Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Garna Abdima
"Skripsi ini membahas proyeksi penyebaran klorin sebagai Etremely Hazardous Substance (EHS) pada chlorine ton container PT Pupuk Kujang Cikampek yang diskenariokan terjadi kebocoran menggunakan piranti lunak ALOHA (Areal Location of Hazardous Atmosphere). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel-variabel penyebab kebocoran chlorine ton container dan proyeksi penyebaran klorin apabila terjadi kebocoran.
Penelitian ini adalah penelitian dengan desain deskriptif. Sebelum memasukkan data ke piranti lunak ALOHA, analisa bahaya menggunakan Fault Tree Analysis (FTA) dilakukan untuk mencari variabel-variabel penyebab kebocoran. Pada skenario kebocoran valve, jangkauan penyebaran gas klorin di area merah dengan konsentrasi >=20 ppm (AEGL-3) adalah 93 meter, pada area oranye (AEGL-2) dengan konsentrasi >= 2 ppm adalah 314 meter, Sedangkan area kuning (AEGL-1), jangkauan penyebaran gas klorin dengan konsentrsi >= 0,5 ppm mencapai 653 meter.
Pada skenario kebocoran pipa fleksibel dan fusible plug, jangkauan penyebaran gas klorin secara berturut-turut pada AEGL-3 adalah 196 meter dan 1,3 kilometer. Pada area oranye (AEGL-2) jangkauannya adalah 662 meter dan 3,5 kilometer. Sedangkan untuk area kuning (AEGL-1) jangkauan penyebaran klorin secara berturut-turut adalah 1,4 kilometer dan 5,9 kilometer. Lokasi atau area berbahaya di PT Pupuk Kujang akibat penyebaran klorin berdasarkan perhitugan ALOHA antara lain Pabrik Urea Kujang IB, Gedung Pusat Kendali Kujang IB (Control Room), area Package Boiler, Pabrik Urea Kujang IA, sebagian kawasan Pabrik NPK Kujang, Dusun Poponcol, Dusun Pajaten, dan Cikampek Kota.

The focus of this study is the projection of chlorine dispersion as Extremely Hazardous Substance (EHS) in chlorine ton container leakage at PT Pupuk Kujang Cikampek which in this scenario occur the leakage using ALOHA (Areal Location of Hazardous Atmosphere) software. The purpose of this study are to understand the variables causing of chlorine ton container leakage and projection of chlorine dispersion.
This research is descriptive. Before input data to ALOHA, Fault Tree Analysis (FTA) is used to search variables of leakage. In scenario of valve leakage, reach of chlorine gas dispersion in red zone with >= 20 ppm (AEGL-3) is 93 meter, in orange zone (AEGL-2) with >= 2 ppm is 314 meter, and yellow zone (AEGL-1) with >=0,5 ppm is 653 meter.
In scenario of flexible connection failure and fusible plug blowout, the reach of chlorine gas dispersion in a series are 196 meter and 1,3 kilometer for AEGL-3, 662 meter and 3,5 kilometer for AEGL-2, 1,4 and 5,9 kilometer for AEGL-1. The toxic threat zone at PT Pupuk Kujang Cikampek resulting chlorine dispersion based on ALOHA include Urea Plant Kujang IB, Center Control Building Kujang IB, Package Boiler Area, Urea Plant Kujang IA, part of NPK Plant, Poponcol Orchard, Pajaten Orchard, and Cikampek City.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Julian Aditya Winarto
"Penelitian ini menyelidiki tantangan dalam mempertahankan konsentrasi klor bebas yang ideal di sistem distribusi air perkotaan. Menggunakan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Legong dan Perumahan Harapan Baru Taman Bunga (HBTB) sebagai lokasi studi kasus, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi klor bebas di tiga titik kritis jaringan distribusi IPA Legong: outlet reservoir, dua titik perantara yang mewakili jaringan distribusi utama, dan titik terjauh di HBTB. Penelitian juga mengevaluasi pengaruh jumlah klor yang digunakan dalam proses desinfeksi IPA Legong terhadap konsentrasi klor bebas dalam jaringan. Menggunakan WaterGEMS, studi ini menilai beberapa skenario dosis klor dan dampaknya terhadap konsentrasi klor bebas di wilayah pelayanan. Metodologi utama meliputi pengukuran sisa klor, studi laboratorium kualitas air lainnya, dan perbandingan dengan baku mutu. Simulasi WaterGEMS dilakukan untuk menilai dampak skenario dosis klor. Hasilnya adalah, kualitas air tetap aman di waduk dan jarak-7 km, tetapi memburuk mendekati HBTB pada jarak-10 km, dengan konsentrasi klor bebas menurun. Terdapat korelasi kuat antara klor bebas dan total klor dalam sistem distribusi. Terdapat tiga skenario pemodelan yang dijalankan menggunakan WaterGEMS, dan dari ketiga skenariro tersebut masih belum ada yang memenuhi secara keseluruhan. Akan tetapi, skenario yang dapat dinilai cukup dan paling efektif secara berurutan adalah skenario di mana konsentrasi klor bebas di outlet reservoir bernilai maksimum di 5 mg/L dan juga skenario di mana beberapa variasi jumlah konsentrasi klor bebas diinjeksi di tujuh titik yang tersebar di perumahan HBTB.

