Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ulfah Mashfufah
Abstrak :
Tolok ukur keberhasilan pembangunan adalah peningkatan kesejahteraan penduduk. Sesuai dengan komitmen pembangunan nasional yang pada hakekatnya bersifat adil, demokrasi, terbuka, partisipatif dan terintegrasi, maka pada saat ini, pemerintah berupaya mengurangi kesenjangan pembangunan yang terjadi antar daerah, terutama pada daerah-daerah yang sulit dijangkau, rawan konflik/bencana, aksesibilitas yang rendah serta infrastruktur yang terbatas yang dikenal dengan Daerah Tertinggal. Salah satu faktor yang berpengaruh pada tingkat kesejahteraan adalah besarnya beban yang ditanggung oleh satu keluarga. Semakin banyak jumlah anak, berarti semakin besar tanggungan kepala rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual anggota rumah tangganya. Bagi daerah tertinggal, angka pertambahan jumlah penduduk akan menjadi beban tersendiri, padahal sumber daya daerah tersebut sangat terbatas. Dengan demikian, program yang perlu diprioritaskan oleh Daerah Tertinggal adalah program KB. Dan hasil analisis SDKI 2002-2003, menunjukkan bahwa prevalensi pemakaian kontrasepsi di Indonesia sebesar 60%, sedangkan untuk Daerah Tertinggal, belum ada data tentang prevalensi pemakaian kontrasepsi. Dengan penelitian ini, diharapkan akan didapatkan gambaran tentang pemakaian kontrasepsi, faktor-faktor yang berhubungan, serta faktor dominan yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi pada wanita usia subur di Daerah Tertinggal Indonesia yang terdaftar dalam SDKI 2002-2003. Penelitian ini merupakan analisis lanjut dari data SDKI 2002-2003 dengan desain cross sectional, dengan populasi berjumlah 1315 wanita usia subur yang tersebar di 9 propinsi. Pengolahan dan analisis data menggunakan aplikasi analisis regresi logistic ganda. Analisis mencakup analisis univariabel, analisis bivariabel dengan Khi Kuadrat dan regresi logistik sederhana serta analisis multivariabel dengan regresi logistik multivariat. Hash analisis menunjukkan prevalensi pemakaian kontrasepsi pada wanita usia subur di Daerah Tertinggal masih rendah (45,9%) dan faktor sosiodemografi yaitu pendidikan responder, pekerjaan responden, jumlah anak yang dilahirkan mempunyai hubungan bermakna dengan pemakaian kontrasepsi, sedangkan faktor akses terhadap media/informasi yang mempunyai hubungan bermakna dengan pemakaian kontrasepsi adalah akses media televisi, akses informasi melalui keluarga, teman/tetangga serta akses informasi melalui tokoh masyarakatlagama. Dui 6 faktor tersebut, faktor jumlah anak yang dilahirkan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi. Berdasarkan hasil di atas, untuk percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Daerah Tertinggal, disarankan agar dibentuk kerjasama lintas sektoral antara Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, BKKBN dan Depkes dalam penguatan kelembagaan dan jaringan KB serta perlunya peningkatan promosi dan informasi KB, balk melalui media televisi, peningkatan peran tokoh masyarakatlagama dan petugas kesehatan/KB. Sedangkan dari hasil penelitian terhadap faktor pendidikan, disarankan bagi Departemen Pendidikan bekerjasama dengan Kementerian PDT untuk lebih memperhatikan tingkat pendidikan masyarakat di Daerah Tertinggal.
