Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susanto Zuhdi
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2002
959.82 SUS c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto Zuhdi
Yogyakarta: Ombak, 2016
959.82 SUS c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto Zuhdi
Yogyakarta: Ombak, 2016
959.82 SUS c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Marwoto
"Tujuan dari penelitian adalah mencoba mengidentifikasi kerusakan hutan mangrove di Segera Anakan Cilacap dan hubungannya dengan sebaran konsentrasi Klorofil A. Citra dijital langsat TM 5 bulan September 1994 dan Desember 2000 peta dijital topografi digunakan dan survey lapangan dilakukan dalam penelitian ini. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa luas hutan mangrove telah berubah dari 12056 ha menjadi 9671 ha atau menyusut 20 persen dalam kurun waktu 6 tahun. Sementara atas dasar kerapatannya sekitar 12 persen hutan mangrove telah rusak. Secara spasial tidak ada korelasi antara distribusi konsentrasi Klorofil A dengan kerapatan vegetasi mangrove. Pola arus pasang dan arus sungai diduga berpengaruh terhadap pola distribusi Klorofil A yang terbentuk. "
2003
JUGE-5-Jan2003-12
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yulianto
"Tulisan ini membahas tentang perkembangan tegalan di daerah alairan Cikawung, kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah. Menggunakan data dasar peta topografi keluaran tahun 1940 citra Landsat tahun 1994 dan peta penggunaan lahan tegalan. Hasil analisis memperlihatkan bahwa selama kurun waktu tahun 1940-1999 telah terjadi perubahan lahan, khususnya konversi lahan hutan dan kebun/perkebunan menjadi tegalan secara signifikan. Dalam kurun waktu tersebut terjadi rata-rata penambahan luas tegalan sebesar 104 hektar per tahun. Secara spasial pertambahan luas tegalan berkorelasi positif dengan pertambahan jumlah petani dan perubahan kerapatan jaringan jalan. Berkembangnya lahan tegalan di daerah studi pada wilayah perbukitan dan pegunungan dengan lereng lebih dari 25 persen, diduga menjadi penyebab tingginya muatan sedimen aliran Cikawung selanjutnya bermuara di Citandui dan akhirnya mengendap di laguna Segara Anakan."
Lengkap +
2003
JUGE-5-Jan2003-23
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Telescopium merupakan salah satu organisme yang hidup di ekosistem mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran T. telescopium terkait dengan interaksi pada vegetasi mangrove dan kondisi di lingkungan Segara Anakan pada bulan Januari-Maret 2014. Data vegetasi mangrove yang diperoleh dari pengamatan setiap transek kuadrat, yaitu meliputi nama spesies, jumlah tegakan masing-masing spesies, dan ukuran diameter batang setinggi dada. Parameter fisika kimia lingkungan yang diukur antara lain, suhu, salinitas, pH air, pH sedimen, nitrat, ortofosfat, TOM, dan fraksi sedimen untuk menggambarkan kondisi lingkungan. Penarikan contoh dilakukan dengan sistem sampling berdasarkan keberadaan pohon mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Laguna Segara Anakan terdapat 11 jenis mangrove, jenis yang dominan adalah Avicennia Alba. Secara keseluruhan kualitas fisik kimia lingkungan di kawasan Segara Anakan masih mendukung kehidupan mangrove dan T. telescopium. Hasil analisis koresponden menunjukkan bahwa sebaran T. telescopium berkaitan dengan keberadaan vegetasi mangrove Avicennia alba dan Rhizophora stylosa. Hasil analisis kandungan unsur hara serasah menunjukkan bahwa kandungan unsur organik jenis tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan jenis lain. "
Lengkap +
OLDI 40:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mundaryoko
"Penyelenggaraan penyediaan layanan teknologi informasi tidak akan terlepas dari kebutuhan suatu organisasi atau pemsahaan modem. Teknologi informasi yang merupakan teknologi untuk mendukung implementasi. Sistem Informasi Manajemen merupakan sesuatu kebutuhan yang harus menjadi perhatian bagi semua manajer atau pimpinan organisasi atau perusahaan termasuk PERTAMINA.
