Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jeremy Lorenzo Sumilat
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis seberapa besar beban pendinginan yang dapat dioptimalkan dengan menggunakan metode pasif desain pada bangunan Rusunawa MBR di Jakarta. Jakarta memiliki banyak bangunan Rusunawa karena merupakan salah satu target pemerintah untuk menyediakan bangunan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Bangunan Rusun merupakan salah satu penyebab naiknya emisi karbon dikarenakan penggunaan energi untuk beban pendinginan. Studi sebelumnya menunjukan bahwa untuk mengurangi beban pendinginan terdapat 2 cara yaitu dengan metode pasif dan metode aktif desain. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisa pada bangunan Rusunawa MBR yang ada di Jakarta menggunakan software berbasis modeling BIM untuk membantu menghitung beban pendinginan eksisting dari gedung Rusunawa dan kemudian dengan menggunakan metode pasif desain dengan mengganti material kaca dengan kaca yang nilai SHGCnya lebih rendah untuk mendapatkan optimasi beban pendinginan. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa beban pendinginan pada bangunan Rusunawa MBR dapat dikurangi dengan metode pasif desain sampai dengan 13%. ......This paper reviews how much cooling load can be reduced by using passive design methods at the low-income rusun in Jakarta. Jakarta has many rusun because one of the government’s targets is to provide a decent place to live for the low-income people. Rusun is one of the buildings that increases carbon emissions and for the humid tropical climate in Jakarta; the carbon emission comes from energy usage for cooling load. The previous study stated that cooling load can be reduced by two methods: passive and active design method. This paper is conducted by doing research on a low-income rusun in Jakarta area using the BIM-Revit software to help calculating the cooling load of the building and then using passive design such as using low SHGC glass, and minimizing window percentage. The result of this study shows that cooling load can be reduced by using passive design method up to 13%
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Nahal
Abstrak :
Pengkondisian udara untuk industri merupakan usaha untuk memberikan kenyamanan dan kesegaran, tetapi juga untuk memungkinkan suatu proses berlangsung dengan baik, atau untuk melindungi mesin dan peralatan tertentu agar tidak cepat rusak. Hal tersebut dirasakan perlu terutama untuk industry elektronika, dimana banyak dipakai komponen-komponen yang mudah berubah karakteristiknya bila ruangan yang dipergunakan tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu kiranya dilakukan pemilihan yang tepat terhadap jenis pengkondisian yang akan digunakan, dengan memperhatikan faktor teknis dan faktor ekonomis. Dalam perhitungan beban kalor dalarn ruangan, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti beban kalor yang ditimbulkan dalam ruangan misalnya : mesin-mesin produksi, penerangan dan jumlah pekerja, juga beban kalor yang ditimbulkan dari radiasi matahari. Dari hasil beban kalor keseluruhan akan diperoleh data-data untuk pemilihan jenis mesin pengkondisian udara yang akan dipakai. Pada tugas akhir ini dilakukan analisa perbandingan penggunaan AC individual dengan AC sentral, dilihat dari besarnya kapasitas pendinginan dan beban biaya listrik pertahunnya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosep Sasada
Abstrak :
Penghematan energi pada gedung merupakan satu potensi yang besar mengingat konsumsi energi pada gedung dapat mencapai 37 dari total konsumsi energi di dunia. Cooling load sendiri atau space conditioning berperan penting di dalam konsumsi energi secara keseluruhan di dalam gedung, yaitu antara 40 - 70. Penelitian kali ini adalah membandingkan besar cooling load pada suatu gedung lembaga pendidikan antara tipe Baseline dan tipe Design dengan menggunakan perhitungan EEC GBCI serta dengan menggunakan software EnergyPlus dan OpenStudio. Pada tipe Design terdapat pengurangan nilai lighting power density, pengubahan