This research investigates the challenges of maintaining ideal free chlorine concentrations in urban water distribution systems. Using the Legong Water Treatment Plant (WTP) and Harapan Baru Taman Bunga Housing (HBTB) as case study sites, this research aims to analyse the free chlorine concentration at three critical points of the Legong WTP distribution network: the reservoir outlet, two intermediate points representing the main distribution network, and the furthest point at HBTB. The study also evaluated the effect of the amount of chlorine used in the Legong IPA disinfection process on the free chlorine concentration in the network. Using WaterGEMS, the study assessed several chlorine dosing scenarios and their impact on free chlorine concentrations in the service area. The main methodologies included residual chlorine measurements, other water quality laboratory studies, and comparison with quality standards. WaterGEMS simulations were conducted to assess the impact of the chlorine dosing scenarios. The result was that water quality remained safe at the reservoir and at a distance of 7 km but deteriorated close to HBTB at a distance of 10 km, with free chlorine concentration decreasing. There is a strong correlation between free chlorine and total chlorine in the distribution system. There were three modelling scenarios run using WaterGEMS, and none of them met the overall requirements. However, the scenarios that could be considered sufficient and most effective respectively were the scenario where the free chlorine concentration at the outlet of the reservoir was maximum at 5 mg/L and the scenario where several varying amounts of free chlorine concentration were injected at seven points spread across the HBTB housing estate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In the period 1996 to 2006,Indonesian pulp and paper production increased rapidly from 5.5 million tones to 16.5 million tones
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Clarissa Eunike
"Latar belakang: Black stain sering ditemukan pada anak dan tingkat rekurensinya tinggi. Dibutuhkan bahan antibakteri untuk mematikan bakteri Actinomyces penyebab black stain.
Tujuan: Menganalisis perbedaan viabilitas bakteri Actinomyces sp. setelah berkumur dengan chlorine dioxide dan klorheksidin.
Metode Penelitian: Bakteri Actinomyces didapat dari plak black stain anak sebelum dan sesudah berkumur chlorine dioxide dan klorheksidin. Kemudian dilakukan uji viabilitas dengan MTT assay.
Hasil: Terdapat perbedaan selisih viabilitas bakteri Actinomyces sp. sebelum dan sesudah berkumur dengan chlorine dioxide dan klorheksidin.
Kesimpulan: Penggunaan obat kumur chlorine dioxide menyebabkan penurunan viabilitas bakteri Actinomyces sp. yang lebih besar dibandingkan dengan klorheksidin.

Background: Black stain is often found in children and the recurrence rate is high. Antibacterial agent is needed to kill Actinomyces sp. causing black stain.
Aim: To compare Actinomyces sp. bacterial viability differences before and after rinsing with chlorine dioxide and chlorhexidine.
Method: Actinomyces sp. was obtained from black stain plaque in children before and after rinsing with chlorine dioxide and chlorhexidine. Bacterial viability was measured using MTT assay.
Results: Significant differences in Actinomyces sp. bacterial viability was found when rinsing with chlorine dioxide and chlorhexidine.