Sejalan dengan adanya restrukturisasi di lingkungan PERTAMINA, juga dilaksanakan beberapa perubahan kebijakan dalam pola penyediaan layanan teknologi informasi. Salah satunya adalah pola pembiayaan, yang semula berorientasi kepada Cost Center akan menjadi pola penyediaan yang-bersifat Profit, dalam ani mempunyai Revenue aras pemanfaatan sumber daya teknologi informasi tersebut. Hal ini juga menjadi bahan perhatian mengingat akan diberlakukannya Transfer Price antar Kelompok Usaha, sehingga dalam menentukan harga pokok produk suatu Kelompok Usaha perlu memasukan komponen harga pokok layanan teknologi informasi sebagai bagian dari harga pokok produk suatu Kelompok Usaha.
Dalam penelitian ini, dicoba dilaksanakan analisa terhadap pola penyediaan serta segala aktivitas-aktivitas yang terkait dengan penyelenggaraan penyediaan layanan teknologi informasi yang dilaksanakan oleh fungsi teknologi informasi yang dihubungkan dengan biaya-biaya sumber daya yang digunakan untuk mendapatkan harga pokok layanan dengan menggunakan proses Activity Based Costing sebagai dasar pembebanan penggunaan layanan kepada parapengguna. Selain itu juga dilakukan perhitungan untuk biaya pemakaian pulsa dengan menggunakan metode Full Allocated Cost. Diharapkan dengan proses dan metode yang digunakan pada penelitian ini dapat menjadi acuan bagi Kelompok Usaha lainnya untuk dapat menghitung biaya pembebanan layanan yang sama.
Dari hasil perhitungan terdapat perbedaan biaya antara layanan yang disediakan sendiri (melalui perhitungan) dengan biaya layanan dari penyelenggara lain (PT. Telkom), yaitu biaya langganan sambungan telepon Rp. 50.309,48 vs. Rp. 26.100 dan untuk jaringan komputer Rp 351.00100 vs. Rp. 817.890, serta biaya pulsa Rp. 103,12 vs Rp. 167,00.

The modern organizational will need an information technology services for support their operation. It must be concern for manager to support an Information Management System intplementation within the organization, likes PERTAMlNA.
According with PERTAMINA restructuration, they change much policy on their operation in information technology services. The important thing that charge back for information technology services, which cost centre policy to profit oriented policy and information technology function would have revenue for provide the information technology resources.
This policy must be consider by management before implement transfer price between business group within PERTAMINA, which the cost of gold sold information technology services are part of cost of good sold of business group product. In this research, calculation of cost of good sold of information technology services try to analyze by Activity Based Costing process, which to gathering all of expense and all of activities to provide those services. Beside this, this research also to try calculate pulse charge for telephone connection with Full Allocated Cost approaches. And then with this research, another business group can be used the method to calculate cost of good sold of information technology services.
From this research, cost of good sold information technology service that provide by intern information technology junction are differ between cost of good sold by another operator, like PT Telkom, i.e. : fixed cost for telephone connection are Rp. 50,309.48 vs. Rp. 26,100.00 computer network are Rp 351,003.00 vs. Rp. 817,890.00 and pulse charge are Rp. 103.12 vs Rp. 167.00.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T4771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helmy Said
"ABSTRAK
Tulisan ini mencoba melakukan perkiraan perhitungan ketersediaan suatu system tenaga listrik dan juga mempelajari kebijakan pemeliharaan dalam bentuk perbaikan versus pergantian. Adapun metoda yang digunakan adalah kehandalan median rank, plot kemungkinan, state space, dan kebijakan pemeliharaan berupa perbaikan dan pergantian
Berdasarkan data pengamatan terhadap gangguan dari tahun 1992 sampai dengan 1995, diperoleh bahwa hamper semua komponen berada dalam periode burn in. hal ini mungkin disebabkan data yang berhasil dihimpun belum cukup untuk mewakili keadaan sebenarnya. Tingkat keusangan spare part, prosedur kerja dan sumber daya manusia kurang cakap mungkin merupakan factor-faktor yang mempunyai kontribusi cukup berarti terhadap hasil analisa. Sedangkan berdasarkan hasil analisa kehandalan yang dipakai untuk memperbaiki ketersediaan system menunjukkan bahwa system tenaga listrik yang baru dapat beroperasi pada derajad ketersediaan yang relative tinggi.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa ketersediaan system fungsi dari kapasitas, tahun peralatan mulai beroperasi, konfigurasi system, dan kebijakan pemeliharaan. Sedangkan nilai ketersediaan dimana generator sudah harus diganti dlam melakukan tindk pemeliharaan juga tergantung kepada tahun mulai beroperasi dan kebijakan pemeliharaan yang diambil.