material kaca dari yang awalnya memilik nilai SC sebesar 0,73 menjadi 0,4, serta penambahan shading aluminium extrusion sepanjang satu meter. Hasil yang didapatkan adalah terjadinya pengurangan cooling load sebesar 187,2 kW EEC GBCI dan 225,2 kW simulasi. ......Energy savings on a building is a huge potential since it could be 37 of the world total energy consumption. Cooling load or space conditioning is major part of energy consumption in a building, roughly 40 ndash 70 of the total building consumption. This research aims to compare cooling load of the school, between Baseline type and Design type using EEC GBCI worksheet and using EnergyPlus and OpenStudio softwares. For the Design type there are reductions of lighting power density, glazing window material change from the initial that has 0.73 SC to 0.4 SC, and an addition of 1 meter aluminum extrusion shading. The result shows there are 187,2 kW EEC GBCI and 225,2 kW simulation reductions of the cooling load.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Rizaldy
Abstrak :
Konsumsi energi pada sebagian besar bangunan di Indonesia didominasi oleh pendinginan. Thermal Storage dengan Ice Slurry bisa digunakan untuk mengurangi biaya operasional karena Ice Slurry diproduksi di malam hari saat biaya listrik rendah lalu digunakan di siang hari. Gedung A Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia DTM UI digunakan sebagai model dalam studi ini. Data Primer untuk Kalkulasi didapat dari Ice Slurry Generator generasi ke-7 dengan kecepatan putar motor konstan dan variasi putaran pompa 1800, 1920, dan 2040 RPM. Laju Produksi meningkat dan daya yang dibutuhkan menurun pada percobaan ke-2 dan seiring ditingkatkannya putaran pompa. Cooling Load Gedung A DTM UI dari jam 6 pagi hingga jam 9 malam telah diobservasi . Dimensi Thermal Storage dengan Ice Slurry telah didesain untuk dapat menampung Ice Slurry yang digunakan untuk kebutuhan pendinginan model dengan pengoperasian Daily Partial Storage. ......Energy consumption in mostly building in Indonesia is dominated by air conditioning. Thermal Storage with Ice Slurry could be utilized as a decrease in cost because Ice Slurry is produced at night when the tariff is usually low. Building A Department of Mechanical Engineering Universitas Indonesia was used as a model in this study. Primary Data for Calculation were obtained from 7th Generation Ice Slurry Generator with constant Motor Speed and Pump Speed variation at 1800, 1920, and 2040 RPM. Production Rate is increases and Power needed is decreases on second experiment and increase in pump speed. Cooling Load of the model from 6 AM until 9 PM was observed. Dimension of the Thermal Storage with Ice Slurry has been designed to be able to accommodate Ice Slurry used with Daily Partial Storage mode.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiansyah Pratama
Abstrak :
ABSTRAK
Penggunaan es dalam mengawetkan ikan agar tetap segar bukanlah hal baru dalam dunia perikanan. Es bubur adalah media pendingin yang baik untuk mengawetkan ikan. Es slurry dapat menjaga kesegaran dan menjaga ikan agar tidak mudah busuk karena es slurry dapat menghambat bakteri yang ada pada ikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan kinerja dari ice slurry generator yang dirancang sebelumnya dengan yang baru. Dimana pada desain baru ini dilakukan perubahan pada daya condensing unit yang digunakan yaitu 2 PK dengan kondisi variasi salinitas air laut yang digunakan sebesar 10ppt, 20ppt dan 30ppt. Dari pengambilan data didapatkan bahwa laju produksi dan nilai daya alat yang paling optimum diperoleh pada salinitas air laut 10ppt dengan hasil masing-masing 0,239 Ton/12Hours dan 1090,3 Wh. Hasil dari bubur es ini digunakan untuk mendinginkan ikan selama perjalanan di dalam cooler box mobil dari TPI Binuangen menuju pasar ikan Rangkasbitung yang memakan waktu 3 jam perjalanan. Dari pengujian dan penelitian didapatkan hasil Cooling Load sebesar 4,5 kW atau 1,28 TR, dibutuhkan sekitar 145 kg Ice Slurry untuk menjaga suhu ikan selama perjalanan dengan suhu akhir ikan sebesar 0,29°C.
