Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ika Alfina
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2000
S26949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1995
S26903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ananda Sekar Ayu
Abstrak :
Pola konsumsi pangan didefinisikan sebagai kebiasaan makan yang berbeda antara satu individu dengan individu lainnya. Perbedaan kebiasaan makan seseorang sejatinya dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari faktor kesehatan, faktor harga, faktor agama, dan faktor budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan individu dari lima kota besar di Indonesia berdasarkan pola konsumsi pangan. Terdapat 18 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, 6 diantaranya merupakan variabel numerik dan 12 variabel lainnya merupakan variabel kategorik. Mengingat data yang digunakan terdiri dari dua jenis variabel yang berbeda, maka pengelompokan dilakukan secara terpisah. Variabel numerik dikelompokkan menggunakan metode K-Means Clustering, sementara variabel kategorik dikelompokkan menggunakan metode ROCK Clustering. Hasil kedua pengelompokan tersebut kemudian digabungkan dan dipandang sebagai data baru yang terdiri dari dua variabel bertipe kategorik. Variabel baru tersebut kemudian dikelompokkan kembali menggunakan metode pengelompokan data kategorik yang sebelumnya digunakan, yaitu ROCK Clustering. Proses pengelompokan data gabungan tersebut kemudian dikenal sebagai Ensemble Clustering. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok optimal yang terbentuk untuk data gabungan adalah sebanyak tiga klaster. Klaster satu terdiri dari 286 individu yang pola konsumsi pangannya cenderung dipengaruhi faktor harga, agama, dan budaya. Klaster dua terdiri dari 233 individu yang pola konsumsi pangannya cenderung dipengaruhi faktor kesehatan, agama, dan budaya serta cenderung netral akan faktor harga. Sementara itu, klaster tiga terdiri dari 191 individu yang pola konsumsi pangannya dipengaruhi faktor kesehatan, agama, dan budaya. ...... Food consumption patterns are defined as eating habits that differ from one individual to another. Differences in a person's eating habits can be caused by various factors, ranging from health factors, price factors, religious factors, and cultural factors. This study aims to clustering individuals from five cities in Indonesia based on food consumption patterns. There are 18 variables used in this study, 6 of them are numerical variables and 12 others are categorical variables. Since the data consists of two different types of variables, the clustering process will be done separately. Numerical variables were grouped using the K-Means Clustering, while categorical variables were grouped using the ROCK Clustering. The grouping result of numerical and categorical variables are then combined into a new data with two categorical variables. The new data then regrouped using the categorical data grouping method, namely ROCK Clustering. This process then known as Ensemble Clustering. The results of this study indicate that the optimal group formed for the new categorical data is three clusters. Cluster one consists of 286 individuals, where food consumption patterns in this cluster tend to be influenced by price, religion, and culture factors. Cluster two consists of 233 individuals, where food consumption patterns in this cluster tend to be influenced by health, religion, and cultural factors and tend to be neutral on price factors. Cluster three consists of 191 individuals, where food consumption patterns in this cluster are influenced by health, religion, and cultural factors.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Fauziah Putri
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai penerapan prinsip-prinsip hukum persaingan usaha dalam suatu perjanjian dan kegiatan distribusi voucher isi ulang yang dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Selular melalui mitra dengan sistem clustering. Dalam implementasinya, terdapat dugaan pelanggaran terhadap ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, diantaranya pembagian wilayah, perjanjian distribusi eksklusif, penguasaan pasar melalui praktek diskriminasi dan penyalahgunaan posisi dominan. Penelitian yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah penelitian hukum normatif yang bersifat eksplanatoris dan preskriptif. Berdasarkan hasil penelitian dalam tesis ini dapat disimpulkan bahwa pola distribusi voucher isi ulang yang dilakukan oleh Telkomsel melalui mitra tidak menerapkan sistem hard clustering dan tetap memperhatikan prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat serta memiliki dasar justifikasi ekonomi yang memadai. Oleh karena itu tepat digunakan pendekatan rule of reason untuk mengkaji dan melakukan analisis
This thesis discusses about the implementation of competition law principles in contract and vouchers distribution activities which conducted by PT. Telekomunikasi Selular through partners with clustering system. In its implementation, there are alleged infringement of Law No. 5 of 1999 concerning The Ban on Monopolistic Practices and Unfair Business Competition, specifically market division, exclusive dealing agreement, market control through discrimination practices and abuse of dominant position. The research conducted by normative legal research with explanatory and prescriptive methodology. The research concluded that vouchers distribution management conducted by Telkomsel through partners do not apply hard clustering system and keep implementing competition law principles also has sufficient economic justification. Therefore rule of reason is appropriate approach to examine and analyze this case.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45545
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch Galih Primantara
Abstrak :
ABSTRAK
Clustering adalah salah satu topik penting pada bidang Data Mining. Teori graf dapat digunakan untuk membantu clustering dengan cara membuat graf yang mewakili data-data yang akan di-cluster. Salah satu metode graf clustering adalah k-way spectral clustering yang memanfaatkan sebanyak k nilai eigen dan vektor eigen pertama dari matriks Laplacian suatu graf untuk melakukan clustering dengan k adalah banyaknya cluster yang diinginkan. Pada skripsi ini dibahas mengenai algoritma k-way spectral clustering merujuk kepada Ng, Jordan, dan Weiss (2002) dan von Luxburg (2007).