Conclusion: Using mouthrinse containing chlorine dioxide resulted in reducing Actinomyces sp. bacterial viability.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Priscilla Lavine
"Latar belakang: Black stain merupakan salah satu tipe stain ekstrinsik yang
dapat mengenai gigi sulung dan puncaknya terjadi pada masa kanak-kanak lalu
menurun prevalensinya saat pubertas dan mencapai dewasa. Salah satu etiologi
dari black stain adalah bakteri Actinomyces dalam jumlah yang melebihi batas
normal pada anak. Obat kumur klorheksidin merupakn salah satu agen bakteri
yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Actinomyces viscosus. Obat kumur
chlorine dioxide dapat membunuh mikroorganisme patogen spektrum luas seperti
bakteri, sedangkan penggunaan bahan alam sebagai salah satu alternatif obat
kumur virgin coconut oil (VCO) dengan kandungan asam laurat dan monolaurin
yang tinggi dapat membunuh bakteri gram positif dan gram negatif. Tujuan:
Penelitian dilakukan untuk mengetahui efek agen antibakteri klorheksidin,
chlorine dioxide dan VCO terhadap waktu pembentukan, klasifikasi dan viabilitas
bakteri Actinomyces penyebab black stain pada anak yang dilakukan pada 3 kali
kunjungan. Metode penelitian: Penelitian dilakukan pada 15 anak yang dibagi
menjadi 3 kelompok berkumur oil pulling dengan klorheksidin 0,1%, chlorine
dioxide 0,1% dan VCO 25%. Hasil: Obat kumur klorheksidin 0,1%, chlorine
dioxide 0,1% dan VCO 25% dapat memperpanjang waktu pembentukan black
stain kembali. Terdapat kecenderungan penurunan nilai klasifikasi (Gasparetto et
al.) pada obat kumur klorheksidin 0,1%, chlorine dioxide 0,1% dan VCO 25%
dari kunjungan 1, 2 dan 3. Obat kumur klorheksidin 0,1%, chlorine dioxide 0,1%
dan VCO 25% efektif dalam menurunkan viabilitas bakteri Actinomyces yang
banyak dikaitkan sebagai faktor etiologi black stain. Kesimpulan: Obat kumur
VCO 25% dapat direkomendasikan sebagai salah satu alternatif obat kumur
berbahan dasar herbal yang dapat menghambat koagregasi dan pembentukan plak

Background: Black stain is one type of extrinsic stain that can affect the
deciduous teeth and peak occurs in childhood then decreases its prevalence at
puberty and reaches adulthood. One of the etiologies of black stain is Actinomyces
in numbers that exceed the normal limits in children. Chlorhexidine mouthwash is
one of the bacterial agents that can inhibit bacterial growth of Actinomyces
viscosus. Chlorine dioxide mouthwash can kill broad-spectrum pathogenic
organisms such as bacteria, while the use of natural ingredients as an alternative
virgin coconut oil (VCO) with high lauric acid and monolaurin content can kill
gram-positive and gram-negative bacteria. Aim: The study was conducted to
investigate the effect of antibacterial agent of chlorhexidine, chlorine dioxide and
VCO on formation time, difference of classification and viability of Actinomyces
that cause black stain on children performed on 3 visits. Methods: The study was
conducted on 15 children divided into 3 groups of gargling oil pulling with 0.1%
chlorhexidine, 0.1% chlorine dioxide and 25% VCO. Result: 0.1% chlorhexidine
0.1% chlorine dioxide and 25% VCO can extend the formation time of black stain.
There is tendency to decrease the classification value (Gasparetto et al.) on 0.1%
chlorhexidine, 0.1% chlorine dioxide and 25% VCO from 3 visits. 0.1%
chlorhexidine, 0.1% chlorine dioxide and 25% VCO are effective in reducing
Actinomyces viability, which is widely associated as an etiology factor.
Conclusion: 25% VCO mouthwash can be recommended as an alternative to
herbal based mouthwash that can inhibit coaggregation, plaque and black stain
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Edhi Budhi Soesilo
"ABSTRAK
Proses pemutihan (bleaching) pulp pada industri pulp dan kertas banyak menghasilkan limbah. Salah satu limbah yang dihasilkan adalah adsorbable organic halides (AOX) dan dioksin. Senyawa AOX dan dioksin dihasilkan dari reaksi antara kior (bleaching agent) dengan lignin yang terdapat dalam serat kayu. Dioksin adalah senyawa organo-klor paling toksik yang pernah dibuat manusia, telah terbukti bersifat karsinogen, menimbulkan banyak gangguan kesehatan pada manusia, serta kerusakan lingkungan.
Untuk mengurangi dampak negatif akibat emisi dioksin, industri pulp dan kertas mulai mereduksi pemakaian elemen klor dengan bahan senyawa klor (non-elemen) sampai pada bahan bebas klor. Teknologi ini dikenal sebagai proses elemental chlorine free (ECF) dan totally chlorine free (TCF). Prediksi dampak negatif akibat emisi dioksin di masa mendatang dibuat dengan melakukan simulasi model system dynamics.
