Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rudy Kristianto
"Ketengikan yang terjadi pada minyak goreng disebabkan oleh senyawa-senyawa berantai pendek yang merupakan produk dari proses oksidasi yang terjadi pada ikatan rangkap yang terdapat pada minyak goreng tersebut Proses oksidasi ini disebut juga "oxidative rancidity" Proses oksidasi ini berlangsung melalui suatu mekanisme radikal bebas yang membutuhkan suatu inisiator yang berupa energi seperti panas dan cahaya Proses oksidasi ini dipercepat dengan adanya prooksidan, seperti misalnya logam-logam runutan Cu,Fe,Co,N1 Proses oksidasi ini tak dapat dicegah, hanya dapat diperlambat antara lain dengan penambahan antioksidan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Frans Putra Negara
"ABSTRAK
Omega-3, omega-6, dan omega-9 adalah jenis asam lemak tidak jenuh rantai panjang. Senyawa ini banyak dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kolesterol pada tubuh manusia. Analisis dengan kromatografi gas secara langsung akan membutuhkan waktu analisis yang lama karena titik didih asam lemak yang sangat tinggi sehingga perlu dilakukan derivatisasi sebelum dianalisis. Penelitian ini bertujuan agar memperoleh metode yang valid untuk selanjutnya digunakan pada menetapkan kadar omega-3, omega-6, dan omega-9 dalam produk minyak goreng. Derivatisasi dilakukan dengan metode esterifikasi Lepage menggunakan reagen metanol-toluen 4:1(v/v) dan katalis asetil klorida. Analisis dilakukan menggunakan kromatografi gas dengan kolom CBP-10 (60m x 0,32mm), suhu kolom terprogram 200-230ºC, kenaikan 2ºC/menit, dipertahankan selama 20 menit. Suhu injektor dan suhu detektor masing-masing 230 dan 250oC; laju alir gas helium 1,40 ml/menit, volume penyuntikan 1,0 µl, dan dideteksi dengan detektor ionisasi nyala. Diperoleh waktu retensi omega-3 16,445 menit, omega-6 15,922 menit, dan omega-9 15,820 menit. Uji presisi menunjukkan hasil yang baik dengan kv omega-3, omega-6 dan omega-9 berturut-turut sebesar 1,1022%, 1,22%, dan 0,547%. Uji perolehan kembali berturut-turut sebesar 98,60%, 99,12%, dan 98,83%. Hasil uji sampel A, B, dan C diperoleh berturut-turut omega-9 sebesar 99,82%, 99,29%, 84,05% dan menunjukkan tidak adanya omega-3 dan omega-6.

ABSTRAK
Omega-3, omega-6 and omega-9 are unsaturated long chain fatty acids. These compounds are needed to prevent the occurrence of cholesterol in the human body. Analysis by gas chromatography directly would require long analysis times because the boiling point of fatty acids is very high so we need a derivatization before analysis. This study aims to obtain a valid method for subsequent use on set levels of omega-3, omega-6 and omega-9 in the edible oil products. Derivatization performed by Lepage esterification method using the reagent methanol-toluene 4:1 (v/v) and acetyl chloride as catalyst. Analysis was performed using gas chromatography with CBP-10 column (60m x 0.32mm), temperature programmed column 200-230ºC, increase of 2°C/min, and maintained for 20 minutes. The temperature of the injector and detector temperature respectively 230 and 250oC; helium gas flow rate of 1.40 mL/min, the injection volume of 1.0 µL, and detected with a flame ionization detector. Retrieved retention time of 16.445 minutes omega-3, omega-6 15.922 minutes, and omega-9 15.820 minutes. Precision test showed good results with kv omega-3, omega-6 and omega-9, respectively for 1.1022%, 1.22% and 0.547%. Test recoveries respectively for 98.60%, 99.12% and 98.83%. The test results of samples A, B, and C obtained successively omega-9 amounted to 99.82%, 99.29%, 84.05% and shows no signs of omega-3 and omega-6.
