Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Siti Azhyra Dwi Ayu
Abstrak :
ABSTRAK
Begonia isoptera merupakan salah satu spesies Begonia di Jawa yang memiliki distribusi luas dan variasi morfologi tinggi, sehingga batasan spesies menjadi luas dan spesies menjadi kompleks. Analisis morfologi telah dilakukan terhadap 74 koleksi spesimen awetan B. isoptera di Herbarium Bogoriense BO menggunakan 12 karakter vegetatif dan 7 karakter generatif untuk menentukan karakter diagnostik dalam variasi morfologi B. isoptera kompleks, mengelompokkan B. isoptera kompleks berdasarkan kesamaan karakter morfologi, dan melihat pola morfologi berdasarkan lokasi dan ketinggian. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa spesimen B. isoptera kompleks terbagi menjadi 3 kelompok utama, yaitu B. isoptera kelompok hairy tangkai daun bertrikoma , B. isoptera kelompok glabrous tangkai daun gundul , dan B. isoptera kelompok intermediate spesimen dengan perpaduan karakter antara kelompok hairy dan kelompok glabrous . Pengelompokan spesimen menggunakan Cluster Analysis menunjukkan bahwa spesimen B. isoptera kelompok glabrous mengelompok ke dalam cluster 3 sedangkan spesimen kelompok hairy dan intermediate tercampur dalam cluster 1 dan 2. Diagram pencar hasil Principal Component Analysis juga menunjukkan hasil yang serupa, yaitu spesimen B. isoptera kelompok glabrous memisah dari kelompok spesimen lain serta umumnya berasal dari daerah Banten dan Jawa Barat pada ketinggian 0 ndash;600 m dpl sementara spesimen B. isoptera kelompok hairy dan sebagian besar spesimen kelompok intermediate menjadi satu kelompok serta berasal dari daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah pada ketinggian 1000 ndash;2200 m dpl.
ABSTRACT
Begonia isoptera is one of the most widespread species with highly varied morphological character Begonia in Java, thus making it a complex species. Morphological analysis has been conducted using 12 vegetative characters and 7 generative characters of 74 specimens collection in Herbarium Bogoriense BO to determine morphological diagnostic character in B. isoptera complex, create groups based on its similarities, and observe morphological patterns from different location and elevation. The analysis resulted in 3 groups of B. isoptera complex 1 hairy B. isoptera petiole covered with trichome , 2 glabrous B. isoptera petiole not covered with trichome , and 3 intermediate B. isoptera specimens with mixed characters between hairy and glabrous group . Cluster Analysis showed that glabrous B. isoptera specimens is grouped into cluster 3 while hairy B. isoptera specimens and most of intermediate B. isoptera specimens are mixed into cluster 1 and cluster 2. Scatter plot from Principal Component Analysis also showed that glabrous B. isoptera tends to separate morphologically with other specimens and are located in Banten and lowland West Java, between 0 ndash 600 m asl. On the contrary, hairy B. isoptera and intermediate B. isoptera clumped into one group and are located in montane West Java and Central Java, between 1000 ndash 2200 m asl.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Abstrak :
Perhitungan serta pengamatan morfologi kromosom untuk menganalisis konsep
jenis telah dilakukan pada Zingiber amaricans Blume, Zingiber aromaticum
Valeton, dan Zingiber zerumbet (L.) Sm. Sediaan kromosom dibuat dengan
menggunakan kombinasi metode Jong (1997) dan metode Darnaedi (1991).
Ketiga jenis tersebut memiliki jumlah kromosom sama (2n= 22), tetapi
mempunyai susunan kariotipe yang berbeda. Perbedaan susunan kariotipe
tersebut didukung oleh data morfologi, anatomi, polen, dan senyawa kimia dari
penelitian terdahulu. Kesimpulan yang dapat dirumuskan, yaitu adanya variasi
susunan kariotipe mengindikasikan perbedaan yang dapat digunakan sebagai ciri
taksonomi untuk memberi batasan pada setiap jenis. Dengan demikian, hasil studi
sitotaksonomi mendukung pemisahan Zingiber amaricans Blume, Zingiber
aromaticum Valeton, dan Zingiber zerumbet (L.) Sm. sebagai tiga jenis yang
berbeda, bukan sebagai species complex. Selain itu, hubungan evolusi dapat pula
diperkirakan melalui kariotipe. Jenis Z. zerumbet yang memiliki kariotipe paling
simetris dianggap relatif primitif dibandingkan dengan kedua jenis kerabatnya.
Universitas Indonesia, 2010
S31610
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library