Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Arie Febrianto
Abstrak :
Tujuan dari penelitian yaitu mengetahui bagaimanakah Kasus Program Geser Kompetitor oleh tu baterai ABC itu terjadi dan melakukan analisa terhadap Putusan Perkara Nomor 06 I KPPU-u 12004 tentang Program Geser Kompetitor oleh Batu Baterai ABC. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normative atau penelitian hukum doctrinal . Data yang diteliti merupakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh darri bahan kepustakaan,bahan pustaka, literature, dokumen , makalah, website dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha, peraturan perundang-undangan dan lain sebagainya yang ada hubungar+.rya dengan penelitian ini yang terdiri dari bahan hukum primer, yaitu Urrdang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan usaha Sehat. Taknik pengumpulan data adalah studi kepustakaan. Data yang diperoleh kemudian di analisis secara Sistematis dan Yuridis. Hasil dari penelitian adalah berupa Kasus Batu Baterai ABC adalah kasus pelanggaran Terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli den Persaingan Usaha Tidak Sehat yang diduga dilakukan oleh PT Ada Boga Cemerlang selaku Pelaku usaha dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, dalam hal ini sebagai pemasek batu baterai ABC di wilayali Indonesia, yang mans pelanggaran yang dilakukan adalah terhadap pasal 15 ayat 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, pasal 19 huruf a Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, pasal 19 huruf b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, pasal 25 ayat 1 huruf a jo ayat 2 huruf a Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. Kasus ini berdasarkan laporan dari sate palaku usaha pada tanggal 14 Juni 2004 dan tanggal 2 Juli 2004 tentang dugaan adanya pelanggaran terhadap ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. Selanjutnya lasus ini adalah wewenang dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha untuk menyelidiki, memeriksa dan memutuskan kasus ini. Pada intinya kasus ini adalah : Pihak Batu baterai ABC selaku Teri3por melakukan Program Geser Kompetitor yang dimutai pada bulan Maret 2004, setelah sehelumnya pada 13ertengahan bulan Februari 2004 , PT PANASONIC GOBEL INDONESIA dalam hal ini sebagai Pelapor telah rnelaksanakan Program Single Pack Display dengan ketentuan setiap toko yang mendisplay batu baterai single pack ( manganese tipe AA } dengan menggunakan standing display akan diberikan lbuah senter yang sudah diisi dengan 4 baterai dan toko yang se!ama 3 bulan mendisplay produk tersebut akan mendapatkan tambahan 1 bush seater yang same, sedangkan untuk material promosi [ standing display } diberikan gratis oleh PT Panasonic Gobel Indonesia. Isi dari Surat Perjanjian Program Geser Kompetitor periode Maret-Juni 2004 Sebagai berikut : 1.) Program Pajang dengan mendapatkan potongan tambahan 2% dengan ketentuan sebagai berikut : a. Toko mempunyai space atau ruang pajang baterai ABC dengan ukuran minimal 0,5 x 1 meter b.Toko bersedia memajang baterai ABC c.Toko bersedia mernasang PCS ( materi promosi ) ABC 2) Kamitmcn Toko untuk tidak menjual baterai Panasonic. dengan mendapatkan potongan tambahan 2 % dengan ketentuan sebagai b.erikut : a.Toko yang sebelumnya jual baterai Panasonic , mulai bulan Maret sudah tidak jual lagi b,Toko hanya menjuai baterai ABC 3) Mengiltuti Program Pajang dan kpmitmen untuk tidak juaf batu baterai Panasonic. Kemudian setelah dilakukan proses pemeriksaan dan panyelidikan yang melibatkan beberapa saksi yang adalah Safes Terlapor, Pernilik Toko-toko, dan Key Dealer Pelapor oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha diputuskan pada tanggal 2 Maret 2005 yang adalah siding kornisi bahwa Terlapor terbukli secara sah dari meyakinkan melalui Program Geser Kumpetitor melanggar atau berientangan terhadap pasal 15 ayat 3 huruf b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, yang dengan jelas buktinya terdapat pada Surat Perjanjian Program Geser Kompetitor, pasal 10 huruf a Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, pasal 19 huruf b Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999, pasal 25 ayat 1 bumf a jo ayat 2 huruf a Undang-Undang Ncmor 5 Tahun 1999. Analisis terhadap Kasus Program Geser Kompetitor yang dilakukan oleh batu baterai ABC terdapat tiga hal yaitu : Analisis terhadap perjanjian tertutup, Analisis terhadap Penguasaan pasar dan analisis terhadap penyalahgunaan pasisi dominant dimana ketiga hai ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 yang diduga telah dilanggar oleh Program Geser Kompetitor oleh batu baterai ABC dalam hal ini FT Arta Braga Cemerlang selaku Distributor batu baterai ABC , dimana setelah dilakukan oenyelidikan oleh KPPU terbukti melakukan pelanggarsn tersebut. Analisis terhadap perjanjian