Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niki Barenda Sari
Abstrak :
Karena pengukuran produktivitas yang akurat dapat memberikan informasi yang berguna dalam meningkatkan daya saing, penting untuk memahami perbedaan dalam produktivitas relatif di antara negara-negara. Hal ini memungkinkan negara untuk fokus dan berspesialisasi dalam produk-produk mereka yang relatif lebih produktif. Dengan menggunakan pendekatan berbasis regresi, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola dasar keunggulan komparatif, dengan industri baja Indonesia sebagai fokus analisis. Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa Indonesia memiliki keunggulan komparatif terkuat di industri baja di antara negara-negara ASEAN. Meskipun industri baja adalah industri ke-27 dalam peringkat nilai keunggulan komparatif dalam negeri Indonesia, ada beberapa produk yang memiliki keunggulan komparatif yang kuat dan bahkan memiliki posisi yang kuat secara internasional. Selain itu, penting untuk mengikutsertakan beberapa negara ASEAN sebagai observasi dalam mengestimasi parameter kunci produktivitas karena menghasilkan estimasi baru θ, yang masih sejalan dengan literatur yang ada. ...... Because accurate productivity measurements can provide useful information in enhancing competitiveness, it is important to understand the differences in the relative productivity among countries, allowing countries to focus and specialize in their relatively more productive products. Using a regression-based approach, this study aims to analyze the fundamental patterns of comparative advantage, with the Indonesian steel industry as the focus of analysis. The major finding of this research is that Indonesia has the strongest comparative advantage in the steel industry among ASEAN countries. Even though the steel industry is the 27th industry in Indonesia’s within-country ranking of comparative advantage values, there are some products that have a strong comparative advantage and even have a strong position internationally. In addition, it is worth pointing out that taking some ASEAN countries in the observation in estimating the key parameter of productivity, while not the main focus of the paper, yields a new estimate of θ, which is still in line with the extant literature.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53229
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudistira Slamet
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S26343
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syon Syarid
Abstrak :
Prioritas pemerintah pada pertengahan tahun 1980-an untuk meningkatkan peranan ekspor industri dalam perekonomian telah menyebabkan terjadinya peningkatan pesat ekspor industri manufaktur. Walaupun pertumbuhan sektor industri manufaktur Indonesia sebelum tahun 1980-an mengalami pertumbuhan yang tinggi, tetapi peitumbuhan industri yang tinggi tersebut bukanlah untuk penibahan struktur industri. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya peranan industri manufaktur dalam perekonomian Indonesia baik terhadap nilai tambah (value added) maupun ekspor industri manufaktur. Perubahan struktur industri manufaktur pada pertengahan tahun 1980-an telah meningkatkan pcranan ekspor industri manufaktur. Beberapa langkah yang dilakukan pemerintah untuk mencapai maksud tersebut adalah merubah strategi perdagangan Indonesia dari strategi substilusi impor ke strategi promosi ekspor dengan mcngurangi rentang tarif barang-barang konsumsi impor yang sennula sangat tinggi, merubah kebijakan dalam bidang investasi dan melakukan penyesuaian dalam bidang moneter yaitu melakukan devalusi mata uang pada tahun 1983 dan tahun 1986 untuk meningkatkan daya saing ekspor industri manufaktur di pasar internasional. Perubahan kebijakan tersebut telah mampu meningkatkan ekspor industri manufaktur pada pertengahan tahun 1980-an. Bahkan ekspor industri manufaktur Indonesia pada pertengahan Eakin I980-an tersebut telah mendaminasi ekspor non¬migas Indonesia dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dapat dikatakan tidak mempunyai peranan penting terhadap ekspor non-migas Indonesia. Perkembangan ekspor industri dan penguatan stniktur industri selama pertengahan tahun 1980-an telah mengundang minat