Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Dhianti Afifah Nabila Yudhy
"Dalam kasus-kasus kepailitan, Perseroan seringkali mengemban konsekuensi dari kesalahan yang dilakukan oleh manajemen Perseroan itu sendiri karena peraturan yang kaku dan tidak jelas. Ditambah juga Majelis Hakim tidak mempunyai standar yang baku perihal apa yang termasuk yurisdiksi dari Pengadilan Niaga dan apa yang harus ditangani melalui lingkup perdata. Skripsi ini membahas perihal pemindahan tanggung jawab dalam kasus kesalahan Direksi, secara khusus dalam perkara PT Central Total Finance. Ditemukan bahwa doktrin-doktrin hukum perusahaan mengafirmasi dapat terjadinya perpindahan tanggung jawab, namun UU Kepailitan tidak mengatur secara khusus perihal wewenang Pengadilan Niaga untuk memindahkan tanggung jawab. Namun berdasarkan yurisprudensi, seharusnya hal tersebut bukan merupakan wewenang dari Pengadilan Niaga karena kasus-kasus seperti ini tidak dapat dibuktikan secara sumir. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif-empiris, yang menggabungkan hukum normatif dengan tambahan elemen penitian empiris.
In cases of bankruptcy, companies often bear the consequences of the management rsquo s mistakes due to rigid and unclear regulations. In addition, judges do not have any standards regarding to determine matters that fall under the jurisdiction of the Commercial Court and matters to be brought to the district courts as a civil case . This undergraduate thesis discusses the shifting of liability in case of Board of Director rsquo s wrongdoing, in particular looking into the case of PT Central Total Finance rsquo s lawsuit. It is found that the company doctrines allow shifting of liability, but the Bankruptcy Law does not stipulate clearly regarding the ability of the Commercial Court to shift liabilities. Based on the precedents found, it should not be in the competence of the Commercial Court as such cases cannot be summarily proven. This undergraduate thesis uses juridical normative empirical research method, which combines normative law with addition of a few elements of empirical research."
2017
S66761
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Silalahi, Akbar Maulana
"Tesis ini membahas mengenai kewenangan Pekerja mengajukan permohonan pailit atas perusahaan tempatnya bekerja atas dasar utang upah atau utang pesangon berdasarkan putusan Pengadilan Hubungan Industrial yang belum dibayarkan. Pokok permasalahan dalam tesis ini adalah kedudukan pekerja untuk mengajukan permohonan pailit berdasarkan putusan PHI ditinjau dari UU Hubungan Industrial dan UU Kepailitan dalam implementasi pelaksanaannya. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan yuridis normative, sedangkan metode analisis datanya adalah metode kualitatif.
Pekerja merupakan bagian dari suatu perusahaan dan juga merupakan salah satu pemangku kepentingan dalam suatu perusahaan. Namun demikian, dalam hal terjadi pertentangan atau sengketa antara pekerja dan perusahaan (pengusaha) sering kali meskipun dibawa ke pengadilan PHI tetap saja putusannya tidak dipatuhi khususnya oleh perusahaan (pengusaha). UU Kepailitan secara tidak langsung mensyaratkan bahwa bisa saja seorang pekerja mengajukan permohonan pailit berdasarkan utang upah atau pesangon yang utangnya telah dinyatakan oleh Pengadilan PHI. UU Kepailitan secara tidak langsung menegaskan dalam hal proses pengajuan permohonan pailit harus secara tegas memang sudah merupakan kewenangan Pengadilan Niaga dan tidak atau sudah tidak ada kewenangan absolut Pengadilan lain.