tertutup dengan pasal 15 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. Pasai 15 ayat 3 huruf b analisanya berupa bahwa pasal ini menjamin agar tetap terjadinya persaingan di antara pelaku usaha yang bergerak di bidang yang sama , selain itu juga mencegah terjadinya kesulitan bagi pelaku usaha lain dalam menjalankan usahanya yang apabila dibiarkan secara terus menerus akan mengakibatkan tersingkirnya pelaku usaha lain yang merupakan pesaing dari pelaku usaha yang melakukan perjanjian yang mana dalam pasal 15 ayat 3 huruf b menyatakan : "Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian mengenai harga atau potongan harga tertentu atas barang dan atau jasa yang memuat persyaratan bahwa pelaku usaha yang menerima barang dan atau jasa dari palatal usaha pemasok : b. tidak akan membeli barang dan atau jasa yang sama atau sejenis dari pelaku usaha lain yang menjadi pesaing dari pelaku usaha pemasok?. Dirnana pada kasus PGK ini dalam perjanjiannya tercantum : Komitmen toko untuk tidak menjual bate haterai Panasonic dengan mendapatkan potongan tambahan 2 % dengan ketentuan sebagai berikut : toko yang sebelumnya jual haterai Panasonic mulai bulan Maret sudah tidak jual iagi, tokc hanya jual baterai ABC yang terbukti PGK melanggar pasal 15 ayat 3 huruf b Undang-Undang Nomor 5 Tabun 1999: serta ayat-ayat sebelumnya mengenai pelarangar. terhadap terjadinya perjanjian yang bersifat tertutup, dengan mana apabila tersingkirnya pelaku usaha lain yang merupakan pesaing akan mengakibatkan terjadinya kekuatan dominant di pasar yang mengakibatkan terjadinya monopoli yang hanya akan menghasilkan keuntungan bagi segelintir orang raja tldak ke seluruh rakyat Indonesia, juga akan mengakibatkan pengangguran yang Uanyak disebabkan tersingkimya pelaku usaha lain yang adalah pesaing dari pelaku usaha yang melakukan perjanjian tertutup, dimana dengan terjadinya pengangguran akan'mengakibatkan kerawanan social dengan terjadinya kejahatan , dirnana kejahatan itu timbal semata-mata untuk memperoleh uang untrrk mensejahterakan keluarga Tian karena terjadinya kecemburuan social karena keberhasilan dan kesejahteraan bagi segelintir orang saja yang bisa saja tirnbu! akibat terjadinya perjanjian tertutup seperti yang disebatkan pada pasal 15 ayat 3 huruf b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 yang menimbulkan kesulitan bagi pelaku usaha lain untuk memasuki pasar yang bersangkutan yang bahkan dapat menyingkirkan pelaku usaha lain yang merupakan pesaing dari pelaku usaha yang rnelakukan perjanjian tertutup. Selain itu juga dapat mengurangi pilihan konsumen untuk memilih produk batu baterai yang sesuai dengan keinginan di mana dalam pasar persaingan
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18976
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ariany
Abstrak :
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis tidak lepas dari globalisasi kegiatan ekonomi yang mengharuskan setiap pengelola bisnis berwawasan global dan mampu berkompetisi secara global. Di samping itu perkembangan teknologi terjadi begitu cepat sehingga mengharuskan para pengelola bisnis mampu mengadakan penyesuaian-penyesuaian secara cepat tanpa ikatan birokrasi yang panjang agar dapat memanfaatkan peluang-peluang baru yang diciptakan oleh teknologi baru. Untuk menghadapi perubahan-perubahan ini maka diperlukan transformasi manajemen, restrukturisasi perusahaan, dan sebagainya. Dalam rangka menghadapi perubahan tersebut PT. INTI (Persero) yang bergerak di bidang infokom berupaya melakukan kegiatan restrukturisasi perusahaan, yang meliputi restrukturisasi bisnis, organisasi, manajemen, maupun keuangan. Restrukturisasi bisnis sebagai salah satu bagian dari restrukturisasi perusahaan perlu dilakukan dengan pertimbangan karena lingkungan usaha telekomunikasi dan multi-media interaktif bersifat sangat dinamis atau berubah sangat cepat, sehingga menuntut perusahaan untuk dapat mengkombinasikan fleksibilitas dan daya saing yang tinggi. Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang dihadapi adalah apakah keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari restrukturisasi bisnis yang dilakukan, upaya-upaya apakah yang dilakukan oleh PT. INTI (Persero) dalam rangka restrukturisasi bisnis, dan bisnis apakah yang perlu dilanjutkan dan bisnis apakah yang harus dihentikan agar perusahaan dapat meraih keuntungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari restrukturisasi bisnis yang dilakukan, upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka restrukturisasi bisnis, dan mengembangkan analisis tentang pengaruh restrukturisasi bisnis terhadap peningkatan kinerja perusahaan serta Iebih memfokuskan diri pada bisnis yang lebih menguntungkan. Untuk menjawab permasalahan, metode yang digunakan adalah dengan analisis SWOT, analisis portofolio, dan