Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Smith, Joseph
Oxford: Blackwell Publishers, 1998
909.82 SMI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rumondang, Natasia
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang upaya ASEAN dalam menciptakan kestabilan regional pada masa Perang Dingin (1967-1991) yang ditunjukkan melalui kemunculan konsep ZOPFAN dan keterlibatan organisasi ini dalam pencarian solusi untuk menyelesaikan Konflik Kamboja. Penulisan skripsi ini menggunakan metode sejarah dan ditulis secara eksplanatif-deskriptif. Skripsi ini menyimpulkan bahwa ASEAN berhasil memberikan penyelesaian kepada Konflik Kamboja sebagai upaya untuk menciptakan kestabilan regional Asia Tenggara. ......Regional order is needed in order to achieve a regional stability. According to Michael Leifer, in general terms, regional order means the existence of a stable structure of an inter-governmental relationship informed by common assumption about the bases of inter-state conduct. In other words, regional order refers to a condition of security obtaining between regional states which is upheld by their deferring to a formal or informal set of rules. As a region that is known for its instability, South East Asia after the end of The Second World War have had a few attempts to develop the region and also to create regional stability such as Association of Southeast Asia (ASA) and Maphilindo. But none of these works well until in 1967 when a new regional organization takes a shape in what is known as Association of Southeast Asia Nation (ASEAN). This organization shows its efforts to create regional stability through the emergence of ZOPFAN concept and how to implement this concept in South East Asia.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fahrurodji
Abstrak :
Disertasi ini membahas mengenai dinamika hubungan diplomasi Uni Soviet ndash; Indonesia dalam periode 1945-1964, dengan lebih fokus pada perspektif Uni Soviet, yang mencakup dasawarsa terakhir pemerintahan Stalin pasca Perang Dunia II hingga akhir pemerintahan Nikita Khruschev. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dengan menggunakan metodologi kualitatif. Pendekatan ilmu geopolitik dan hubungan internasional digunakan dalam penelitian ini untuk melihat sejauh mana peran tradisi diplomasi menjadi bagian dari praktik diplomasi Uni Soviet dalam era Stalin dan Khruschev. Selain itu digunakan kerangka konseptual druzhba, mirnoye sosushyestvovaniye dan spaseniye mira untuk lebih memahami gambaran periode tersebut. Dalam perspektif Rusia, konsep persahabatan druzhba yang mengandung makna vernost rsquo; kesetiaan dan iskrennost rsquo; kejujuran menjadi pondasi bagi sikap Rusia yang diimplementasikan dengan cara yang berbeda di setiap masa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pengaruh nilai-nilai druzhba dan mirnoye sosushyestovaniye, yang berakar pada tradisi pemikiran Rusia, dalam hubungan kedua negara. ...... The dissertation examines the dynamic of diplomatic relations between the Soviet Union and Indonesia in the period of 1945 1964, which, focus of Soviet perspective, covers the last decade of Stalin rsquo s post world war II period until the end of Khruschev rsquo s leadership in 1964. This research is a historical research using qualitative methodology. Geopolitical and international relations approach is used in this study to examine role of diplomatic tradition in enforcement of Soviet influence in the Third World countries during the last decade of Stalin and the whole of Khruschev periods. The conceptual frameworks druzhba friendship , mirnoye sosushyestvovaniye peaceful coexistence , and spaseniye mira world salvation are used to get better understanding of the picture of the period. In Russian perspective, the value of druzhba friendship that comprises vernost rsquo loyalty and iskrennost honesty which form the basis for Russia rsquo s attitudes, which implemented in different ways in different times. The results of this study indicate the influence of lsquo druzhba rsquo and mirnoye sosushyestvovaniye values, rooted in the tradition of Russian thought, in diplomatic relations between both countries.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richards, Michael D
Chichester: John Wiley &​ Sons, 2014
940.5 RIC t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Riski Rusdi
Abstrak :
Penelitian ini membahas langkah-langkah diplomasi yang dilakukan Uni Soviet untuk merangkul Indonesia dalam menghadapi Perang Dingin pada kurun waktu 1954-1964. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merekontruksi langkah-langkah diplomasi yang dilakukan Uni Soviet untuk merangkul Indonesia dalam menghadapi Perang Dingin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam melakukan langkah diplomasinya untuk mendekatkan diri dengan Indonesia, Uni Soviet memanfaatkan situasi yang sedang bergejolak pada saat itu untuk membantu Indonesia. Namun, Uni Soviet gaga] untuk mendapatkan kepercayaan dari Indonesia.
