Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aminah Swarnawati
"Maraknya acara konsultasi melalui media elektronik akhir akhir ini menarik minat peneliti untuk mengkajinya, terutama karena topik yang dibahas seringkali menyentuh wilayah yang bagi sebagian orang masih tabu untuk dibicarakan, apaiagi dibicarakan melalui media dan didengar oleh banyak orang.
Konsultasi melalui radio pada penelitian ini ada 2 (dua) jenis yaitu yang melibatkan expert sebagai pemberi solusi pada radio Pesona FM dan radio Trijaya FM dan non-expert pada radio TMI dan Muara FM. Perbedaan expert dan non-expert membuat perbedaan pada model konsultasinya dan topik yang dibicarakan. Pada expert, konsultasi langsung dijawab oleh expert, pengasuh acara lebih berfungsi sebagai moderator atau pemberi komentar tambahan, sedangkan pada non-expert, konsultasi terlebih dahulu dilempar pada khalayak untuk urun rembuk baru pada akhir session pengasuh acara membahasnya atau menarik kesimpulan. Dari segi topik yang dibicarakan, pada expert: topik lebih khusus yaitu masalah seks, sedangkan pada non-expert topik lebih beragam antara lain masalah pergaulan, pekerjaan, percintaan, konflik keluarga.
Konsultasi yang dilakukan melalui radio pada penelitian ini dilihat sebagai bentuk tindak self-disclosure dilihat dari segi fungsi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berkaitan dengan topik yang menyentuh masalah seks mempunyai dampak pada etika, yaitu masalah pantas - tidak pantas, bermoral - tidak bermoral dalam kerangka budaya Indonesia. Masalah etika menjadi penting karena walaupun diasuh oleh expert akan tetapi pembawa acara kadang-kadang memberikan komentar yang tidak pantas dan tidak mendukung terhadap penyelesaian masalah yang dikonsultasikan.
Hal yang menarik pada penelitian ini adalah bahwa selama ini pembahasan tentang self-disclosure selalu dalam lingkup komunikasi interpersonal yang dicirikan terjadi dalam hubungan yang penuh keakraban atau keintiman dan idealnya dalam komunikasi dyadic, akan tetapi pada penelitian ini justru melalui media. Dengan sendirinya unsur-unsur keintiman tidak ada lagi, begitu pula komunikasi yang terjadi bukan komunikasi dyadic karena melibatkan lebih dari dua orang, paling tidak terdiri dari Wien, konselor dan khayalak. lmplikasi tentu saja pada bagaimana teori-teori interpersonal menjawab fenomena ini. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Triparite consultation has become widely estabilised in china and is often referred to as "Collective bargaining" by the Government and the All-China Federation of Trade
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ketterer, Richard F.
Beverly Hills: Sage, 1981
362.204 25 KET c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Conway, Peter
London: Churchill Livingstone Elsevier, 2011
615.321 CON c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Putri Permata
"ABSTRAK
Disertasi ini membahas tentang Kelompok Usaha Bersama Fakir Miskin KUBE FM , sebagai upaya pemberdayaan masyarakat miskin melalui kelompok. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada proses pembentukan kelompok, rekruitmen terjadi secara top-down, dan pendamping berfungsi sebagai fasilitator. Dalam proses pendampingan dan pembinaan yang dilakukan, yang paling berperan dalam menentukan perkembangan KUBE FM adalah pendamping desa. Hal ini karena pendamping desalah yang paling sering berinteraksi dengan ketua dan para anggota KUBE FM. Kualitas interaksi, peran pendamping sebagai pelaku perubahan, serta adanya komitmen terhadap tujuan kelompok merupakan fakror-faktor yang berinteraksi dalam menentukan perkembangan kelompok. Penelitian ini menyimpulkan bahwa KUBE FM dapat menjadi media dalam memberdayakan fakir miskin. Kelompok yang dinamis disertai dengan pendampingan yang intensif dapat memperbesar peluang keberhasilan pemberdayaan masyarakat miskin melalui KUBE FM.

