Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arsyah Aditya Saputra
Abstrak :
Penelitian ini mengkaji tradisi lisan asli Betawi, ngerahul, yang dilakukan masyarakat Betawi Mampang melalui memori kolektif yang mereka miliki. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperoleh dan mengungkapkan upaya yang nyata untuk mengembalikan peranan ingatan masyarakat Betawi Mampang terhadap tradisinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan dengan pendekatan deskriptif analitis karena menjelaskan, memberikan ilustrasi, dan simpulan terhadap permasalahan yang telah didapatkan dan diteliti sekaligus cukup adaptif dan peka terhadap pola-pola atau yang diterapkan masyarakat dalam tradisi ini. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini adalah wawancara dengan beberapa narasumber terverifikasi, termasuk budayawan Betawi dan pelaku budaya tersebut. Penelitian ini memperoleh temuan bahwa ngerahul pada era modern di kawasan tersebut dijalankan atas dasar kebutuhan pelakunya dengan modal ingatan masa lalu. Di satu sisi, dengan ngerahul, mereka memperoleh timbal balik dan nilai-nilai yang bermanfaat untuk kehidupan mereka. ......This research examines the indigenous oral tradition of Betawi called ngerahul, which is practiced by the Betawi community in Mampang, through their collective memory. The purpose of this study is to obtain and reveal the genuine efforts to restore the role of Betawi Mampang community's memory in relation to their tradition. This research utilizes a qualitative method with an analytical descriptive approach, as it seeks to explain, illustrate, or draw conclusions regarding the identified and researched issues, while also being adaptable and sensitive to the patterns or practices implemented by the community in this tradition. The data collection method employed for this research is interviews with several verified sources, including Betawi cultural experts and practitioners. The study findings indicate that ngerahul, in the modern era of the area, is carried out based on the needs of its participants with the aid of past memories. With ngerahul, they gain reciprocity and values that are beneficial to their lives.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Apriadi Bumbungan
Abstrak :
Jejak kesejarahan masyarakat etnis Toraja di Kota Makassar dan strategi pembentukan identitas diasporanya, salah satunya dapat dilacak melalui kehadiran ruang Kampung Rama. Nama ‘Rama’ acap dikaitkan dengan beberapa akronim yakni Toraja-Makassar, Rantepao-Makale yang merupakan nama dua ibukota Kabupaten Toraja, dan nama salah satu kota di Israel yang diambil dari narasi kitab suci umat Kristen, Alkitab. Penelitian ini menganalisa kontestasi pemaknaan pada narasi nama Kampung Rama dalam mengkonstruksi identitas dan ingatan kolektif masyarakat diaspora Toraja di Kota Makassar. Tujuan penelitian ini untuk melihat konstruksi ideologis dan relasi kuasa yang bermain dalam penamaan Kampung Rama melalui pendekatan toponimi kritis, identitas, dan memori kolektif dari aktor-aktor yang terlibat dalam prosesnya. Data penelitian didapatkan dari hasil wawancara dan obervasi partisipasi pada lingkungan Kampung Rama. Penelitian menunjukkan ketiga narasi penamaan menghadirkan kompleksitas pemaknaan bagi masyarakat, baik dari dalam maupun dari luar wilayah tersebut yang berkelindan dengan identitas migran Toraja pada lanskap Kota Makassar. Pemaknaan dan narasi nama tersebut dikonstruksi oleh aktor-aktor yang memiliki kepentingan politis, ekonomis, dan ideologis, seperti; Gereja Toraja Jemaat Rama, pemerintah, dan masyarakat Makassar yang berada di luar wilayah tersebut. Penelitian menemukan keragaman identitas, peliyanan, jaringan relasi kuasa yang hierarkis, serta strategi penyesuain diri dan unifikasi migran Toraja pada wilayah ini maupun terhadap masyarakat kota Makassar secara umum.