ABSTRACT
The use of ice in preserving fish to keep it fresh is not new in the world of fisheries. Ice porridge is a good cooling medium for preserving fish. Slurry ice can maintain freshness and keep fish from rotting easily because slurry ice can inhibit bacteria in fish. This research was conducted to compare the performance of the previously designed ice slurry generator with the new one. Where in this new design, changes are made to the condensing unit power used, namely 2 PK with conditions of seawater salinity variations used of 10ppt, 20ppt and 30ppt. From the data collection, it was found that the production rate and the most optimum tool power value were obtained at seawater salinity of 10ppt with the results respectively 0.239 Ton/12Hours and 1090.3 Wh. The result of this ice slurry is used to cool the fish during the journey in the car cooler box from TPI Binuangen to the Rangkasbitung fish market which takes 3 hours of travel. From testing and research, it was found that the Cooling Load was 4.5 kW or 1.28 TR, it took about 145 kg of Ice Slurry to maintain the temperature of the fish during the trip with the final temperature of the fish at 0.29°C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzi Ridwan
Abstrak :
Cold Storage pada umumnya digunakan untuk menyimpan bahan makanan seperti daging, sayur mayur, buah-buahan, susu, dan lain-lain. Keberadaan cold storage sangat vital sekali, mengingat bahwa bahan makanan tersebut kualitasnya harus terjaga dengan baik dan harus sampai ke tangan konsumen dalam keadaan yang masih segar. Bahan makanan ini pun juga mempunyai beban panas yang harus diserap oleh evaporator di cold storage agar temperatur di bahan makanan tersebut harus seminimal mungkin direndahkan untuk menjaga kesegaran bahan makanan tersebut. Pada percobaan kali ini, beban panas di kabin cold storage akan diganti dengan beban panas yang dihasilkan oleh heater, heater tersebut akan divariasikan arus listriknya agar mempunyai daya yang bervariasi pula. Heater pada percobaan kali ini menggunakan konduktor listrik dengan material besi dengan panjang 970 mm pada kabin evaporator besar dan panjang 760 mm pada evaporator kecil dengan diameter batang sebesar 8 mm. Tentunya daya yang dihasilkan oleh heater ini bukanlah daya panas yang harus diserap, namun cukup untuk menghasilkan beban panas pada kedua kabin. Variasi arus listrik yang digunakan adalah 1.5, 2, 2.5, 3, 3.5 A. Diharapkan variasi tersebut akan menunjukkan temperatur yang dicapai oleh kedua kabin.
Cold storage usually used to keep food- stuff like meat,vegetables, milk, etc. The existance of cold storage is very vital, its because the function of cold storage to keep the food-stuff in good condition when it was on consumer hands. The food-stuff also have cooling load which is they must absorbed by evaporator to make the food temperature low as possible. On this experiment, the cooling load which is producted by food-stuff will replaced by heater. The heater will variated by electric currenton the other hand it will have variation of heater power. The heater which is used on this experimental have length 970 mm on large evaporator and 760 mm on small evaporator, both of them have diametre 8 mm. And the variation of electric current is 1.5, 2, 2.5, 3, 3.5 A. Hope those variation wil show the steady temperature each cabin.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1761
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hizbullah
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai sistem pendinginan udara masuk turbin gas untuk menaikkan daya output PLTG Gilimanuk yang beroperasi pada waktu beban puncak pada pukul 18.00-22.00 WITA. Data yang diolah merupakan data cuaca dan karakteristik dari turbin gas yang digunakan di PLTG Gilimanuk. Hasil pengolahan data dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih refrigerant dan sistem pendingin. Data pengolahan lain berupa cooling load selanjutnya digunakan untuk merancang komponen-komponen sistem pendingin yaitu chiller, chilled water storage, pompa dan cooling coil.
ABSTRACT
This writing is to explain the refrigeration system air inlet gas turbine to increase power output of PLTG Gilimanuk’s turbine which operate at peak load time. Climatic data and characteristic gas turbine PLTG Gilimanuk is proccesed. The result of procces is become as consideration to choose refrigerant and refrigeration system. Cooling load is other result which used to design refrigeration system components. That is chiller, chilled water storage, pump and cooling coil.
