Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Euis Puspita Dewi
Abstrak :
ABSTRAK
Disertasi ini mengungkap akar permasalahan dari bersih dan kotor pada kanal di Batavia dengan menggunakan pendekatan sejarah secara sinkronis-diakronis. Transformasi morfologi dan wacana poskolonial pada kanal juga diungkap untuk menunjukkan keterkaitan antara arsitektural kanal dengan muatan ideologis dalam perencanaan kota. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kekuasaan telah masuk di dalam proses transformasi kanal di Batavia pada masa kolonial melalui wacana bersih dan kotor yang diciptakan. Kanal telah berperan membentuk sebuah oposisi biner sekaligus penanda ambiguitas dari pembentukan oposisi tersebut. Oposisi biner pada Babak Kejayaan Kanal dibangun melalui sebuah sistem segregasi kanal yang memisahkan masyarakat Eropa dan non-Eropa, dan antara dalam dan luar kota. Namun, pada kenyataannya, sebuah segregasi tidak dapat secara murni terbentuk. Kanal menjadi sebuah representasi dari sebuah kehidupan yang saling ketergantungan, antara masyarakat Eropa dan non-Eropa. Kanal bagian dalam kota terbukti tidak dapat berdiri sendiri tanpa keberadaan kanal luar tembok sebagai penyangga. Pada Babak Kerusakan Kanal, oposisi biner antara ruang bersih dan kotor terbentuk melalui kontur dan jarak. Babak ini menghasilkan sebuah pemisahan antara daerah kota bawah Batavia Lama yang kotor dan daerah kota atas Weltevreden yang bersih. Namun, pada kenyataannya justru kanal telah pulalah yang berperan menyatukan di antara keduanya. Pada Babak Peralihan Fungsi Kanal, kanal menjadi penanda oposisi biner ruang bersih dan kotor antara masyarakat Eropa dan pribumi. Oposisi terbentuk dari perbedaan penggunaan ruang bersih dan kotor. Kanal digunakan sebagai ruang aktivitas sosial dan kebersihan bagi masyarakat non-Eropa pribumi dan menjadi area yang ditinggalkan oleh masyarakat Eropa sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Masyarakat Eropa telah beralih menggunakan kamar mandi dengan teknologi sanitasinya, sebagai area kebersihan dan menggunakan halaman rumah sebagai tempat berinteraksi sosial. Namun, di balik pemisahan tersebut, kanal telah menyatukan dua kehidupan tersebut melalui sebuah ruang binatu, sebagai ruang membersihkan pakaian Eropa oleh para petugas pribumiRealita di atas menunjukkan bahwa sebuah oposisi biner yang dibentuk melalui kanal pada masa kolonial tidak pernah seutuhnya terjadi. Di balik upaya pembentukan oposisi, tersimpan ketidakberdayaan untuk menciptakan batas-batas tersebut. Di antara batas-batas tersebut tercipta sebuah ambiguitas yang membentuk the liminal space between cultures.
ABSTRACT
This dissertation reveals the root problems of the clean and dirty on the canals in Batavia by using a synchronous diachronic historical approach. The morphological transformation and postcolonial discourse on the canal are also revealed to show the linkage between the canal architecture and the ideological charge in urban planning.The results of this study indicate that power has entered into the process of canal transformation in Batavia during the colonial period through a clean and dirty discourse created. The canals have been instrumental in forming a binary opposition as well as a marker of ambiguity from the formation of the opposition. The binary opposition in the Glory of Canals Period was built through a system of channel segregation that separates European and non European societies, and between within and outside the city. However, in reality, a segregation cannot be purely formed. The canal becomes a representation of a life of interdependence, between European and non European societies. The inner city canal proved unable to stand on its own without the outside canal as a buffer. In the Damage of Canals Period, the binary opposition between clean and dirty spaces is formed through contours and distances. This round resulted in a separation between the dirty downtown area Batavia Lama and the clean upper town area Weltevreden . However, in fact, it is also the channel that has also played a role together between the two. In the Switching Function of Canals Period, the canals became a marker of the binary opposition of clean and dirty spaces between European and indigenous communities. The opposition was made up of differences in the use of clean and dirty spaces. The canal was used as a social and hygiene activity space for indigenous communities and became an area left behind by European society as a part of everyday life. The European community has switched to using bathrooms with sanitary technology, as the cleanliness area and using the home page as a place of social interaction. However, behind this separation, the canal has united the two lives through a laundry room, as a space for cleaning European clothing by native officersThe above realities show that a binary opposition formed through the canals during the colonial period never fully occurred. Behind the efforts of the formation of the opposition, stored powerlessness to create these limits. Among the boundaries was created an ambiguity that forms the liminal space between cultures.
2017
D2420
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Laurent Susilowati Larosa
Abstrak :
Apoteker merupakan profesi yang berperan penting dalam kegiatan di industri farmasi. Peran apoteker dalam industri farmasi yaitu sebagai penanggung jawab dalam produksi, pengawasan mutu, serta pemastian mutu, dengan tujuan agar obat yang dihasilkan bermutu, aman, dan berkhasiat. Maka dari itu, seorang apoteker dituntut untuk memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan praktis dan manajerial dalam mengaplikasikan kemampuan dan ilmunya secara profesional. Selain itu, apoteker harus dapat menyelesaikan setiap permasalah dan tantangan yang terjadi di industri farmasi. Salah satu upaya untuk menghasilkan seorang apoteker yang kompeten di bidang industri farmasi, yaitu dengan melaksanakan praktik kerja profesi untuk calon apoteker. Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di industri farmasi ini bertujuan agar calon apoteker dapat memahami peran dan tanggung jawabnya, memahami penerapan CPOB di industri farmasi, dan memberikan gambaran tentang budaya dan suasana bekerja di industri farmasi. Tugas khusus yang diberikan saat Praktik Kerja Profesi Apoteker berjudul “Time Study Proses SUCU pada Mesin Granulasi di Production Line 03 PT. Dankos Farma”. Tugas khusus ini bertujuan untuk melatih pola pikir dan tindakan calon apoteker dalam mengelola kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi, salah satunya yaitu dengan mengefisienkan waktu produksi melalui pengefisienan waktu set up clean up sehingga dapat memberikan keuntungan bagi industri farmasi, namun dengan tetap mengutamakan kualitas dan keamanan produk. ......Pharmacists are professions that play an important role in activities at the pharmaceutical industry. The role of pharmacists in the pharmaceutical industry is as a responsible for production, quality control, and quality assurance, with the aim that the drugs produced are of high quality, safe and efficacious. Therefore, a pharmacist is required to have insight, knowledge, practical and managerial skills in applying his abilities and knowledge professionally. In addition, pharmacists must be able to solve every problem and challenge that occurs in the pharmaceutical industry. One of the efforts to produce a competent pharmacist in the pharmaceutical industry is to carry out professional work practices for prospective pharmacists. The Pharmacist Professional Work Practice (PKPA) in the pharmaceutical industry aims to make prospective pharmacists understand their roles and responsibilities, understand the application of GMP in the pharmaceutical industry, and provide an overview of the culture and atmosphere of working in the pharmaceutical industry. The special task given during the Pharmacist Professional Work Practice entitled “Time Study of SUCU Process on Granulation Machine on Production Line 03 PT. Dankos Farma". This special task aims to train the mindset and actions of prospective pharmacists in managing the activities carried out in the production process, one of which is by streamlining production time through efficient clean up set up time so that it can provide benefits for the pharmaceutical industry, but by still prioritizing quality, and product safety.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library