Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heri Nur Hilman
Abstrak :
Setiap warga berhak mendapatkan kesempatan untuk menikmati pembangunan. Penyediaan fasilitas umum merupakan hal penting agar dapat menunjang dan mempermudah kegiatan. Fasilitas umum tidak saja hanya untuk warga yang memiliki tubuh normal tetapi juga para penyandang cacat. Sebagai warga kota penyandang cacat mempunyai persamaan hak mendapatkan kemudahan-kemudahan untuk memanfaatkan hasil-hasil pembangunan di perkotaan. Kepedulian terhadap penyandang cacat dengan dikeluarkannya, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No. 468/Kpts/1998 mengenai persyaratan teknis aksesibilitas bangunan dan lingkungan. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan peraturan ini, maka dilakukan penelitian terhadap pelaksanaan penerapan kebijakan aksesibilitas sarana dan prasarana bagi penyandang cacat dan yang menjadi kasus penelitian adalah rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Dipilihnya RSCM karma RSCM merupakan rumah sakit berskala nasional sehingga akan menjadi percontohan bagi rumah sakit lainnya dan menjadi rumah sakit rujukan. Untuk mengetahui apakah penerapan peraturan standar aksesibilitas penyandang cacat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sesuai dengan peraturan atau tidak melaksanakan sesuai kebijakan, dapat dilihat dari hasil nilai standariasi kebijakan aksesibilitas penyandang cacat. Sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan penerapan kebijakan tersebut, maka dilakukan observasi lapangan, check list dan wawancara berpedoman. Sumber informasinya adalah dari pengelola gedung, dinas kesehatan, penyandang cacat dan LSM Hasil analisis menunjukkan penerapan kebijakan aksesibilitas di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada tahun 2004 tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku dan akses menurut pengguna fasilitas tersebut. Diketahui bahwa pemahaman pengelola gedung terhadap kebijakan aksesibilitas tidak optimal, hal lain disebabkan kurangnya sosialisasi terhadap peraturan kebijakan dan kurangnya dana. Selain itu masyarakat kurang ikut berperan serta dalam pembangunan aksesibilitas penyandang cacat, dan tidak berjalannya pengawasan dan sanksi oleh yang berwenang sehingga kurang memotivasi untuk melaksankan penyediaan fasilitas aksesibilitas sesuai peraturan yang telah ditetapkan. Disarankan sosialisasi peraturan kebijakan perlu ditingkatkan melalui pelatihan dan pendidikan untuk mempersiapkan aparat yang handal dalam aksesibilitas. Pelaksanaan pengawasan dan sanksi diterapkan dengan tegas kepada yang melanggar peraturan kebijakan.
Policy Implementation of Public Facilities and Infrastructures Accessibility for Disabled Persons (Case Study: Cipto Mangunkusumo Public Hospital DKI Jakarta)All the people of this country should have similar a chance to benefit of development. Provision of public facility is very important to support and facilitate many activities. Public facilities are not only for normal people, but also for disabled persons. Government's attention for disabled persons is realized in Minister of PU RI decree No. 468/Kpts/1998 on Technical Regulation for Accessibility of Buildings and Environment. To assess the implementation this decree, I conducted this research at the Cipto Mangunkusumo Public Hospital (RSCM). As a national hospital, the access for disabled persons could become a model for others. I checked the implementation against standards as stated in the decree and according to disabled persons opinion, Data were gathered through field observation and guided interview. The informants were building manager, the human relation officer of the Center Jakarta District Health, disabled persons and NGO. I found that, the implementation did not match the standard or to disabled persons opinion. In addition, I found that the building manager less understood about that standard, which was related to less socialization of the decree, less investment for the facilities. Furthermore, the communities were less involved in construction stage. No monitoring and punishment for in availability made less motivation to provide the facilities. The study suggested that the government should socialize the decree more through relevant training and education. The government should also more strict in punishing the building manager who are failed to comply with the rules.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T13413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahira Yusriya
Abstrak :
