Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Eka Wahyuni
Abstrak :
Salah satu cara mengatasi halusinasi adalah dengan pemberian cognitive behaviour therapy (CBT). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh CBT terhadap halusinasi pasien di Rumah Sakit Jiwa Pempropsu Medan. Desain penelitian quasi eksperimental dengan jumlah sampel 56 responden. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan peningkatan pelaksanaan cara mengontrol halusinasi yang bermakna antara kelompok yang mendapat dan tidak mendapat CBT (Pvalue < 0.05). Halusinasi menurun secara bermakna pada kelompok yang mendapat CBT (Pvalue < 0.05). Sedangkan pada kelompok yang tidak mendapat CBT halusinasi menurun secara tidak bermakna (Pvalue > 0.05). CBT direkomendasikan dilakukan pada pasien halusinasi sebagai tindakan keperawatan spesialis.
One way of dealing with the provision of hallucination is cognitive behavior therapy (CBT). This study aimed to verify the effect of CBT on patients hallucinations Pempropsu Mental Hospital in Medan. Quasi experimental design with a sample of 56 respondents. The results showed a difference in improving the implementation of a meaningful way of controlling the hallucinations between groups that received and did not receive CBT (p value <0.05). Hallucinations were significantly decreased in the group receiving CBT (p value <0.05). While in the group who did not receive CBT decreased hallucinations was not significant (p value> 0.05). CBT is recommended in patients with hallucinations as a specialist nursing intervention.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28429
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hapsarini Nelma
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang Penyakit kronis Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang banyak ditemui pada masyarakat Indonesia. Penderita penyakit ini membutuhkan penanganan jangka panjang yang tidak hanya meliputi pengobatan namun juga perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup membutuhkan adaptasi yang terkadang menimbulkan stress bagi penyandang penyakit ini. Stress yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan penderita masuk dalam kondisi depresi Metode Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain single subject design dan pengambilan sample menggunakan metode purposive sampling. Partisipan terdiri dari 2 subjek yang memiliki kriteria GDS>150, divonis menyandang Diabetes Mellitus, dan hasil ukur berdasarkan Beck?s Depression Inventory berada pada golongan depresi berat atau golongan depresi ringan-sedang. Pertemuan berjalan 6 kali ditambah 1 pertemuan untuk asesmen awal. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cognitive behavior therapy. Hasil Berdasarkan hasil pengukuran sebelum dan sesudah intervensi diperoleh hasil partisipan mengalami penurunan tingkat depresi yang diindikasikan dengan partisipan yang lebih tenang setelah intervensi dan penurunan skor pada Beck?s Depression Inventory serta adanya perubahan pada pikiran negatif. Kesimpulan Penelitian ini membuktikan bahwa pendekatan cognitive behavior therapy efektif dalam menurunkan tingkat depresi dan mengubah pikiran negatif pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2. Partisipan juga menyampaikan bahwa pendekatan ini memberikan manfaat karena dapat melatih partisipan mengendalikan isi pikirannya.
ABSTRACT
Background Chronic illness Diabetes Mellitus has been found as big cases in our country. People who has this illness has to take a long time period of treatments, not only use drugs for long period but also change their life style. Changing life style sometimes stressful for people who has this illness. If they can?t handle stress properly, they will down to depression. Method This research use single subject design and purposive sampling to take participants who can join this research. Criteria that use in this research are people who has Diabetes Mellitus type 2, GDS>150, and people in mild-moderate group or severe group of depression based on Beck?s Depression Inventory. This research consist of 6 sessions and 1 session for assessment. Cognitive behavior therapy was used in this research. Result Based on before and after intervention measurement, participant showed decrease of depression and change negative thoughts. It can be seen by decrease of scores Beck?s Depression Inventory and participant?s reports. Conclusion This research has proven that cognitive behavioral therapy effective to decrease depression and change negative thoughts Diabetes Mellitus type 2 patients.