The parameter of a successful development of the nation is a noted of the increasing on its citizen's well being. As the national development commitment, which has characteristics on fairness, democracy, openness, participated, and integrated, the government is try to reduce the disparity of the development between regions in Indonesia, especially to those area that remote, at risk for natural disaster or conflict, having low accessibility, and Iimited on infrastructures, that we know as underprivileged areas. One of factor that influence the level of citizen's well being is the dependency ratio of the family has. The more they have children, the more they likely to have greater family members dependency and have to responsible in fulfilling the need for their family members, materially and spiritually. In case of underprivileged areas, the increase on population number will be another burden, as they only have limited resources. Therefore, a program that has to be prioritized is a Family Planning Program. Results from the prior analyses of Indonesia DI-IS 2002 - 2003 showed that the contraceptive use prevalence of Indonesia is as high as 60%, but there in no figure for the underprivileged areas. Therefore, a continuation analyses of the data has been conducted in order to describe on factors related on contraceptive uses, as well as the most factors related to the contraceptive uses among women at reproductive age (WRA) at underprivileged areas that Iisted on Indonesia DHS 2002 - 2003. There are 9 (nine) provinces listed as underprivileged areas that comprises in number of population on WRA as 1315 people. The data is analyzed using double logistic regression, which consists of univariable analyses, bivariable analyses with Chi-square and simple logistic regression, and multivariable analyses with multivariate logistic regression. Analyses has showed that contraceptive use prevalence among WRA at underprivileged areas is still low (45.9%) and socio-demographic factors such as education, occupation, and number children ever born (CEB), is related significantly with the contraceptive use. While factors on access to media/information that also have significantly related with contraceptive use are television, family/friends/neighbors, and community/religious leaders. From those 6 (six) factors, CEB is the most or dominant factor that related to contraceptive uses. Regarding to the analyses results, in order to accelerate the people's well being at the underprivileged areas, it is suggested that there should be a strong inter-sectors collaboration between National Ministry on The Development of Underprivileged Areas, National Family Planning Coordination Board and Ministry of Health to enhance the institutional and networking on promoting and dissemination of the information on Family PIanning through television, increase the role of community/religious leaders, as well as its FP providers. Another important findings upon education factors, it is suggested that collaboration between Ministry of National Education and National Ministry on The Development of Underprivileged Areas is also needed in order to increase the level of education among people at the underprivileged areas.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T20305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah Putri
Abstrak :
[ABSTRACT Kehamilan dengan jarak terlalu dekat merupakan salah satu faktor tidak langsung kematian ibu. Alat kontrasepsi yang dianjurkan untuk wanita yang ingin menjarangkan kehamilan yaitu Intra Uterine Device (IUD) yang merupakan metode kontrasepsi non hormonal dan lebih efektif dibanding MKJP lainnya. Namun, penggunaannya di Indonesia terus menurun. Penelitian dilakukan untuk mengetahui determinan penggunaan alat kontrasepsi IUD pada akseptor KB yang ingin menjarangkan kehamilan. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional dan data SDKI Tahun 2012. Kriteria inklusi penelitian adalah WUS yang ingin menjarangkan kehamilan dan menggunakan kontrasepsi saat survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan merupakan faktor dominan terhadap penggunaan IUD pada akseptor KB yang ingin menjarangkan kehamilan. Faktor-faktor yang berhubungan signifikan terhadap penggunaan IUD adalah status ekonomi, pengetahuan KB, pengambilan keputusan KB, dan tempat pelayanan, sedangkan umur dan wilayah tempat tinggal sebagai variabel konfounding. Oleh karena itu, penguatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang IUD kepada wanita dan pasangan, sosialisasi pelayanan IUD gratis pada golongan ekonomi bawah diperlukan sebagai upaya wanita yang ingin menjarangkan kehamilan berkenan menggunakan IUD.
