Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuni Arini
Abstrak :
ABSTRAK Ruang Lingkup dan Cara Penelitian Manusia sangat peka terhadap kekurangan oksigen terutama mata dan sel otak dengan kepekaan paling tinggi pada kortek dan retina. Indera penglihatan merupakan indera terpenting yang harus dimiliki seorang penerbang, sebab jika fungsi mata terganggu akan berakibat fatal. Dalam keadaan hipoksia mata akan mengalami gangguan fungsinya, salah satunya adalah fungsi sensitivitas kontras. Seorang penerbang harus memiliki kemampuan penglihatan sensitivitas kontras yang prima, sebab pada saat terbang harus melihat atau mendeteksi sesuatu dari jarak yang jauh dengan cepat dan tepat. Tujuan penelitian ini ialah mengidentifikasi pengaruh hipoksia setara dengan ketinggian simulasi 18.000 kaki terhadap kemampuan penglihatan sensitivitas kontras talon penerbang militer TNI AU/PSDP. Disain penelitian adalah kuasi eksperimen pre dan post tes, sedangkan jumlah subyek yang diteliti adalah 94 calon penerbang militer TNI AU/PSDP dalam ruang udara bertekanan rendah (RUBR), yang merupakan total sampel dari calon penerbang militer yang datang di Lakespra Saryanto untuk melakukan indoktrinasi dan latihan aerofisiologi. Hasil Penelitian : ditemukan perbedaan bermakna dengan uji T berpasangan, pada variabel Sa02, nadi dan sensitivitas kontras (SK) pada ground level dan pada FL 180 (p < 0,05). Dengan analisis silang didapatkan hubungan yang bermakna pada kadar Rb dengan sensitivitas kontras (SK) di ground level dan pada FL 180 (p < 0,05). Dengan analisis multivariat tidak didapatkan hubungan yang bermakna (p > 0,05). Kesimpulan : Telah dibuktikan bahwa hipoksia setara dengan ketinggian simulasi 18.000 kaki akan menurunkan kemampuan sensitivitas kontras.
ABSTRACT The Influence of Hypoxia on Contrast Sensitivity among Military Pilot Candidates at 18.000 ft in Lakespra Saryanto, Jakarta 1997 Human being is a very sensitive to the lack of oxygen especially eyes cells and brain. Cortex and retina are the most sensitive. Vision has an important role for the pilot because visual malfunction will cause a fatal accident. One mayor aspect which influenced by hypoxia is sensitivity contrast. A Pilot needs good contrast sensibility of his eyes because he must have a capability identifying the target fastly and accurately. METHODE The objective of this research was to identify the influence of hypoxia to contrast sensitivity of pilot candidates at 18.000 ft simulated altitude. The design of this study is a quasi experiment, a pre and post test at ground level and at simulated 18.000 ft. The total sample was 94 respondents, are Military Pilot candidates which come to Lakespra Saryanto for aerophysiological training exercise. RESULT T pair analysis showed that there were significant differences (p < 0,05) among variables Sa02, pulse rate and contrast sensitivity at ground level and at FL 180. Cross analysis revealed a significant correlation between hemoglobin value with contrast sensitivity at ground level and at simulated altitude 18.000 ft. The multivariate regression analysis showed a significant correlation the level of Sa02 related to the decrease of contrast sensitivity. CONCLUSION Hypoxia at simulated 18.000 ft will decrease contract sensitivity, although the deviation was still within normal range.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyoman Sekarsari
Abstrak :
Tujuan: Mengetahui efek pemberian suplemen vitamin A penderita DVA dalam meningkatkan fungsi sensitivitas kontras, pemeriksaan sensitivitas kontras dapat menjadi alat deteksi penderita DVA dan perbedaan dosis vitamin A mengakibatkan peningkatan fungsi sensitivitas kontras. Metode: Merupakan penelitian uji klinis tersamar ganda pada anak usia 6-9 tahun yang sudah dapat membaca di desa Suwug Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng,, Bali. Pengambilan subyek penelitian berdasarkan kadar vitamin A serum yang menurun (0,35-<0,70 µmol/lt) dan pemeriksaan sensitivitas kontras (<1,75 log unit). Pemberian suplemen vitamin A dibagi menjadi 2 kelompok yaitu dosis 200.000 IU dan 100.000 IU pada hari 1,2,14. Evaluasi kadar serum vitamin A dilakukan pada hari ke-21 dan sensitivitas kontras pada hari ke-8,9, dan 21. Hasil: Sejumlah 36 (19%) anak dari 190 anak SD menderita DVA subklinis dengan sensitivitas kontras menurun. Pemeriksaan sensitivitas kontras sangat sensitive untuk diagnosa DVA subklinis (100%) terapi tidak begitu spesifik (80,5%). Didapatkan hubungan yang bermakna (p=0,00) antara sensitivitas kontras dengan kadar serum vitamin A dan didapatkan hubungan korelasi yang positif. Efek suplemen vitamin A terhadap kadar serum vitamin A dan sensitivitas kontras bermakna (p=0,00) dan tidak didapatkan perbedaan percepatan peningkatan fungsi sensitivitas kontras antar dua kelompok (p<0,05). Kesimpulan: Pemberian suplemen vitamin A dapat meningkatkan fungsi sensitivitas kontras, dengan dosis 100.000 IU sudah mencukupi terapi penderita DVA subklinis. Pemeriksaan sensitivitas kontras merupakan alat yang sensitif untuk menditeksi DVA subkluus.