2012
T31698
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Argaputri
Abstrak :
Self-confidence adalah keyakinan terhadap diri serta kemampuan yang dimiliki (Webster's Dictionary, 1996). Gejala tidak percaya diri pada anak erat kaitannya dengan persepsi anak terhadap konsep dirinya (Surya. 2007). Orangtua yang mempersepsikan anaknya sebagai 'segalanya buruk'dapat menciptakan konsep diri yang menekankan pada anak bahwa anak kurang diterima, buruk, den tindakannya tidak disetujui oleh orangtuanya (Frenkei-Bronswilk, dalam Burns, 1993) Cognitille-llehavior Therapy (CB1) adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan bentuk intervensi yang bersifat psikoterapeutik den bertujuan untuk mengurangi distress paikologis dan perilaku mal adaptif dengan cara mengganti proses kognitif (Kaplan et al., dalam Stallard, 2002). Program CBT pada dasamya didasari oleh pemyataan bahwa keyakinan negatif mengenai hidup dan seseorang adalah hasil dari self-talk negatif yang berujung pada perasaan negatif mengenai diri sendiri, selfesteem rendah, dan kepada perilaku yang bersifat menghambat individu mencapai basil yang diinginkan (Burnett, 1996). lntervensi cognitive behavioral dinilai paling snkses meningkatkan harga diri dan konsep diri.Program diososiasikan dengan peningkatan positive self talk dan CBT dihuhungken dengan penganangan negative self-talk (Burnett, Craven, den Marnh, 1999). Program CBT dalam tugas akhir ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri seorang anak berusia 9 tahun dengan tingkat kecerdasan rata-rata. Ia merasa kurang pereaya diri menjawab pertanyaan guru atau orangtua saat belajar. Ia takut menjawab dengan sa1ah. Setelah intervensit anak mampu menyadari kesalahan berpikirnya, menjadi lebih percaya diri di sekolah. Di sisi lain, sikap ayah yang marab saat anak melakukan kesalahan membuat anak sulit menunjukkan perubahan positif di rumah. ......Self-confidence is faith about oneself and one's own ability (Webster's Dictionary, 1996). Lack of confidence of symptom in a child is tight with the child's perception of bislber self-concept (Surya, 2007). Parents, who perceive their child as "all bad1create a self-concept that emphasize the child that be/she is less accepted, bad, and does not hove any approval of his action from the parent (Frenkel-Brunswilk, in Bums, 1993). Cognitive-Behavior Therapy (CBI) is an intervention that aims to psychological distress and Maladaptive behavior by altering cognitive processes (Kaplan et al., in Stallard, 2002). CBT program is baaod on the notion that negative beliefs about life and oneself is the result of negative self-talk which lands to negative feelings about oneself; low self-esteem, and self-defeating behavior {Burnett, 1996). Cognitive behavioral based interventions were the most successful enhancers of self-esteem and self-concepts.The program was associated with an increase in positive self-talk a.nd CBT was linked to a decrease in negative self-talk (Burnett, Cmven, and Marsh, 1999). CBT's program on this final assignment was aimed to improve the self­ confidence of a nine year old girl with an average intelligence. She feels little of confidence in answering the teacher's or parent's questions. She was afraid that she might give a wrong answer. As the result of the intervention, the child now is aware of her faulty Chink and become more confident In school. On the other side, - her father's attitude that always become angry whenever she gives a wrong' answer make her more difficult to show some improvement at home setting.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T32434
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Argaputri
Abstrak :
ABSTRAK
Self-confidence adalah keyakinan terhadap diri Sena kemampuan yang dimiliki (Websters Dictionary, 1996). Gejala tidak percaya diri pada anak erat kaitannya dengan persepsi anak terhadap konsep dirinya (Surya, 2007). Orangtua yang mcmpersepsikan anaknya sebagai ?segalanya buruk?dapat menciptakan konsep diri yang menekankan pada anak bahwa anak kurang diterima, buruk, dan tindakannya tidak disetujui oleh orangtuanya (Frankel-Bnmswilk, dalam Burns, 1993). Cognilfve-Behavior Therapy (CBT) adalah sebuah istiiah yang digunakan untuk menjelaskan bentuk innervensi yang bersifat psikoterapeutik dan bertujuan untuk mengurangi distress psikologis dan perilaku maladaptifdengan cara mengganti proses kognitif (Kaplan et al., dalam Stallard, 2002). Program CBT pada dasamya didasari oleh pemyataan bahwa keyakinan negatifmengenai hidup dan seseorang adalah hasil dari se%taIk negatif yang berujung pada perasaan negatif mengenai diri sendiri, sebf-esteem rendah, dan kepada perilaku yang bersifat menghambat individu mencapai hasil yang diinginkan (Bumett, 1996). Intervensi cognizive behavioral dinilai paling sukses mcningkatkan harga diri dan konsep diri. Program diasosiasikan dengan peningkatan positive seMta1k dan CBT dihubungkan dengan pengurangan negative se%talk (Bumett, Craven, dan Marsh, 1999). Program CBT dalam tugas akhir ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri sorang anak berusia 9 tahun dengan tingkat kecerdasan rata-rata. Ia merasa kurang percaya diri menjawab pertanyaan guru atau orangtua saat belajar. Ia takut menjawab dengan salah. Sctelah intervcnsi, anak mampu menyadari kcsalahan berpikimya, menjadi lebih percaya diri di sekolah. Di sisi lain, sikap ayah yang marah saat anak melakukan kesalahan membuat anak sulit menunjukkau perubahan positif di mmah. Anakjuga sangat memperhatikan cvaluasi dari teman scbayanya.