ABSTRACT ;Pregnancy distance which too close is one of the indirect factors for maternal mortality. Contraception methode that recommended for women who wants spacing their pregnancy is Intra Uterine Device (IUD). IUD is a non-hormonal contrapcetion methode and more effective than the other long-term contraception methodes (MKJP). However, the use in Indonesia continues to decline. The study was conducted to determine IUD use of family planning user who wants spacing pregnancy. The study uses cross-sectional study design and the data Indonesia Demographic and Health Survey 2012. The study has an inclusion criteria which reproductive age women who wants spacing pregnancy and using contraception when the survey was conducted. Results showed that education is dominant factor for IUD use of family planning user who wants spacing pregnancy. Others factors that associate significantly for IUD use are economy level, knowledge about family planning, decision maker for family planning, and family planning service provider, while age and region as confounding variable. Therefore, strengthened communication, informastion, and education (KIE) about IUD for women and her partner, socialization of free IUD services for low level economy required in order to raise IUD use of women who wants spacing pregnancy. , Pregnancy distance which too close is one of the indirect factors for maternal mortality. Contraception methode that recommended for women who wants spacing their pregnancy is Intra Uterine Device (IUD). IUD is a non-hormonal contrapcetion methode and more effective than the other long-term contraception methodes (MKJP). However, the use in Indonesia continues to decline. The study was conducted to determine IUD use of family planning user who wants spacing pregnancy. The study uses cross-sectional study design and the data Indonesia Demographic and Health Survey 2012. The study has an inclusion criteria which reproductive age women who wants spacing pregnancy and using contraception when the survey was conducted. Results showed that education is dominant factor for IUD use of family planning user who wants spacing pregnancy. Others factors that associate significantly for IUD use are economy level, knowledge about family planning, decision maker for family planning, and family planning service provider, while age and region as confounding variable. Therefore, strengthened communication, informastion, and education (KIE) about IUD for women and her partner, socialization of free IUD services for low level economy required in order to raise IUD use of women who wants spacing pregnancy. ]
2015
S60428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliawati
Abstrak :
Anemia masih merupakan salah satu masalah gizi utama yang terjadi pada kelompok perempuan masa reproduktif, dimana prevalensi anemia pada kelompok ini antara negara maju dengan negara berkembang terdapat kesenjangannya cukup tinggi. Akseptor KB yang maksud pada penelitian ini adalah khusus akseptor yang menggunakan alat kontrasepsi IUD hormonal dan Suntikan KB DMPA 150 mg. Di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur didapatkan akseptor yang mengalami anemia 70%. Penyebab anemia yang paling sering adalah defisiensi zat gizi besi. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada akseptor keluarga berencana (KB), diantaranya pola perdarahan menstruasi, status gizi dan serta Paritas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara factor-faktor pola perdarahan menstruasi (jumlah darah, lamanya perdarahan dan frekwensi menstruasi), status gizi, paritas, penggunaan kontrasepsi IUD dan Suntikan KB DMPA 150 mg dengan keadaan anemia di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur, Propinsi Lampung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, dengan responden 30 orang akseptor IUD hormonal dan Suntikan KB DMPA 150 mg. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan serta pemeriksaan kadar haemoglobin, kemudian diolah dengan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik chi square. Prevalensi anemia pada responden akseptor KB adalah sebesar 33,3 %, hasil uji chi square menyimpulkan adanya hubungan antara jumlah darah menstruasi, frekuensi menstruasi, status gizi, paritas, dan penggunaan kontrasepsi dengan anemia. Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan penanggulangan anemia zat gizi besi pada akseptor KB misalnya melalui KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) tentang pentingnya asupan gizi yang memadai, pemeriksaan kadar Hb secara berkala bagi akseptor sekaligus pemberian tablet Fe dalam kemasan yang menarik dan rasa yang lebih disukai. Daftar bacaan 49 ( 1974 - 2002 ). Relationship Between Menstrual Pattern, Nutritional Status, Parity IUD and Injection Typed Contraception Use with Anemia in Pekalongan Sub District, District of East Lampung 2003Anemia still remains as one of nutrition main problems which happened among women in reproductive age group, where the prevalence in this group between developed and developing countries has a big difference. In sub district Pekalongan, district of East Lampung found 70 % of Family Planning acceptor had anemia. Major cause of anemia is iron deficiency, with some factors such as, menstrual cycle pattern, nutritional status, and parity. The aims of study is to find out relationship between such factors like menstrual cycle pattern (quantity of blood and menstrual frequencies), nutritional status, parity, contraception device with anemia status of family planning acceptors and DMPA 50 mg injection. Study design is cross sectional, with a total respondents of 30 acceptors who used hormonal IUD and DMPA 150mg injection. Data were collected by administering through questionnaire, measuring body weight, height, and hemoglobin quantity. These data processed by univariate, bivariate chi square test analyses. Prevalence of anemia in respondents is 33,3% Chi square test showed that there is relation ship between quantities of menstrual blood, menstrual frequencies, nutritional status, parity, and contraception device use with anemia. Based on the results of this study, it is recommended to deliver more information, communication and education (KIE) about the importance of adequate nutrition intake, to measure blood concentrate regularly and to give tablet of Fe with more attractive packaging and taste. Bibliography: 49 (1974 - 2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 11315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library