Purpose: To evaluate the effect of vitamin A supplementation in increasing contrast sensitivity function of vitamin A deficiency patients. Contrast sensitivity examination can be used as a tool to detect vitamin A deficiency and the vitamin A dose variation can accelerate of sensitivity contrast function increase. Method: The study is double blind clinical trial conducted in elementary school able to read students, aged between 6-9 years old in Suwug village, Sawan, Buleleng, district of Bali. Subject were collected based upon decreased of vitamin A serum level (0,35-<0,70 µmol/lt) and decrease function of contrast sensitivity (<1,75 log unit). The intervention of vitamin A supplementation is divided into 2 doses, 200.000 IU and 100,000 IU in day 1,2 and 14. On day 21 vitamin A serum level were evaluated and contrast sensitivity on day 8.9.21. Result: Thirty six (19%) students from 190 were detected to be subclinical vitamin A deficiency with decreasing contrast sensitivity function. Contrast sensitivity is very sensitive to diagnose subclinical vitamin A deficiency (100%) but quite sensitive (80,5%). There was positive significant correlation (p=0,00) between contrast sensitivity with vitamin A serum level. The effects of vitamin A supplementation on vitamin A serum level and contrast sensitivity were significant (p=0,00). There were no difference in acceleration of contrast sensitivity increase between two groups (p<0.05). Conclusion: Vitamin A supplementation may increase contrast sensitivity function with 100.000 IU dose is enough for subclinical vitamin A deficiency therapy. Contrast sensitivity examination is a sensitive tool to detect subclinical vitamin A deficiency patients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Handayani Putri
Abstrak :
Tujuan Untuk mengetahui efektivitas pemberian suplemen antioksidan vitamin C dan E terhadap perbaikan sensitivitas kontras pada anak-anak penderita defisiensi vitamin A. Subyek dan Metode Penelitian uji klinis tersamar ganda pada anak usia 7-10 tahun di Nanggroe Aceh Darussalam. Subyek dengan kadar serum vitamin A rendah ( 0,35-0,70pmolll ) dan fungsi sensitivitas kontras abnormal ( <1,75 log unit ) diikutkan dalam penelitian ini. Pemberian suplemen vitamin dibagi atas dua kelompok, yaitu vitamin A 200.000 IU dan plasebo serta kelompok vitamin A 200,000 IU, vit.C 250mg dan vit.E 200 IU pada hari 1,2,14. Evaluasi kadar serum vitamin A dilakukan pada hari ke-21 dan sensitivitas kontras pad hari ke-8,9,14 dan 21. Hasil : Ditemukan sebanyak 48 (26,6%) anak dari 180 anak usia 7-10 tahun menderita defisiensi vitamin A dengan sensitivitas kontras abnormal. Peningkatan kadar serum vitamin A tidak menunjukkan perbedaan yang berbeda bermakna pada kedua kelompok (p=0.84), tapi perbaikan fungsi sensitivitas kontras lebih cepat dan tinggi ditunjukkan oleh subyek kelompok suplemen vit.A, C dan E pada hari ke-8 dan 14. Kesimpulan : Pemberian suplemen antioksidan secara bermakna meningkatkan kinerja vitamin A dalam memperbaiki fungsi sensitivitas kontras pada anak-anak penderita defisiensi vitamin A.
