Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panjaitan, Pohan
Universitas HKBP Nonmensen, 2016
050 VISI 24:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amiluhur Soeroso
Abstrak :
The purpose of this study is to select the management zone to avoid the deterioration of environmental goods, by conducting comparative value of the economic benefits of conservation between management focused on the monument that pay attention only to the entire ecosystem of Borobudur Regions. Two hundred tourists who came to Borobudur or Iogjakarta were obtained as samples. Data were collected using interviews with structured questionnaire. Afterward, we used contingent valuafion method (CVM) to calculate the value of the economic benefits and we measured the total value of the individual consumer's willingness to conserve the heritage under several scenarios of hypothetical market. The results testify that the value of the economic benefits of Borobudur area conservation reached US$42 billion per annum or around IDR40.1 trillion. This value reflects that the area of Borobudur is important to be preserved. Such values can be operationally useful when planning and management have been conducted comprehensively. The implication of this is that government should form_a new governing body that is integrated in one management, holistic, involving multi-stakeholders both central and local governments and local communities. Organizations like these need to be run with the principle of shared responsibility and independence in financial. Therefore, as a World Heritage icon, the vision of the management of Borobudur area was needed to experience metamorphosis, from initially focus on short-term profits through increased tourism market, shifted to the achievement of long-term prosperity based conservation and education.
2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Murni Soenarno
Abstrak :
Pendidikan lingkungan hidup mengandung materi konservasi alam. Penyampaian materi konservasi alam dapat dengan metode pengajaran karyawisata dan kawasan konservasi alam sebagai media pendidikan. Dalam pelajaran Biologi di SMA terdapat materi konservasi alam. Masalah di sini adalah SMA-SMA di Kabupaten Ciamis kurang memanfaatkan Taman Wisata Pananjung Pangandaran, Kabupaten Ciamis sebagai media pendidikan melalui metode karyawisata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan metode pengajaran karyawisata dan pemanfaatan Taman Wisata Pananjung Pangandaran sebagai media pendidikan pada SMA di Kabupaten Ciamis, sehubungan dengan itu maka bagaimanakah sikap siswa SMA tersebut terhadap konservasi alam. Hipotesisnya adalah: (1) ada hubungan antara jurusan Al, A2 dan A3 di SMA dengan sikap siswa terhadap konservasi alam: (2) ada hubungan antara metode pengajaran karyawisata ke kawasan konservasi alam dengan sikap siswa terhadap konservasi alam: (3) ada hubungan antara asal SMA dengan sikap siswa terhadap konservasi alam.; Disain penelitiannya adalah disain survei analitis dan studi kasus. Teknik pengambilan sampelnya adalah purposive sampling. Teknik pengambilan datanya menggunakan kuesioner, wawancara, pengamatan. SMA yang diteliti adalah SMAN 2 Ciamis dan SMAN Pangandaran. Pengolahan data statistiknya dengan program komputer SPSS/PC+. Pengujian hipotesis dengan uji Chi--square, diperkuat dengan nilai C Cramer dan nilai Lambda dari Goodman dan Kruskal.; Pertanyaan penelitian pertama yaitu bagaimanakah pelaksanaan metode pengajaran karyawisata dan penggunaan Taman Wisata Pananjung Pangandaran sebagai media pendidikan pada SMA di Kabupaten Ciamis. Kesimpulan yang diperoleh adalah di SMAN Pangandaran dan SMAN 2 Ciamis dijumpai ada guru bidang studi yang berkelebihan jumlahnya dan ada guru yang tidak berkompeten untuk mengajar suatu bidang studi. keadaan ini ditambah dengan kurangnya sarana pendidikan membuat guru cenderung menggunakan metode pengajaran ceramah. Karyawisata umumnya dilakukan di kelas II atau III. Yang banyak memanfaatkan Taman Wisata Pananjung Pangandaran adalah guru dan siswa jurusan A2 atau Bjologi. Taman Wisata Pananjung Pangandaran sehenarnya dapat dimanfaatkan oleh semua jurusan di SMA (Al, A2. A3 dan A4).; Pertanyaan penelitian kedua adalah bagaimanakah sikap siswa SMA tersebut terhadap konservasi alam. Kesimpulan yang ditarik adalah tidak terdapat hubungan antara sikap siswa terhadap konservasi alam dengan jurusan di SMA, dengan keikutsertaan siswa dalam karyawisata. dengan asal SMA siswa. Tidak adanya hubungan tersebut disebabkan oleh penerapan metode yang sama bagi materi yang sama. selain itu juga disebabkan faktor-faktor di luar pendidikan SMA. Faktor-faktor tersebut berupa keadaan ekonomi keluarga, perhatian keluarga kepada siswa. media Massa. Pengetahuan siswa tentang konservasi alam pada umumnya cukup baik. Umumnya siswa berpendapat bahwa pembangunan dan konservasi alam itu sama pentingnya, dan konservasi alam tidak dapat ditunda lagi, mereka mendukung pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan.; Daftar Kepustakaan: 43 (1967 - 1989);
