Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sirait, Anne Meylani Magdalena
Abstrak :
Estimasi permeabilitas yang merupakan inforamsi yang sangat penting dalam evaluasi reservoir adalah topik yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Estimasi permeabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan data dari core atau dari sumur ketika data tersebut tersedia. Ketika data tersebut diatas sangat jarang, harus dilakukan metode lain untuk memperoleh nilai permeabiltas yang tepat. Nilai permeabilitas dapat diekstrak dari data sumur dan dari data seismik secara tidak langsung. Dengan menggunakan metode cokriging, data sumur yang terbatas dapat diintegrasikan dengan data seismic yang mengandung infromasi yang tidak terbatas. Metode cokriging menganggap data sumur sebagai variabel primer sedangkan data seismic sebagai data sekunder. Hasil akhir menunjukkan bahwa peta penyebaran porositas dari metode cokriging memiliki resolusi yang lebih baik dibandingkan dengan peta porositas hasil metode kriging. Estimasi permeabilitas diperoleh dari peta porositas hasil cokriging berdasarkan fungsi linear antara porositas dan permeabilitas. Peta permeabilitas hasil metode cokriging menunjukkan resolusi yang baik dari penyebaran permeabilitas di daerah penelitian. Nilai permeabilitas yang dihasilkan sangat rendah, dengan nilai maksimun hanya sekitas 0.8 mD, sama dengan tren yang diperlihtkan data porositas, dengan nilai maksimum 12%. Nilai porositas dan permeabilitas yang rendah menunjukan kondisi ketat dari area target.
Permeability estimation is one of the most important information needed for reservoir evaluation. It will be taken as the main focus of this research. Estimation of permeability can be done using the data from core or well when these data are available properties. When this data is sparse, other methods must be applied to achieve an accurate permeability value. Permeability values can be extracted from well data and also indirectly from seismic data. Using the cokriging method, the limited well data is integrated with the inexact dense seismic data. Cokriging consider well data as a primary variable while seismic data is considered as secondary variable. In the result the porosity map based on cokriging method show a better resolution compare to porosity map based on kriging method. The permeability estimation is obtained from porosity map based on cokriging map using the linear function of porosity and permeability. The permeability map based on the cokriging method shows a good resolution of permeability properties within the interest area. The permeability value is very low, with the readily maximum of 0,8 mD only, same as the trend of porosity data, maximum 12%, both low properties represent the tight condition of the area.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T40268
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti Verdiana
Abstrak :
ABSTRAK
Radon merupakan unsur radioaktif yang digunakan untuk identifikasi sesar aktif penyebab utama gempa bumi , monitoring kegunungapian, mendeteksi kandungan migas dan geothermal, interpretasi keluaran airtanah di laut submarine groundwater discharge , serta pemanfaatan lainnya.Untuk mendeteksi kandungan Radon di daerah yang tidak tersampel dapat menggunakan metode Ordinary Cokriging.Metode Ordinary Cokriging merupakan perluasan dari metode ordinary kriging yaitu dengan menggunakan peubah teregional utama dan peubah teregional tambahan.Metode ini menghasilkan taksiran yang bersifat BLUE Best Linear Unbiased Estimator . Nilai taksirannya dinyatakan sebagai kombinasi linier dari data sampel. Data yang digunakan dalam tugas akhir ini merupakan isotopy data dimana kedua data yang digunakan berada pada titik lokasi yang sama. Dengan bantuan software R diperoleh plot yang menunjukkan bahwa data yang diperoleh memenuhi asumsi stasioner orde dua yaitu data yang dimiliki tidak membentuk pola tertentu terhadap lokasi data, sehingga dapat dibentuk model auto dan cross variogram. Terdapat dua model yang dihasilkan dari data ini, yaitu model Spherical dan model Eksponensial. Dari kedua model tersebut dipilih model terbaik yang cocok dengan keadaan data yaitu dengan melihat variansi minimum yang diperoleh menggunakan metode validasi silang yaitu model Spherical adalah model terbaik, dengan nilai R ?_e =0.0311 dan S_ R_e ^2=1.00095. Berdasarkan model tersebut diperoleh estimasi kandungan Radon minimum sebesar 6.3471 Bq/m3 pada koordinat 712757, 9271286, 401 dengan variansi error sebesar 0.5180 dan estimasi kandungan maksimum sebesar 6130.3063 Bq/m3 pada koordinat 712969, 9271446, 382 dengan variansi error sebesar 0.6288.
ABSTRACT
Radon is a radioactive element which used for identifying the earthquakes trigger, vulcanism monitoring, oil and geothermal contents detecting, interpreting ground water output in the sea submarine groundwater discharge , and many others. For detecting the content of Radon on unsampled area, the ordinary cokriging can be used. The ordinary cokriging is an extension of ordinary kriging with one covariable. This method is used to estimate the BLUE Best Linear Unbiased Estimator . The value of estimation of a point is a linear combination of observations around it. The data in this study is isotopy data. Open source software R was used to obtain the plots of the data. They showed that the assumptions of second order stationary are fulfilled. So, that auto and cross variogram models can be used. There are two models that can be applied on the data, spherical model and eksponensial model. By using the cross validation method, the spherical model is the best model to fit the data with the result R e 0.0311 and S R e 2 1.00095 . Based on this model we obtained a minimum estimates of Radon content is 6.3471Bq m3 at coordinates 712757,9271286,401 with the number of error variance is 0.5180 and maximum estimates of Radon content is 6130.3063 Bq m3 at coordinates 712969, 9271446, 382 with the number of error variance is 0.6288.