Hasil simulasi model system dynamics menunjukkan kecenderungan meningkatnya kerusakan lingkungan jika tidak dilakukan intervensi, atau hanya dilakukan intervensi fungsional saja. Intervensi struktural yang kemudian diterapkan ternyata mampu menurunkan emisi dioksin, bahkan menihilkannya. Intervensi struktural yang dibuat dapat dijadikan dasar melakukan analisis kebijakan.

ABSTRACT
Dioxin Waste Control Using Environmentally-Friendly Bleach (A Study on the Use of Chlorine-based Oxidator in Pulp Industry by a Simulation of System Dynamics Model for Policy Analysis)"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
D560
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efri Meikel
"Sistem penyimpan chlorine pada instalasi pengolahan air bersih digunakan sebagai salah satu upaya untuk melindungi pekerja, proses kerja, tangki chlorine, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem penyimpan chlorine yang ada di PT. PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) tahun 2011. Hasil penelitian sistem penyimpanan chlorine di PT PALYA membutuhkan pengecekan tangki serta variable yang terjadwal, penambahan MSDS pada tangki, melakukan pelatihan bahaya chlorine kepada pekerja dan penambahan peralatan keselamatan pada ruang penyimpanan.
Chlorine storage system on the installation of clean water treatment is used as one of the efforts to protect workers, work process, chlorine tanks, community, and environment around. This study aims to evaluate storage system of chlorine present in PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) in 2011. Chlorine storage systems research results in PT need checking as well as tank PALYJA variable are scheduled, the addition of MSDS in tank, do chlorine hazard training to workers and chlorine addition of safety equipment in storage space."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Diza Fahira
"Sistem kolorimetri adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengukur dan mendeskripsikan warna. Beberapa penelitian sebelumnya telah berhasil menerapkan sistem ini menggunakan kamera ponsel pintar untuk akuisisi citra strip uji. Namun, kebanyakan dari penelitian-penelitian ini masih mentransfer data citra secara manual ke komputer untuk diolah. Pada penelitian ini sistem kolorimetri yang diterapkan untuk memprediksi nilai kadar klorin total dibuat dalam bentuk aplikasi ponsel pintar android sehingga ponsel pintar dapat mengakuisisi citra serta langsung mendapatkan hasil pada layar ponsel pintar. Hal ini membuat sistem bekerja lebih portabel dari penelitian-penelitian sebelumnya. Aplikasi dibuat dengan gaya arsitektur client-server dengan komunikasi RESTful API dan memiliki dua server, satu server digunakan untuk menntransfer citra dan satu server digunakan untuk mengolah citra menjadi nilai kadar klorin. Tingkat keberhasilan aplikasi dalam menangkap kedua server teresbut adalah 100% dengan rata-rata waktu yang dibutuhkan adalah 2,58 detik untuk menangkap server unggah dan 2,68 detik untuk menangkap server komputasi. Hasil evaluasi dari model regresi yang digunakan pada aplikasi adalah sebesar 0,31 hingga 0,13 RMSE. Hasil ini menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan pada aplikasi, yaitu Artificial Neural Network dengan fungsi Levenberg-Marquardt dapat digunakan untuk sistem prediksi nilai kadar klorin total berbasis kolorimetri pada strip uji.

Colorimetric is a system used to measure and describe color. Several previous studies have successfully implemented this system using a smartphone camera for image acquisition of test strips. But unfortunately, most of these studies still transfer image data manually to a computer for processing. In this study, the colorimetric system applied to predict the value of total chlorine levels was made as Android application. Application can take a picture and directly get result on the smartphone screen. This makes the system work more portable than previous studies. The application is made in a client-server architectural style with RESTful API communication and has two servers, one server is used to transfer images and the other is used to process images into total chlorine values. The application's success rate to reach the two servers is 100%, with the average time required is 2.58 seconds to reach the upload server and 2.68 seconds to reach the compute server. The evaluation results of the regression model used in the application are 0.31 to 0.13 RMSE. These results indicate that the regression model, Artificial Neural Network with Levenberg-Marquardt function, can be used for total chlorine levels prediction system on test strip based on colorimetric.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhar Fuadi
"ABSTRAK
Kualitas Mikrobiologi merupakan parameter yang sangat penting pada air
minum. Keberadaan mikroba dalam air minum bisa menjadi kasus
kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan banyak korban. Karena itu
kualitas mikrobiologi dalam air harus sangat diperhatikan. Kualitas
Mikrobiologi biasa dinyatakan dalam koliform. Residual klorin merupakan
bahan kimia yang paling umum digunakan sebagai disinfektan mikroba.