Dari hasil studi ini, yang perlu ditindak lanjuti adalah penentuan batas biaya pemeliharaan maksimum. Agar batas tersebut lebih mendekati kondisi yang sebenarmya, maka sebaiknya factor-faktor biaya bila system diperbaharui, net present value dan pola gangguan yang terjadi pada system, perlu dimasukkan dalam perhitungan.

ABSTRACT
This paper presents a systematic approach to estimating the reliability of an electrical power plant. The study focuses on the live problems of generator in refinery which require high levels of availability for cost-effective operation. The method used includes median rank reliability, probability plotting, state-space method and replacement and repair policy.
Based on failure data from 1992 to 1995, the result indicates that availability of the system is high and factor of capacity, year of installation, and configuration which construct the system correlate to the degree of availability, when the equipment requires replacement depends on initial operating year and the repair setting policy.
"
Lengkap +
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan El Fakhri
"[ABSTRAK
Terdapatnya upaya tangkap udang dogol (Metapenaeus ensis, De Haan
1844 ) di perairan Cilacap dan sekitarnya yang berlebih maka perlu dilakukan
penelitian yang bertujuan untuk mengkaji dinamika populasi, tingkat pemanfaatan
dan optimasi pemanfaatan udang dogol di perairan Cilacap dan sekitarnya.
Penelitian dilaksanakan di perairan Cilacap dan sekitarnya dari bulan Januari 2013
sampai Desember 2014. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan
pengambilan sampel udang dogol yang tertangkap oleh alat tangkap arad dan
trammel net. Analisis dinamika populasi menggunakan program FiSAT II dan
pengkajian potensi lestari dianalisis dengan menggunakan model surplus produksi
dalam menentukan Maximum Sustainable Yield (MSY). Optimasi pemanfaatan
dilakukan dengan analisis Linier Programming terhadap aspek-aspek yang terkait
dengan pemanfaatan udang dogol.
Udang dogol di perairan ini memiliki pola pertumbuhan allometrik negatif,
dengan nilai Lc > Lm yang menunjukkan sebagian besar udang dogol yang tertangkap
di perairan ini sudah memijah. Nilai parameter pertumbuhan yaitu L∞: 55.8 mm, K:
1,18 per tahun, to: 0,1129, Z: 7,09 per tahun, M: 0,8 per tahun, F: 6,29 per tahun, dan
E: 0,88. Nilai E menunjukkan tingkat pemanfaatan sudah melebihi batas ekploitasi
dan sudah terjadi overfishing. Pendugaan MSY dan f-Opt sebesar 57 ton/tahun dan
392 unit alat tangkap standar trammel net. Skenario optimasi pemanfaatan udang
dogol di perairan Cilacap dan sekitarnya yang paling menguntungkan dan lestari
adalah dengan mengoperasikan 392 unit jaring trammel net dengan keuntungan Rp.
35,2 milyar per tahun.

ABSTRACT
There were an excessive fishing effort of greasyback shrimp (Metapenaeus
Ensis, De Haan 1844) in Cilacap Waters, so it is necessary to study the population
dynamics, the level of utilization and optimization of greasyback shrimp in Cilacap
waters. Research was conducted in Cilacap and surrounding waters from January
2013 to December 2014. The method used was survey method using samples of
Greasyback Shrimp that were caught by fishing gear Arad and trammel net. Analysis
of population dynamics used FiSAT II program. Assessment of the maximum
sustainable yield was analyzed using surplus production models in order to determine
the Maximum Sustainable Yield (MSY). The optimization of the utilization of Linear
Programming was done using analysis of aspects related to the use of greasyback
shrimp.