The migration history of the Toraja in Makassar, the their present mobility and the way the Toraja in Makassar construct their diasporic identities can be traced in the very name of a Torajan village in the heart of the city of Makassar, Kampung Rama. The word “Rama” designates different meanings for different segments of population, within the village and the city of Makassar. The word Rama stands for Toraja-Makassar, thus signifying the relations between the two ethnic groups. For some Torajans in the village and Makassar, the word Rama stands for Rantepao-Makale, the capitals of two main districts in Toraja. The third and most pervasive meaning amongst the Christian elites in the village, however, is biblical, a reference to a city in Israel. This article investigates the way different interpretations of the same name, Rama, reflects not only different strategies of positioning the Toraja diaspora within the city of Makassar, but also internal differences within the community in constructing their identity and their collective memory. Through ethnographic method, namely interviews and participation observation, the researchers map and categorizes the way different actors: Church elites, government officials, inhabitants of Kampung Rama and outsiders construct their narratives about Kampung Rama. Different interpretation of the name also reveals positionality within the history of migration (between old and new settlers), and also social structures (educated, Church elite and the lower classes), the ones originating from the two main districts in the homeland and those from less visible villages, and the role of government in promoting “Little Toraja” tourism. The findings reveal diversity within the migrant communities, and layers of othering, hierarchical structures with its power relations, as well as strategies in creating unity within and with the Makasarese.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Riska Phillia Br
Abstrak :

Penelitian ini membahas pentingnya pelestarian kawasan cagar budaya sebagai warisan perkotaan dalam mengembangkan identitas dan budaya kota. Penelitian ini melibatkan kolaborasi dengan masyarakat dalam menilai integritas dinamis warisan perkotaan melalui pendekatan sense of place dan memori kolektif. Fokus penelitian ini adalah pada kawasan Kotatua di Jakarta yang mengalami perubahan fisik dan fungsi seiring waktu. Pemerintah provinsi DKI Jakarta telah mengeluarkan kebijakan untuk menjaga keaslian dan kelestarian kawasan ini, tetapi perlu ada instrumen yang kuat untuk meminimalisir dampak negatif. Penelitian ini berusaha menyusun konsep perencanaan tata ruang yang aplikatif dan fleksibel, dengan mempertimbangkan urban memory masyarakat. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas kawasan pemugaran dan mempertahankan nilai sejarah serta identitas lokal. Hasil penelitian ini mengungkap bahwa kawasan Pemugaran Tambora memiliki aspek fisik dan non-fisik yang menjadi urban memory yang diingat oleh masyarakat. Jalan Kali Besar Barat, Masjid, Rumah Cina/Pecinan, dan Pasar Pagi menjadi elemen penting yang diingat karena aktivitas yang beragam, nilai religius, identitas budaya, dan simbol perdagangan. Penelitian merekomendasikan pelestarian Jalan Kali Besar, Masjid-Masjid Cagar Budaya, Rumah Cina/Pecinan, dan Pasar, sementara aspek lain dapat dimodifikasi dan diberi penggunaan baru untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan produktivitas kawasan. ......This study discusses the importance of preserving cultural heritage areas as urban heritage in developing urban identity and culture. This research involves collaboration with the community in assessing the dynamic integrity of urban heritage through a sense of place and collective memory approach. This research focuses on the Kotatua area in Jakarta, which has undergone physical and functional changes over time. The provincial government of DKI Jakarta has issued a policy to maintain the authenticity and sustainability of this area, but robust instruments are needed to minimize negative impacts. This research seeks to develop a spatial planning concept that is applicable and flexible, taking into account the urban memory of the community. The goal is to improve the quality of the restoration area and maintain historical value and local identity. The results of this study reveal that the Tambora Restoration area has physical and non-physical aspects that become urban memories that the community remembers. Jalan Kali Besar Barat, the Mosque, the Chinese House/Chinatown, and the Morning Market are essential elements to remember for their diverse activities, religious values, cultural identity, and trade symbols. Research recommends preserving Jalan Kali Besar, Heritage Mosques, Chinese Houses/Chinatown, and Markets. At the same time, other aspects can be modified and given new uses to improve the environmental quality and productivity of the area.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanina Naura Fadhila
