Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irene Deby Palupi
Abstrak :
Pemanfaatan energi panas bumi masih didominasi oleh pemanfatan secara tidak langsung, yaitu pemanfaatan energi panas bumi dengan terlebih dahulu mengkonversi ke bentuk energi lain, pengaplikasiannya adalah dalam sistem pembangkitan tenaga listrik. Namun, di sisi lain energi panas bumi juga dapat dimanfaatkan secara langsung (direct use). Pemanfaatan panas bumi secara langsung umumnya menggunakan sumber panas bumi enthalpi rendah (<150°C), salah satu pengaplikasian panas bumi enthalpi rendah adalah untuk proses pengeringan. Pengeringan merupakan metode penanganan pasca panen yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari produk pertanian dengan cara menghilangkan sebagian kandungan air sampai dengan batas yang dianjurkan dan aman, dimana mikroorganisme tidak dapat hidup. Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan dan memiliki peranan penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Kegiatan produksi kopi yang semakin meningkat perlu diimbangi oleh kesiapan teknologi dan sarana pasca panen yang tepat dan sesuai untuk menjaga kualitas kopi agar kualitasnya sesuai dan memenuhi standar mutu biji kopi. Saat ini, proses pengeringan dengan metode konvensional penjemuran langsung di bawah sinar matahari masih menjadi salah satu metode yang masih banyak digunakan oleh para petani. Metode ini memiliki kelemahan, yaitu membutuhkan waktu yang lama karena bergantung terhadap kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi dan kurang stabil. Pemanfaatan panas bumi untuk proses pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi alat penukar panas berupa heat pipe jenis thermosiphon. Pada penelitian ini, metode Computational Fluid Dynamics (CFD) digunakan untuk mengetahui pola distribusi temperatur dan aliran udara di dalam ruangan pengering. Proses simulasi dilakukan dengan melakukan variasi pada temperatur panas thermosiphon (50,60, dan 70°C) dan kecepatan inlet udara (0.2, 0.4, dan 0.6 m/s). Hasil simulasi menunjukkan profil distribusi sebaran temperatur dan aliran udara di dalam ruangan pengering tersebar secara merata ditandai dengan keseragaman nilai temperatur di dalam ruangan pengering. Semakin tinggi temperatur thermosiphon, maka temperatur udara pengering akan semakin meningkat. Serta, seiring dengan bertambahnya kecepatan aliran udara akan menyebabkan temperatur udara di dalam ruangan pengering menurun. Temperatur udara tertinggi di dalam ruangan pengering adalah 57.72°C dengan kondisi thermosiphon 60°C kecepatan 0.2 m/s dan terendah terjadi pada temperatur thermosiphon 50°C dengan kecepatan 0.6 m/s, yaitu 36.61°C. Kemudian hasil simulasi dibandingkan dengan hasil eksperimen dari penelitian sebelumnya, menghasilkan nilai rata – rata error temperatur sebesar 6.83%. Kebutuhan kalor terbesar untuk proses pengeringan dari hasil simulasi adalah 118.79 kJ/kg dan yang terendah adalah 117.41 kJ/kg pada kecepatan 0.2m/s dan temperatur 70°C.