penulis untuk mengetahui sejauh mana perubahan struktur industri di Indonesia dan keunggulan komparatif ekspor industri manufaktur di pasar internasional. Untuk itu penulis mencoba mengemukakan hipotesis sebagai berikut. Apakah perubahan struktur industri yang terjadi di Indonesia telah mampu meningkatkan keunggulan komparatif ekspor industri manufaktur di pasar internasional? Apakah komponen-komponen perubahan struktur yaitu produktivitas modal dan tenaga kcrja signifikan mempengaruhi keunggulan komparatif ekspor industri manufaktur Indonesia? Apakah Real Exchange Rate yang mencerminkan daya saing ekspor industri manufaktur mempunyai hubungan yang erat dengan pembentukan keunggulan komparatif ekspor industri manufaktur Indonesia di pasar intemasional. Untuk menjawab pertanyaan penelitian di atas penulis telah melakukan penelitian terhadap "sektor industri manufaktur berdasarkan kepadatan faktor yang dibagi ke dalam lima subsektor industri manufaktur yaitu subsektor industri manufaktur padat suinberdaya pertanian, padat sumberdaya mineral, padat kaya, padat teknologi dan padat human capital dengan menggunakan Indeks Perubahan Struktur (IPS) untuk mclihat perubahan struktur industri berdasarkan kepadatan faktor dan Revealed Comparative Advantage (RCA) untuk mengukur ketutggulan komparatif ekspor industri manufaktur berdasarkan kepadatan faktor. dari hasil penelitian diperoleh bahwa secara umum dalam sektor industri manufaktur berdasarkan kepadatan faktor telah tercipla perubahan struktur, tetapi belum tercipta keunggulan komparatif di pasaran internasional. Begitu juga subsektor industri manufaktur padat karya, padat teknologi, dan padat human capital telah menunjukkan terjadinya perubahan struktur. Tetapi subsektor industri manufaktur padat teknologi dan padat human capital belum menunjukkan terciptanya keunggulan komparatif kecuali untuk subsektor industri manufaktur padat karya yang telah menunjukan adanya keunggulan komparatif di pasar intemasional setelah tahun 1985. Sedangkan dalam subsektor industri manufaktur padat sumberdaya pertanian tcrjadi pergeseran nilai indeks perubahan struktur akan tetapi telah menciptakan terjadinya keunggulan komparatif di pasaran internasional. Hal ini diduga karena keunggulan komparatif ekspor industri manufaktur padat sumberdaya pertanian Brat kaitannya dengan sumberdaya yang dimiliki oleh Indonesia. Belum terciptanya keunggulan komparatif ekspor industri manufaktur walaupun telali terjadinya perubahan struktur disebabkan karena perubahan struktur industri manufaktur masih belum terjadi sepenuhnya. Hal ini disebabkan karena nilai indeks perubahan struktur masih sangat kecil dan jauh dari kategori suatu negara yang menunjukan terjadinya perubahan struktur secara penuh. Dari hasil pengujian regresi, belum terciptanya keunggulan komparatif ekspor industri manufaktur di pasar intemasional disebabkan karena tidak terjadinya peningkatan produktivitas tenaga kerja dalam sektor industri manufaktur maupun daiann subsektor industri manufaktur kecuali subsektor industri manufaktur padat human capital yang menunjukan hubungan signifikan produktivitas tenaga kerja terhadap pembentukan keunggulan komparatif. Selma periode analisis keunggulan komparatif hanya digerakkan oleh produktivitas modal dan Real &change Rate. Karena selama analisis produktivitas modal dan Real Exchange Rate sangat signifikan tnempengaruhi nilai RCA ekspor industri manufaktur di Indonesia.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T20595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sita Hidriyah
Abstrak :
Investasi asing kini memainkan peran penting dalam proses internasionalisasi bisnis karena dianggap mampu merefleksikan kepentingankepentingan tidak hanya bagi negara investor, tetapi juga negara-negara tujuan investasi. Keberadaan investasi asing bagi negara berkembang seperti Indonesia menjadi hal yang sangat penting dikarenakan terbatasnya sumber modal nasional. Investasi dari salah satu negara maju yaitu Jepang menjadikan hubungan kedua negara sangat bergantung satu sama lain. Tahun 1997 tepatnya pada saat krisis ekonomi Asia terjadi, tingkat investasi Jepang mengalami penurunan yang cukup drastis. Dampak dari krisis ekonomi ini dirasakan masih ada hingga