Purpose To evaluate the effectiveness of vitamin A, C and E supplementations to the recovery of contrast sensitivity in children with vitamin A deficiency. Material and methods This research is double blind clinical study to 7-10 year old children in Nanggroe Aceh Darussalam. The subject are patients with low concentration of vitamin A serum ( 0,35-0,70µmoV1 ) and abnormal contrast sensitivity ( <1,75 log unit ). The vitamin supplementations were divided into two groups, e.g. vitamin A 200.000 IU with placebo and vitamin A 200.000 IU, vit.C 250mg and vit.E 200 IU, which were given on the 1S1 ,2nd and 14'h day . The vitamin A serum concentration was evaluated on the day 21st and evaluation of contrast sensitivity on 8u' , 9`h, 14th and 215` day. Results There were 48 (26,6% ) out of 180 7-10 year old children that suffered vitamin A deficiency with abnormal contrast sensitivity. There were no significant differenciess of vitamin A serum concentration between two groups (p=0,84), however there was faster and higher contrast sensitivity function recovery to the subject with vit.A,C and E supplementation on the 8th and 14'h day. Conclusion Multi vitamin (antioxidants ) supplementations was significantly improve the vitamin A function in recovering the contrast sensitivity on children with vitamin A deficiency.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T58441
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekarsari Nyoman
Abstrak :
Tujuan: Mengetahui efek pemberian suplemen vitamin A penderita DVA dalam meningkatkan fungsi sensitivitas kontras, pemeriksaan sensitivitas kontras dapat menjadi alat deteksi penderita DVA dan perbedaan dosis vitamin A mengakibatkan peningkatan fungsi sensitivitas kontras. Metode: Merupakan penelitian uji klinis tersamar ganda pada anak usia 6-9 tahun yang sudah dapat membaca di desa Suwug Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng, Bali. Pengambilan subyek penelitian berdasarkan kadar vitamin A serum yang menurun (0.35-<0,70 pmol/lt) dan pemeriksaan sensitivitas kontras (<1,75 log unit). Pemberian suplemen vitamin A dibagi menjadi 2 kelompok yaitu dosis 200.000 IU dan 100.000 IU pada hari 1,2,14. Evaluasi kadar serum vitamin A dilakukan pada hari ke-21 dan sensitivitas kontras pada hari ke-8,9, dan 21. Hasil: Sejumlah 36 (19%) anak dari 190 anak SD menderita DVA subklinis dengan sensitivitas kontras menurun. Pemeriksaan sensitivitas kontras sangat sensitive untuk diagnosa DVA subklinis (100%) tetapi tidak begitu spesifik (80,5%). Didapatkan hubungan yang bermakna (p=0,00) antara sensitivitas kontras dengan kadar serum vitamin A dan didapatkan hubungan korelasi yang positif. Efek suplemen vitamin A terhadap kadar serum vitamin A dan sensitivitas kontras bermakna (p=0,00) dan tidak didapatkan perbedaan percepatan peningkatan fungsi sensitivitas kontras antar dua kelompok (p<0,05). Kesimpulan: Pemberian suplemen vitamin A dapat meningkatkan fungsi sensitivitas kontras, dengan dosis 100.000 IU sudah mencukupi terapi penderita DVA subklinis. Pemeriksaan sensitivitas kontras merupakan alat yang sensitif untuk menditeksi DVA subklinis.
Purpose: To evaluate the effect of vitamin A supplementation in increasing contrast sensitivity function of vitamin A deficiency patients. Contrast sensitivity examination can be used as a tool to detect vitamin A deficiency and the vitamin A dose variation can accelerate of sensitivity contrast function increase. Method: The study is double blind clinical trial conducted in elementary school able to read students, aged between 6-9 years old in Suwug village, Sawan, Buleleng, district of Bali. Subject were collected based upon decreased of vitamin A serum level (0,35-<0,70 µmol/lt) and decrease function of contrast sensitivity (<1,75 log unit). The intervention of vitamin A supplementation is divided into 2 doses. 200.000 IU and 100,000 IU in day 1,2 and 14. On day 21 vitamin A serum level were evaluated and contrast sensitivity on day 8,9,21. Result: Thirty six (19%) students from 190 were detected to be subclinical vitamin A deficiency with decreasing contrast sensitivity function. Contrast sensitivity is very sensitive to diagnose subclinical vitamin A deficiency (100%) but quite sensitive (80,5%). There was positive significant correlation (p=0,00) between contrast sensitivity with vitamin A serum level. The effects of vitamin A supplementation on vitamin A serum level and contrast sensitivity were significant (p=0.00). There were no difference in acceleration of contrast sensitivity increase between two groups (p<0.05). Conclusion: Vitamin A supplementation may increase contrast sensitivity function with 100.000 IU dose is enough for subclinical vitamin A deficiency therapy. Contrast sensitivity examination is a sensitive tool to detect subclinical vitamin A deficiency patients.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library