Dalam tesis ini ditarik suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya bisa saja seorang pekerja mengajukan permohonan pailit atas dasar utang upah atau pesangon, namun pekerja harus melakukan proses di Pengadilan PHI terlebih dahulu dan hal ini dalam praktek akan sangat sulit dilakukan dikarenakan proses di Pengadilan PHI membolehkan adanya eksekusi dengan cara sita dan lelang dimana hal tersebut biasanya sudah membayar secara lunas utang perusahaan kepada pekerja. Diharapkan dimasa depan telah diatur secara tegas kewenangan absolut Pengadilan Niaga dan adanya pemahaman hakim niaga yang sama bahwa proses yang terjadi di Pengadilan Niaga tidak boleh bersinggungan dengan Pengadilan lain kecuali diatur secara tegas oleh Undang-Undang.
This thesis is describing about legal standing of employee to submit bankruptcy petition for the company based on payable wages declared by Industrial Relation Court. The main issues of this thesis are legal standing of employee to submit bankruptcy petition based on decision of industrial relation court in the implementation reviewed from Industrial Relation Act and Bankruptcy Act. This thesis used Juridical norms approach as research method and also qualitative data analysis as the analysis method. Employees are part of company as well as one of the stakeholders in a company. However, if there is any disputes arise between employee and the company which will be undertaken and award by Industrial Relation Court is not effectifee because in practical mostly the decision will not be obeyed especially by company. Bankruptcy Act indirectly stated that employee could submit bankruptcy based on payable wages declared by Industrial Relation Court. Bankruptcy Act indirectly stated that in the process of bankruptcy must be sure it is competency of commercial court and there is no other competency of other court. In this thesis there is conclusion that employee could submit bankruptcy petition for their company based on payable wages which declared by Industrial Relation Court, however the employee must undertaking any process in Industrial Relation Court prior submit the bankruptcy petition which will be very hard to execute in the practical because execution of award by Industrial Relation Court will be using confiscation goods of company which will be auctioned to pay the payable wages. It is expected that in the future there is a provision which stated very clearly about competency of commercial court and there is a same understanding between judges of commercial court that every process of bankruptcy in commercial court shall not interfering competence of the other court except stated by act."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T41860
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rio Maesa
"Berbagai persoalan yang berkembang dalam berbagai perkara-perkara kepailitan yang terjadi di Indonesia masih memiliki banyak kelemahan, terutama apabila menyangkut kepailitan terhadap perusahaan asing dalam bentuk holding company. Perusahaan grup semakin mendominasi kegiatan usaha dan memiliki peran penting dalam pembangunan. Konstruksi perusahaan grup terpisah secara hukum namun berada dalam satu kesatuan ekonomi. Permohonan PKPU oleh anak perusahaan terhadap holding company yang berakhir pailit dalam satu perusahaan grup merupakan hal yang tidak biasa. Permohonan PKPU tersebut terjadi pada kasus kepailitan AcrossAsia Limited sebagai holding company yang berkedudukan di Hong Kong dan dipailitkan oleh anak perusahaannya yaitu PT. First Media Tbk. Apakah permohonan PKPU tersebut sesuai dengan kaidah-kaidah hukum kepailitan, bagaimana tanggung jawab holding company yang pailit terhadap anak perusahaan dalam satu perusahaan grup, dan apa saja hambatan dalam penerapan cross-border insolvency dalam hukum kepailitan terkait adanya putusan pengadilan asing. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum yuridis normatif, dengan pendekatan perundang-undangan, kasus, sejarah, dan pendekatan analisis. Kepailitan terhadap holding company oleh anak perusahaan merupakan penyalahgunaan kekuasaan holding company dan trik bisnis yang memanfaatkan instrumen hukum kepailitan untuk menghindari kewajiban terhadap pihak ketiga. Hukum kepailitan di Indonesia perlu merumuskan insolvensi tes terhadap permohonan pailit debitor, hal tersebut diperlukan agar tidak terjadi kepailitan terhadap perusahaan yang masih solven. Dalam pengaturan cross-border insolvency, UU Kepailitan Indonesia belum mengakomodasi aturan mengenai cross-border insolvency dalam UNCITRAL Model Law. Hal tersebut menyulitkan proses eksekusi harta debitor pailit di luar negeri dan pemerintah Indonesia juga perlu melakukan perjanjian bilateral maupun multilateral dengan negara lain dalam hal pengakuan putusan pengadilan asing.