sekarang, dikarenakan jumlah investasi belum meningkat seperti sebelum krisis Asia terjadi. Penelitian ini diadakan untuk meneliti kondisi-kondisi apakah yang mengakibatkan terjadinya fluktuasi investasi Jepang ke Indonesia pada tahun 2001-2007. Sebagai upaya menganalisa permasalahan tersebut, dapat dipergunakan beberapa konsep, yaitu: John H.Dunning mengenai motivasi pengadaan investasi oleh MNC, konsep comparative advantage oleh David Ricardo, dan juga konsep competitive advantage yang dinyatakan oleh Michael E. Porter. Pada penelitian kali ini, akan ditemukan beberapa hal, diantaranya kedinamisan dari comparative advantage pada Indonesia dan kondisi competitive advantage wilayah Jepang yang dapat dipengaruhi berbagai kondisi. Namun kondisi yang terjadi pada tahun 2001-2007 terdapat perubahan pada comparative advantage terlebih pada masalah country risk, dimana kondisinya menyebabkan bertambahnya beban perekonomian, sehingga masih terjadi penurunan investasi dari Jepang.
Foreign Direct Investment (FDI) currently plays important role in internationalizing business activities. FDI reflects the interest of investor and recipient countries. For Indonesia, FDI is a great importance to be an alternative of national capital resources. FDI that come from Japan has occupied special place in bilateral relations between Japan and Indonesia. In the year of 1997, when financial crisis afflicts Asian countries, Japanese investment has declined drastically. One decade after the crisis, the total amount of Japanese investment has not reached the point before the crisis. The research is to find out of what are the conditions that make the fluctuation of Japan?s investment to Indonesia happen in 2001 to 2007. As a way to analyze the problem, some concepts can be used, such as: John H.Dunning with the motivation of investment by MNC, the concept of comparative advantage by David Ricardo, and also the concept of competitive advantage by Michael E. Porter. In this research, will be founded some parts, such as the dynamic of comparative advantage in Indonesia and the condition of competitive advantage in Japan area that can be influenced by some conditions. Unfortunately, the condition that happened in 2001 to 2007 has changing on the comparative advantage, moreover in the problem of country risk, which the condition causing much more economy problem so the Japan?s investment still going down.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25102
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayat Syah
Abstrak :
ABSTRAK
Konsekuensi diberlakukannya Undang-undang (UU) No. 2 Tahun 1999 tentang Pemerintahan daerah dan UU. No.25 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah adalah setiap daerah termasuk Kabupaten Tangerang harus dapat mandiri dalam memenuhi dan mengelola sumber daya yang dimiliki.

Ekspor non migas adalah salah satu kegiatan perdagangan luar negeri Kabupaten Tangerang yang dapat digali dan dikembangkan guna menghadapi keadaan tersebut diatas. Namun masalah yang dihadapi adalah pada saat otonomi daerah dijalankan Kabupaten Tangerang bukan saja berhadapan dengan daerah-daerah lain di Indonesia, tetapi juga dengan daerah-daerah lain di dunia. Selain itu waktunya sangat dekat dengan diberlakukannya sistem perdagangan bebas.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keunggulan komparatif komoditas ekspor non migas Kabupaten Tangerang dan strategi apa yang harus dijalankan guna mempertahankan dan meningkatkan keunggulan komparatif komoditas ekspor non migas Kabupaten Tangerang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan perhitungan Revealed Comparative Advantage (RCA), untuk menghitung keunggulan komparatif komoditas ekspor non migas Kabupaten Tangerang. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa Kabupaten Tangerang memiliki keunggulan komparatif yang kuat yaitu lebih dari 1 (>1) dalam beberapa komoditas ekspornya, diantaranya Perabot Rumah dan Barang dari kayu, selanjutnya disimpulkan bahwa keunggulan yang dimaksud lebih kepada keunggulan produktivitasnya, karena Kabupaten Tangerang tidak memiliki sumber bahan mentah untuk komoditas dimaksud.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Adha Pamekas
Abstrak :