2017
T47220
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Eko Saputro
Abstrak :
Analisis hubungan tekanan pori dan pemodelan tiga dimensi sifat mekanika batuan telah dilakukan pada Lapangan ldquo;Azzam rdquo; Cekungan Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebaran overpressure pada tiap-tiap formasi serta melihat hubungannya terhadap tingkat kekerasan batuan. Penyebaran data geomekanik pada model grid tiga dimensi 3D dilakukan dengan dipandu oleh data Accoustic Impedance AI sebagai soft constraint menggunakan metode Sequential Gaussian Simulation SGS dengan tipe Collocated CoKriging yang terlebih dahulu dilakukan pemilihan koefisien korelasi dengan variasi nilai korelasi 0.1, 0.25 dan 0.75. Dari ketiga variasi koefisien korelasi tersebut diperoleh korelasi nilai 0.1 yang menunjukkan hasil yang paling sesuai untuk memperoleh hasil pemodelan yang optimal. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa Lapangan ldquo;Azzam rdquo; mempunyai tingkat overpressure yang tinggi yang dapat menyebabkan efek blow out. Nilai tekanan pori yang besar terdapat di Zona Reservoar Ngrayong dan Tuban dengan nilai tekanan pori berkisar 7775.63 ndash; 7681.53 kPa. Sedangkan dari persebaran nilai properti mekanika batuan dilihat dari nilai Modulus Young dan Uniaxial Compressive Strength UCS , Formasi Ngrayong memiliki tingkat keretakan yang besar dengan nilai Modulus Young berkisar 289883 ndash; 3.7954e 07 kPa dan UCS sebesar 1763.03 ndash; 285373 kPa.
Analisis hubungan tekanan pori dan pemodelan tiga dimensi sifat mekanika batuan telah dilakukan pada Lapangan ldquo Azzam rdquo Cekungan Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebaran overpressure pada tiap tiap formasi serta melihat hubungannya terhadap tingkat kekerasan batuan. Penyebaran data geomekanik pada model grid tiga dimensi 3D dilakukan dengan dipandu oleh data Accoustic Impedance AI sebagai soft constraint menggunakan metode Sequential Gaussian Simulation SGS dengan tipe Collocated CoKriging yang terlebih dahulu dilakukan pemilihan koefisien korelasi dengan variasi nilai korelasi 0.1, 0.25 dan 0.75. Dari ketiga variasi koefisien korelasi tersebut diperoleh korelasi nilai 0.1 yang menunjukkan hasil yang paling sesuai untuk memperoleh hasil pemodelan yang optimal. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa Lapangan ldquo Azzam rdquo mempunyai tingkat overpressure yang tinggi yang dapat menyebabkan efek blow out. Nilai tekanan pori yang besar terdapat di Zona Reservoar Ngrayong dan Tuban dengan nilai tekanan pori berkisar 7775.63 ndash 7681.53 kPa. Sedangkan dari persebaran nilai properti mekanika batuan dilihat dari nilai Modulus Young dan Uniaxial Compressive Strength UCS , Formasi Ngrayong memiliki tingkat keretakan yang besar dengan nilai Modulus Young berkisar 289883 ndash 3.7954e 07 kPa dan UCS sebesar 1763.03 ndash 285373 kPa.
2017
T48114
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sulistyo
Abstrak :
Metode magnetotelluric (MT) merupakan metode yang efektif dalam memetakan kondisi bawah permukaan. Pada data MT, sering ditemukan adanya pergeseran statik yang disebabkan oleh beberapa hal, antara lain adalah heterogenitas di dekat permukaan, efek topografi ataupun kontak vertikal. Jika hal ini dibiarkan, maka akan menyebabkan kesalahan interpretasi pada resistivitas dan kedalaman. Untuk mengatasi fenomena ini dapat dilakukan dengan menggunakan data Time Domain Electromagnetic (TDEM). Namun hal itu harus dilakukan dengan menggunakan peralatan yang mahal dan akan menghabiskan waktu dan biaya operasional yang besar. Untuk mengatasi hal tersebut, upaya pemecahan masalah pergeseran statik terus dikembangkan antara lain dengan metode Complex Kriging (Cokriging), Perata-rataan (averaging), atau dengan menggunakan geomagnetic transfer function. Penelitian ini difokuskan pada pemecahan masalah pergeseran statik dengan membuat software berbasis Matlab menggunakan metode Cokriging dan Peratarataan. Pengujian kedua metode tersebut dilakukan dengan menggunakan data sintetik dan data riil. Dari kedua metode tersebut didapat kesimpulan bahwa metode Perata-rataan memberikan hasil yang lebih baik. ......Magnetotelluric method (MT) is an effective method to map the subsurface conditions. In the MT data, often found the existence of static shift can be caused by several things, among others, is the heterogeneity near the surface, the effect of topography or vertical contacts. If this is allowed, it will cause errors of interpretation in resistivity and depth. To overcome this phenomenon can be done using data Time Domain Electromagnetic (TDEM). But it must be done by using expensive equipment and will spend the time and operational costs are great. To overcome this, the static shift problem solving efforts continue to be developed include the method of Complex Kriging (Cokriging), Averaging, or by using geomagnetic transfer function. This study focused on problems solving of static shift by creating software based Matlab using Cokriging and Averaging. Testing the two methods are conducted using synthetic data and real data. Of the two methods could be concluded that the Averaging method gives better results.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1152
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library