ABSTRACT
This dissertation discussed about economical joint group effort of the poorest KUBE FM as an effort to empower poor community through group. This research used qualitative design. The result of this research showed that at group formation processs, recruitment was top down and the consultant roled as facilitator. Generally, at consultation and supervision process, the most influenced person in determining the development of KUBE FM was village consultant. This was because he did most interaction with the leader as well as members of the group. Quality of interaction, roles of consultant as change agent and commitment toward the goal were factors which interact in determining the the development of KUBE FM. This research conclude that KUBE FM could be used as medium to empower the poorest community. Dynamic group accompanied by intensive consultation could enhance the success of KUBE FM in empowering poor community. "
2017
D1721
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Marudur Pandapotan
"ABSTRAK
Partisipasi masyarakat dalam proses perumusan kebijakan pemerintah akan menghasilkan kebijakan
yang lebih matang, tepat sasaran, dan lebih diterima oleh semua pihak. Dengan perkembangan TIK
dalam konsep e-Participation, partisipasi masyarakat dimungkinkan untuk diselenggarakan secara
daring melalui layanan konsultasi publik elektronik (e-Consultation). Untuk mengembangkan layanan
tersebut dibutuhkan perencanaan yang matang dan langkah-langkah yang tepat agar sistem yang
dikembangkan dapat dipergunakan secara efektif. Sejumlah literatur telah mengupas tentang model
pengembangan e-Participation, namun model-model yang ada hanya fokus pada aspek tertentu saja.
Oleh sebab itu penelitian ini mencoba mengusulkan sebuah kerangka pengembangan layanan konsultasi
publik elektronik melalui studi literatur terhadap sejumlah kajian-kajian pengembangan dan konsep eParticipation.
Kerangka yang dibangun terdiri atas 4 (empat) tahapan: Inisiasi, Perancangan,
Implementasi, dan Evaluasi, dan dalam tiap tahapan memiliki langkah-langkah spesifik yang dapat
menjadi acuan dalam pengembangan layanan e-Consultation. Melalui makalah ini, peluang untuk
penelitian lanjutan dapat dilaksanakan dengan menguji dan mengevaluasi kerangka yang dibangun.
ABSTRACT
Citizen participation in the process of policy formulation will produce policies that are more mature,
effective, and more acceptable to all parties. With the rapid developments of ICT and e-participation
concept, it is possible for community participation to be held online through the electronic public
consultation (e-Consultation). Developing these service required careful planning and proper measures so
that the system can be used effectively. Some literature has investigated e-Participation development
models. However, existing models only focus on a particular aspect. Therefore, this paper attempts to
propose a framework for developing electronic public consultation through literature study on a number
of papers concerning about development on the e-Participation concept. The framework is built consists
of four (4) phases: Initiation, Design, Implementation, and Evaluation, and in each stage has specific steps
that could be a reference in the development of e-Consultation. Through this paper, there are
opportunities for further research by testing and evaluating the proposed framework."
Jakarta : BPSDMP Kominfo , 2019
384 KOMAS 14:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hays, Kate F
"The ethics of practice diversification in the field generically described as performance psychology--including sport psychology, organizational consulting, and performing arts psychology--is examined. Since the field is in the process of development and psychologists come to this type of practice from a variety of paths, ethical issues in this type of practice bear particularly careful attention. This article reviews the primary ethical issues involved, including preparation for diversified practice; competence; interpersonal and relational issues; and presentation to the public. Currently emerging concerns are also discussed. The article concludes with specific suggestions for the practitioner interested in this field."
2006
150 PPS 37:3 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Miftah Adityagama
"Latar Belakang: Nocturia adalah kondisi urologi di mana individu lebih sering buang air kecil pada malam hari dan ini mempengaruhi kedua jenis kelamin. Klinisi sering menggunakan kuesioner untuk mendiagnosis nocturia, namun, beberapa pertanyaan yang telah divalidasi berada dalam bahasa Inggris. Studi ini mengevaluasi validitas dari Kuesioner Konsultasi Internasional tentang Inkontinensia – Nokturia (ICIQ-N) pada pasien di Indonesia
Metode: Dua penerjemah bersertifikat dwibahasa (Inggris-Indonesia) menerjemahkan kuesioner ICIQ-N dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Terjemahan balik dilakukan oleh dua penerjemah bersertifikat dwibahasa (Indonesia-Inggris), dan penulis meninjau semua terjemahan yang mengarah pada terjemahan akhir dalam bahasa Indonesia. Alih- alih terjemahan linguistik, teknik ini memastikan terjemahan intelektual yang menyeluruh dan tidak ambigu. ICIQ-N yang telah diterjemahkan disajikan dua kali kepada subjek, dengan jarak dua minggu, untuk memverifikasi kuesioner tersebut. Validitas dan reliabilitas respons kemudian diselidiki. Analisis Pearson and Cronbach’s alpha digunakan untuk menentukan validitas dan reliabilitas.