"
Lengkap +
2015
S64958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alia Huwaida Raharja
"Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis nanokomposit nanoselulosa–SO3H/CaO–La2O3 yang diaplikasikan sebagai katalis bifungsional untuk reaksi transesterifikasi waste cooking oil (WCO) menjadi biodiesel. Sintesis katalis menunjukkan keberhasilan yang didukung dengan karakterisasi FTIR, XRD, BET, SEM, TEM dan TGA. Presentase produk  optimum sebesar 84,13% diperoleh menggunakan katalis nanokomposit nanoselulosa–SO3H/CaO–La2O3 dengan rasio molar CaO terhadap La2O3 5:1, rasio massa nanoselulosa–SO3H terhadap CaO–La2O3 2:1 dengan jumlah katalis yang digunakan 3%, waktu reaksi 120 menit, dan rasio molar iopolym : minyak sebesar 9:1. Kandungan asam lemak biodiesel hasil sintesis dianalisa menggunakan GC-MS, yang dan produk utamanya adalah senyawa iopo oleat dan iopo palmitat. Sifat fisik biodiesel hasil sintesis sesuai dengan standar SNI dan ASTM, dengan massa jenis (40 oC) 0,8706 g/mL, Asam lemak bebas (FFA) 0,381%, dan bilangan asam 0,757 mg KOH/g. Studi kinetika menunjukkan bahwa reaksi transesterifikasi WCO menjadi biodiesel menggunakan katalis nanoselulosa–SO3H/CaO–La2O<3 mengikuti pseudoorde-pertama, dengan konstanta laju reaksi 0.017 menit–1<

H/CaO–La2O3 nanocomposites were synthesized as bifunctional catalysts for the transesterification reaction of waste cooking oil (WCO) to biodiesel. The catalyst synthesis showed success which was supported by the characterization of FTIR, XRD, BET, SEM, TEM and TGA. The optimum biodiesel yield of 84.13% was obtained using a nanocellulose–SO3H/CaO–La2O3 nanocomposite catalyst with a molar ratio of CaO to La2O3, 5:1, a mass ratio of nanocellulose–SO3H to CaO–La2O3 (2:1) with a catalyst amount of 3% , a reaction time of 120 minutes, and a molar ratio of methanol: oil, 9:1. The fatty acid content of the synthesized biodiesel was analyzed using GC-MS, which showed that the main product are methyl oleate and methyl palmitate compounds. The physical properties of the synthesized biodiesel were in accordance with the SNI and ASTM standards, with a density (40oC) 0.8706 g/mL, free fatty acids (FFA) 0.381%, and acid number of 0.757 mg KOH/g. The kinetics study showed that the transesterification reaction of WCO into biodiesel using a nanocellulose– SO3H/CaO–La2O3 catalyst followed a pseudo-first order, with a reaction rate constant of 0.017 min1."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Silmi Arsyada
"Saat ini pengembangan katalis heterogen mengarah pada pembentukan katalis yang memiliki sisi aktif asam-basa (katalis bifungsional). Pada penelitian ini, nanokomposit nanoselulosa sulfonat/SrO-ZrO2 disintesis menggunakan metode solid dispersion yang didesain sebagai katalis bifungsional yang ramah lingkungan untuk reaksi pembentukan biodiesel dengan limbah minyak goreng sebagai bahan baku. Keberhasilan sintesis didukung oleh hasil karakterisasi FTIR, XRD, BET, SEM, TEM, dan TGA. Penggabungan nanoselulosa sulfonat dengan komposit SrO-ZrO2 meningkatkan luas permukaan nanokomposit menjadi 43,298 m2/g. Katalis nanoselulosa sulfonat/SrO-ZrO2 dengan rasio massa 2:1 menghasilkan yield biodiesel terbaik. Kondisi reaksi optimum untuk produksi biodiesel menggunakan katalis nanoselulosa sulfonat/SrO-ZrO2 diperoleh pada jumlah katalis 3%, rasio molar metanol:minyak sebesar 12:1, waktu reaksi selama 150 menit, dan suhu 60℃ yang menghasilkan yield biodiesel sebesar 86%. Analisis GC-MS biodiesel menunjukkan adanya kandungan hexadecanoic acid methyl ester dan cis-13-octadecenoic acid methyl ester. Kinetika reaksi biodiesel mengikuti hukum laju pseudo-first order dengan hukum laju reaksi v=k[TGA] dan konstanta laju reaksi k=0,0128cm-1.