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang persepsi warga sekolah terhadap suara bising aktivitas penambangan batu andesit yang didapatkan melalui praktik mendengar mereka. Lokasi area pertambangan batu andesit yang berada sangat dekat dengan area sekolah putra menyebabkan warga sekolah yaitu guru dan alumni dari tahun 2011-2016 memiliki kesan dan ingatan mereka saat mereka belajar atau bekerja. Belum ada sama sekali arsip yang mendokumentasikan praktik ini. Satu-satunya arsip yang bisa diandalkan adalah ingatan kolektif mereka dan beberapa jejak peninggalan aktivitas pertambangan. Skripsi ini juga mencoba menelusuri secara mendalam proses mendengar mereka hingga pada akhirnya bisa mengarah pada praktik-praktik lain yang lebih luas. Penelusuran mendalam itu didapatkan melalui metode wawancara mendalam dengan alumni putra angkatan 2011- 2016 dan guru-guru yang mengajar di tahun tersebut. Observasi yang dilakukan adalah observasi terlibat dengan mengkombinasikan antara observasi melalui mediasi Google Earth dan secara langsung. Penelusuran secara mendalam dari praktik mendengar ini bertujuan untuk melihat kompleksitas dari praktik mendengar itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik mendengar bukan hanya sebagai proses indrawiyah saja tetapi bisa menjadi sebagai upaya reflektif seseorang dalam melihat kondisi yang ada pada lingkungan tempat tinggal mereka. Hal ini juga tidak terlepas dari motivasi masing-masing dalam melakukan praktik mendengar. ......This paper discusses school citizen perception towards noise that generated from andesite mining activity and perceived from their listening practices. Since the mining location area close to the boys' school area therefore it also affects the memory and impression of teacher and junior high school boy alumni from year 2011-2018 about their school activity. Recently there is no proper archive that documenting the practice in past. The only reliable archive are their collective memory and some artefacts which can recount the past mining activity. This paper also aims to deeply examine the listening process that can be translated into broader practices which acquired from in-depth interviews and participant observations with teacher and junior high school boys’ alumni. In particular, in this research participant observation carried out in two different ways. One with mediated observation assisted by Google Earth and direct participants observation. Depth examination of listening process aims to shows that listening practices is not merely a sensory practice. Listening practice has its own complexity that can be an individual reflective process regarding to their environment circumstances. This is also inseparable from each other's motivation in their everyday listening practice.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Laksmiarsih
Abstrak :
ABSTRAK
Arsip Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya merupakan suatu bentuk perekaman informasi yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengetahuan melalui memori kolektif yang berada di dalamnya. Objek penelitian adalah pengelolaan dan pemanfaatan arsip di Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya. Penelitian ini berfokus pada bagaimana pemanfataan dan tata cara akses arsip tersebut sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengetahuan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan arsip sebagai sumber pengetahuan belum dijalankan secara maksimal dikarenakan pengelolaan arsip ini belum dilaksanakan secara terstruktur; kurangnya usaha perlindungan arsip; anggaran yang tidak menentu; serta ada kendala akses dan sosialisasi kearsipan.
Abstract
Archives in Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya are information that can utilize as knowledge resources through its collective memory. The research_s object is the management and utilization of archives in Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya. It focuses on how the utilization of this material are performed and procedure of access to be knowledge resources. This is a qualitative research using descriptive research design. The result shows that the the utilization of static archives has not yet been managed and organised properly because it not necessarily of its management, lack of archives protection; lacks of and budget; constraints of access and lack of archives socialization
2010
S15282
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riena J. Surayuda
Abstrak :
Pusat komunitas adalah ruang publik bagi komunitas untuk melakukan aktivitas sosial, berinteraksi, rekreasi, dan menyalurkan hobinya yang dalam beberapa kasus dapat menanggulangi permasalahan sosial. Beberapa kajian membahas aspek fungsional pusat komunitas dari segi pelayanan sosial karena manfaat fungsionalnya, tetapi pembahasan mengenai pusat komunitas tidak dapat dilihat dari pelayanan sosial saja. Tulisan ini melihat pusat komunitas, melalui studi kasus RPTRA Kenanga, Cideng, Jakarta Pusat, memiliki aspek disfungsional yang menimbulkan eksklusivitas melalui kontestasi memori kolektif antara Pemerintah dan Masyarakat. Dengan menggunakan kerangka analisis yang mengacu pada konsep ruang publik dan memori kolektif, tulisan ini melihat perubahan sebelum adanya pusat komunitas yang berupa kepemilikan privat dan setelah adanya pusat komunitas yang membentuk memori kolektif baru berupa kepemilikan publik. Dari studi kasus di RPTRA Kenanga, tulisan ini menunjukkan bahwa pembentukan memori kolektif baru menyebabkan kontestasi memori kolektif antara negara (pemerintah provinsi DKI Jakarta)dan masyarakat (warga sekitar RPTRA Kenanga) yang kemudian menimbulkan eksklusivitas di ruang publik tersebut.