ABSTRACT
Clustering is one of the most important topic in Data Mining. Graph can be used to do clustering by forming a representation graph data which is needed to be clustered. K-way spectral clustering is one of many methods of graph clustering. This method uses first-k eigen values and eigen vectors of a Laplacian matrix to cluster with k is the number of desired clusters. In this skripsi, it will be discussed a k-way spectral clustering algorithm by Ng, Jordan, and Weiss (2002) and von Luxburg (2007).
Universitas Indonesia, 2016
S61791
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rilo Chandra Pradana
Abstrak :

Pendeteksian topik adalah teknik untuk memperoleh topik-topik yang dikandung oleh suatu data tekstual. Salah satu metode untuk pendeteksian topik yaitu dengan menggunakan clustering. Namun, secara umum metode clustering tidak menghasilkan cluster yang efektif bila dilakukan pada data yang berdimensi tinggi. Sehingga untuk memperoleh cluster yang efektif perlu dilakukan reduksi dimensi pada data sebelum dilakukan clustering pada ruang fitur yang berdimensi lebih rendah. Pada penelitian ini, digunakan suatu metode bernama Deep Embedded Clustering (DEC) untuk melakukan pendeteksian topik. Metode DEC bekerja untuk mengoptimasi ruang fitur dan cluster secara simultan. Metode DEC terdiri dari dua tahap. Tahap pertama terdiri dari pembelajaran autoencoder untuk memperoleh bobot dari encoder yang digunakan untuk mereduksi dimensi data dan k-means clustering untuk memperoleh centroid awal. Tahap kedua terdiri dari penghitungan soft assignment, penentuan distribusi bantuan untuk menggambarkan cluster di ruang data, dan dilanjutkan dengan backpropagation untuk memperbarui bobot encoder dan centroid. Dalam penelitian ini, dibangun dua macam model DEC yaitu DEC standar dan DEC without backpropagation. DEC without backpropagation adalah DEC yang menghilangkan proses backpropagation pada tahap kedua. Setiap model DEC pada penelitian ini akan menghasilkan topik-topik. Hasil tersebut dievaluasi dengan menggunakan coherence. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa model DEC without backpropagation lebih baik daripada DEC standar bila dilihat dari waktu komputasi dengan perbedaan coherence antara keduanya yang tidak terlalu jauh.


Topic detection is a technique for obtaining the topics that are contained in a textual data. One of the methods for topic detection is clustering. However, generally clustering does not produce an effective cluster when it is done by using data with high dimension. Therefore, to get an effective cluster, dimensionality reduction is needed before clustering in the lower dimensional feature space. In this research we use DEC method for topic detection. DEC method is used to optimize the feature space and cluster simultaneously. DEC is divided into two stages. The first stage consists of autoencoder learning that obtains the weights of the encoder that used for dimension reduction and k-means clustering to get the initial centroid. The second stage consists of the soft assignment calculation, computing the auxiliary distribution that represents the cluster in the data space, and backpropagation to update the encoder weights and the centroid. In this research, two DEC models are built, namely the standard DEC and DEC without backpropagation. DEC without backpropagation is the DEC which eliminate the backpropagation process in the second stage. Every DEC models will produce topics. The results are evaluated using the coherence measure. From this research, it can be seen that DEC without backpropagation is better than standard DEC in terms of computation time with a slight difference in coherence measure.