The development of heterogeneous catalysts is currently leading to the formation of catalysts that have an acid-base active site (bifunctional catalysts). In this research, synthesized nanocellulose sulfonate/SrO-ZrO2 nanocomposite using solid dispersion method which is designed as an environmentally friendly bifunctional catalyst for the reaction of biodiesel formation with used cooking oil as raw material. The results of the characterization of FTIR, XRD, BET, SEM, TEM, and TGA supported the success of the synthesis. The incorporation of nanocellulose sulfonate with the SrO-ZrO2 composite increased the surface area of the nanocomposite to 43,298 m2/g. Nanocellulose sulfonate/SrO-ZrO2 catalyst with a mass ratio of 2:1 resulted in the best biodiesel yield. The optimum reaction conditions for biodiesel production using nanocellulose sulfonate/SrO-ZrO2 catalyst were obtained at the amount of 3% catalyst, methanol:oil molar ratio of 12:1, reaction time of 150 minutes, and temperature of 60℃ which resulted in biodiesel yield of 86%. GC-MS analysis of biodiesel shows the presence of hexadecanoic acid methyl esters and cis-13-octadecanoic acid methyl esters. The reaction kinetics of biodiesel follows a pseudo-first-order rate law with the rate law of the reaction v=k[TGA] and the reaction rate constant k=0.0128cm-1."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The research were aimed to evaluate of used cooking oil (UCO) and fresh oil (FCO) in the layer diets on fisical and cholesterol content of egg."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Putra
"ABSTRACT
Omega-3, omega-6, dan omega-9 adalah jenis asam lemak tidak jenuh rantai panjang. Senyawa ini banyak dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kolesterol pada tubuh manusia. Analisis dengan kromatografi gas secara langsung akan membutuhkan waktu analisis yang lama karena titik didih asam lemak yang sangat tinggi sehingga perlu dilakukan derivatisasi sebelum dianalisis. Penelitian ini bertujuan agar memperoleh metode yang valid untuk selanjutnya digunakan pada menetapkan kadar omega-3, omega-6, dan omega-9 dalam produk minyak goreng. Derivatisasi dilakukan dengan metode esterifikasi Lepage menggunakan reagen metanol-toluen 4:1 v/v dan katalis asetil klorida. Analisis dilakukan menggunakan kromatografi gas dengan kolom CBP-10 60m x 0,32mm , suhu kolom terprogram 200-230 C, kenaikan 2 C/menit, dipertahankan selama 20 menit. Suhu injektor dan suhu detektor masing-masing 230 dan 250oC; laju alir gas helium 1,40 ml/menit, volume penyuntikan 1,0 l, dan dideteksi dengan detektor ionisasi nyala. Diperoleh waktu retensi omega-3 16,445 menit, omega-6 15,922 menit, dan omega-9 15,820 menit. Uji presisi menunjukkan hasil yang baik dengan kv omega-3, omega-6 dan omega-9 berturut-turut sebesar 1,1022 , 1,22 , dan 0,547 . Uji perolehan kembali berturut-turut sebesar 98,60 , 99,12 , dan 98,83 . Hasil uji sampel A, B, dan C diperoleh berturut-turut omega-9 sebesar 99,82 , 99,29 , 84,05 dan menunjukkan tidak adanya omega-3 dan omega-6.Kata kunci : omega-3, omega-6, omega-9, kromatografi gas, minyak goreng.