Environmental education contains natural conservation material. Natural conservation material can be taught through a field-trip method and the natural conservation area as the educational media. Natural conservation material is also taught at SMA's (Senior High Schools). The subjects in this writing are Senior High Schools (SMA) at Kabupaten Ciamis. They rarely used Pananjung Pangandaran Recreational Park at Kabupaten Ciamis as educational media through a field-trip method. These research objectives were known how a field-trip method were done with Pananjung Pangandaran Recreational Park as educational media by the Senior High Schools (SMA) at Kabupaten Ciamis. and in connection with this, how SMA student's attitudes toward natural conservation were. The hypothesis were: (1) Al (Physics). A2 (Biology). A3 (Social). programs at SMA have association with student's attitudes toward natural conservation: (2) a field-trip method has association with student's attitudes toward natural conservation: (3) origin schools (SMA) has association with student's attitudes toward natural conservation. These research designs were analytical survey and case study. The sampling technique was purposive sampling. The data have been collected by questionnaires, interview, and observation. The research object schools were SMAN Pangandaran and SMAN 2 Ciamis. The data were analyzed by SPSS/PC+. The hypothesis were tested by Chi-square test. and were supported by C Cramer's value and Lambda value from Goodman - Kruskal. The first research question was how a field-trip method has been done with Pananjung Pangandaran Recreational Park as educational media by the SMA at Kabupaten Ciamis. At both schools. the amount of teachers who taught the same subject study exceed the needs. and some others weren't competent to teach certain subject studies. Both schools didn't have sufficient educational facilities. Both conditions made the teachers tend to use a lecture method. A field-trip method usually was done in the second and third grade. A2 (Biology) program utilized Pananjung Pangandaran Recreational Park for education more than other programs. The Pananjung Pangandaran Recreational Park can be used by Al (Physic). A2 (Biology), A3 (Social) and A4 (Languages) programs. The second research question was how SMA student's attitudes toward natural conservation were. There were no association between student's attitudes toward natural conservation with Al (Physics). A2 (Biology), A3 (Social) programs at SMA, with a field-trip method. and with origin schools (SMA). This Condition was caused by the same methods application for the same materials, student's family economical condition. family attention toward students. and mass media. Student's natural conservation knowledge generally were good enough. Generally students thought the natural conservation as important as t development, and natural conservation can not be put off, and;they supported sustainable development realization. References: 43 {1967 - 1989)
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparno
Abstrak :
Kegiatan konservasi makin penting peranannya, dalam rangka untuk mengimbangi kegiatan eksploitasi ataupun pemanfaatan sumberdaya alam yang terus meningkat sesuai dengan laju pertumbuhan penduduk. Peningkatan penduduk di beberapa negara telah banyak mengancam kawasan konservasi, terutama dilakukan oleh para petani miskin yang sangat menggantungkan diri pada basis sumberdaya alam hutan. Demikian pula masalah yang dihadapi Pemerintah Indonesia dalam usaha konservasi alam, adanya tekanan Penduduk, rendahnya tingkat kesadaran, minimnya pendapatan selain majunya teknologi mengakibatkan eksploitasi sumberdaya alam berlebihan. Di Indonesia kebijaksanaan dan strategi perlindungan dan pelestarian hutan baik eksistensinya maupun peningkatan manfaatnya, dikembangkan melalui salah satu pola konservasi alam yaitu dalam bentuk taman nasional. Pembentukan taman nasional diarahkan kepada peningkatan manfaat kawasan baik segi konservasi maupun manfaat yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Dari 16 taman nasional, satu di antaranya Taman Nasional Kerinci