Various problems that develop in various cases of bankruptcy that occurred in Indonesia still has many weaknesses, particularly when it concerns of foreign companies bankruptcy in the form of holding company. The domination of Company group business activity increasingly raising and have an important role in development. The construction of group company is legally separated but it is in one economic entity. The Suspension of Debt Payment Obligation PKPU petition by subsidiaries against its holding company that ends in insolvency in one of the group company is uncommon. The PKPU petition occurred in the bankruptcy case of AcrossAsia Limited as a holding company with legal domiciled in Hong Kong and bankrupted by its subsidiary PT. First Media Tbk. Is the PKPU petition of its case is in accordance with the principle of bankruptcy law, how is the responsibility of the insolvent holding company to its subsidiary in the one of the group company, and what 39 s are the obstacles in implementing of the cross border insolvency in bankruptcy law related to the foreign court resolution. The legal research method that used is legal normative research, with the statute, case, historical and analytical approach. The bankruptcy of a holding company by its subsidiary is an abuse of holding company powers and business tricks that take an advantage of bankruptcy legal instruments to avoid liability to the third parties. Bankruptcy law in Indonesia needs to formulating insolvency test to the debtor bankruptcy petitioner, due it is necessary to avoid bankruptcy against the company that is still solvent. In a cross border insolvency regulations, the Indonesian Bankruptcy Law has not accommodated the rules of UNCITRAL Model Law on cross border insolvency. This matter makes complicating the execution process of the bankrupt debtor assets abroad and Indonesian government also needs to enter into bilateral and multilateral agreements with other countries in the recognitions of foreign courts resolution."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
T48872
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Regina Dana
"Kehadiran perusahaan asuransi memiliki peran penting dalam mengalihkan resiko para tertanggungnya. Perusahaan asuransi tidak hanya memberikan dampak ketenangan pada para pemegang polis namun juga memiliki kontribusi secara meluas dalam ekonomi sebuah negara. Kendati demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan asuransi juga dapat berada dikeadaan kesulitan keuangan yang menyebabkan terjadinya gagal bayar hingga yang terparah menuju kepailitan. Mengingat perannya sebagai sebuah institusi keuangan, kepailitan perusahaan asuransi akan memiliki dampak yang besar. Untuk itu, dalam skripsi ini penulis akan mengangkat mengenai peraturan-peraturan maupun persyaratan-persyaratan kepailitan sebagai bentuk pengaman dan pencegahan terjadinya kepailitan perusahaan asuransi di Indonesia dan Inggris. Penelitian ini merupakan penelitian bersifat normatif yang menggunakan data sekunder yang diperoleh dari studi pustaka. Sedangkan metode yang digunakan akan berupa pendekatan kualitatif. Penelitian ini menghasilkan adanya perbedaan penggunaan resolusi pencegahan kepailitan serta adanya perbedaan pada peran pengadilan dalam menentukan dan mencegah terjadinya pemailitan pada perusahaan finansial terutama perusahaan asuransi, hal ini yang seharusnya menjadi perhatian utama Indonesia.
Insurance company play a critical role in shifting the insured's risks. Insurance companies not only provide reassurance to policyholders, but also contribute significantly to a country's economy. However, it is clear that insurance firms may become financially distressed, resulting in defaults and, in the worst-case scenario, bankruptcy. Given its financial institution status, an insurance company's bankruptcy would have a significant effect. As a result, the author of this thesis will discuss the regulations and requirements for bankruptcy as a form of safeguarding and prevention of the occurrence of bankruptcy of insurance companies in Indonesia and the UK. This research is normative research that uses secondary data obtained from literature study. While the method used will be a qualitative approach. This research reveals disparities bankruptcy prevention resolutions and the court's role in determining and preventing bankruptcy for financial companies, particularly insurance companies, which should Indonesia's primary concern. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library