ABSTRACT
Omega 3, omega 6 and omega 9 are unsaturated long chain fatty acids. These compounds are needed to prevent the occurrence of cholesterol in the human body. Analysis by gas chromatography directly would require long analysis times because the boiling point of fatty acids is very high so we need a derivatization before analysis. This study aims to obtain a valid method for subsequent use on set levels of omega 3, omega 6 and omega 9 in the edible oil products. Derivatization performed by Lepage esterification method using the reagent methanol toluene 4 1 v v and acetyl chloride as catalyst. Analysis was performed using gas chromatography with CBP 10 column 60m x 0.32mm , temperature programmed column 200 230 C, increase of 2 C min, and maintained for 20 minutes. The temperature of the injector and detector temperature respectively 230 and 250oC helium gas flow rate of 1.40 mL min, the injection volume of 1.0 L, and detected with a flame ionization detector. Retrieved retention time of 16.445 minutes omega 3, omega 6 15.922 minutes, and omega 9 15.820 minutes. Precision test showed good results with kv omega 3, omega 6 and omega 9, respectively for 1.1022 , 1.22 and 0.547 . Test recoveries respectively for 98.60 , 99.12 and 98.83 . The test results of samples A, B, and C obtained successively omega 9 amounted to 99.82 , 99.29 , 84.05 and shows no signs of omega 3 and omega 6. Keyword omega 3, omega 6, omega 9, gas chromatography, cooking oil."
Lengkap +
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risya Utaviani Putri
"ABSTRAK
Green diesel merupakan bahan bakar nabati generasi kedua yang memiliki potensi untuk menjawab kebutuhan energi baik dalam negeri maupun dunia. Proses yang digunakan untuk memproduksi green diesel adalah hidrolisis sebagai pre-treatment dan hidrodeoksigenasi menggunakan katalis NiMo/Al2O3. Hidrolisis akan mengubah trigliserida pada bahan baku, yaitu minyak jelantah menjadi free fatty acid FFA yang selanjutnya dikonversi menjadi green diesel melalui hidrodeoksigenasi. Hidrolisis minyak jelantah dilakukan pada suhu 200oC dan tekanan 16 bar dengan rasio volume air dan minyak sebesar 1:1. Waktu reaksi divariasikan dari 1 hingga 3 jam. Kondisi operasi optimum hidrolisis, yaitu pada waktu 3 jam mampu menghasilkan FFA sebanyak 73,89 . Untuk proses hidrodeoksigenasi dilakukan variasi kondisi operasi, yaitu pada suhu 375oC dan tekanan 12 bar yang dapat menghasilkan green diesel dengan konversi 80,24 , selektivitas 53,37 , dan yield 19,26 , serta pada suhu 400oC dan 15 bar yang dapat menghasilkan green diesel dengan konversi 82,15 selektivitas 69,58 , dan yield 68,87 .

ABSTRACT
Green diesel is a second generation of biofuel that has a potential to answer the energy needs either in Indonesia or in the world. The process used to produce green diesel are hydrolysis as a pre treatment and hydrodeoxygenation by using NiMo Al2O3 catalyst. Hydrolysis will change the triglycerides in the raw material, which is waste cooking oil into free fatty acid FFA and then converted into green diesel through hydrodeoxygenation. Hydrolysis of waste cooking oil carried out at temperature of 200oC and pressure of 16 with water and oil volume ratio of 1 1. Time is varied from 1 to 3 hours. The optimum condition of hydrolysis, which is at 3 hours can produce FFA as much as 73.89 . For hydrodeoxygenation, variations in operating condition used are 375oC with pressure of 12 bar that can produce green diesel with conversion of 80.24 , selectivity of 53.37 , and yield of 19.26 , also 400oC with pressure of 15 bar that can produce green diesel with conversion of 82.15 , selectivity of 69.58 , and yield of 68.87 . "
Lengkap +
2017
S67176
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Trisnawati
"ABSTRAK
Pada penelitian ini, nanokomposit selulosa-Fe3O4 telah berhasil disintesis dengan memodifikasi Fe3O4 ke permukaan nanoselulosa yang telah dihidrolisis oleh asam asetat anhidrat. Selulosa yang digunakan pada penelitian ini berasal dari isolasi sekam padi. Isolasi selulosa dari sekam padi menghasilkan rendemen rata-rata sebesar 47,34 . Hasil sintesis yang diperoleh dikarakterisasi dengan menggunakan instrumentasi FT-IR, XRD, SEM dan TEM. Selanjutnya nanokomposit selulosa-Fe3O4 diaplikasikan sebagai katalis untuk sintesis metil ester dari waste cooking oil. Kondisi optimum yang diperoleh untuk sintesis metil ester dari waste cooking oil yaitu pada suhu 60oC selama 120 menit dengan komposisi katalis nanokomposit selulosa-Fe3O4 sebesar 0,09 g. Hasil yield konversi metil ester yang diperoleh sebesar 78.