ABSTRACT
Self-confidence is faith about oneself and one?s own ability (Webster?s Dictionary, 1996). Lack of confidence of symptom in a child is tight with the child?s perception of his/her self-concept (Surya, 2007). Parents, who perceive their child as ?all bad", create a self-concept that emphasize the child that he/she is less accepted, bad, and does not have any approval of his action from the parent (Frenkel-Brunswilk, in Bums, 1993). Cognitive-Behavior Therapy (CBT) is an intervention that aims to psychological distress and maladaptive behavior by altering cognitive processes (Kaplan et al., in Stallard, 2002). CBT program is based on the notion that negative beliefs about life and oneself is the result of negative self-talk which leads to negative feelings about oneself; low self-esteem, and self-defeating behavior (Bumett, 1996). Cognitive behavioral based interventions were the most successful enhancers of self-esteem and self-concepts. 'I'he program was associated with an increase in positive self-talk and CBT was linked to a decrease in negative self-talk (Bumett, Craven, and Marsh, 1999). CBT?s program on this final assignment was aimed to improve the self- conlidence ofa nine year old girl with an average intelligence. She feels little of confidence in answering the teacher?s or pa1°ent's questions. She was afraid that she might give a wrong answer. As the result ofthe intervention, the child now is aware of her faulty think and become more confident in school. On the other side, her father-'s attitude that always become angry whenever she gives a wrong answer make her more difficult to show some improvement at home setting. The child also pays much of attention on her peer?s evaluation.
2007
T34197
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarmidi
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T38106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustina Retno Wulandari
2007
T38206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhanari
Abstrak :
Remaja yang cenderung membentuk self-esteem-nya dengan mengarahkan kepada teman-teman dapat mengakibatkan munculnya masalah perilaku dan prestasi akademis yang menurun (Steinberg, 2002). Salah satu aspek dalam masalah perilaku adalah perilaku nakal, yaitu perilaku melanggar aturan seperti melarikan diri, mencuri dan membolos. Sebelum menjadi suatu gangguan perilaku, perilaku nakal sebaiknya segera diintervensi. Cognitive Behavior Therapy (CBT) telah terbukti efektif untuk menangani masalah perilaku pada anak remaja apabila dilakukan sejalan dengan intervensi yang dilakukan terhadap orang tua anak (Mash, 2005; Stallard, 2002). CBT didasarkan pada premis bahwa gangguan psikologis ditentukan oleh makna yang diberikan oleh individu pada suatu kejadian daripada oleh kejadian itu sendiri (Kazantzis, 2006). CBT membantu klien mengidentifikasi persepsi yang terdistorsi yang berkontribusi terhadap munculnya masalah dan menggantinya dengan pikiran yang lebih adaptif dengan teknik-teknik seperti self évaluation, positive self-talk, control o f negative thoughts and feelings. Asumsi CBT adalah pada saat klien terlibat secara aktif dan berusaha menerapkan hasil belajar mereka pada situasi sehari-hari, dapat dikatakan bahwa klien ini akan memperoleh keuntungan jangka pendek dan jangka panjang dari terapi (Kazantzis, et al. dalam Kazantzis, 2006). Intervensi CBT dalam tugas akhir ini bertujuan untuk mengubah keyakinan seorang remaja sehubungan dengan perilaku mencuri ke arah yang lebih baik agar ia dapat memperbaiki perilakunya sehingga tidak semakin mengarah kepada conduct disorder. Hasil dari intervensi ini menunjukkan bahwa keyakinan yang berhubungan dengan perilaku mencuri melemah. Berdasarkan informasi guru dan orangtua, anak juga telah menunjukkan perubahan perilaku dengan tidak lagi melakukan perbuatan mencuri hingga intervensi berakhir.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T38021
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Sudiono Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang memerlukan kemampuan dalam menjalankan regimen medis yang diberikan. Ketidakpatuhan terhadap regimen medis akan berdampak pada peningkatan tekanan darah serta kerusakan beberapa organ tubuh. Pada penderita hipertensi, kepatuhan dalam menjalankan regimen medis merupakan masalah yang sulit dilakukan, karena kurangnya kesadaran, padahal perkembangan kognitif mereka belum mengalami penurunan. Penelitian ini memberikan Cognitive Behavior Therapy (CBT) kepada tiga orang penderita hipertensi yang bermasalah dengan kepatuhan medisnya. Desain penelitian yang digunakan adalah dengan modul CBT-AD yang sebelumnya telah terbukti dapat meningkatkan kepatuhan medis pada penderita diabetes. Pemberian intervensi akan disesuaikan dengan kondisi partisipan yang menderita hipertensi. Pengukuran dilakukan pada sebelum dan setelah intervensi. Hasil