Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fransisca Mira Hapsari
Abstrak :
Penelitian korelasional ini dilakukan untuk mendapat gambaran mengenai hubungan antara self-regulated learning dan computer anxiety pada mahasiswa yang mengikuti kuliah online. Self-regulated learning didefinisikan sebagai proses belajar di mana siswa secara aktif menggunakan kemampuan metakognitif, motivasional, dan tingkah laku untuk mencapai tujuan belajarnya. Computer anxiety adalah respons afektif individu yang negatif dan berlebihan pada penggunaan komputer. Pengukuran self-regulated learning menggunakan Online Self-Regulated Learning Questionnaire OSLQ yang dibuat oleh Barnard et al. 2009. Computer anxiety diukur dengan Computer Anxiety Rating Scale CARS yang dikonstruksi oleh Heinssen et al. 1987. Partisipan penelitian berjumlah 94 mahasiswa yang mengikuti kuliah online di beberapa universitas di Indonesia. Dengan teknik statistik Pearson correlation, ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan antara self-regulated learning dan computer anxiety r = -0,055 pada L.o.S. 0,05. Pada bagian diskusi, dijelaskan mengenai kemungkinan alasan tidak ditemukannya korelasi antara self-regulated learning dan computer anxiety. Penting untuk penelitian selanjutnya mencari faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi self-regulated learning pada mahasiswa kuliah online.
The purpose of this correlational research was to find the relation between self regulated learning and computer anxiety in online course university students. Self regulated learning is defined as a learning process in which students actively involved in using metacognitive, motivational, and behavioral skil to attain learning goals. Computer anxiety is defined as exaggerated negative affective response, such that resistance to and avoidance of computer technology. Self regulated learning was measured using Online Self Regulated Learning Questionnaire OSLQ constructed by Barnard et al. 2009. Computer anxiety was measured using Computer Anxiety Rating Scale CARS constructed by Heinssen et al. 1987 . Participants of this research were 94 online course students from universities in Indonesia. The main result computed with Pearson correlation showed that there is no relationship between self regulated learning and computer anxiety r 0,055 in L.o.S. 0,05. In discussion section, the reasons why the relationship is not found was argued. Therefore, it is important for next research to examine other factors that correlates with self regulated learning in online course students.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Prabowo Karnohartomo
Abstrak :
Massive Open Online Course (MOOC) merupakan kursus yang dapat digunakan semua orang (open), edukasi dilakukan 100% secara online (online), dan dapat diakses dengan skala peserta yang besar dengan biaya yang gratis (massive). Tujuan MOOC adalah untuk demokratisasi edukasi. Istilah MOOC belum lama dipopulerkan oleh EdX, Coursera, dan Udacity sejak tahun 2012. Mereka adalah MOOC asing yang sudah memiliki jutaan pengguna di seluruh dunia. Sedangkan di Indonesia hanya ada satu MOOC IndonesiaX yang berdiri sejak tahun 2015. Fokus dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan calon peserta ajar untuk mengadopsi MOOC Indonesia dengan studi kasus IndonesiaX. Penelitian dilakukan dua kali, masing-masing untuk segmen pasar pengguna MOOC asing yang belum mengadopsi MOOC Indonesia dan segmen pasar masyarakat awam yang belum menggunakan MOOC. Penelitian ini menggunakan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM), Teori Difusi Inovasi, dan melibatkan empat variable-variabel lainnya, yaitu computer anxiety, computer self-efficacy, perceived financial cost, dan perceived information quality. Model penelitian merupakan replikasi dari penelitian Tung & Chang (2007) yang melakukan studi terhadap online course tertutup. Penelitian ini merupakan studi deskriptif, online survey, menggunakan teknik convenience sampling. Jumlah responden N=90 untuk pengguna MOOC asing dan N=244 untuk masyarakat awam. Metode pengolahan data menggunakan PLS-SEM. Pengguna MOOC asing diarahkan untuk mengunjungi website dan mencoba video ajar IndonesiaX sedangkan masyarakat awam hanya diarahkan untuk membaca informasi terkait IndonesiaX yang disertakan hyperlink. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk segmen pasar masyarakat awam perceived usefulness dan perceived information quality adalah dua variabel yang berpengaruh positif sedangkan computer anxiety berpengaruh negatif terhadap minat perilaku adopsi MOOC Indonesia. Namun, untuk segmen pasar pengguna MOOC asing hanya computer anxiety dan computer self-efficacy yang berpengaruh terhadap minat perilaku adopsi MOOC Indonesia. Perbedaan hasil ini disebabkan oleh karakteristik dan perilaku konsumen kedua segmen pasar yang sangat berbeda. Sebagai MOOC lokal, IndonesiaX memiliki keunikan tersendiri yang justru bisa dinikmati oleh masyarakat awam dan perlu adanya pengembangan pada value creation dan kualitas materi ajar untuk dapat bersaing dengan MOOC asing yang sudah tumbuh lebih lama. ......Massive Open Online Course is a course that can be accessed for everyone (open), conducted 100% online (online), and could be accessed for free with limitless scale of students (massive). MOOC aims for education democratization. The term of MOOC was made famous by a consortioum of EdX, Coursera, and Udacity in 2012. The three of them are global MOOC providers using foreign language that already have millions of users. Meanwhile, there is a local MOOC provider in Indonesia, IndonesiaX, which just has been established since 2015. The focus of the research is to identify the factors influencing local Indonesian MOOC (IndonesiaX) adoption. There are two different research. One is for those who already used foreign MOOC but haven’t adopted Indonesian MOOC yet, and the other one is for those who haven’t tried any MOOC at all. This research uses Technology Acceptance Model (TAM), Diffusion of Innovation Theory, and includes other four variables: computer anxiety, computer self-efficacy, perceived financial cost, and perceived information quality. This research adopts research model proposed by Tung & Chang (2007) who studied small private online course in Taiwan. This is a descriptive study using online questionnaire with convenience sampling approach. Those who are already foreign MOOC users are instructed to visit IndonesiaX website and sample one of the video course (N=90), meanwhile those who haven’t tried MOOC are only showed the brief information of IndonesiaX with hyperlink (N=244). The data is analyzed using PLS-SEM. The result shows that for those who haven’t tried MOOC, perceived usefulness and perceived information quality are the positive factors, while computer anxiety is the negative factor influencing Indonesian MOOC adoption. However, for those who already tried foreign MOOC only computer anxiety and computer self-efficacy as the significant predictors. This difference in result is caused by the different characteristics and behavior of both consumer segments. As a local MOOC, IndonesiaX has a distinctive uniqueness that could satisfy society and IndonesiaX needs more value creation and information quality improvement in order to compete with foreign MOOC that already matured longer.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library