Utilization of geothermal energy is still dominated by indirect use for electricity generation, on the other hand geothermal energy can also be used for direct application. Direct use application mostly using a low enthalpy geothermal resources (<150 ° C), one of the applications of low enthalpy geothermal energy is for drying process. Drying is a post-harvest method that aims to improve the quality of agricultural products by removing some of the water to an agreed and safe limit, while microorganisms unable to grow and multiply. Coffee is one of the great comodity which has an important role in financial activities in Indonesia. Increasing of coffee production need to be balanced by the readiness of technology and post-harvest facilities that are appropriate and suitable for coffee quality so that the quality will meets the standards of coffee beans. At present, the dry process with the conventional method of open sun drying is still one method that is l widely used by farmers. This method has a disadvantages, which is requires a long time because it is done in unpredictable and unstable conditions since the methods depends on the weather. Utilization of geothermal heat for the drying process can be done using thermosyphon. In this study, the Computational Fluid Dynamics (CFD) method is used to study temperature and air flow distribution patterns in the drying chamber. The simulation process is carried out by varying the thermosiphon temperature (50.60, and 70°C) and the air inlet velocity (0.2, 0.4, and 0.6 m/s). The simulation results were then validated with experimental results from previous studies, resulting in an average temperature error of 6.83%. Simulation show the pattern of temperature and air flow distribution in the dryer room are evenly distributed, marked by uniformity of temperature in the dryer room. The higher thermosiphon temperature, the drying air temperature will increase. Along with the increase air inlet velocity will cause the temperature in the drying chamber to decrease. The highest air temperature in the drying room is 57.72°C with a thermosiphon condition of 60 ° C with a speed of 0.2 m / s and the lowest occurs at a thermosiphon temperature of 50 ° C with a speed of 0.6 m / s, which is 36.61°C. Simulation results then compared with the experimental results from previous studies, resulting in an average temperature error of 6.83%. The greatest heat requirement for the drying process from the simulation results is 118.79 kJ/kg and the lowest is 117.41 kJ/kg at a speed of 0.2m/s with temperature of 70°C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwanto
Abstrak :
Manusia selalu menginginkan lingkungan yang nyaman secara thermal. Hal ini terlihal dari perkembangan teknologi AC yang simultan dilakukan. Baik itu pada gedung maupun pada mobil- Misalnya seperti perkembangan penggunaan refrigerant yang ramah lingkungan, otomatisasi penyesuaian tempcratur maupun pengaturan inlet aliran udara dingin kedalam kabin. Dalam merancang pengaturan inlet aliran pada AC mobil diperlukan perhitungan dan simulasi pengaturan sirkulasi udara didalam kabin mobil tersebut. Dalam hal ini menggunakan perbandingan dua model ducting. Penelitian ini dilakukan uutuk mcngetahui waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan l‘§€I}§"?._"'.'1?_I13Il thermal didalam kabin mobil MPV dengan enam penumpang, sehingga hasil yang diharapkan adalah model ducting yang paling optimal dalam memenuhi kenyamana thermal. Dalam perancangan ini, digunakan program CFD (Computational Fluid Dynamics). Tujuan pemakaian program ini adalah untuk mendapatkan hasil yang lcbih cepat dan alcurat. Dengan penggunaan CFD dapat disimulasikan kondisi yang kita inginkan dan hasilnya dapat menampilkan kontur temperatur dan kecepatam udara didalam kabin penumpang yang akan dipakai sebagai parameter kenyamanan thermal dalam kabin. Setelah hasil perhitungan didapat dan dibandingkan dengan referensi standar kenyamanan them1al berdasarkan ISO 7730, terlihat bahwa kabin MPV dengan keadaan temperatur awal yang linggi dan waktu idle 3 menit sorta arah inlet seperti yang dilakukan dalam simulasi ini tidak memenuhi standar kenyamanan thermal untuk penumpangnya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainal Abidin Al Jufri
Abstrak :
Saat ini kebutuhan listrik semakin meningkat sehingga berbagai macam inovasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satunya dengan meningkatkan kapasitas listrik yang dihasilkan oleh turbin gas. Untuk meningkatkan kapasitas listrik yang dihasilkan perlu dilakukan peningkatan suhu masukan turbin. Akan tetapi peningkatan suhu masukan turbin dapat merusak material blade. Untuk mencegah terjadinya kerusakan dilakukan proses pendinginan dengan metode blowing. Dengan teknologi ini diharapkan turbin dapat menerima masukan dengan suhu tinggi yaitu 1800°C tanpa merusak material blade sehingga listrik dengan kapasitas tinggi dapat dicapai. Proses blowing dilakukan dengan mengalirkan udara pendingin ke permukaan blade dengan suhu 177°C melalui lubang pendingin yang berbentuk spanwise. Pada proses ini akan terbentuk interface antara aliran udara pendingin dan aliran utama karena adanya perbedaan kecepatan. Peristiwa ini disimulasikan untuk menjaga suhu permukaan blade dari batas ketahanan material yaitu 640°C. Simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak Computational Fluid Dynamic (CFD) yaitu COMSOL Multiphysics. Dari simulasi diperoleh rasio blowing yang optimum yaitu pada M = 0,6 dengan empat lubang pendingin dengan jenis spanwise. Posisi lubang pendingin untuk sisi cekung ditempatkan pada koordinat x = 0 dan 0,113. Sedangkan untuk sisi cembung ditempatkan pada koordinat x = 0 dan 0,0858. Dengan konfigurasi ini suhu keseluruhan permukaan blade berada di bawah 640°C.