Kaca lembaran merupakan salah satu komoditas yang dapat dikategorikan sebagai komoditas andalan. Hal ini ditandai dengan kinerja ekspor yang terus meningkat setelah sebelumnya mengalami penurunan yang cukup berarti pada saat krisis melanda Asia, dimana nilai ekspor terus meningkat dengan peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan ekspor dunia. Daya saing kaca lembaran Indonesia di pasar dunia, sejak tahun 1996 - 2000 menunjukkan kecenderungan meningkat dan mampu bersaing dengan produk yang sama dari negara-negara pesaing walaupun sempat mengalami penurunan pada tahun 1997. Hal ini ditandai dengan menurunnya konsumsi di dalam negeri dan nilai atau volume ekspor ke dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi kekuatan daya saing kaca lembaran Indonesia di pasar intemasional dan mencari alternatif strategi yang direkomendasikan dalam upaya meningkatkan daya saing. Dari hasil perhitungan kinerja ekspor dan dengan metode Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP), diketahui bahwa untuk kaca lembaran secara umum, kinerja ekspornya terus meningkat dengan tingkat pertumbuhan melebihi pertumbuhan ekspor dunia serta meningkatnya pangsa pasar komoditas tersebut memiliki kekuatan daya saing yang sedang dan juga menunjukkan bahwa dari tahun 1996 hingga tahun 2000 terjadi peningkatan dan tahap perluasan ekspor menjadi tahap net eksportir. Sementara itu, untuk komoditas-komoditas yang termasuk dalam kaca lembaran ini, diketahui bahwa dua komoditas yaitu HS 700521 dan 700510 memiliki kekuatan daya saing yang tinggi dan mempunyai peluang yang lebih besar dalam penguasaan pangsa pasar, serta komoditas lainnya yaitu 700530 memiliki kekuatan daya saing yang tingkat menengah. Untuk menentukan alternatif strategi, digunakan teknik proses hirarki analitik (PHA), yaitu suatu permodelan dengan menggunakan skala prioritas berdasarkan penilaian para pakar. Dengan menggunakan metode ini diperoleh faktor-faktor yang berpengaruh dalam upaya peningkatan daya saing kaca lembaran Indonesia, adalah : Kondisi Faktor; Kondisi Permintaan, Industri terkait dan pendukung, Strategi, Struktur dan Persaingan; Kesempatan / peluang serta Pemerintah. Alternatif strategi dalam upaya peningkatan daya saing kaca lembaran didasarkan pada teori Strategi Generik Michael Porter. Selanjutnya dengan PHA dihitung bobot dari kuesioner yang telah diisi oleh responden dan diperoleh prioritas pertama dari alternatif strategi adalah keunggulan biaya menyeluruh dengan keunggulan pada biaya kumulatif yang dikeluarkan oleh industri dalam melaksanakan aktivitas rantai nilai lebih rendah dibandingkan dengan biaya kumulatif para pesaingnya, misalnya dalam bentuk harga yang rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan pesaingnya. Dengan terpilihnya alternatif strategi tersebut, kemudian dapat dilaksanakan dengan baik oleh seluruh pihak-pihak yang terkait yang pada akhirnya akan kemampuan daya saing dan penguasaan pangsa pasar akan meningkat sehingga diperoleh peningkatan kinerja ekspor Indonesia guna meningkatkan keselahteraan masyarakat Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bonny Pradana
Abstrak :
Dengan diberlakukannya ASEAN Economic Community (AEC) pada tanggal 31 Desember 2015 membuat perdagangan internasional antar negara ASEAN menjadi tidak ada hambatan. Untuk dapat meningkatkan pangsa pasar ekspor dan mempertahankan pasar dalam negeri khususnya pada sektor industri elektronika agar industri elektronika lokal dapat tumbuh maka diperlukan kebijakan industri untuk menjaga iklim usaha nasional. Oleh karena itu diperlukan peta daya saing masing-masing negara ASEAN. Dalam penelitian ini akan digunakan empat metode pengukuran daya saing industri yaitu Trade Specialization Index (TSI), Acceleration Ratio (AR), Market Share (MS), dan Revealed Comparative Advantage (RCA). Penelitian ini menghasilkan peta daya saing industri produk elektronika dan posisi industri elektronika indonesia dengan negara-negara ASEAN lainnya. ......With the implementation of the ASEAN Economic Community (AEC) on December 31, 2015 make international trade among ASEAN countries will be no tariff barriers. To be able to increase exports and maintain market share in the domestic market, especially in the sectors of the electronics industry that the local electronics industry can grow, industrial policy is needed to keep the national business climate. Therefore we need a map of the competitiveness of each ASEAN country. In this study will be used four methods of measuring the competitiveness of the industry, namely Trade Specialization Index (TSI), Acceleration Ratio (AR), Market Share (MS), and the Revealed Comparative Advantage (RCA). This research produced a map of the competitiveness products of industrial electronics and Indonesian electronics industry position with other ASEAN countries.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junita