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azkal Azkiya
Abstrak :
Coronavirus disease (COVID-19) adalah penyakit pernapasan menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus baru. Penyakit ini sebelumnya disebut dengan 2019-nCoV atau 2019 novel coronavirus. Virus penyebab COVID-19 ini adalah SARS-CoV-2. Terdapat varian SARS-CoV-2 lain yang memiliki potensi berdampak besar bagi kesehatan masyarakat seperti Lambda dan Mu. Ada pula kelompok varian SARS-CoV-2 under monitoring yang belum diketahui dampak dan bentuk penyebarannya di tingkat masyarakat. Kappa, Iota, dan Epsilon merupakan beberapa contoh varian yang termasuk ke dalam kelompok tersebut. World Health Organization (WHO) terus melakukan pengawasan kemunculan varian SARS-CoV-2 yang baru. Varian SARS-CoV-2 yang telah diketahui penularan dan dampaknya cukup signifikan pada masyarakat hingga saat ini adalah Alpha, Beta, Delta, Gamma, dan Omicron. Penelitian ini menggunakan data dari kelima varian SARS-CoV-2 tersebut. Penelitian ini mengimplementasikan program unsupervised dari machine learning yaitu simulasi proses clustering untuk mengelompokkan varian SARS-CoV-2. Dilakukan ekstraksi fitur terhadap data sekuens protein SARS-CoV-2 menggunakan package discere dalam bahasa pemrograman Python. Melalui proses ekstraksi fitur dihasilkan 27 fitur data sekuens protein SARS-CoV-2 yang siap digunakan. Elbow method kemudian diimplementasikan terhadap data untuk mengetahui jumlah pembentukan cluster yang optimal untuk digunakan pada clustering. Berdasarkan elbow method didapatkan jumlah cluster optimal untuk simulasi clustering sebanyak  dan dilakukan juga simulasi dengan  untuk memberi kesempatan kepada seluruh varian untuk membentuk clusternya sendiri.  Metode clustering yang digunakan pada penelitian ini adalah spectral clustering. Cluster yang dihasilkan kemudian dievaluasi menggunakan metrik evaluasi silhouette score serta melihat runtime pada setiap simulasi yang dilakukan. Hasil silhouette score untuk simulasi dengan  bernilai 0,614 dan untuk simulasi dengan  yang bernilai 0,631. Durasi rata-rata runtime mencatat bahwa simulasi dengan  dengan 6,566 detik lebih baik dibanding simulasi dengan  dengan 7,529 detik. Berdasarkan hasil tersebut, spectral clustering dapat dilakukan terhadap varian SARS-CoV-2 dengan pemilihan jumlah cluster  menggunakan elbow method. ...... Coronavirus disease (COVID-19) is an infectious respiratory disease caused by a new type of coronavirus. This disease was previously called 2019-nCoV or 2019 novel coronavirus. The virus that causes COVID-19 is the SARS-CoV-2. There are several variants of SARS-CoV-2 that have the potential to have a major impact on public health, such as Lambda and Mu. There is also a group of variants of SARS-CoV-2 under monitoring whose impact and form of spread are unknown at the community level. Kappa, Iota, and Epsilon are some examples of variants that belong to this group. The World Health Organization (WHO) continues to monitor the emergence of a new variant of SARS-CoV-2. The variants of SARS-CoV-2 that are known to transmit and have a significant impact on society so far are Alpha, Beta, Delta, Gamma and Omicron. This study uses data from that five variants of SARS-CoV-2. This study implements an unsupervised program from machine learning, which is a simulation of the clustering process to group variants of SARS-CoV-2 . Feature extraction was carried out on the SARS-CoV-2 protein sequence data using discere package in the Python programming language. Through the feature extraction process, 27 features of the SARS-CoV-2 protein sequence data were produced which were ready for use. The elbow method is then implemented on the data to find out the optimal number of cluster formations for use in clustering. Based on the elbow method, the optimal number of clusters for the clustering simulation is  and a simulation with  is also carried out to provide an opportunity for all variants to form their own clusters. The clustering method used in this study is spectral clustering. The resulting clusters are then evaluated using the silhouette score evaluation metric and looking at the runtime in each simulation that is performed. The results of the silhouette score for the simulation with  is worth 0.614 and for the simulation with  it is worth 0.631. The average duration of the runtime noted that the simulation with  with 6.566 seconds was better than the simulation with  with 7.529 seconds. Based on these results, spectral clustering can be carried out on the SARS-CoV-2 variant by selecting the number of  clusters using the elbow method.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septian Wulandari