ABSTRACT
In this research, cellulose Fe3O4 nanocomposite has been successfully synthesized by modifying Fe3O4 onto nanocellulose rsquo s surface that has been hydrolyzed by anhydrous acetate. Cellulose used in this research was isolated from rice husk. Cellulose isolated from rice husk had a yield of 47.34 . The synthesis products were characterized using FT IR, XRD, SEM and TEM. Then, cellulose Fe3O4 nanocomposite was applied as a catalyst for methyl ester synthesis from waste cooking oil. The optimal condition for methyl ester synthesis from waste cooking oil was at 60 oC for 120 minutes with composition of cellulose Fe3O4 nanocomposite catalyst of 0.09 g. The conversion yield of methyl ester was 78."
Lengkap +
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Estella Nava Prasetya
"Fenomena meningkatnya harga minyak goreng kemasan sejak tahun 2022 di Indonesia salah satunya disebabkan oleh pelaku usaha yang diduga secara bersama-sama telah melakukan perjanjian ataupun kegiatan persaingan usaha yang tidak sehat, sehingga
menyebabkan masyarakat kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng kemasan. KPPU kemudian menindaklanjuti fenomena tersebut dengan menggelar persidangan tentang adanya dugaan pelanggaran Pasal 5 dan Pasal 19 huruf c Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat terkait indikasi perjanjian penetapan harga dan pembatasan peredaran dan/atau penjualan pada minyak goreng
kemasan yang dilakukan oleh 27 (dua puluh tujuh) Pelaku Usaha Terlapor dalam Perkara Nomor 15/KPPU-I/2022. Konsumen dalam hal ini tentunya dirugikan karena terpaksa untuk membeli minyak goreng kemasan dengan harga yang mahal dikarenakan pentingnya peran minyak goreng bagi keberlangsungan rumah tangga, sehingga diperlukan suatu upaya bagi konsumen untuk mendapatkan ganti kerugian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode normatif-yuridis dengan analisis data kualitatif. Dalam analisis, pembuktian adanya indikasi pelaku usaha melakukan persaingan usaha tidak sehat dianalisis menggunakan bukti-bukti langsung dan analisa bukti-bukti tidak langsung (i.e., bukti ekonomi dan bukti komunikasi). Bahwa bukti-bukti yang telah dianalisis ini bukanlah menjadi bukti yang mutlak untuk menyatakan kesalahan para Terlapor, sehingga perlu dilakukan tinjauan lebih mendalam oleh KPPU untuk menemukan bukti-bukti lain yang lebih komprehensif agar indikasi tersebut dapat dibuktikan secara jelas. Konsumen yang dirugikan akibat tidak bisa membeli harga minyak goreng yang terjangkau dapat mengajukan upaya hukum berupa
gugatan perwakilan kelompok kepada Pengadilan Negeri untuk bisa mendapatkan ganti kerugian. Hal tersebut harus ditempuh konsumen dikarenakan adanya keterbatasan kewenangan KPPU yang tidak memiliki fungsi melindungi konsumen sehingga tidak dapat menetapkan ganti kerugian yang harus dibayarkan oleh pelaku usaha kepada konsumen.