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya saing dan faktor - faktor yang mempengaruhi ekspor produk farmasi Indonesia ke enam negara tujuan (China, Malaysia, Philipina, Singapura, Thailand dan Vietnam). Revealed Comparative Advantage (RCA) digunakan untuk menganalisis daya saing. Sedangkan pendekatan model gravitasi digunakan untuk menganalisis faktor - faktor yang dominan mempengaruhi aliran ekspor produk farmasi Indonesia. Adapun metode regresi yang digunakan adalah metode regresi panel data dengan Model Efek Tetap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen seperti PDB Perkapita negara tujuan ekspor, Jumlah Penduduk negara tujuan ekspor, Nilai Tukar Riil (REER), Jarak Ekonomi dan Indeks RCA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ekspor produk farmasi Indonesia ke beberapa negara tujuan ekspor. Sedangkan variabel PDB Perkapita negara pengekspor dan Jumlah Penduduk negara pengekspor tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor produk farmasi
ABSTRACT
The objective of this research is to analyze the competitiveness and the factors that influence Indonesia pharmaceutical products export to six importing countries (China, Malaysia, Philipina, Singapura, Thailand and Vietnam). Revealed Comparative Advantage (RCA) was used to analyze competitiveness. In this research study, a gravity model approach was used in order to analyze the main factors affecting the export of Indonesia pharmaceutical products. Panel data regression method with fixed effect was used to analyze export model. The result shows that independent variables like GDP percapita importing country, Population importing country, REER, Economic Distance, and RCA Index have the significant influence on pharmaceutical product exports. But, GDP percapita exporter country, and Population exporter country have not the significant influence on pharmaceutical products export.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T54438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Setianingtias
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa Daya Saing Ekspor 17 jenis produk karet Indonesia dan menganalisa faktor yang mempengamhi kinerja ckspor karet Indonesia, antara lain pennintaan dunia, diversiiikasi dan daya saing (comparative advantage). Dimana esfimasi dilakukan menggunakan data panel dcngan mmit cross section 17 dan data time series 7 tahun (2000-2006). Model dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian sebelumnya yang menggunakan External market condition diversijication dan wmpemivems sebagai faktor yang mempengamhi kinerja ekspor di Aiiika. Setelah dilakukan analisis dengan data panel melalui pemilihan model estimasi yang eiisien maka hasil estimasi menunjukkan bahyva variabel permintaan dunia dan daya saing karet Indonesia berpengaruh positif dan signiiikan terhadap kfI‘l¢l’j3 ekspor karet Indonesia. Sedangkan variabe diversitikasi tidak signiiikan terhadap kinerja ekspor kamet Indonesia. ......The focus of this study is to analyze the comparative advantage and export perfonnance on Indonesian I7 rubber product during the period of 2000-2006. The data estimate is using panel data analysis with 17 cross section unit and 7 years time series data. Result analysis show that the world demand and competitiveness has a signiicant eH`ect on rubber export performance of Indonesia. In addition, diversification is insignificant on effecting on mbber export performance of Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T34213
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dadat Sunardi
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>