Analytic Hierarchy Process. Dari hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa dengan melakukan restrukturisasi bisnis, PT. INTI (Persero) dapat lebih memfokuskan diri pada bisnis yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan dapat menghasilkan keuntungan, serta menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan untuk mengembangkan bisnis, sehingga rnampu meningkatkan kinerja dan memiliki daya saing. Restrukturisasi bisnis dilakukan dengan pemilihan bidang usaha, pemilihan dan arah pengembangan teknologi, serta berusaha membuat skenario kegiatan usaha. Bisnis yang dijalankan oleh PT. INTI (Persero) pada saat ini dapat dilanjutkan karena memiliki keunggulan yang cukup meskipun masih terdapat ancaman dan bahaya untuk jangka panjang, sehingga perlu dilakukan alih teknologi, pengembangan kompetensi karyawan, dan memperkuat consumer marketing. Apalagi pada tahun 2004 ini, paradigma bisnis PT. INTI (Persero) berubah dari manufaktur ke jasa. Untuk mendukung hal tersebut, strategi yang ditempuh perusahaan untuk mencapai sasaran usaha adalah mengintensifkan usaha untuk meningkatkan penjualan pada bidang telekomunikasi dan IT (information Technology), memposisikan diri sebagai bagian dari value chain perusahaan multi nasional berdasarkan kekuatan jasa engineering yang dimiliki, melakukan perubahan yang mendasar pada orientasi bisnis yang semula sebagai pabrikan peralatan menjadi penyedia jasa engineering, dan mempersiapkan SAM dengan kompetensi baru yang dibutuhkan guna mendukung pengembangan perusahaan secara keseluruhan.
Changes that happened in business world do not get out of economic activity globalization obliging each; every organizer of business with vision of global and competition can globally. despite fully of technology happened so quickly so that oblige organizers of business can perform an adjustment quickly without long bureaucracy tying so that can exploit new opportunity which created by new technology. To facing this change hence needed by management transformation, company restructuring, and etcetera. For the agenda of facing the change of PT. INTI (Persero) which active in infocom cope activity of company restructuring, covering business restructuring, organizational, management, and finance. Business restructuring as one part of the company restructuring require to be conducted with consideration because environment effort and telecommunications of multi-media interactive have the character of very dynamic or change very, so that claim company to be able to combine high competitiveness and flexibility. Pursuant to- above description, hence problem faced by what is obtained advantages of business restructuring, what efforts must be conducted by PT. INTI (Persero) for the agenda of business restructuring, and what effort is needed for business restructuring and which business must be discontinued company to can reach for advantage. Intention of this research is to know obtained advantages of business restructuring, efforts performed within business restructuring, and develop analysis concerning influence of business restructuring to improve company's performance and also more focusing at more profiting business. To answer those problems, used by method with analysis of SWOT, portfolio analyze, and Analytic Hierarchy Process. From analysis result are known that from conducted business restructuring, PT. INTI ( Persero) earn more focusing at business matching with requirement of customer and can yield advantage, and also determine correct strategy for company to develop business, so that can improve and performance competitiveness. Business restructuring conducted with election of area of this effort, direction and election development of technology, and also try to make business activity scenario. Business run by PT. INTI { Persero} in this time can be continued by owning enough excellence though still there are danger and threat in the long term, so that require to be done to displace technology, development of employees interest, and strengthen marketing. More than anything else in 2004, business paradigm of PT. INTI ( Persero) change from manufacture to services. To support the mentioned, gone through company's strategy to reach effort target to intensify effort to improve sales at telecommunications area and of IT (Information Technology), positioning focusing as part of chain value of multinational company pursuant to strength of service of engineering had, making a change the base at business orientation which initially as equipments manufacturer become server of service of engineering, and draw up human resources with new competences which required to support development of company as a whole.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nastiti Evia Lutfi
Abstrak :