pengukuran diperoleh dari pengisian alat ukur Hill-Bone High Blood Pressure Compliance Scale, wawancara dan observasi, dan pengukuran tekanan darah yang menunjukkan peningkatan kepatuhan medis pada ketiga partisipan. Kesimpulan dari penelitian ini membuktikan bahwa Cognitive Behavior Therapy (CBT) efektif dalam meningkatkan kepatuhan medis pada penderita hipertensi. Partisipan merasa bahwa mereka mendapatkan manfaat dari teknik-teknik yang diajarkan selama proses terapi dan juga merasa sangat terbantu dengan teknik-teknik tersebut dalam meningkatkan kepatuhan medisnya. Ketiga pertisipan juga menyadari bahwa untuk meningkatkan kepatuhan medisnya, mereka harus selalu menerapkan teknik-teknik tersebut dalam kegiatan sehari-hari
ABSTRACT
Background Hypertension is one of the diseases that require skills in running a medical regimen. Poor adherence to medical regimens will increase blood pressure and damage to multiple organs. In hypertensive, non-compliance in medical regimens is a problem that often occurs due to lack of awareness, but their cognitive development has not decreased. This research provides a Cognitive Behavior Therapy to three people with hypertension who have problems with medical compliance. Research design use is the CBT-AD module that has previously been shown to improve medical adherence in diabetics. Intervention will be adapted to the conditions of participants who suffer hypertension. Assesments were taken before and after the intervention. Result assesments through Hill-Bone High Blood Pressure Compliance Scale, interviews and observations, and blood pressure measurements, which showed increase in medical compliance on all three participants. Conclusion of this research proved that Cognitive Behavior Therapy (CBT) is effective to increase medical adherence in people with hypetension. Participants feel benefit from the techniques taught during the therapy and also be helped with these techniques for improving their medical compliance behavior. Third partisipan also realized that to increase medical compliance, they have to always apply these techniques in their daily activities.
2016
T46372
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wetik, Syenshie Virgini
Abstrak :
Ansietas merupakan masalah psikososial yang paling banyak dialami klien hipertensi. Hal ini terkait dengan respon klien terhadap kondisi kronis kesehatannya. Dampak dari ansietas akan mengganggu produktivitas dan kualitas hidup jika tidak dilakukan penatalaksanaan sedini mungkin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PMR dan CBT terhadap ansietas klien hipertensi, Desain penelitian quasi experimental pre-test dan post-test with control group dengan jumlah sampel 64 responden. Hasilnya adalah penurunan ansietas, peningkatan kemampuan relaksasi serta kemampuan mengubah pikiran dan perilaku negatif pada kelompok yang mendapatkan PMR dan CBT p value < 0.05 . PMR dan CBT direkomendasikan sebagai terapi spesialis keperawatan pada ansietas klien hipertensi.
Anxiety is the most widely psychosocial problems experienced in people with hypertension. The impact arising from the anxiety would interfere with productivity and quality of life. This study aims to determine the effect of PMR and CBT for anxiety clients with hypertension. Quasi experimental research design pre test and post test with control group with a sample of 64 respondents. The results is decrease in anxiety, increase relaxation capability and the ability to change negative thoughts and behaviors that are in the group of clients who get PMR and CBT p value.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florensa Florensa
Abstrak :
Sekitar 71% dari 229 remaja SMA di kota Depok, Jawa Barat mengalami depresi. Depresi terjadi karena berbagai faktor diantaranya efikasi diri yang rendah. Cognitive Behavior Therapy (CBT) merupakan terapi yang dilakukan untuk meningkatkan efikasi diri dan mengatasi depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan efikasi diri dan depresi setelah mendapat CBT. Metode penelitian: quasi eksperimen dengan pre-post test with control group pada penerapan CBT yang dilakukan secara berkelompok. Uji analisis yang digunakan adalah dependen dan independent sample t-Test, chi-square dan pearson product moment. Responden penelitian ini adalah remaja kelas VIII SMPN Kota Bogor. Sampel penelitian sebesar 72 remaja. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efikasi diri remaja yang mendapat CBT lebih tinggi dibanding remaja yang tidak mendapat CBT, depresi remaja yang mendapat CBT lebih rendah dibandingkan penurunan depresi pada remaja yang tidak mendapat CBT. Peningkatan efikasi diri mempunyai hubungan yang kuat dalam menurunkan depresi pada remaja dengan arah hubungan negatif. CBT direkomendasikan pada remaja dengan efikasi diri rendah dan depresi.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>