The phenomenon regarding the increase in packaged cooking oil prices since 2022 in Indonesia is one of the causes of business actors who are suspected of jointly entering into agreements or unfair business competition activities, causing difficulties for the
public to obtain packaged cooking oil. In response to this occurrence, KPPU held a trial regarding the alleged violation of Article 5 and Article 19 letter c of Law Number 5 of 1999 Concerning Monopoly and Unfair Competition related to price fixing agreements and limitation in distribution and/or sales of packaged cooking oil involving 27 (twentyseven) Business Actors in Case Number 15/KPPU-I/2022. Consumers are obviously at a disadvantage in this scenario since they are forced to buy packaged cooking oil at high rates because of the critical function of cooking oil in family sustainability, therefore an effort is required for consumers to receive compensation. The research method used in this research is a normative-juridical method with qualitative data analysis. In the analysis, direct evidence and indirect evidence (i.e., economic and communication) are used to examine indicators of business actors engaging in unfair business competition. Whereas the evidence analyzed is not absolute evidence of the Reported Parties’ guilt, a more in-depth review by KPPU is required to find more comprehensive evidence so that
these indications can be proven clearly. Consumers who experience these losses as a result of not being able to buy affordable cooking oil prices can file a class action lawsuit in District Court to seek compensation. These legal remedies must be taken by consumers due to the KPPU’s restricted jurisdiction, which does not have the duty of protecting consumers and hence cannot establish a decision for the business actors to compensate consumers directly.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paramita
"Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia dengan produksi minyak kelapa sawit sebesar 60% dari produksi minyak kelapa sawit dunia. Salah satu produk industri kelapa sawit yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah minyak goreng. Tingginya produksi dan konsumsi minyak goreng menjadikan produk ini sebagai salah satu komoditi yang esensial untuk menunjang kehidupan masyarakat. produksi minyak kelapa sawit menjadi kontroversi karena prosesnya yang menimbulkan kerusakan lingkungan seperti deforestasi, pelepasan gas rumah kaca, dan pencemaran ekosistem perairan. Selain itu, kemasan plastik minyak goreng yang terbuat dari bahan baku tak terbarukan juga menambah dampak terhadap kerusakan lingkungan. Untuk dapat mengatasi masalah ini dan menuju produksi minyak goreng yang berkelanjutan, penelitian ini menganalisis dampak lingkungan yang dihasilkan oleh produksi satu liter minyak goreng dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). Penelitian ini menganalisis dampak produksi minyak goreng dalam tiga jenis kemasan terhadap sepuluh kategori dampak lingkungan. Secara keseluruhan, dampak lingkungan terbesar dihasilkan oleh proses produksi minyak goreng. Proses yang paling banyak menjadi hotspot dalam kesepuluh kategori dampak adalah proses transportasi, penggunaan listrik, dan penggunaan pupuk. Jenis kemasan botol merupakan jenis kemasan yang paling banyak memiliki nilai dampak tertinggi dari sepuluh kategori yang dinilai.

Indonesia is the largest palm oil producing country in the world with palm oil production of 60% of the world's palm oil production. One of the products of the palm oil industry that is most widely used by the community is cooking oil. The high production and consumption of cooking oil makes this product one of the essential commodities to support people's lives. The production of palm oil is controversial because the process causes environmental damage such as deforestation, the release of greenhouse gases, and pollution of aquatic ecosystems. Alongside the problem mentioned, the plastic packaging that are made of unrenewable resources will also add some environmental problems. To be able to overcome this problem and lead to sustainable cooking oil production, this study analyzes the environmental impact produced by the production of one liter of cooking oil using the Life Cycle Assessment (LCA) method. This study will analyze the environmental impacts of cooking oil production in three types of packaging on ten environmental impact categories. The cooking oil production gives the most environmental impact. The process that have the most hotspots of all categories are transportation, electricity, and fertilizer usage. The bottle type of packaging has the highest rank of all impact categories."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>