Sejalan dengan semakin globalnya dunia usaha, maka persaingan bisnis akan semakin ketat dan sulit. Pengelolaan usaha dilakukan untuk mengatasi perubahan - perubahan yang terjadi. Sumber daya manusia yang mempunyai kualitas dan memenuhi kompetensi, merupakan salah satu keungguran bersaing perusahaan. Pendekatan terhadap penggunaan kompetensi dalam pengelolaan sumber daya manusia diyakini dapat efektif dilaksanakan dalam kaitan dengan program rekrutmen dan seleksi, perencanaan pengembangan dan pelatihan, penentuan karir serta penilaian kinerja ka yawan hingga pada sistem pendapatan. Untuk itu, diperlukan identifikasi kebutuhan kompetensi jabatan pada suatu organisasi sebagai langkah awal dalam melakukan penataan dan pengelolaan sumber daya manusia yang lebih baik. Dengan mempertimbangkan bahwa kompetensi teknis (hard competency) telah dipersyaratkan dalam salah satu ketetapan, perusahaan sementara kompetensi non teknis belum teridentifikasi, maka penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan kompetensi (soft competency) jabatan pada kelompok bidang kerja di PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) dengan menggunakan model kompetensi yang telah dikembang oleh Spencer & Spencer, Jr. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan responden yang diambil berdasarkan purpusif sampling berjumlah 90 orang terdiri dari pejabat, staff dan karyawan kantor pusat dan kantor cabang. Hasil penelitian menunjukkan, 10 jenis kompetensi yang merupakan generik kompetensi; yaitu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap individu dalam perusahaan, yaitu : Achievement Orientation, Self Confidence dan Self Control (kelompok Core Competency); Analytical Thinking, Conceptual Thinking dan Technical Expertise (kelompok Personal Effectiveness); Team Work, Customer Service Orientation, Concern For Order dan Information Seeking (kelompok Working Through With Others Competency). Untuk model kompetensi (Iihat lampiran 2) yang dihasilkan memperlihatkan masing - masing bidang kerja (teknik, pemasaran, keuangan 1 akuntansi dan pendukung operasi) mempunyai jenis kompetensi pada tingkat kepentingan dan tingkatan skala tertentu di tiap jenis kompetensi. Hal ini berarti pada masing - masing bidang kerja mensyaratkan jenis dan tingkat kompetensi yang berbeda sesuai bidang kerjanya.
In line with the development of business globalization throughout the world, it would certainly make it more difficult and demanding for business to compete against one another. The management of business it self must be able to adapt, to overcome all the changes that can occur at any given time. Human Resources could be is one of the best strategies to have for a company to compete in search of winning the competition. The practical approach of using the competency in managing the Human Resource is believed to be more effective in terms of program recruitment, selection, planned training & development, career plan, employee assessment and the salary/earning system. In view of all of these circumstances, it is absolutely necessary to identify each competency's requirement for a certain occupation's position in an organization as the first step to better manage and organize the Human Resource. In consideration that technical competency (hard competency) is required in a company's rules and regulation, whilst the non technical competency (soft competency) has not yet been determined, a research 1 a study should be implemented with the objectivity to identify the need of occupational competency on certain working group at PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero), by way of using competency model designed by Spencer & Spencer , Jr. the research method that was used was called Descriptive Method, using purposive sampling of 90 respondences from low to higher ranking employees at the head office and from the branch offices. The research study indicated that 10 different kinds of competencies were classified as generic competencies which were necessary to have by each individual within a company, these were Achievement Orientation, Self Confidence and Self Control (Core Competency Group); Analytical Thinking, Conceptual Thinking and Technical Expertise (Personal Competency Group); Team Work, Customer Service Orientation, Concern For Order and Information Seeking (Working Through With Others Competency). For the competency model (please see 2"d attachment) which have been identified by their individual field such as; technical, marketing, finance/accounting and operational supports, they have their own type of competency at a certain level of needs and at a certain level of scale. This revelation means that each of this field of work requires different type and level of competency in accordance to their specific field of work.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library