Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asty Cyntia P.
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis reaksi investor disekitar pengumuman seasoned equity offerings dan bagaimana pengaruh corporate governance (kepemilikan CEO, persentase komisaris independen, kepemilikan komisaris independen, ukuran komisaris, dan ukuran komite audit) terhadap reaksi investor disekitar pengumuman seasoned equity offerings. Penelitian ini menggunakan data cross sectional dengan sampel berjumlah 90 dari seluruh sektor periode 2006-2010 dengan menggunakan regresi multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa investor beraksi negatif ketika perusahaan mengumumkan seasoned equity offerings. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari variabel corporate governance yakni kepemilikan CEO, persentase komisaris independen, dan ukuran komite audit. Sementara itu, variabel kepemilikan komisaris independen dan ukuran komisaris tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap reaksi investor disekitar pengumuman seasoned equity offerings.

This study aims to analyze investor reaction around the announcement of seasoned equity offerings and the effect of corporate governance (CEO ownership, the percentage of outside director, outside director ownership, board size, and the size of the audit committee) to the investor reaction around the announcement of seasoned equity offerings. This study used data with a cross sectional sample of 90 from all sectors of the period 2006-2010 using multivariate regression.
The results showed that the investor reacts negatively when the company announced seasoned equity offerings. In addition, the results also showed a significant influence of the corporate governance variable CEO ownership, the percentage of outside director, and the size of the audit committee. Meanwhile, outside director ownership and board size have no significant effect to investor reaction around the announcement of seasoned equity offerings.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Permatasari
"Supplier dan manufacturer merupakan pihak-pihak yang memainkan peranan penting dalam industri manufaktur. Kedua pihak tersebut melakukan relasi perdagangan untuk mendapatkan keuntungan. Relasi perdagangan yang mereka lakukan dapat berupa kompetisi atau kooperasi. Namun dalam skripsi ini, relasi yang akan dipelajari lebih jauh adalah relasi kooperasi, atau dapat disebut sebagai relasi kerjasama. Kerjasama yang dimaksud merupakan kerjasama dalam melaksanakan sistem green purchasing.
Melalui skripsi ini, kecenderungan kerjasama antara supplier dan manufacturer akan diamati dan dipelajari dengan menggunakan Evolutionary Game Theory (EGT) dalam kaitannya dengan green purchasing. Dengan menggunakan EGT, akan dibentuk sebuah model evolutionary game yang bertujuan untuk mengamati kecenderungan kerjasama antara supplier dan manufacturer. Kecenderungan kerjasama antara supplier dan manufacturer yang dimaksud dalam hal ini merupakan keputusan yang dihasilkan, yakni bekerjasama atau tidak bekerjasama dalam melaksanakan sistem green purchasing, dari kombinasi strategi yang digunakan oleh supplier dan manufacturer itu sendiri.
Dalam skripsi ini, kerjasama antara supplier dan manufacturer pun akan diamati melalui suatu simulasi percobaan. Dengan menggunakan model evolutionary game yang dibentuk dan berdasarkan simulasi percobaan tersebut, akan diketahui variabel-variabel apa saja yang terlibat dalam permasalahan dalam skripsi ini serta dengan nilai-nilai variabel seperti apa yang kemungkinan dapat membuat supplier dan manufacturer bersedia untuk bekerjasama.

Suppliers and manufacturers have significant roles in manufacturing industry. They are involved in a trading relationship in order to obtain profit in economic viewpoint. The trading relationship can be a competition or a cooperation. In this essay, the trading relationship that will be studied further is cooperation. This relationship is called cooperation relation. Cooperation that is meant here is cooperation in implementing green purchasing system.
In this essay, the cooperation tendency between suppliers and manufacturers will be analyzed by using Evolutionary Game Theory (EGT). By using EGT, an evolutionary game model is developed to observe the cooperation tendency between suppliers and manufacturers. The cooperation tendency between suppliers and manufacturers that is meant here is the decision that is obtained, which is to cooperate or not to cooperate in implementing green purchasing system, from the combination of strategies that are used by suppliers and manufacturers themselves.