Today the demand for electricity is increasing so that various innovations made to meet those needs. One of them is by increasing the capacity of the electricity generated by gas turbines. To increase the capacity of electricity is necessary to increase the temperature of the turbin inlet. However, the increase in temperature can damage turbine blade material. To prevent the°Ccurrence of the damage, blowing method is used to cooling the blade surface. With this technology is expected turbine can accept input at high temperature of 1800°C without damaging the blade material so that electricity with high capacity can be achieved. Blowing process is carried out by flowing cool air into the blade surface with a temperature of 177°C through coolant holes. In this process will form the interface between the cooling air flow and the main flow caused by any difference in velocity. This phenomena are simulated to maintain the surface temperature of the blade below the material endurance limit is 640°C. Simulations performed using software Computational Fluid Dynamic (CFD) is COMSOL Multiphysics. From the simulations obtained optimum blowing ratio is at M = 0.6 with four cooling holes with a kind spanwise. The position of cooling hole for concave side is placed at coordinates x = 0 and 0,113. As for the convex side is placed at coordinates x = 0 and 0.0858. With this configuration the overall temperature of the surface of the blade is under 640°C.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antoni
Abstrak :
Pesawat Amfibi adalah Badan pesawat yang dilengkapi dengan jenis lambung yang berguna untuk operasi pendaratan di air dan roda yang dapat ditarik untuk melakukan pendaratan di darat. Pesawat Amfibi sangat cocok di aplikasikan di Indonesia yang terdiri dari banyak pulau. Pengembangan design pesawat amfibi memang terbilang sedikit , namun belakangan pengembangan design sudah dilakukan yaitu dengan menerapkan konsep biomimikri ke lambung pesawat amfibi. Konsep biomimikri yaitu suatu pendekatan dengan mengadopsi atau meniru inovasi yang telah lama ada di alam. Bentuk lambung dimodifikasi menyerupai bentuk dan mekanisme hewan-hewan tertentu untuk mendapatkan desain yang efektif. Adaptasi bentuk tubuh ikan layar ke desain lambung katamaran dinilai memberi keuntungan tersendiri seperti hambatan yang di dapat akan berkurang. Deadrise angle adalah sudut bagian bawah lambung dalam tampilan penampang kapal. Deadrise angle mempunyai potensi pengaruh drag reduction terhadap deadrise angle yang berbeda-beda. Tujuan penelitan ini antara lain untuk mencari deadrise angle yang efektif terhadap drag reduction pada float katamaran pesawat amfibi saat lepas landas. Pengujian dilakukan pada model float katamaran adaptasi badan ikan layar dengan Froude Number 0,5 – 0,9 dengan interval sebesar 0,1 dan deadrise angle 20° ,25°,dan 30° yang menggunakan referensi dimensi float katamaran wipeline 13000. Pengujian dilakukan secara numerik menggunakan software Computational Fluid Dynamic (CFD). Penelitian ini diharapkan dapat memperlihatkan pengaruh adaptasi bentuk badan ikan layar pada float katamaran dengan variasi deadrise angle terhadap drag reduction. ......Seaplane is a fuselage equipped with a type of hull that is useful for landing operations in water and wheels that can be towed for land landing. Amphibious aircraft are very suitable for application in Indonesia which consists of many islands. The development of the seaplane design is indeed quite a bit, but recently the design development has been carried out, namely by applying the biomimicry concept to the hull of the seaplane. The concept of biomimicry is an approach by adopting or imitating innovations that have long existed in nature. The shape of the hull is modified to resemble the shape and mechanism of certain animals to obtain an effective design. The adaptation of the sailfish body shape to the catamaran hull design is considered to provide its own advantages such as reduced resistance. The deadrise angle is the bottom corner of the hull in a cross-sectional view of the ship. Deadrise angle has a potential drag reduction effect on different deadrise angles. The purpose of this research is to find an effective deadrise angle to reduce drag on the seaplane catamaran float during takeoff. Tests were carried out on a catamaran float model adapted to sail fish bodies with Froude Number 0.5 - 0.9 with an interval of 0.1 and a deadrise angle of 20 °, 25 °, and 30 ° using the reference dimensions of the 13000 wipeline catamaran float. numeric using Computational Fluid Dynamic (CFD) software. This research is expected to show the effect of the adaptation of sailfish body shape on catamaran floats with deadrise angle variations on drag reduction.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sugiarto
