedikit modifikasi dari penulis, yaitu : Pertama, KS struktural, mencakup (a) ikatan keluarga dan kerabat (family dan kinship ties); (b) preseden sebagai pedagang 'soto' yang sukses; (c) kebiasaan etis (ethical habit) sebagai pedagang yang turun-temurun; (d) peran yang dimainkan organisasi kerukunan HIKMA; (e) asosiasi kredit 'arisan' (rotation credit association); (f) integrasi sosial yang memfasilitasi intensitas dan kepadatan hubungan personal-emosional antara OM dengan masyarakat lokal; (g) agama yang menjadi "lem perekatĀ° sosial; (h) tradisi yang melahirkan kewajiban-kewajiban sosial-ekonomi sesama Madura; (i) network yang memungkinkan terbuka dan berkembangnya usaha OM. Kedua, KS kognitif, mencakup (a) nilai-nilai agama Islam yang menjadi sumber semangat, motivasi dan etos kerja keras OM; dan (b) sikap dan perilaku ekonomi yang berorientasi transenden; (c) kepercayaan yang dalam hal ini dibagi menjadi dua bentuk : (c.1) kepercayaan sosial (social trust) yang datang dari luar keluarga/kerabat Madura yang tercermin dari vakumnya prasangka etnik, etnosentrisme lokal, dan kendala-kendala kultural dan struktural lainnya, dan (c.2) kepercayaan di dalam dan atas dasar solidaritas kelompok (bounded solidarity) yang membentuk sikap dan tingkah laku bekerjasama dan perasaan untuk saling berbagi (sense of mutuality); (d) track record dan image building yaitu citra positif yang terbentuk karena vakumnya konflik atau kekerasan sosial yang melibatkan atau dipicu oleh OM pada umumnya di Sumbawa, kecuali di Kecamatan Alas. Ketiga, KS simbolik, yaitu "soto dan sate Madura" yang menjadi simbol korporasi dan identitas pelaku "ekonomi rombong" Madura di Sumbawa. Ketiga bentuk KS tersebut di atas bersifat komplementer satu sama lain sehingga tidak bisa dipisahkan kecuali untuk kebutuhan analisa semata. Berdasarkan temuan di lapangan, penulis berkesimpulan bahwa : sesungguhnya akses OM terhadap kapital ekonomi, daya tahan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi OM di Sumbawa lebih banyak ditentukan oleh peran kapital sosial yang tidak hanya tertambat di dalam (inside), tapi juga di luar (outside) komunitas OM. Sedangkan kapital lainnya, seperti kapital manusia (KM) kurang berperan sehingga berdampak terhadap kemampuan OM untuk melakukan ekspansi bisnis ke tingkat yang lebih besar. Umumnya OM di Sumbawa hanya mampu menjadi wirausaha-wirausaha kecil, yaitu sebagai pedagang jenis makanan dan minuman yang bisa difasilitasi oleh "organisasi ekonomi gaya rombong". Tampaknya, karena basis KM yang lemah, masih kecil kemungkinan OM di Sumbawa mampu menciptakan organisasi ekonomi yang modern dan skala besar. Dalam hal ini barangkali mereka hanya bisa disamakan dengan apa yang disebut oleh Geertz (1982) dengan "entrepreneurs without enterprises". Namun KS yang embedded pada mereka itu sudah cukup membuat mereka menjadi komunitas pelaku-pelaku ekonomi yang mandiri. Melalui penelitian ini penulis merekomendasikan agar pengusaha-pengusaha kecil yang terampil perlu dilindungi dengan kebijakan yang berpihak pada mereka dan diberikan kesempatan untuk meningkatkan kapasitasnya dengan mengikutsertakan mereka dalam pelatihan-pelatihan kewirausahaan yang memungkinkan mereka mendapatkan pengetahuan dan wawasan bisnis (human capital) yang memadai.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10633
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library