Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Friady Amaluddin
Abstrak :
Dalam rangka implementasi kebijakan moneter, Otoritas Moneter harus memiliki pemahaman yang mendalam mengenai mekanisme kerja perekonomian termasuk mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui berbagai saluran ke sektor ril perekonomian. Setidak-tidaknya terdapat lima saluran transmisi kebijakan moneter yang dikenal scat ini. Dalam penelitian ini efektivitas kebijakan moneter melalui perbankan konvensional dan perbankan syariah dipelajari dalam kerangka saluran transmisi pinjaman bank (bank lending channel). Data yang digunakan adalah data time series bulanan dari bulan Oktober 2000 s.d. Maret 2005. Variabel-variabel yang digunakan mewakili variabel kebijakan moneter, variabel neraca bank syariah, variabel neraca bank konvensional dan variabel nilai tukar serta variabel sektor ril perekonomian. Setelah dilakukan pengujian data dan model, dapat disirnpulkan bahwa model ekonometrika yang paling sesuai digunakan dalam penelitian ini adalah Model Vector Error Correction (VECM). Pengujian lanjutan seperti uji kausalitas atau uji eksogenitas menghasilkan kesimpulan bahwa di dalam model VECM yang dibangun terdapat delapan variabel endogen, yaitu: LSBI, LDEPO, LSEK, LKRED, LDIM, LNBHP, LIHK dan LNT, dan dua variabel eksogen, yaitu: LPDB dan LSKS. Selanjutnya kesimpulan yang dapat ditarik setelah dilakukan proses pengukuran dan pembandingan efektivitas kebijakan moneter antara bank syariah dan bank konvensional adalah sebagai berikut: 1. Kebijakan moneter (suku bunga SBI) mempengaruhi variabel-variabel neraca bank konvensional (suku bunga kredit, suku bunga deposito dan jumlah sekuritas yang dimiliki). 2. Pengaruh kebijakan moneter (suku bunga SBI) terhadap variabel neraca bank syariah terbatas pada tingkat bagi basil deposito investasi mudharabah. 3. Variabel neraca bank konvensional (suku bunga kredit) mentransmisikan kebijakan moneter (suku bunga SBI) ke variabel nilai tukar dan variabel sektor ril perekonornian yaitu: indeks harga konsumen. 4. Variabel neraca bank syariah tidak mentransmisikan kebijakan moneter (suku bunga SBI) ke variabel nilai tukar dan variabel sektor ril perekonornian yaitu: indeks harga konsumen. 5. Kebijakan moneter (suku bunga SBI) mempengaruhi variabel nilai tukar dan variabel sektor ril perekonornian yaitu: indeks harga konsumen. 6. Bank konvensional dan bank syariah tidak bersifat independen. 7. Variabel-variabel neraca bank syariah mempengaruhi variabel neraca bank konvensional. Sementara variabel-variabel neraca bank konvensional tidak mempengaruhi variabel-variabel neraca bank syariah. 8. Kebijakan moneter melalui bank konvensional lebih efektif daripada melalui bank syariah. 9. Pengaruh kebijakan moneter (suku bunga SBI) terhadap bank konvensional (suku bunga kredit) amat sangat kecil sehingga kebijakan moneter cenderung kurang efektif. Sebagai penutup, hal-hal yang dapat disarankan berkenaan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dalam penetapan target indikatif suku bunga SBI, Otoritas Moneter disarankan untuk lebih menitikberatkanperhatian pada suku bunga kredit daripada suku bunga deposito. Pertimbangannya adalah setidak-tidaknya terdapat 12 saluran pengaruh suku bunga SBI terhadap variabel-variabel neraca bank konvensional dan syariah, variabel nilai tukar dan variabel sektor ril perekonomian (indeks harga konsumen) melalui suku bunga kredit, sementara suku bunga deposito sama sekali tidak mentransmisikan kebijakan moneter ke variabel-variabel lainnya. 2. Dengan mempertimbangkan fakta bahwa walaupun suku bunga kredit mentransmisikan suku bunga SBI ke nilai tukar dan indeks harga konsumen, namun pengaruh suku bunga SBI terhadap suku bunga kredit amat sangat kecil sehingga Otoritas Moneter perlu meningkatkan upaya untuk menyempurnakan prosedur operasi moneter yang saat ini diterapkan danlatau mencari piranti-piranti moneter alternatif yang dapat menggantikan posisi SBI sebagai piranti moneter utama. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih ]anjut mengenai hubungan kausalitas antara suku bunga deposito dan suku bunga kredit bank konvensional dengan tingkat bagi hasil deposito investasi mudharabah dan nisbah bagi basil pembiayaan bank syariah, mengingat penelitian ini menghasilkan puzzle yang sulit dijelaskan dimana variabel neraca bank syariah mempengaruhi variabel neraca bank konvensional dan sebaliknya variabel neraca bank konvensional tidak mempengaruhi variabel neraca bank syariah.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T20389
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shidko Argi Norreza
Abstrak :
Penelitian ini pertama-tama bertujuan untuk menganalisis tingkat persaingan industri perbankan konvensional di Indonesia dengan menggunakan model Panzar-Rosse (1987) dan pendekatan multi produk yang dikembangkan oleh Barbosa, et. al. (2015). Kedua, analisis perubahan tingkat persaingan industri perbankan konvensional di Indonesia dengan mempertimbangkan faktor economies of scope. Penelitian ini menggunakan data sampel 30 bank konvensional di Indonesia pada periode tahun 2005-2014. Indeks H-statistik akan digunakan sebagai indikator tingkat persaingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat persaingan industri perbankan konvensional di Indonesia bersifat monopolistik. Kemudian dengan mempertimbangkan faktor economies of scope, tingkat persaingan industri perbankan konvensional di Indonesia tetap bersifat monopolistik namun mengalami perubahan dan semakin mendekati tingkat persaingan sempurna. Pengukuran tingkat persaingan industri perbankan dengan mempertimbangkan faktor economies of scope dapat dianggap lebih valid dan tidak mis-leading karena dalam industri perbankan tidak hanya ada bank-bank yang menjual produk klasik saja namun juga bank-bank yang menjual multi produk. ......Firstly, this research has a purpose to analyze the degree of competition on conventional banking industry in Indonesia by using a Panzar-Rosse Model (1987) and the method of multi-product which was developed by Barbosa, et. al. (2015). Secondly, to analyze the degree of conventional banking competition in Indonesia by adding economies of scope. This research uses sampel data of 30 conventional banks in Indonesia at period of 2005-2014. H-Statistic Index will be used as the indicator of the degree of competition. The results show that the degree of conventional banking competition in Indonesia is categorised as monopolistic competition. Then by adding economies of scope, the degree of conventional banking competition is still monopolystic however it has changed and closer to the degree of perfect competition. Measuring the degree of competition on banking industry by adding economies of scope can be considered more valid and not misleading. Since in the banking industry, there are not only banks which sell classic products but also banks which sell multi products.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library