Abstrak :
Sistem injeksi bahan bakar telah dikembangkan sejak lama. Namun umumnya sistem injeksi bahan bakar tersebut digunakan pada mesin mobil. Penggunaan sistem ini pada mesin sepeda motor dengan silinder tunggal masih belum luas. Dengan penggunaan sistem injeksi bahan bakar, debit bahan bakar dapat dikontrol sesuai dengan parameter mesin seperti putaran mesin, debit udara yang masuk, serta volume bahan bakar untuk setiap siklus, pada semua kondisi mesin. Penelitian sistem injeksi bahan bakar ini dilakukan untuk mengetahui efisiensi volumetris sistem intake manifold, kebutuhan bahan bakar untuk setiap siklus mesin, dan karakteristik mesin pada setiap kondisi yang diujikan. Penelitian sistem injeksi bahan bakar untuk mesin satu silinder dengan siklus Otto empat langkah, dilakukan pada mesin Honda CB100 dan dilaksanakan di Laboratorium Thermodinamika Departemen Teknik Mesin FTUI. Dari uji eksperimen dalam penelitian ini menunjukkan karakteristik lama buka injector yang sesuai dengan fungsi putaran mesin, dan tekanan intake pada mesin satu silinder. Sedangkan dari hasil penelitian ini menunjukan nilai efisiensi volumetris yang baik dengan desain intake manifold menggunakan hasil simulasi CFD (Computational Fluid Dynamic).
Fuel Injection System for One Cylinder Motor Cycle Engine. Fuel injection has been developed for many years. But its common application is limited on car?s engine. With many reason fuel injection systems in motorcycle one cylinder engine has not been widely used yet. Fuel Injection System allows the amount of fuel, injected to be controlled appropriate to engine parameters such as engine speed, amount of air inducted to cylinder, temperature, for each cycle, over the entire engine operating conditions. This fuel injection research is done to find out the Volumetric Efficiency of the intake manifold system, the amount of fuel need to be injected for each engine cycle, and the engine characteristics over variation of test conditions. This research based on Honda CB100 engine, at applied thermodynamic Laboratory of Mechanical Engineering Department, Faculty of Engineering University of Indonesia. Experiment data from this research shows the characteristics of injector duration as functions of engine speed, intake pressure, on one cylinder engine and the results of this research shows a good Volumetric Efficiency of the intake manifold designed using CFD (Computational Fluid Dynamic).
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Kurniawan
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menerapkan metode computational fluid dynamics dalam scale-up reaktor batch berpengaduk dengan studi kasus proses penghilangan getah minyak sawit mentah. Dalam scale-up tersebut, kesebangunan geometri reaktor tidak bisa dipenuhi. Koefisien perpindahan massa volumetrik kca dijadikan parameter kesamaan. Koefisien perpindahan massa yang diperoleh dari pengukuran laboratorium dikorelasikan dalam bentuk bilangan Sherwood sebagai fungsi bilangan Reynolds butir dan bilangan Schmidt dengan bentuk persamaan Shd = 0,02576 Red0,673Sc0.431. Luas bidang antarfasa diturunkan dari hasil simulasi menggunakan model mixture, setelah divalidasi dengan persamaan empiris. Sebagai acuan, digunakan kondisi operasi skala laboratorium 500 rpm dan 80 C dengan nilai kca sebesar 5,551x10-6 s-1. Simulasi reaktor skala besar dilakukan dengan variasi jenis impeller radial dan aksial , serta kecepatan putar 40, 75, 93, 141, dan 500 rpm . Dengan variasi tersebut, tidak diperoleh kesamaan nilai kca. Dari ekstrapolasi tren linear kca vs rpm, diperkirakan kriteria kesamaan diperoleh pada kecepatan 16,07 rpm. Namun, simulasi pada kecepatan tersebut tidak memberikan nilai yang diperkirakan. Penyebabnya gravitasi menjadi lebih dominan terhadap medan aliran sehingga dispersi tidak merata dan nilai kca terlalu kecil. Diperlukan studi lebih lanjut mengenai parameter geometri reaktor yang menghasilkan dispersi merata, sehingga dicapai kriteria kesamaan dalam scale-up reaktor.