In this essay, the cooperation tendency between suppliers and manufacturers will also be analyzed by conducting an experiment. Based on the evolutionary game model that is developed and the outcomes that are obtained from the experiment, the variables that are involved in this cooperation tendency problem which is being discussed in this essay and their approximated values that can make suppliers and manufacturers cooperate will be known.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ushwatul Jannah
"Tulisan ini menjelaskan tentang mengapa suatu negara tetap mempertahankan kerangka aliansi dengan negara lain, terlepas dari perlakuan negara tersebut yang cenderung menjatuhkan negara aliansinya. Analisis dalam tesis ini menggunakan teori dilema keamanan aliansi dari Snyder untuk menjelaskan alasan mengapa Korea Selatan memilih untuk menggunakan strategi cooperate dalam menghadapi dilema aliansi dengan Amerika Serikat dibawah masa pemerintahan Presiden Donald Trump tahun 2017 – 2021. Hasil dari penelitian yang menggunakan kualitatif-deskriptif ini menunjukkan bahwa pilihan Korea Selatan menggunakan strategi cooperate tersebut adalah untuk menghindari konsekuensi diabaikan (abandonment) oleh Amerika Serikat, sekutunya yang merupakan negara patron (pelindung). Penggunaan strategi cooperate ini selanjutnya di jelaskan dalam tesis ini karena dipengaruhi oleh 2 faktor penentu yaitu faktor possible of consequences dan faktor determinant of choices. Berdasarkan kedua sudut pandang faktor tersebut, Korea Selatan mempertahankan aliansi dengan Amerika Serikat selain karena takut akan risiko ditinggalkan, yaitu faktor kergantungan, kepentingan strategis, kejelasan kesepakatan dalam aliansi, serta tingkat kepentingan sekutu juga merupakan alasan Korea Selatan untuk mempertahankan aliansi dengan Amerika Serikat.

The present study explains why a country maintains an alliance framework with other countries, regardless of the country's treatment which likely brings down its allies. The analysis applied an alliance security dilemma theory by Snyder to clarify the reasons why South Korea preferred to use a cooperative strategy in dealing with the dilemma of alliance with the United States under the President Donald Trump administration of 2017-2021. The results of the present qualitative - descriptive study showed that South Korea’s preference to use the cooperative strategy aimed at avoiding a consequence of being neglected (abandonment) by the United States that is the patron ally (protector). The use of the cooperative strategy was later emphasized in this study as it was influenced by two determinants, namely the possible of consequences and the determinant of choices. Based on perspectives of these two factors, South Korea maintains an alliance with the United States apart from being apprehensive to be left, which is a dependency factor, strategic interests, clarity of the deal in the alliance and the ally’s level of interest are also the South Korea’s reasons to maintain an alliance with the United States."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dad Murniah
"Tesis ini meneliti salah satu dari karya-karya Ahmad Tohari yang berjudul Bekisar Merah. Ahmad Tohari dikenal sebagai seorang pengarang yang selalu menceritakan kehidupan masyarakat desa. Masalah pedesaan merupakan hal yang menarik untuk diteliti karena dunia pedesaan mempunyai bentuk yang mapan dan lukisan alam serta budaya yang dapat menambah wawasan pemikiran.