Seblat, yang terletak di empat Propinsi meliputi Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Sumamtera Barat. Namun telaahan penulisan tesis ini difokuskan pada wilayah taman nasional yang berada di Propinsi Jambi khususnya di Kecamatan Gunung Kerinci Kabupaten Kerinci. Akan tetapi dalam pembinaan dan pengelolaannya taman nasional terdapat masalah dan kendala. Hal ini terjadi akibat adanya hubungan ketergantungan yang menonjol secara tradisional antara masyarakat yang ada di sekitarnya. Perlu diketahui bahwa sebagian besar luar wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat di Propinsi Jambi, keberadaannya mengelilingi satu Daerah Tingkat II yaitu Kabupaten Kerinci. Untuk mengatasi keadaan di atas, Departemen Kehutanan melalui Proyek Pembinaan Taman Nasional Kerinci Seblat direncanakan pengembangan zona penyangga dengan pola agro forestry. Penetapan zona penyangga ini merupakan rangkaian aktivitas pengelolaan sebuan taman nasional. Dengan penjalasan dan maksud tersebut, baik ketergantungan masyarakat terhadap taman nasional maupun rencana penetapan zona penyangga agar berhasil, seyogyanya harus dapat memberikan kepentingan bersama. Untuk itu tertariklah untuk melakukan penelitian yaitu tentang usaha tani masyarakat dibidang usaha peternakan sapi. Pertimbangan penelitian tentang usaha peternakan sapi ini dikarenakan adanya peningkatan populasi dari tahun ke tahun. Selain bahwa usaha peternakan dapat bermanfaat secara positif, bila dikelola secara baik dan benar. Sebaliknya dapat menjadi perusak atau menimbulkan dampak negatif, bila dikelola secara ceroboh. Dari ulasan di atas dapat dijabarkan masalah penelitian yaitu : 1. Apakah usaha peternakan sapi masyarakat di sekitar kawasan hutan taman nasional menunjang upaya konservasi melalui pemanfaatan zona penyangga atau tidak. 2. Apakah jalan pikir pejabat di lapang sejalan atau tidak dengan jalan pikir masyarakat terhadap pola pemanfaatan zona penyangga yang direncanakan. Sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian ini, diajukanlah hipotesis (1) pengelolaan usaha peternakan sapi menunjang upaya pola agroforestry pada zona penyangga; (2) pengembangan zona penyangga sangat bermanfaat di daerah padat guna pelestarian lingkungan, sehingga memperoleh tanggapan positif; (3) ada perbedaan pendapat antara pejabat di lapang dengan masyarakat tentang rencana lokasi zona penyangga. Adapun materi sebagai konsistensi penjabaran masalah dan hipotesis yang diajukan meliputi : a. Usaha peternakan sapi b. Daya dukung wilayah dalam sumber pakan hijauan ternak c. Ruang lingkup rencana pemanfaatan zona penyangga. Jumlah sampel responden sebanyak 85 petani ternak sapi yang dipilih berdasarkan strata luas lahan garapan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengisian daftar pertanyaan, wawancara dan pengamatan langsung serta dibantu dengan data sekunder. Model analisis data yang digunakan adalah analisis diskriptif dengan frekuensi dan tabulasi silang serta analisis statistik uji x2 (khi kuadrat). Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : (1) Usaha peternakan sapi yang dilakukan oleh para petani, menunjang upaya pola agroforestrv_ di rencana zona penyangga. Karena itu secara tidak langsung dapat menunjang usaha konservasi hutan Taman Nasional Kerinci Seblat. Keadaan ini dapat ditinjau dari : · Jumlah ternak yang dipelihara masih di bawah kesanggupan petani dari kemampuannya memelihara ternak sapi. · Tatalaksana pengelolaan sudah memperhatikan dalam mencegah kerusakan sumberdaya tanah dan vegetasi tanaman. · Fungsi ganda dari ternak sapi secara optimal telah dimanfaatkan dengan baik. (2) Penyediaan sumber pakan ternak dari perhitungan daya dukung wilayah, dapat diekivalensi dengan jumlah unit ternak yang dapat ditampung, masih di atas jumlah unit ternak yang ada saat ini. (3) Pengembangan pola agroforestry di rencana zona penyangga memperoleh respon positif dari petani ternak (responden). (4) Masih terdapat perbedaan pendapat (keinginan) dari petani, terhadap lokasi zona penyangga yang direncanakan oleh Departemen Kehutanan. Implikasi penelitian : (1) Usaha peternakan sapi di sekitar kawasan konservasi Taman Nasional Kerinci Seblat, khusus di Kecamatan Gunung Kerinci masih dapat dikembangkan sebagi alternatif usaha yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. (2) Ruang lingkup rencana zona penyangga yaitu pola agroforestry dapat diterapkan dan dikembangkan. Tetapi untuk lokasi zona penyangga yang akan ditetapkan perlu ditinjau kembali, serta dicari pemecahannya secara bersama sama yang lebih bijaksana. Daftar Kepustakaan 63 (1915 - 1989).