2014
S55702
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Steffina Oktavianti
Abstrak :
Sejak dibukanya Terminal Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma sebagai Bandar Udara komersial pada tahun 2014 lalu, banyak dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi yang timbul terkait peningkatan jumlah penumpang pesawat, konsumsi energi listrik pendinginan air conditioner serta biaya pemakaian listrik yang dipengaruhi oleh perpindahan panas heat transfer melalui komponen bangunan dan peningkatan suhu heat gain . Namun demikian, Terminal Bandara Halim hingga kini masih belum dibangun dengan konsep Eco-Airport berbasis passive design. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai jejak ekologis dan keberlanjutan lingkungan energi listrik pasif bandara menggunakan metode dan pendekatan kuantitatif dengan skala ukur rasio. Penelitian ini menghasilkan daya dukung lingkungan bandara sebesar 9.323.631 kWh. Berdasarkan aplikasi komponen passive design, dihasilkan daya tampung lingkungan energi listrik pasif sebesar 9.222.355 kWh dan jejak ekologis dengan selisih nilai sisa ekologis rata-rata sebesar 0,0042. Jejak ekologis berbasis passive design dapat meningkatkan status keberlanjutan Bandara Halim yang semakin menurun setelah tahun 2015.Kata kunci key word : konsumsi energi listrik pendinginan, heat transfer, passive design, jejak ekologis, daya tampung lingkungan energi listrik pasif. ......The opening of Halim Perdanakusuma International Airport commercially on January 2014 has caused many social, environmental, and economic impacts such as the inclination of airplane passengers, terminal cooling load air conditioner consumption, and high electricity price resulted from the heat transfer and heat gain through the building component. Contrary to the facts, Halim Airport Terminal until this day has not been implementing Eco Airport concept concerned to the passive design method. This research is conducted with quantitative method and approach that resulted in ratio scale in order to analyzing the ecological footprint value and the airport sustainability of passive electrical energy used. As a result, airport carrying capacity contributes around 9.323.631 kWh. According to the application of passive design components, airport capacity of passive electrical energy used contributes around 9.222.355 kWh. Furthermore, ecological footprint contributes ecological remainder with average delta value around 0.0042. Application of passive design components on ecological footprint can improve the sustainability level of Halim Perdanakusuma Airport that already declined or was no longer sustainable after the years of 2015.
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Iqbar
Abstrak :
ABSTRAK
Pengeringan beku diakui sebagai metode pengeringan terbaik tetapi sangat intensif energi yang disebabkan dua hal yaitu proses pembekuan pada tekanan yang berbeda dengan pengeringan dan perambatan panas yang lambat selama sublimasi. Proses pembekuan dalam hal ini dihasilkan dari perubahan tekanan dalam suatu tabung vakum yang mengacu pada diagram fasa air dimana seiring dengan penurunan tekanan maka akan terjadi penurunan temperatur dalam suatu ruang sehingga jika suatu produk yang dijadikan sebagai eksperimen diletakkan didalamnya maka akan terjadi proses pembekukan. Seiring dengan pembekuan produk kemudian dilanjutkan dengan proses pemanasan untuk mencapai titik sublimasi sehingga terjadi proses pengeringan. Untuk mengatasi perambatan panas yang lambat selama sublimasi maka diusulkan penyelesaian dengan penggunaan pemanas yang memanfaatkan panas buang dari kondensor. Dengan demikian diharapkan pemakaian energi pada proses pengeringan beku berkurang. Pemakaian pemanas yang terdiri dari pemanas atas dan bawah divariasikan pada temperatur tertentu. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan pemanas mengakibatkan meningkatnya beban pendinginan yang diterima evaporator dan pengaturan pemanas yang dilakukan secara manual mengakibatkan terjadinya fluktuasi temperatur evaporator pada saat awal pengoperasian pemanas.