Greasyback Shrimp growth in the Cilacap waters moreover negative
allometric, with a value of Lc> Lm which show that most of Greasyback Shrimp
caught with fishing gear used in waters Cilacap already in spawning condition. Value
of growth parameters L∞: 55.8 mm, K: 1.18 per year, to: 0.1129, Z: 7.09 per year,
M: 0.8 per year, F: 6.29 per year, and E: 0.88. The value of E indicate that the
utilization rate has exceeded the limits of exploitation (overfishing). Base on surplus
production models analysis estimation of MSY was 57 tons / year while f-Opt for
and 392 units using standard trammel net fishing gear. Optimization scenarios of
Greasyback Shrimp in the Cilacap waters was the use of the most profitable and
sustainable ways to operate 392 units trammel nets with a net profit of Rp. 35.2
billion per year, There were an excessive fishing effort of greasyback shrimp (Metapenaeus
Ensis, De Haan 1844) in Cilacap Waters, so it is necessary to study the population
dynamics, the level of utilization and optimization of greasyback shrimp in Cilacap
waters. Research was conducted in Cilacap and surrounding waters from January
2013 to December 2014. The method used was survey method using samples of
Greasyback Shrimp that were caught by fishing gear Arad and trammel net. Analysis
of population dynamics used FiSAT II program. Assessment of the maximum
sustainable yield was analyzed using surplus production models in order to determine
the Maximum Sustainable Yield (MSY). The optimization of the utilization of Linear
Programming was done using analysis of aspects related to the use of greasyback
shrimp.
Greasyback Shrimp growth in the Cilacap waters moreover negative
allometric, with a value of Lc> Lm which show that most of Greasyback Shrimp
caught with fishing gear used in waters Cilacap already in spawning condition. Value
of growth parameters L∞: 55.8 mm, K: 1.18 per year, to: 0.1129, Z: 7.09 per year,
M: 0.8 per year, F: 6.29 per year, and E: 0.88. The value of E indicate that the
utilization rate has exceeded the limits of exploitation (overfishing). Base on surplus
production models analysis estimation of MSY was 57 tons / year while f-Opt for
and 392 units using standard trammel net fishing gear. Optimization scenarios of
Greasyback Shrimp in the Cilacap waters was the use of the most profitable and
sustainable ways to operate 392 units trammel nets with a net profit of Rp. 35.2
billion per year]"
Lengkap +
2015
T44433
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahono Budianto
"Penelitian bertujuan mengetahui beberapa aspek biologi udang yang tertangkap trammel net dan didaratkan di PPS Cilacap (hubungan panjang berat, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, CPUE, dan MSY), menentukan status keberlanjutan pengelolaan perikanan tangkap komoditas udang di Kabupaten Cilacap, dan menentukan strategi pengelolaan secara berkelanjutan. Penelitian dilaksanakan di PPS Cilacap pada bulan Maret sampai Juni 2012. Metode yang digunakan adalah sample survey terhadap udang yang ditangkap oleh kapal trammel net yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPS Cilacap. Sedangkan untuk analisis status keberlanjutan menggunakan Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH), dan untuk menyusun prioritas strategi menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (AHP).