Community center is a public space for the community that has a function for social activities, such as recreation and interaction, which in particular cases may diminish social problems. This study want to examines community center as Public Space and its memory collective to see the relevance of the theory and its significance to urban policy. The method of this article is qualitative using case study of Children-Friendly Integrated Public Space-Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kenanga, Cideng, Central Jakarta. This article argues there has been a dysfunctional aspect that results in exclusiveness through collective memory contestation between the Government and Local Community. The study find that other than the changes from private property to public property, the establishment of RPTRA Kenanga creates new collective memory that has resulted in collective memory contestation between the government of DKI Jakarta and the local people, which led exclusivity in the public space.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia, Pusat Kajian Sosiologi, LabSosio, 2016
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lauder, Allan Frank
Abstrak :
This article brings together two ostensibly separate subjects: language empowerment and the Covid-19 pandemic. It argues that knowledge of local languages can help disseminate health-related information on a regional level. This addresses two problems simultaneously: the problems raised by the intelligibilty of governmental healthcare protocols and the functions of the use of local languages. The article is a case study presenting a number of interventions in the languages of East Kalimantan and can be seen as an inclusive, grassroots example of health communication. The study was initially a modest attempt to generate on-theground examples of health information in the dominant languages of the region of East Kalimantan. These studies demonstrate that the local communities of these languages are very enthusiastic about getting involved in the interventions. They also reveal that communication using IT and social media is thriving. One of our observations was that information about this pandemic tends to be understood only by highly educated urban people. This happens because it is conveyed by the government in standard Indonesian, which includes many foreign loanwords. The application of local languages is not just using local language vocabulary, it is instead a trigger to revive the collective memory of disaster management based on local culture. In this case, local languages are recognized and considered useful in helping to break the chain of virus transmission to free Indonesia of the Covid-19 outbreak. There were a number of unexpected developments. We found support for the intervention being rolled out on a national level by Special Task Force for Covid-19 under National Disaster Management Agency (Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB). We also welcomed the online publication by the National Agency for Language Development and Cultivation (Badan Bahasa) of the Handbook for managing behavior about health protocols in seventy-seven local languages. The main thrust of this article should therefore be of interest to anyone working to empower local languages and language vitality.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
909 UI-WACANA 22:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Erdyka Pragana
Abstrak :
Konsep memori urban dalam konteks kawasan Monas (Monumen Nasional) di Jakarta, Indonesia. Monas, sebuah landmark ikonik yang melambangkan perjuangan kemerdekaan bangsa, berfungsi sebagai titik fokus untuk mengkaji keterkaitan antara memori kolektif, identitas sejarah, dan ruang kota. Analisis ini menggali bagaimana elemen desain arsitektur dan simbolik Monas dan sekitarnya berkontribusi terhadap ingatan kolektif, representasi narasi sejarah dan warisan budaya Indonesia. Dengan menggunakan kerangka teoritis dari studi perkotaan, geografi budaya, dan studi memori, analisis ini menyoroti pentingnya Monas sebagai gudang memori kolektif dan situs identitas nasional. Hal ini menekankan perencanaan kota dan keterlibatan masyarakat untuk memastikan bahwa signifikansi sejarah dan budaya kawasan Monas dilestarikan untuk generasi mendatang. ......The concept of urban memory in the context of the Monas (National Monument) area in Jakarta, Indonesia. Monas, an iconic landmark symbolizing the nation's struggle for independence, serves as a focal point for examining the interplay between collective memory, historical identity, and urban space. The analysis delves into how the architectural design and symbolic elements of Monas and its surroundings contribute to the collective recollection, representation of Indonesia's historical narratives and cultural heritage. By employing theoretical frameworks from urban studies, cultural geography, and memory studies, the analysis highlights the importance of Monas as a repository of collective memory and a site of national identity. It emphasizes urban planning and community engagement to ensure that the historical and cultural significance of the Monas area is preserved for future generations.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Septian