ABSTRACT
Freeze drying is recognized as the best drying method but it is highly energy intensive due to two things: the freezing process at different pressures with heat drying and slow propagation during sublimation. Freezing process in this case resulting from the change in pressure in a vacuum tube which refers to the phase diagram along with the decrease of water where there will be a decrease in pressure in a room temperature so that if a product is used as an experiment placed in it there will be a process pembekukan. Along with the freezing of the product is then followed by a heating process to achieve sublimation point resulting in the drying process. To overcome the slow heat propagation during sublimation, the proposed settlement with the use of heaters that utilize waste heat from the condenser. Thus the expected power consumption in the process of freeze drying is reduced. Usage of heater which consists of upper and lower heater was varied in temperature. The result showed that the use of heater resulted in the increased cooling load received by the evaporator and heater settings are done manually resulting in temperature fluctuations at the beginning of the operation of the heater.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S730
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ichwan Nurhalim
Abstrak :
Krisis ekonomi dan keuangan pada akhir tahun 2008 membuat konsumsi energi global merosot pada tahun 2009. Perekonomian yang pulih kembali menyadarkan bahwa dunia kembali menghadapi masalah mendasar mengenai kebutuhan akan energi dimasa yang akan datang. Krisis membuat permintaan energi merosot 2 persen per tahun selama tahun 2007-2010. Namun, kebutuhan energi naik lagi 2,5 persen per tahun selama tahun 2010-2015 seiring pulihnya ekonomi. Lebih dari tiga per empat kebutuhan energi dunia masih dipenuhi bahan bakar fosil.Penggunaan energi fosil pada industri-industri besar akan menghasilkan banyak gas buang yang menjadikan pemanasan global semakin bertambah buruk. Konsumsi paling banyak akan bakar fosil adalah penggunaan listrik. Mengingat iklim di Indonesia cukup panas, hampir setiap apartemen menggunakan AC untuk menciptakan temperatur yang nyaman untuk manusia yang tinggal di dalamnya. Selain itu tuntutan lain untuk apartemen adalah pemanas air. Dengan memanfaatkan panas buang dari AC untuk memanaskan air, kita dapat menghemat konsumsi listrik yang digunakan oleh water heater. Sistem ini dikenal dengan Split Air Conditioner Water Heater (S-ACWH). Sistem ACWH terdahulu mengalami masalah akan desain yang rumit dan air panas yang dihasilkan tidak terlalu tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang tipe alat penukar kalor tipe serpentine untuk digunakan pada sistem S-ACWH dan kemudian dilakukan pengujian unjuk kerja S-ACWH tersebut. Alat penukar kalor tipe serpentine dibuat dari pipa tembaga 1/4 inch dengan panjang 8 m. Dengan menggunakan pipa serpentine dan tangki penyimpanan didapatkan air panas dengan temperatur sebesar 60°C untuk waktu pemanasan selama 2 jam pada beban pendinginan 2600 W untuk 50l air. ......Economic and financial crisis in late 2008 make the global energy consumption declined in the year 2009. The recovered economy realize that the world faces a fundamental problem regarding the need for energy in the future. Crisis makes energy demand declined 2 percent per year during 2007-2010. However, energy demand rose again 2.5 percent per annum during the years 2010-2015 as the economic recovery. More than three-quarters of the world's energy needs are still filled with fossil fuel energy. Utilization on large industries will generate a lot of exhaust gases that make global warming getting worse. The main consumption of fossil fuels goes to electricity. Considering the hot climate in Indonesia, people choose to use Air Conditioning in order to create a comfortable temperature for them. On the other hand, the demands of water heater in apartment is high. By utilizing waste heat from air conditioning to produce hot water, we can hold down the electricity consumption. This system is known as Split-Air Conditioner Water Heater (ACWH). The problems of previous ACWH are not having compact desaign and low temperature of hot water. The purpose of this study is designing serpentine tube heat exchanger that will be used in S-ACWH system and doing performance test for S-ACWH system. Serpentine tube heat exchanger made from a 1/4 inch diameter and 8 meters length of copper pipe. With the serpentine tube and the water storage, we can achieve hot water with a temperature of 60 ° C for 2 hours warm-up time at 2600 W cooling load for 50 litre of water.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1109
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>