Udang jerbung, udang dogol, udang windu, dan udang krosok yang tertangkap dan didaratkan di PPS Cilacap mempunyai sifat pertumbuhan alometrik negatif dengan nilai b < 3, yaitu pertambahan panjang lebih cepat daripada pertambahan beratnya. Hasil perhitungan nisbah kelamin menunjukkan udang jerbung jantan lebih lebih banyak daripada udang jerbung betina, sedangkan untuk jenis udang lainnya menunjukan jenis kelamin betina lebih banyak daripada jenis kelamin jantan. Hasil pengamatan TKG menunjukkan bahwa di PPS Cilacap udang jerbung paling banyak ditemukan dengan TKG 4 (27,4%), udang dogol TKG 0 (44,9%), udang windu TKG 0 (53,7%), dan udang krosok TKG 0 (43 %), sedangkan untuk TKG 1, 2, dan 3 lebih sedikit ditemukan. Status keberlanjutan pengelolaan perikanan tangkap komoditas udang di Kabupaten Cilacap adalah dimensi ekologis 83,6 (berkelanjutan), ekonomi 52,15 (cukup berkelanjutan), sosial 58,75 (cukup berkelanjutan), teknologi 93,11 (berkelanjutan), dan etika 53,41 (cukup berkelanjutan). Apabila dilihat secara multidimensi, kegiatan perikanan tangkap komoditas udang dengan alat tangkap trammel net di Kabupaten Cilacap dalam kondisi cukup berkelanjutan (nilai indeks 70,04).
Strategi yang perlu dilakukan dalam pengelolaan perikanan tangkap komoditas udang di Kabupaten Cilacap berdasarkan skala prioritas adalah 1) Pengaturan zonasi penangkapan udang, 2) Peningkatan akses nelayan terhadap pendidikan, 3) Pengaturan hak kepemilikan dalam pemanfaatan sumberdaya udang, 4) Penentuan ukuran udang yang diperbolehkan ditangkap, 5) Pelatihan cara penanganan hasil tangkapan untuk menjaga mutu, 6) Pengaturan upaya penangkapan udang, 7) Sosialisasi penangkapan ramah lingkungan, 8) Pengembangan alat tangkap yang efisien, 9) Peningkatan peran lembaga terkait, dan 10) Penyusunan peraturan daerah tentang pengelolaan perikanan tangkap komoditas udang.

Cilacap waters has a great fisheries potential resources, especially shrimps. The study aims to know some aspects of the biology of shrimp are caught by trammel net and landed in the PPS Cilacap (length weight relationship, sex ratio, gonad maturity level, CPUE, and MSY), determine the status of sustainable management of shrimp fisheries commodities in Cilacap, and determine strategies sustainable management. The research carried out in PPS Cilacap in March until June 2012. The method used is a sample survey of shrimp caught by trammel net vessels operating in the Cilacap waters and landing their catch in PPS Cilacap. The analysis of shrimps sustainability status using Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH), and prioritize strategies using Analytical Hierarchy Process method (AHP).
White/Banana shrimps, greasyback shrimps, tiger shrimps, and rainbow shrimps are caught by trammel net and landed in PPS Cilacap have negative allometric growth with value of b <3, that?s main the growth of length is sooner rather than increase the weight. Sex ratio for jerbung shrimps much more male than female, and for the others of shrimps female more than the male sex. Gonad Maturity Level (GML) indicate that the PPS Cilacap for white/banana shrimps most abundant with GML 4 (27.4%), greasyback shrimps at GML 0 (44.9%), tiger shrimps at GML 0 (53.7 %), and rainbow shrimps at GML 0 (43%), while for GML 1, 2, and 3 are less common. Sustainability status of fisheries management in shrimp commodity in Cilacap are for the ecological dimension 83.6 (sustainable), economic, 52.15 (enough sustainable), social 58.75 (enough sustainable), technological 93.11 (sustainable), and ethics 53.41 (enough sustainable). When viewed as a multidimensional, commodity shrimp fishing activities by trammel net in Cilacap is enough sustained (index value of 70.04).
Strategy needs to be done in the management of shrimp fisheries commodities in Cilacap upon priorities are 1) Setting for fishing ground, 2) Increased access to education fishermen, 3) The ownership rights in the resource use shrimp, 4) Determination of the permitted size of shrimp caught, 5) Training the handling of the catch to keep the quality, 6) Setting the shrimp fishing effort, 7) Dissemination of environmentally fishing, 8) Development of fishing gear are efficient, 9) Increase the role of relevant institutions, and 10) Preparation of local regulations on the management of shrimp fisheries commodities.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T32748
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>