Abstrak :
Sejak adanya penemuan tentang struktur DNA yang berupa double helix, terdapat perkembangan tentang interaksi kompleks yang dibutuhkan untuk clustering (mengelompokkan) DNA menjadi clusters (kelompok-kelompok) yang memiliki kesamaan sifat ataupun fungsinya. Clustering DNA dapat dilakukan dengan metode partisi maupun metode hirarki. Dua metode tersebut dapat dipadukan dengan melakukan tahap partisi dan hirarki secara bergantian yang dikenal dengan nama HOPACH clustering. Tahap partisi dapat dilakukan dengan algoritma SOM, PAM, dan K-Means. Algoritma SOM dipilih karena menggunakan metode unsupervised learning dan efisien untuk digunakan pada data yang besar. Proses partisi dilanjutkan dengan proses ordering kemudian dilakukan collapsing dengan proses agglomerative, sehingga hasil clustering yang diperoleh menjadi lebih akurat. Penentuan cluster utama dilakukan dengan menghitung nilai kehomogenan hasil clustering menggunakan MSS (Mean Split Silhoutte). Kriteria penentuan cluster utama adalah pilih nilai MSS yang terkecil. Barisan 136 DNA EVD (Ebola Virus Disease) diperoleh dari Genbank NCBI dengan proses melakukan ekstraksi ciri DNA, selanjutnya melakukan normalisasi, dan dilanjutkan dengan menghitung jarak genetik menggunakan Jarak Euclidean. Matriks jarak genetik dapat dijadikan dasar untuk melakukan partisi serta clustering dengan menggunakan algoritma partisi SOM dalam metode HOPACH clustering. Proses ekstraksi ciri, normalisasi, dan penerapan algoritma partisi SOM dalam metode HOPACH clustering menggunakan bantuan program open source . Pada hasil clustering penerapan algoritma partisi SOM dalam metode HOPACH clustering diperoleh 9 cluster dengan nilai MSS sebesar 0,50280. Cluster yang dihasilkan dapat diidentifikasikan berdasarkan spesies dan tahun pertama kali mewabah. ...... Since the discovery of DNA structure in form of double helix, there is a development about the complex interaction required, DNA clustering into clusters which have the same features or functions. DNA clustering can be done by applying partitional or hierarchical method. Those two methods can be combined by doing partitional and hierarchical stage alternately known as HOPACH clustering. The partitional stage can be done by using SOM Algorithm, PAM, and K-Means. SOM algorithm is chosen because it uses unsupervised learning method and efficient to be used for large data. The partitional process is continued by ordering process and then performed collapsing with agglomerative process, so that the clustering result which is obtained will be more accurate. The determination of the main cluster done by calculating homogeneous value of the clustering result uses MSS (Mean Split Silhouette). The determination criteria of the main cluster is choosing the smallest MSS value. 136 sequences of DNA EVD (Ebola Virus Disease) are obtained from NCBI Genbank by applying extraction of DNA sequence, after that doing normalization, and then calculating the genetic distance use Euclidean Distance. Genetic distance matrix can be used as a basis to do partitional and clustering by implementation SOM partitioning algorithm in HOPACH clustering method. The extraction of DNA sequence, normalization, and the implementation of SOM partitioning algorithm in HOPACH clustering method use open source program . On the result of implementation SOM partitioning algorithm in HOPACH clustering method retrieved 9 clusters with MSS value of 0,50280. The cluster which is obtained can be identified according to species and the first year of becoming an epidemic.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T44913
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
In this paper an interesting network of temas playing in the UEFA CUP (seasons 1994/95- 2003/04) is studied. It has been determined values of the clustering , coeficient,the avarage shortest path length, the diameter,the betweenness,the degree distribution and compare them with those of the Erdos-Renyi model....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>