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang arsip film di Sinematek Indonesia yang memiliki peranan penting sebagai sumber daya pengetahuan bagi masyarakat melalui memori kolektif pada setiap arsip film. Sinematek Indonesia perlu meningkatkan pemanfaatan setiap arsip film-nya, contohnya melalui sosialisasi arsip sesuai dengan teori dari Caroline Williams. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pemanfaatan arsip film sebagai sumber daya pengetahuan di Sinematek Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tentang pemanfaatan arsip film di Sinematek Indonesia sebagai sumber daya pengetahuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan pemanfaatan arsip film sebagai sumber daya pengetahuan telah dilakukan di Sinematek Indonesia, kegiatan pemanfaatan terjadi karena adanya akses dan layanan yang diberikan. Pemanfaatan arsip film di Sinematek Indonesia dilakukan melalui beberapa kegiatan dengan kepentingan yang beragam, seperti untuk sumber penulisan karya ilmiah, kunjungan industri siswa, hingga pemutaran film untuk khalayak. Namun, proses pemanfaatan arsip film tersebut masih belum berjalan secara optimal karena terdapat beberapa kendala yang terjadi, yaitu adanya keterbatasan pada arsip film, sumber daya manusia, anggaran, serta sarana dan prasarana. ......This study discusses the film archives at Sinematek Indonesia which have an important role as a knowledge resources for the community through collective memory in each film archive. Sinematek Indonesia must increase the use of each film archive, among others through socialization of archives according to Caroline Williams’ theory. The formulation of the problem in this research is how to use of film archives in Sinematek Indonesia. This study aims to describe the use of the film archives in Sinematek Indonesia as a knowledge resource. This research uses a qualitative approach with a case study method. Data collection for this study was conducted through interviews, observation, and document study. The results of this study indicate that the use of film archives as a knowledge resource has been carried out in Sinematek Indonesia. The utilization activity occurs because of the access and services provided. The use of film archives in Sinematek Indonesia is carried out through various types of activities with diverse interests, such as sources for writing scientific papers, industrial visits by students, and film screenings for the public. However, the process of utilizing the film archives is still not running optimally because several obstacles occur, namely the limitations of the film archives, human resources, budget, and facilities.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muh Subair
Abstrak :
Artikel ini merupakan hasil penelitian kualitatif dengan fokus kajian pada memori kolektif masyarakat Bugis tentang perjumpaan Islam dan tradisi lokal. Dengan melakukan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen, penelitian ini memperlihatkan bahwa tradisi mallappessang olok-kolok ternyata memicu kontroversi dalam masyarakat. Realitas tradisi berbasis cerita lisan masyarakat ini kemudian dianalisis secara naratif. Mallappessang olok-kolok adalah tradisi “tolok bala” yaitu cara lokal yang dilakukan sebagai aksi pencegahan terhadap bahaya bencana. Contoh praktik Tolak bala Mallappessang olok-kolok dalam masyarakat Bugis adalah dengan cara melepas hewan di hutan dalam rangka mengharapkan kesembuhan dari suatu penyakit. Ternyata ada yang memandang tradisi itu sebagai hal yang bertentangan dengan Islam dalam aspek kesinambungannya dari animisme, dinamisme dan pelaksanaannya yang dinilai tidak masuk akal. Pada sisi lain, ada juga kelompok yang menganggap mallappessang olok-kolok sebagai tradisi yang sesuai dengan ajaran Islam. Seperti melepas hewan di hutan untuk memberi makan hewan buas dimaknai masyarakat Bugis sebagai ungkapan persahabatan manusia dengan alam, melepas hewan dapat menjadi pengikat hubungan dengan leluhur melalui tata-cara pelaksanaannya yang disesuikan dengan petunjuk leluhur, dan melepas hewan di hutan juga menjadi pengikat kebersamaan yang ditandai dengan keikutsertaan keluarga, kerabat, dan tetangga dalam proses pelaksanaannya. Narasi perbedaan cara pandang ini kemudian bergulir menjadi diskusi atau dialog antara Islam dan budaya lokal yang kemudian berdampak pada lahirnya tradisi penghormatan terhadap keberadaan tradisi tersebut. Dialog Islam dan budaya lokal merupakan tanda kemajuan pemikiran masyarakat Islam yang tidak sekedar menerima tradisi sebagai warisan, tetapi juga sebagai ilmu pengetahuan yang berdampak pada penguatan hubungan manusia dengan alam.
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2023
900 HAN 7:1 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>