The role of Conservation activities becomes more important related to exploitation activities compensation or natural resources utilization which increase rapidly conforming with the population growth. The increase of population in some countries have threatened conservation area, especially which be done by poor farmers that much depend on forestry natural resources. So do. Indonesian government which faces to conservate its natural resources, population pressure, low in rate of consciousness to look after, low income besides high technology to exploitate more natural resources. In Indonesian, conservation policy and strategy and forestry lasting the existence as well as its utilization, developed through one of natural conservation pattern in the form of national park. The forming of national park is directed to the addition of the forestry utilization either its conservation or its utilization for the society. One of 16 national parks called Taman Nasional Kerinci Seblat, is situated in 4 provinces comprises Jambi, South Sumatra, Bengkulu and West Sumatra. The thesis is focused at national parks that lies in province of Jambi especially in Sub-district of Gunung Kerinci in the regency of Kerinci. There some problems and constraint in managing its national parks. That is due to the dependent relation is bumpy traditionally between the community and its environment. It is known that for the greater part the area of Taman Nasional Kerinci Seblat have planned to develop buffer zone by using agro forestry pattern design. The determination this buffer zone represents activities series of the management of national park. By this explanation, the dependency of community upon the national parks well as in order to plan becomes success-fully, it is ought to be mutual benefit. Based on the cases, the researcher is attracted to research pertaining farm management especially husbandry management. The argument to research this cases is due to the in-creasing of its population year by year. Beside the farm management becomes to utilize positively if the project is managed as good as possible. On the other hand it becomes to be "destroyer" that cause negatively if it has not been managed in good order. Based on the review, the research problems can be describe as follows : 1. Does the management of cattle husbandry in surrounding the forest of national park can support conservation efforts through the utilization of buffer zone or not; 2. Whether the idea of the functionary in the field in accordance or not to the idea of community against the utilization pattern buffer zone to be planned. As the temporary responds against the research problems, it has been proposed some hypothesis : 1. The management of cattle husbandry business supports agroforestry pattern at buffer zone; 2. Buffer zone determination planning by following agroforestry pattern supports cattle husbandry and get the positive respons; 3. There are difference idea between field functionary and the society regarding to determination of location plan of buffer zone. The items which there are any consistency in problems description and hypothesis to be proposed consists of : a. cattle husbandry bussiness; b. the supporting forces area as cattle fresh food; c. the planning coverage of buffer zone utilities. Respondent sample consists of 85 families cow cattle husbandry farmers to be selected based on strata of its cultivation area. Data to be collected by using questionnaire, interview and direct observation and aided by using secondary data. For analyzing used, descriptive analysis by using frequency and cross tabulation and statistical analyzing X2 (chi square). Based on the analysis conducted, the results are as follows: 1. Cattle husbandry conducted by farmers, support pattern of agroforestry efforts in buffer zone planning. Indirectly, threrefore, it can support forest conservation effort Taman Nasional Kerinci Seblat. The conditions can be paid attention from : · the number of cattle belong to the farmes are still below the farmer's potency in cultivation; · its management have paid attention in avoiding the damage of land resources and its vegetation; · The multipurpose functions of cattle have been optimally utilized in good manner. 2. The supply of cattle food based on area supporting capacity can be equivalence by number of cattle can be mended, its population are above cattle unit exists. 3. The development of agro forestry pattern in buffer zone planning has some positive response from farmer (respondent). 4. There are some differences of the willingness of farmer upon buffer zone location planned by Department of Forestry. Research Implication : 1. Cattle husbandry business surrounding conservation area Taman Nasional Kerinci Seblat especially in sub-district of Gunung Kerinci may be developed as the alternative efforts to increase society income. 2. The buffer zone plan coverage, the agro forestry pattern, can be done and developed. But for buffer zone location will be determined to review, and to look for some good problems solving simultaneously. Bibliography list : 63 (1915-1989)
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library