This research explores the Soviet Union's diplomatic policy to embrace Indonesia facing the Cold War from 1954 to 1964. The objective of this research is to reconstruct the Soviet's diplomatic steps to embrace Indonesia facing the Cold War. This research uses historical method (heuristic, critic, interpretation, and historiography) to explain events and relationship between Soviet Union and Indonesia during the Cold War. This research concludes that Soviet Union used the cold war to help the Indonesian in order to strengthen the relationship between two countries. However, Soviet Union failed to get Indonesian trust.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S15097
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhini Afiatanti
Abstrak :
Pembahasan dalam skripsi ini berfokus pada perubahan kebijakan luar negeri Jepang terhadap ASEAN pada masa Perang Dingin dan setelah berakhirnya Perang Dingin dengan batasan waktu tahun 1973-1993. Perubahan kebijakan luar negeri suatu negara dapat terjadi karena munculnya masalah di dalam negeri negara yang bersangkutan maupun peristiwa lain yang terjadi di lingkungan internasional negara tersebut. Pasca berakhirnya Perang Dingin tahun 1991, Jepang merubah kebijakan luar negerinya secara umum. Beberapa hal yang terjadi di lingkungan internasional merupakan faktor dominan bagi perubahan kebijakan luar negeri Jepang tersebut. Berubahnya kebijakan luar negeri Jepang juga turut berdampak pada kerjasamanya dengan organisasi bangsa-bangsa di Asia Tenggara atau ASEAN. Beberapa perubahan yang terjadi antara lain pengajuan Proposal Nakayama, penambahan lingkup kerjasama pada Forum ASEAN-Jepang, serta bergabungnya Jepang dengan ASEAN Regional Forum bentukan ASEAN. ......The content of this thesis is focused on Japanese foreign policy towards ASEAN during Cold War and its alteration when the war ended in 1991. The thesis takes year 1973 until year 1993 as its time scope. Alteration of one_s foreign policy might be caused by its domestic fluctuation or another event happens in international environment surrounds the country. When Cold War ended in 1991, Japan altered its foreign policy in general. Issues happened in international environment is assumed as dominant factors causing the alteration. The alteration of Japanese foreign policy in general also impacts its diplomatic relation with association of Southeast Asia nations, commonly known as ASEAN. It was marked by submission of Nakayama_s Initiative, field cooperation additions in ASEAN-Japan Forum and Japan_s pioneering as well as its participation in ASEAN Regional Forum founded by ASEAN.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13715
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Indrasti Notoprayitno
Abstrak :
Berakhirnya Perang Dingin memberikan mekanisme baru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam menerapkan prinsip dan tujuannya. Mekanisme resolusi konflik PBB tidak lagi terpaku pada masalah konflik antar negara dan masalah kekuatan militer saja, namun juga masalah konflik internal dan masalah hak asasi manusia. Untuk menerapkan mekanisme resolusi konfliknya di Bosnia-Herzegovina, PBB tidak saja menerapkan peacemaking berupa penyelesaian secara politik, namun juga peacekeeping melalui intervensi kemanusiaan, serta peacebuilding, membangun pasca konflik. Intervensi Kemanusiaan PBB merupakan intervensi yang jarang sekali dilakukan oleh PBB pada saat Perang Dingin, sebaliknya pada saat Perang Dingin, intervensi kemanusiaan merupakan tindakan di dalam penegakkan hak asasi manusia. Resolusi konflik melalui intervensi kemanusiaan PBB di Bosnia-Herzegovina merupakan intervensi kemanusiaan yang belum lama diterapkan PBB pada pasca Perang Dingin, sehingga banyak permasalahan yang muncul berkenaan dengan itu. Tesis ini dimaksudkan untuk menjelaskan eksistensi dan mekanisme resolusi konflik PBB di Bosnia-Herzegovina, diantaranya melalui mekanisme intervensi kemanusiaan. Menjelaskan pula justifikasi intervensi kemanusiaan yang hingga kini masih belum memiliki aturan hukum yang tetap. Konsep besar yang digunakan adalah resolusi konflik PBB yang dikutip dari pendapat Galtung, dan kemudian diturunkan ke konsep intervensi kemanusiaan yang dikemukakan baik oleh Adam Roberts maupun Sean Murphy. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mendeskripsikan intervensi kemanusiaan PBB di Bosnia-Herzegovina berdasarkan pada resolusi konflik PBB di Bosnia-Herzegovina tersebut. Dalam menganalisa intervensi kemanusiaan PBB di Bosnia-Herzegovina, tidak terlepas dari analisa terhadap resolusi konflik PBB lainnya, seperti peacemaking maupun peacebuilding. Berdasarkan analisa data, disimpulkan bahwa terdapat berbagai permasalahan yang kemudian menghambat berjalannya resolusi konflik PBB dengan baik, sehingga hasil yang diperoleh adalah walaupun stabilitas keamanan dan perdamaian tercapai di Bosnia-Herzegovina, namun hasil yang dicapai kurang memuaskan masing-masing pihak yang bertikai.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T5019
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Media A. Zainal
Abstrak :
Meskipun lingkungan internasional relatif damai dengan berakhirnya Perang Dingin yang ditandai dengan runtuhnya negara komunis terbesar dunia yaitu Uni Soviet, konflik di Semenanjung Korea tidak turut mereda bahkan cenderung meningkat, dimana terjadi persaingan dalam peningkatan dan pengembangan kekuatan militer baik senjata konvensional maupun senjata nuklir diantara kedua Korea. Hal ini sangat menganggu stabilitas keamanan kawasan Asia Pasifik, dan bagaimana peran serta kebijakan luar negeri Amerika Serikat sebagai negara super power yang mempunyai kepentingan di kawasan tersebut, bersikap dan bertindak dalam penyelesaian konflik yang terjadi di Semenanjung Korea. Politik luar negeri mengandung tujuan dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut, sesuai dengan kepentingan nasionalnya. Oleh Cecil V. Crabb, Jr. dinyatakan bahwa politik luar negeri merupakan sintesa dari tujuan (kepentingan nasional} dan sarana (kemampuan) dari suatu negara. Jadi dalam politik luar negeri terdapat dua elemen, yaitu tujuan-tujuan nasional (national objectives) yang hendak dicapai dan sarana-sarana (means) untuk mencapainya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif-analitis. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah riset kepustakaan (library research) atau studi dokumen dengan menggunakan data - data sekunder dalam berbagai bentuk. Dalam penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa setelah runtuhnya Uni Soviet dan berakhirnya Perang Dingin, hubungan militer bilateral Amerika Serikat - Korea Selatan tetap dipertahankan karena hubungan ini tidak dapat dipisahkan dari konteks hubungan Korea Selatan dengan Korea Utara. Kehadiran militer Amerika Serikat di Semenanjung Korea adalah untuk menghadapi ancaman, khususnya ancaman nuklir dari Korea Utara. Dan dalam rangka mempertahankan stabilitas dan keamanan di Semenanjung Korea, Amerika Serikat bersama beberapa negara sekutunya (Jepang dan Korea Selatan) bertekad melanjutkan upaya mencari jalan keluar guna mengurangi ketegangan kawasan dan mempertahankan kesiap siagaan. Pemerintahan Bill Clinton pada saat itu mengarahkan kebijakannya pada tiga tujuan utama di Semenanjung Korea, yaitu menerapkan perjanjian Agreed Framework sebagai hasil Perjanjian Jenewa 1994, mengurangi ketegangan di Semenanjung Korea melalui berbagai dialog Inter-korea, dan memperbanyak kontak dengan Korea Utara guna meningkatkan stabilitas dan keamanan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T12437
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jones, Lee
Abstrak :
Drawing on the fields of political economy and historical sociology, Jones dispels the overwhelming consensus among scholars that members of the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) never interfere in the internal affairs of other states, and pioneers a new approach to the understanding of regional politics in Southeast Asia.
New York: Palgrave Macmillan, 2012
341.24 7 JON a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Heale, M. J.
London: An imprint of Bloomsbury Publishing Plc, 2015
973.91 HEA u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>