Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eldo Novan Pratama
Abstrak :
Menggambarkan bagaimana meme politik yang viral di media sosial Twitter melalui tiga dimensi dan faktor penyebaran konten apa saja yang muncul dalam meme politik viral di media sosial Twitter pada saat demonstrasi mahasiswa pada September 2019. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi (content). Data yang dianalisis adalah dari hasil dokumentasi lapangan pada media Twitter. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa meme mengandung tiga dimensi, yang mana setiap meme memiliki karakteristik dimensinya masingmasing. Viralnya sebuah meme dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya ialah enam faktor konten viral yang dikemukakan oleh Shifman (2014). Setiap meme pasti memiliki dua atau lebih faktor tersebut. Faktor positivity (humour) merupakan salah satu faktor yang sangat digemari dan dapat menjadi hal krusial dalam membantu penyebaran meme tersebut. Selain itu, setiap meme juga memiliki fungsi komunikasinya masing-masing yang dapat membantu bagaimana meme tersebut dapat diterima baik dalam masyarakat. Meme yang viral juga bisa dibuat oleh akun yang memiliki pengikut yang sedikit
Describes how viral political memes on Twitter social media through three dimensions and what content distribution factors appeared in viral political memes on Twitter social media during student demonstrations in September 2019. This study uses a qualitative approach with content analysis methods. The data analyzed is from the results of field documentation on Twitter media. From the results of this study, it is known that memes contain three dimensions, where each meme has its own characteristic dimensions. The virality of a meme is influenced by several factors, including the six factors of viral content stated by Shifman (2014). Every meme has two or more of these factors. The positivity (humor) factor is one factor that is very popular and can be crucial in helping the spread of these memes. In addition, each meme also has its own communication function which can help how the meme can be well received in society. Memes that are viral can also be created by accounts that have a small following
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eriza
Abstrak :
ABSTRAK Pelajar sekolah menengah dengan rentang usia 6-19 tahun diperkirakan telah mengalami gangguan pendengaran akibat penggunaan PLDs. Penggunaan PLDs sendiri apabila didengarkan pada volume yang tinggi dan digunakan dalam waktu yang lama akan menyebabkan gangguan pendengaran dan komunikasi verbal. Untuk menilai sensibiltas saraf pendengaran dapat dilakukan dengan pemeriksaan distorssion product otoacouatic emission (DPOAE) dan audiogram. Komunikasi verbal dinilai dengan pemeriksaan audiometri tutur. Gangguan sensibilitas saraf pendengaran dilihat dari hasil signal to noise ratio (DPOAE) dan audiometri nada murni ≥25 dB. Gangguan fungsi komunikasi verbal apabila speech recognition treshold (SRT) ≥30 dB. Penelitian potong lintang ini dilakukan di SMU Negeri di Jakarta pada bulan Oktober 2013, melibatkan 96 percontoh pengguna PLDs. Kemudian dilakukan pemeriksaan DPOAE, audiometri nada murni dan audiometri tutur. Sebanyak 27,2% mengalami gangguan sensibilitas saraf pendengaran. Didapatkan 6,3 % mengalami gangguan komunikasi verbal. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, jenis earphone, besarnya intensitas dan lama pemakaian terhadap terjadinya gangguan sensibilitas saraf pendengaran. Namun dengan melihat nilai Odds Ratio pada pemakaian earphone jenis earbud memiliki resiko 3,69 kali mengalami gangguan pendengaran dan apabila mendengarkan pada 8-14 jam setiap minggu nya memiliki resiko 3,08 kali mengalami gangguan sensibilitas saraf pendengaran. Kelemahan penelitian ini pada desain penelitian , validasi output dan kurang dieskplornya faktor-faktor lain yang turut berperan dalam memengaruhi terjadinya gangguan pendengaran. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mencari faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya gangguan sensibilitas saraf pendengaran dan hubungannya terhadap terjadinya gangguan pendengaran.
ABSTRACT High school students with the age range of 6-19 years old are assumed to suffer from hearing impairment from using PLDs. The usage of PLDs with high volume in long term will cause hearing and verbal communication impairments. Distorssion product otoacoustic emission (DPOAE) examination and pure tone audiometry can be used to evaluate the hearing organ function. Verbal communication function can be evaluated with speech audiometry examination. Hearing impairment is seen from the result of DPOAE signal to noise ratio and hearing threshold ≥25 dB. Communication impairment is seen from speech recognition test (SRT) ≥30 dB. This cross sectional study was conducted in the 70 General High School in October 2013, involving 96 samples using PLDs All samples had DPOAE, pure tone and speech audiometry examinations. (27,2%) had hearing impairments, in which (6,3%) had verbal communication impairments. There were no significant correlation between sex, earphone types, intensity and usage duration with the decrease of sensibility hearing impairment. Although by assessing Odds Ratio value, the usage of earbud type earphone increases the risk of hearing impairment by 3,69 times and duration of 8-14 hours every week has 3,08 higher risk of hearing impairment. The weaknesses of this study are the study design, validation output of PLDs and other factors contributing in causing hearing impairment were not explored. Further study is required to seek the factors contributing in causing hearing impairment from noise and its correlation with the occurrence of hearing impairment.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library