Latar belakang: Gangguan psikiatri depresi memiliki prevalensi yang tinggi pada pasien kanker leher rahim, yaitu 33 - 71,3% di dunia. Depresi yang dialami oleh pasien disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah usia, kondisi sosial ekonomi, pendidikan, dan stadium kanker. Pasien dengan gangguan depresi memiliki kemungkinan perburukan prognosis yang lebih tinggi terkait kondisi kanker. Oleh sebab itu, penting dilakukan skrining depresi sehingga intervensi dini dapat dilakukan. Tujuan: Menghitung prevalensi dan faktor yang mempengaruhi gejala gangguan psikiatri depresi pada pasien kanker leher rahim Metode: Desain studi yang digunakan adalah studi potong lintang (cross-sectional). Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dan gangguan depresi didiagnosis dengan kuesioner MINI ICD-10. Pengolahan data dilakukan menggunakan SPSS versi 20. Uji bivariat menggunakan uji Chi Square dan Fisher’s exact test yang selanjutnya dilakukan uji multivariat regresi logistik. Hasil: Dari 44 subjek penelitian, 28 subjek menderita depresi. Faktor yang memengaruhi, yaitu usia, pendidikan, pendapatan, dan stadium tidak memiliki hubungan yang signifikan secara statistik (p>0,05). Stadium lanjut memiliki risiko depresi 1,642 lebih tinggi dibandingkan dengan stadium awal (OR=1,642; CI95%: 0,463 – 5,828). Usia > 50 tahun, tamat SMA, dan pendapatan ≥ Rp2.500.000 merupakan faktor protektif terhadap kejadian depresi. Simpulan: Prevalensi depresi pada pasien kanker leher rahim adalah 63,6%. Faktor usia, pendidikan, pendapatan, dan stadium tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian depresi ......Background: Depressive psychiatric disorders have a high prevalence in cervical cancer patients, about 33 – 71,3% globally. Depression experienced by patients is caused by several factors, including age, sosioeconomic conditions, educational level, and cancer stage itself. Patients with depressive disorder have a higher probability of worsening cancer prognosis. Therefore, it is essential to make an early diagnosis so that intervention can be done. Objectives: To investigate the prevalence of depression symptoms in cervical cancer patients and analyze its risk factors. Methods: This study uses a cross-sectional study design. The sample is obtained by consecutive sampling, and depressive disorders were diagnosed using the MINI ICD-10 questionnaire. Data will be processed using SPSS version 20. Statistical analysis test used in this study are bivariate test using the Chi-Square test and Fisher's exact test, which was then carried out by the multivariate logistic regression test. Results: Of 44 research subjects, 28 patients suffered from depressive disorders. Factors affecting depression, namely age, education, income, and stage, are statistically insignificant (p>0,05). The OR result in the stage cancer variable implies that the advanced stage has a 1,642-fold risk to increase the incidence of depression in cervical cancer patients (OR = 1.642; 95% CI: 0.463 - 5.828). Age above 50 years old, graduated from high school, and monthly income ≥ IDR 2,500,000 are the protective factors against depression. Conclusion: The prevalence of depression in cervical cancer patients is 63,6%. Associated factors such as age, education, monthly income, and cancer stage are statistically insignificant with the incidence of depression in cervical cancer patients
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurelia Maria Prajna Saraswati
Abstrak :
Latar belakang: Depresi pasca persalinan merupakan komplikasi neuropsikiatrik yang paling sering terjadi pada ibu pasca bersalin. Depresi pasca persalinan memiliki insidensi 10-15% di dunia dan prevalensi 2,32% sampai 22,35% di Indonesia. Depresi pasca persalinan seringkali luput didiagnosis sehingga ibu dengan depresi beserta bayinya tidak mendapatkan tata laksana yang sesuai. Depresi pasca persalinan dipengaruhi oleh banyak faktor dimana salah satunya adalah operasi Caesar. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan depresi pasca persalinan dengan operasi Caesar. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang (cross-sectional). Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling melalui kuesioner Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) dan pengolahan data dilakukan menggunakan SPSS versi 20. Uji analisis menggunakan uji Chi Square dan Fisher’s exact test. Hasil dan simpulan: Secara statistik, hubungan depresi pasca persalinan dengan metode persalinan secara Caesar tidak signifikan (OR=1,575; IK 95%=0,484- 5,123; p=0,448). Faktor lain yang diteliti (usia, status pekerjaan, status pendidikan) juga secara statistik tidak signifikan (p>0,05). ......Background: Postpartum depression is the most prominent neuropsychiatric complication in postpartum mothers. The incidence of postpartum depression is 10-15% around the world, meanwhile the prevalence in Indonesia is 2,32% to 22,35%. Postpartum depression diagnosis is usually missed which causes inadequate treatment for mothers and their baby. Postpartum depression is influenced by many factors, one of which is Caesarian section. Goal: This study aims to identify the relationship between postpartum depression and Caesarian section. Method: This study uses cross-sectional study design. Sample is obtained by consecutive sampling using Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) questionnaire and the data is processes through SPSS version 20. Statistical analysis test used in this study are Chi Square test and Fisher’s exact test. Result and conclusion: Statistically, the relationship between postpartum depression and Caesarian section is not significant (OR=1,575; IK 95%=0,484- 5,123; p=0,448). Other factors that were included in this study (age, employment status, and education) are also statistically not significant (p>0,05).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library