ABSTRACT
This research aims to implement computational fluid dynamics for scale up of stirred batch reactor with case study of CPO degumming process. Reactor geometric similarity cannot be maintained while scale up. Volumetric mass transfer coefficient kca becomes similarity criteria. Mass transfer coefficient from laboratory data is correlated in Sherwood number as the function of drop Reynolds number and Schmidt number with the form Shd 0.02576 Red0,673Sc0.431. Interfacial area is derived from simulation using mixture model, by validating to empirical correlation. Laboratory scale reactor operating condition of 500 rpm, 80 C with kca of 5.551x10 6 s 1 is set as reference. Simulation of large scale reactor is run by varying the impeller type radial and axial and speed 40, 75, 93, 141, and 500 rpm . However, by those variations, kca similarity cannot be achieved. By extrapolating the linear trend between kca vs rpm, similarity is expected at 16.07 rpm. However, simulation doesn rsquo t confirm that. This is due to gravitational effect become more dominant and the equal dispersion is not obtained so that the kca is too low. It needs further investigation of the reactor geometries that will produce equal dispersion, so that similarity criteria of scale up can be achieved.
2017
T47674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taqi Aufa
Abstrak :
ABSTRACT
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model dua dimensi axisimmetri untuk reaksi hidrogenasi parsial FAME menjadi H-FAME, dan mengetahui pengaruh dari parameter proses dan parameter geometri terhadap performa reaktor. Penelitian ini terdiri dari studi literatur, kinetika reaksi, pemodelan reaktor, dan analisis dan pembahasan. Model matematis dikembangkan dari persamaan-persamaan neraca massa fasa cair, fasa gas, dan fasa padat, neraca momentum hukum darcy dan neraca energi. Model selanjutnya diselesaikan menggunakan metode computational fluid dynamic CFD yang disolusikan menggunakan software COMSOL multiphysic 5.3. Reaktor yang dimodelkan berbentuk silinder dengan diameter 0.8 m, tinggi 16 m dan memiliki pola aliran searah kebawah. Parameter operasi reaktor adalah: tekanan umpan 611 kPa, temperatur umpan 433 K, laju alir fasa cair 0,1921 m3/s, laju alir fasa gas 0,8339 m3/s, dan diameter katalis 1 mm. Berdasarkan hasil simulasi didapatkan konversi 79,56, yield asam stearat 28,3, dan jatuh tekenan 6,9 kPa/m.
ABSTRACT
The purpose of this research is to develop two dimention axisymetry model for partial hydrogenation of FAME to H FAME and to understand the effect of process and geometry parameter to its performance. This research consist of literature study, reaction kinetic, reactor modelling, and analysis. Mathematical model is develop from mass gas, liquid, solid, momentum darcy law and energy balance equations. The model is solved by using computational fluid dynamic method CFD by using COMSOL multiphysic 5.3. The reactor modelled has 0.8 m diameter and 16 m height with cocurrent downfall fluid pattern. The reactor modeled at inlet temperature 433 K, inlet pressure 611 kPa, liquid flow rate 0.1921 m3 s, gas flowrate 0.8339 m3 s and catalyst diameter 1 mm. The simulated reactor able to achieve 79.56 conversion, stearic acid yield of 28.3, and pressure drop of 6.9 kPa m.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bhismantyo Tsaqif Daniswara
Abstrak :
Penelitian mengenai optimasi multiobjektif terhadap pertumbuhan populasi Synechococcus HS-9 telah dilakukan. Pada penelitian digunakan Synechococcus HS-9 yang merupakan koleksi dari Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Departemen Biologi FMIPA UI, Depok. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil simulasi hidrodinamika Synechococcus HS-9 pada program Computational Fluid Dynamics (CFD) dan mengetahui kondisi hidrodinamika yang optimum untuk pertumbuhan Synechococcus HS-9. Penelitian dilakukan dengan mensimulasikan photobioreactor dengan menggunakan program CFD. Penelitian juga melakukan optimasi untuk mengetahui kondisi optimum untuk pertumbuhan Synechococcus HS-9 menggunakan Artificial Neural Network (ANN). Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimum untuk pertumbuhan Synechococcus HS-9 dicapai dengan kondisi, yaitu suhu (T) sebesar 30,30C; derajat keasaman (pH) sebesar 9,4; Dissolved oxygen (DO) sebesar 1,4 mg/l, oxidation reduction potential (ORP) sebesar 34,7 mV; intensitas cahaya (I) sebesar 291,2 µmol m-2s-1; turbulance eddy dissipasion (TED) sebesar 0,00135 m2s-2; dan turbulance kinetic energy (TKE) sebesar 0,000238 m2s-2. ......Research on the Multiobjective Optimization of Synechococcus HS-9 Population Growth using Artificial Neural Network has been carried out. Research using Synechococcus HS-9, which is the collection of the Plant Taxonomy Laboratory, FMIPA UI, Depok. This research purposes are to find out the results of the hydrodynamic simulation of Synechococcus HS-9 in the Computational Fluid Dynamics (CFD) and to find out the optimum hydrodynamic conditions for the growth of Synechococcus HS-9. The research was conducted by simulating a photobioreactor using CFD program. The study also carried out optimization to determine the optimum conditions for the growth of Synechococcus HS-9 using Artificial Neural Network (ANN). The results showed that the optimum conditions for the growth of Synechococcus HS-9 were achived with the following conditions, i.e. Temperature (T) of 30.3 0C, acidity (pH) 9.4, dissolved oxygen (DO) 1.4 mg/l, oxidation reduction potential (ORP) sebesar 34.7 mV, intensity (I) 291.2 µmol m-2s-1, turbulance eddy dissipasion (TED) 0.00135 m2s-2 and turbulance kinetic energy (TKE) 0.00023872 m2s-2.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lendy Prabowo
Abstrak :
Keandalan sistem pendinginan dan efisiensi energi merupakan hal yang sangat penting dalam keberhasilan dan keberlangsungan bisnis pada sebuah fasilitas pusat data data center . Faktanya, sumber utama kerusakan sebuah komponen/perangkat listrik disebabkan karena faktor temperatur 55 , kelembaban 19 , getaran 20 dan debu 6 pada kondisi lingkungan yang kurang memenuhi persyaratan. Tesis ini bertujuan untuk meningkatkan keandalan sistem pendinginan dan efisiensi energi dengan metode assesmen dan analisis software CFD Computational Fluid Dynamic dalam upaya meningkatkan margin profit perusahaan PT. X. Berdasarkan analisis kondisi eksisting didapatkan bahwa masih terdapat single point of failure pada sistem pendinginan pusat data dan konsumsi energi yang belum efisien. Perbaikan keandalan dilakukan dengan mengeliminasi sistem single point of failure penambahan manual switching system dan mengatur ulang konfigurasi CRAC Computer Air Conditioner unit operasi sesuai dengan kebutuhan total beban dan perbaikan efisiensi energi dilakukan dengan mengimplementasikan cold aisle containment. Implementasi cold aisle containment pada pusat data Switching lantai 2 dapat menghemat energi sebesar 987.523 kWh/tahun atau senilai Rp. 1.028.001.158 per tahun atau sama dengan persentase potensi penghematan energi sampai dengan 21 . Investasi yang dibutuhkan senilai Rp. 1.311.800.000, dengan asumsi biaya pemeliharaan 10 dari investasi dan depresiasi 5 tahun, maka akan didapatkan nilai kini netto NPV sebesar Rp. 1.648.876.628 dengan tingkat pengembalian internal IRR sebesar 44 . Adapun periode pengembalian investasi payback periode akan kembali dalam jangka waktu 3 tahun. ......The reliability of cooling systems and energy efficiency is crucial to the success and sustainability of a business at a data center facility. In fact, the main source of damage to a component electrical device is due to temperature factors 55 , humidity 19 , vibration 20 and dust 6 under inadequate environmental conditions. This thesis aims to improve the reliability of cooling system and energy efficiency by method of assessment and analysis of CFD Computational Fluid Dynamic software in an effort to increase profit margin of PT. X. Based on the existing condition analysis it is found that there is still single point of failure in data center cooling system and energy consumption not yet efficient. Improved reliability is done by eliminating the single point of failure system adding manual switching system and rearranging the CRAC Computer Air Conditioner configuration of the operating unit according to the total load requirements and improving energy efficiency by implementing cold aisle containment. Implementation of cold aisle containment at data center Switching 2nd floor can save energy 987.513 kWh year or Rp. 1.028.001.158 per year or equal with potentialpercentage of saving energy until 21 .. The required investment is Rp. 1.311.800.000, assuming 10 maintenance cost of investment and depreciation of 5 years, it will get net present value NPV equal to Rp. 1.648.876.628 with an internal rate of return IRR of 44 . The return period of investment payback period will return within 3 years.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library