Kehadiran klor bebas dipercaya mampu mencegah pertumbuhan mikroba
didalam air. Oleh karena itu perlu untuk diketahui pengaruh residual klorin
terhadap kualitas mikrobiologi, untuk menjamin air bersih bebas dari
mikroba. Parameter lain seperti kekeruhan dan total zat organik juga
dianalisa pengaruhnya terhadap kualitas mikrobiologi.

ABSTRACT
Microbiological quality is a very important parameter in drinking water.
The existence of microbe especially pathogen in drinking water could
become a case of public health that causes a lot of victims. Therefore
microbiological quality in the water should be kept. Generally
microbiological quality in the water expressed in total coliform. Residual
chlorine is the most common chemicals used as disinfectants of
microorganism in water. The presence of free chlorine is believed to
prevent microbiological growth in water. Therefore it is necessary to note
the influence of residual chlorine to microbiological quality, to ensure the
clean water free from pathogens. Other parameters such as turbidity and
total organic matter were also analyzed its effect on microbiological
quality."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42165
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Riska Irawan
"Dalam penelitian ini telah dilakukan pengujian kondisi operasi pada proses produksi gas klor dengan elektrolisis plasma. Kondisi optimal yang diperoleh dari variasi penggunaan selubung adalah dengan menggunakan selubung panjang (P: 15cm; D: 3cm), untuk suhu larutan diperoleh kondisi optimal pada rentang suhu 600C-700C, dan kedalaman anoda 1 cm di bawah permukaan larutan. Pada konsentrasi 0,5M, produksi gas klor tertinggi selama 15 menit dicapai pada tegangan 700V sebesar 12,84 mmol dengan konsumsi energi sebesar 42,87 kJ/mmol gas Cl2, namun pada tegangan 800V dan 900V produksi gas klor cenderung menurun. Pada konsentrasi 0,75M produksi gas klor tertinggi sebesar 19,47 mmol dicapai pada tegangan 500V, sedangkan pada konsentrasi 1M, produksi gas klor tertinggi sebesar 26,22 mmol sudah dapat dicapai pada tegangan 400V. Rasio produktivitas gas klor tertinggi pada konsentrasi 0,5M adalah sebesar 29 kali lebih besar daripada produktivitas gas klor pada elektrolisis. Adapun pada konsentrasi 0,75M dan 1M, produktivitas gas klor tertingginya 15 kali lebih besar dan 12 kali lebih besar dari elektrolisis. Konsumsi energi terendah pada konsentrasi 0,5M dicapai pada tegangan 700V sebesar 43 kJ/mmol Cl2, sedangkan pada konsentrasi 0,75M dan 1M konsumsi energi terendahnya dicapai pada tegangan 500V dan 400V, yaitu sebesar 30 kJ/mmol Cl2 dan 26 kJ/mmol Cl2.

In this study, increasing the effectiveness of chlor-alkali production process using plasma electrolysis technology has been examined. The optimum condition obtained of using glass veil is by using long glass veil (L: 15cm; D: 3cm), the optimum range of temperature is 600C-700C, and the optimum anode depth is 1cm. The highest chlorine gas production is 12.84 mmol Cl2 at 0.5 M and 700 V for 15 minutes with 42.87 kJ/mmol Cl2 of energy consumption, but chlorine gas production is decreased at 800V and 900V. The highest chlorine gas production at 0.75M is 19.47 mmol Cl2 with 500V whereas the highest chlorine production (26.22 mmol Cl2) at 1M has been obtained at 400V only. The highest chlorine gas productivity ratio at 0.5M is 29 times larger than chlorine gas production on conventional electrolysis. However, the highest chlorine gas productivities ratio at 0.75M and 1M are only 15 times and 12 times larger than conventional electrolysis. The lowest energy consumption at 0.5M and 700V is 43 kJ/mmol Cl2, whereas the lowest energy consumption at 0.75M and 1M can be obtained at 500V and 400V with 30 kJ/mmol Cl2 and 26 kJ/mmol Cl2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library