Dari hasil analisis, tesis ini dapat disimpulkan bahwa konflik-konflik yang terdapat dalam novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari terbangun dari konflik-konflik yang terjadi pada individu dengan alam, individu dengan individu, dan individu dengan masyarakat. Konflik itu terlihat pada satuan-satuan isi cerita berupa tindakan dan deskripsi yang menyebabkan alur bergerak. Konflik juga terlihat pada analisis tokoh yaitu dengan adanya penokohan yang berbeda secara mencolok, baik fisik maupun psikis antara tokoh Lasi (tokoh utama) dengan tokoh-tokoh lain. Konflik juga terlihat pada analisis latar, yaitu dengan adanya pelukisan alam yang sulit untuk dikuasai manusia yang menyebabkan manusianya pasrah dengan keadaan yang sudah ada tanpa berusaha mengubahnya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Pemahaman tentang alur, tokoh, dan latar membantu memahami makna sebuah karya sastra. Permasalahan yang dapat diketahui dari analisis alur, tokoh, dan latar novel Bekisar Merah dirumuskan dalam sebuah tema yaitu pencarian jati diri manusia yang menyebabkan setiap individu tokoh tiba-tiba mengedepankan sebuah kepentingan yang untuk ukuran sebuah desa yang selama ini mempunyai rasa kebersamaan yang tinggi, tenggang rasa, serta gotong-royong adalah hal yang baru dan hal yang mengakibatkan terjadinya konflik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T11700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valina Singka
"Tesis ini berjudul Hubungan Bisnis Cina dan Politik di Indonesia pada Masa Orde Baru: Studi Kasus Summa-Astra dan Barito Pacific Group (BPG). Sesuai dengan judulnya, tesis ini berusaha meneliti mengenai hubungan antara jatuh bangunnya bisnis pengusaha Cina, kaitannya dengan politik di Indonesia pada masa Orde Baru, khususnya dianalisis tentang kasus Summa-Astra dan perkembangan Barito Pacific Group.
Dua kasus ini dipilih dengan pertimbangan, kasus Summa Astra dapat memperlihatkan proses jatuhnya seorang konglomerat, sementara BPG dapat memperlihatkan pesatnya perkembangan sebuah konglomerasi dalam waktu singkat. Kedua kasus tersebut dengan jelas memperlihatkan masih besarnya peranan negara dalam menentukan jatuh bangunnya sebuah kelompok bisnis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama, kebijakan ekonomi Orde Baru yang berorientasi pada pasar babas dan modal asing telah memberi kesempatan kepada kelompok pengusaha Cina Indonesia untuk berkembang secara pesat, suatu keadaan yang belum pernah dialami pada masa kolonial maupun masa Sukarno. Dalam kaitan ini, model negara otoriter birokratik dapat membantu memahami kaitan antara sistem ekonomi internasional dengan pilihan-pilihan kebijakan ekonomi Orde Baru, dan kemunculan pengusaha Cina yang kemudian dominan dalam perekonomian Indonesia.
Kedua, bahwa networking, baik itu jaringan modal, distribusi dan perdagangan, berperan besar di dalam keberhasilan bisnis orang-orang Cina. Jaringan ini tidak hanya bekerja di tingkat lokal (Indonesia) Baja, tetapi juga di tingkat regional (Asia Timur dan Asia Tenggara), serta di tingkat global. Jaringan Chinese Overseas ini telah mendunia dan memberi dampak positif dalam ekspansi pengusaha Cina Indonesia.
Ketiga, bahwa network atau jaringan dengan penguasa juga terbukti berperan besar di dalam membesarkan dan menyurutkan suatu bisnis. Dalam kaitan ini terdapat koalisi politik domestik yang mencerminkan suatu hubungan yang saling menguntungkan antara aliansi utama Orde Baru yaitu militer, birokrat, dam kaum industrialis besar. Kolusi menjadi bagian penting yang mewarnai hubungan di antara koalisi politik domestik itu.
Melalui kasus Summa-Astra dan Barito Pacific Group ini nampak bahwa kelompok pengusaha Cina semakin sulit untuk melepaskan diri dari ketergantungannya kepada negara kalau ingin tetap menjadi besar. Walau tidak dipungkiri adanya perbedaan kepentingan antara anggota kelompok pengusaha Cina tersebut dengan negara, tetapi di dalam struktur politik dan ekonomi Indonesia yang masih dipengaruhi oleh nilai-nilai yang tidak demokratis, maka pengusaha harus tetap memperhatikan kepentingan negara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library