Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Poerwanto Pratiknjo
Abstrak :
Penyatuan bagian Utara dan Selatan Vietnam dimulai sejak divisi tank dan tentara Republik Sosialis Vietnam menjebol dan mendobrak serta memasuki istana kepresidenan di Saigon pada 10 April 1975. Semboyan-semboyan dan simbol-simbol yang dicanangkan Pemimpinnya, Paman Ho Chi Minh, yang telah memberikan semangat juang rakyatnya ("Xhong Co Gi Qur Hon Zac Lap Tu Do" - " tiada yang lebih berharga dan terbilang nilainya daripada kemerdekaan suatu negara dan bangsa yang babas dari penjajahan"), "Nothing is more precious than independence and ;freedom" (Brown, 1989: 108) pada akhirnya telah membuahkan keberhasilan perjuangan dan penyatuan kedua bagian negaranya menjadi kenyataan. Perang yang telah menelan begitu banyak korban di kedua belah pihak, baik materi maupun nyawa, telah berakhir. Tidak kurang dari 58.000 tentara Amerika tewas dan jutaan tentara dan rakyat Vietnam menjadi korban dalam peperangan yang paling dahsyat dan mengerikan di masa Perang Dingin karena digunakan persenjataan modern (bom Napalm). Diperkirakan 4 juta penduduk Vietnam, Kamboja dan Laos yang terbunuh dalam perioda 1965 sampai 1975. Dibagian Selatan saja terdapat hampir 1 juta yatim-piatu. (Matthew Jardine: 1995, 40). Monumen Iwo Jima di Arlington, Virginia menggambarkan keperkasaan tentara Amerika dalam Perang Dunia ke-II. Kepahlawanannya yang sering di gambarkan melalui aktor "The Duke "- John Wayne serta pernyataan bersejarah Jendral McArthur: "l shall return" di perang Pacific menjadi mitos bangsa Amerika. Namun kebanggaan itu memudar dengan kehadiran Vietnam War Memorial yang terletak diantara Washington Monument dan Lincoln Memorial. Monumen pertama melambangkan keberanian dan kepahlawanan, sebaliknya yang kedua mencerminkan suatu kekalahan. Ini merupakan paradoks dalam sejarah misi demokrasi AS di Dunia Internasional dimana yang pertama merupakan "Achievement" dan yang kedua "Failure" Rakyat Amerika dan turis dapat membaca 58,000 nama-nama tentara yang gugur, yang ditulis di prasasti dinding granit Monumen Peringatan Perang Vietnam tersebut, (Olson & Robert, 1990: 264). Monumen sejarah itu mengundang pertanyaan dari rakyat Amerika apa penyebab Perang Vietnam tersebut dan mengapa serta bagaimana Amerika dapat terlibat melawan kelompok Komunis di Asia Tenggara daratan. Dengan selesainya Perang tersebut dan dilanjutkan dengan perjanjian perdamaian masih terganjal dilubuk hati rakyat Amerika akan pertanyaan, Apa yang sebenarnya mereka cari dari perang tersebut?, dan mengapa Amerika terlibat? Apakah Veteran perang akan diterima di masyarakat setelah bertahun-tahun perang di Vietnam?. Dan yang menjadi pertanyaan utama, mengapa Amerika kalah perang untuk pertama kalinya selama ini?, Siapa yang harus bertanggung jawab?. Pengalaman perang Vietnam itu menimbulkan keprihatinan yang mendalam di masyarakat Amerika. Frederick Z. Brown (1989:10) menyatakan dengan tepat keadaan itu " mutual hostility for an even longer period.... it is difficult to know what ""normal really means". Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam proses normalisasi itu, Amerika tidak menempatkan dirinya sebagai negara kuat yang mampu melaksanakan keadidayaannya terhadap Vietnam. Dalam proses normalisasi tersebut Amerika menempatkan dirinya sebagai pihak yang kompromis. Mengapa ?
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T14640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ibnu Kamil
Abstrak :
Tujuan dari Tesis ini adalah untuk menganalisis modus operandi yang dilakukan oleh tersangka dalam penipuan melalui email (Business Email Compromise) yang terjadi, selain juga menganalisis upaya penyidikan dari Unit III Cyber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya dalam melakukan penanganan tindak pidana tersebut dan untuk menganalisis faktor-faktor penghambat apa saja yang dihadapi Unit III Subdit Cyber Polda Metro Jaya dalam menangani kejahatan dalam tindak pidana tersebut. Penelitian ini menggunakan beberapa teori dan konsep yakni cyber crime, konsep sistem pembuktian berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik (UU ITE), teori cyber law, penipuan, teori rutin online activity dan juga penelitian sebelumnya. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif, sumber data ditentukan secara purposive dengan metode pengumpulan data melalui cara observasi wawancara dengan informan penelitian, dan telaah dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindak pidana yang dilakukan oleh tersangka terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi. Istilah lain yang juga digunakan adalah hukum Teknologi Informasi (Law of Information Technology). Motif dari para tersangka adalah secara bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, dimana secara bersama-sama telah bekerja sama untuk mendapatkan hasil berupa uang dari korban. Unit III Cyber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya melakukan penanganan tindak pidana dengan menerima laporan dari korban, perintah penyidikan, dan dimulainya penyidikan. Hambatan penyidik dalam menangani tindak pidana penipuan lewat elektronik dalam hal ini email yang kemudian menggunakan jasa perbankan adalah tidak adanya tenaga ahli teknologi yang benar-benar paham. ......The aim of this thesis ia to analyza the modus operandi carried out by the suspect of business email compromise happened, and to analyze the imvestigative attempt of Unit III Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya in handling the criminal acts. This thesis adopts several concepts and theories of cyber crime, concept of empirical evidence based on Information Electronic Transa Regulation (UU ITE), cyber law theory, deception law, online routine activity and previous research. The method employed is qualitative . Data resource is determined by purposive in interview and observation and document analysis. The research finding indicates that the suspect makes use of information technology, so called Law of Information Technology. The motif of the suspec is the collaboration to reach the goal in the form of money from the victim. Unit III Cyber Distresktimsus.Polda Metro Jaya takes an action in handling the criminal act toward the report from the victim, investigation instruction and investigation inception.The obstacle of investigating to handle this electronic deception throughout electronic mail is the lack of technology experts who deeply understand.
Jakarta : Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library