Hasil: Nilai korelasi R-Pearson berkisar dari 0,933 hingga 1 (p:0,001). Item-item kuesioner ICIQ-N yang telah diterjemahkan ditemukan memiliki reliabilitas dengan nilai Cronbach's alpha sebesar 0,994 (>0,6).
Kesimpulan: Versi bahasa Indonesia ICIQ-N yang dibuat untuk studi ini valid dan reliabel, sehingga, ini dapat digunakan sebagai alat diagnostik pada populasi di Indonesia.

Introduction: Nocturia is a urological condition in which individuals urinate more frequently than usual at night and it affects both genders. The clinician frequently uses questionnaires to diagnose nocturia however, some validated questions were in English. This study evaluated the validity of the International Consultation on Incontinence Questionnaire – Nocturia (ICIQ-N) in Indonesian patients.
Methods: Two certified bilinguals (English-Indonesian) translated the ICIQ-N questionnaire from English to Indonesian. The reverse translation was done by two certified bilingual (Indonesian-English) translators, and the writers reviewed all of the translations leading to the final Indonesian translation. Instead of a linguistic translation, this technique ensured a thorough and unambiguous intellectual translation. The translated ICIQ-N was presented twice to the subjects, two weeks apart, to verify the questionnaire. The responses' validity and reliability were then investigated. Pearson and Cronbach’s alpha analysis were used to determine validity and reliability.
Result: The r-Pearson correlation values ranged from 0.933 to 1 (p:0.001). The translated ICIQ-N questioner items were found to be reliable with a Cronbach's alpha of 0.994 (>0.6).
Conclusion: The ICIQ-N Indonesian version generated for this study is valid and reliable. As a result, it may be utilized as a diagnostic tool in Indonesian population.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Kartika
"Dukungan pemerintah untuk menjaga nilai demokrasi dalam penyusunan, pelaksanaan maupun evaluasi kebijakan publik diwadahi melalui Forum Konsultasi Publik (FKP). Arahan ini dituangkan melalui Peraturan Menteri PANRB Nomor 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Forum Konsultasi Publik di Lingkungan Unit Penyelenggara Pelayanan Publik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi FKP serta memberikan pengetahuan baru dalam perspektif implementasi kebijakan sektor publik.  Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan wawancara dan studi literatur untuk menganalisis implementasi FKP hingga tahun 2022. Model implementasi kebijakan yang digunakan adalah model Merilee S. Grindle yang mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan yaitu isi kebijakan dan konteks implementasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan FKP dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kepentingan instansi, partisipasi instansi, stakeholder terkait dan masyarakat. FKP bukan hanya serangkaian formalitas, tetapi juga sarana yang penting untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengambilan keputusan publik. Manfaat FKP meliputi menyelaraskan kapasitas penyelenggara layanan dengan harapan masyarakat dan meminimalisir dampak negatif kebijakan terhadap kesejahteraan publik. Implementasi FKP dipengaruhi oleh persepsi, partisipasi, dan kualitas layanan yang disampaikan kepada masyarakat. Hambatan birokrasi dan koordinasi dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam forum, sementara kapabilitas pimpinan lembaga dan kualitas koordinasi antar unit kerja menjadi kunci kesuksesan pelaksanaan FKP. Tingkat kepatuhan dan responsivitas instansi pemerintah terhadap masukan dari FKP dapat bervariasi, memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap proses konsultasi publik dan efektivitas implementasi kebijakan. Tantangan seperti keterbatasan sumber daya dan kurangnya platform tindak lanjut FKP dapat menyulitkan stakeholders dalam memantau progres dan tindak lanjut putusan FKP. Meskipun implementasi FKP telah mencapai beberapa keberhasilan, masih terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi, termasuk keterbatasan sumber daya manusia, anggaran, dan waktu. Variasi dalam pemahaman capaian rencana aksi, realisasi strategi, dan kegigihan pelaksanaan juga menjadi fokus perhatian.

Government support to uphold democratic values in the formulation, implementation, and evaluation of public policies is facilitated through Public Consultation Forums (FKP). This direction is articulated through Regulation of the Minister ofAdministrative and Bureaucratic Reform Number 16 of 2017 concerning Guidelines for the Implementation of Public Consultation Forums in the Environment of Public Service Organizing Units. The purpose of this research is to determine the factors influencing the implementation of Public Consultation Forums and to provide new insights from the perspective of public sector policy implementation. This study uses a qualitative approach with literature review and interviews to analyse the implementation of FKP until 2022. The policy implementation model used is Merilee S. Grindle's model, which includes factors influencing policy implementation, Content of Policy content and Context of Implementation. The results of the study show that the implementation of FKP policies is influenced by various factors, including the interests of institutions, institutional participation, relevant stakeholders, and the public. FKP is not just a series of formalities but also an important means to enhance transparency and accountability in public decision-making processes. The benefits of FKP include aligning service provider capacity with public expectations and minimizing the negative impact of policies on public welfare. The implementation of FKP is influenced by perceptions, participation, and the quality of services provided to the public. Bureaucratic hurdles and coordination can affect decision-making in the forum, while the leadership capabilities of institutions and the quality of coordination among units are key to the success of FKP implementation. The level of compliance and responsiveness of government agencies to input from FKP can vary, affecting public trust in the public consultation process and the effectiveness of policy implementation. Challenges such as resource constraints and a lack of follow-up platforms for FKP can hinder stakeholders in monitoring progress and follow-up decisions of FKP. Although the implementation of FKP has achieved some successes, there are still several challenges that need to be addressed, including human resource limitations, budget, and time constraints. Variations in understanding the achievement of action plans, strategy realization, and the perseverance of implementation are also areas of focus."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nidya Elvandari
"Kualitas merupakan salah satu tujuan dan sekaligus indikator kesuksesan suatu pekerjaan jasa konsultansi terutama oleh pemilik proyek terhadap produk dan layanan jasa konsultansi. Dalam upaya meningkatkan sistem kualitas pada suatu perusahaan jasa konsultansi perlu dilakukan langkah-langkah antisipasif yang harus dipersiapkan oleh perusahaan-perusahaan jasa konsultansi yang ada di Indonesia dengan melakukan berbagai macam perbaikan guna meningkatkan kualitas kinerja manajemen. Faktor-faktor penentu kesuksesan perusahaan jasa konsultansi tersebut terdiri dari faktor internal, faktor eksternal dan 'market forces'. Dalam hal ini faktor internal merupakan hal terpenting yang harus dibenahi. Permasalahan internal biasanya berhubungan dengan lemahnya sistem manajemen kualitas perusahaan. Sehingga masalah manajemen merupakan faktor terbesar terjadinya banyak kegagalan pada perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan seluruh proses kegiatan sistem manajemen mutu dalam PT.LKI dan mengidentifikasi faktor-faktor penerapan sistem manajemen mutu yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Metode penelitian yang dilakukan berupa metode studi kasus dan survey dengan menggunakan kuisioner dan wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait dan data hasil kuisioner ini akan dianalisa dengan menggunakan metode statistic berupa analisa validitas reliabilitas, analisa non-parametik dan analisa korelasi. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa Sistem Manajemen Mutu telah diterapkan pada perusahaan PT.LKI dan terbukti dapat meningkatkan kinerja dari perusahaan jasa konsultansi.

Quality is one of the objectives and also an indicator of success in a construction work. Especially for the owner of project to a product and construction service work. In effort to improving quality system on a construction service company, need anticipative steps that must be prepared by construction service companies in Indonesia by doing many progressions to improve quality management performance. Important factors that determine the success of a construction service companies are internal factor, external factor and market forces. In this case, the internal factor is one of the most important which must be corrected. The internal issues commonly have a connection with the weakness of company's quality management so that the management problem is the biggest factor that triggers many failures in a company.
This research intent to know implement all system activity process quality management in PT.LKI and identifies system implement factors quality management that can increase firm performance.
Observational method that is done as method of case study and survey by use of kuisioner and interview to bound up party and kuisioner's result data this will be analysed by use of statistical methods as morphological as reliabilitas's validity, analysis non parametik and correlation analysis. Of this research result is acknowledged that Quality Management System was applied on PT.LKI's firm and evident gets to increase performance of consultation service firm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50548
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>