Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dianursanti
Abstrak :
ABSTRAK
Pengembangan sistem produksi C. vulgaris dengan menggunakan teknik filtrasi dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produksi biomassanya. Dengan teknik filtrasi ini, pengaruh self shading yang terjadi dalam kultur alga di dalam reaktor dapat diatasi. Pelaksanaan kegiatan penelitian ini diawali dengan studi awal perancangan reaktor dan optimasi kondisi operasinya. Tahap berikutnya adalah pengembangan teknik filtrasi dalam sistem kultivasi C. vulgaris yang meliputi pengaturan densitas sel melalui pengaturan laju hisap filter, optimasi sistem aerasi media kultur menggunakan membran serat berongga, optimasi sistem filtrasi menggunakan mikrofiltrasi dan pembandingan antara sistem filtrasi kontinyu dan semikontinyu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik filtrasi secara kontinyu terbukti berhasil meningkatkan produksi biomassa hingga 1,25 kali dari proses kultivasi biasa. Sementara itu penggunaan membran serat berongga sebagai aerator dan mikrofiltrasi sebagai media filternya dalam sistem pemerangkapan sel kontinyu, mampu meningkatkan produksi biomassa C.vulgaris hingga 2,55 kali dari sistem kultivasi biasa. Demikian pula dengan sistem pemerangkapan sel semi kontinyu telah terbukti mampu meningkatkan produksi biomassanya hingga 2,04 kali dari sistem kultivasi biasa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan teknik filtrasi dalam sistem kultivasi C. vulgaris sangat potensial untuk dikembangkan sebagai upaya peningkatan produksi biomassanya.
ABSTRACT
Development of C. vulgaris production system using filtration techniques carried out as part of efforts to increase biomass production. By using filtration techniques, self-shading effect that occurs in algae culture could be overcome. Implementation of this research activity started with a preliminary study design and optimization of reactor operating conditions. The next stage was the development of filtration techniques in the cultivation system of C. vulgaris which includes arrangement of cell density by suction rate adjustment, optimization of culture medium aeration system using hollow fiber membranes, optimization of the process filtration using microfiltration and filtration system comparisons between the continuous and discontinuous. The results showed that continuous filtration technique proved successful in increasing the production of biomass to 1.25 times that of ordinary cultivation process. Meanwhile, the use of hollow fiber membrane as an aerator and a microfiltration as filter media in continuous filtration system could increase biomass production up to 2.55 times. Similarly, the discontinuous filtration system has been shown to increase biomass production up to 2.04 times. Therefore, it can be said that the use of filtration techniques in the C. vulgaris cultivation system, potential to be developed as an effort to increase biomass production.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
D1334
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Delaamira
Abstrak :
ABSTRAK
Kebutuhan manusia akan energi fossil semakin lama semakin meningkat. Salah satu cara yang dapat membantu mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan pemanfaatan diesel hijau. Diesel hijau bisa didapatkan dari minyak tumbuhan. Selain itut, bisa didapatkan pula dari mikroalga yaitu Chlorella vulgaris. Mikroalga ini dikenal dengan kandungan lipidnya yang tinggi, dengan mempertimbangkan beberapa parameter pendukungnya diantara lain yaitu intensitas cahaya, medium, pH serta salinitas. Kandungan lipid tersebut akan diekstrak dengan menggunakan metode Bligh-Dryer yang kemudian direaksikan dengan methanol. Masalah berikutnya muncul dari katalis homogen yang biasanya digunakan namun susah untuk diseparasi, sehingga biodiesel harus dicuci kembali untuk mengembalikan pH serta akan mengurangi kualitasnya. Untuk mengatasi masalah tersebut, katalis heterogen berupa zeolite memiliki kemampuan untuk mengkatalisis reaksi tersebut. Kelebihannya yaitu mudah untuk dipisahkan serta tidak mengurangi kualitas biodiesel yang dihasilkan. Katalis heterogen memiliki peranan yang sama dengan katalis homogeny. Untuk mendapatkan katalis yang optimal, maka digunakan beberapa variasi. Diantaranya yaitu variasi pada saat impregnasi, serta variasi saat reaksi transesterifikasi berlangsung. Diharapkan, dari beberapa variasi ini didapatkan karakterisasi katalis heterogen CuO/Zeolit serta kondisi reaksi trasnesterifikasi yang menghasilkan yield tertinggi. Katalis terbaik didapatkan saat konsentrasi Cu(NO3)2 0,002M serta waktu perendaman 6 jam, yaitu dengan terimpregnasinya CuO sebesar 1770 ppm didalam zeolite. Selain itu, variasi reaksi transesterifikasi terbaik didapatkan saat menggunakan katalis 5%, suhu reaksi 60oC serta waktu reaksi 4jam. Masingmasing memberikan yield terhadap berat kering sebanyak 4,92%, 6,41% ,4,55% serta konversi sebesar 26,03%, 36,79% dan 28,66%.
ABSTRACT
Human needs for fossil energy increase every year. Green diesel is the main way to resolve this world problem. Green diesel produces from vegetable oil. But then, the alternative way came from the uses of microalgae in Chlorella vulgaris type causes by its simplicity of growing. In the other hand, this microalgae known for its high lipid content by considering several parameter such as light intensity, medium nutrition, pH and also salinity. Lipid content will be extracted by using Bligh-Dryer method which will be reacted with methanol along transesterification reaction. Beside, there come another matter which is the utilization of homogeny catalyst. The difficulty of separation is the main matter so then biodiesel need to be washed in case normalizing the pH and this process will decrease the quality of biodiesel. To resolve this problem, we?ll be using a heterogen catalyst, zeolite, with ability to catalyst the process. Zeolite is easier to separate from the biodiesel so there will not be needed washing process. Heterogent catalyst work as well as homogeny catalyst. Variation needed to optimize the utilization of heterogen catalyst, which occurred in impregnation and transesterification process. Upon this variation, highest yield of biodiesel with CuO/Zeolit heterogent catalyst is what this research aim for. Best catalyst obtained from Cu(NO3)2 0,002M and 6 hours of impregnation. It result a CuO of 1770ppm inside zeolite. Meanwhile, transesterification variation reach the greatest result at 5% of catalyst, 60oC and 4 hours of reaction. It lead to a yield from dry weight of 4,92%, 6,41% ,4,55% and a conversion of 26,03%, 36,79% and 28,66% in consecutive.
2016
T45604
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Yudi Sendjaja
Abstrak :
Chlorella vulgaris merupakan organisme yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai produsen biomassa. Mikroalga ini mengandung banyak nutrisi yang dapat berperan sebagai antioksidan dan antivirus bagi tubuh. Selain itu kandungan klorofilnya yang tinggi menjadikan Chlorella vulgaris sebagai organisme pemfiksasi CO2 yang efektif. Berdasarkan alasan-alasan tersebut maka beberapa penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan produksi biomassa dan kemampuan fiksasi C02 nya. Salah satu cara yang banyak dilakukan adalah melakukan alterasi intensitas cahaya. Penelitian sebelumnya menunjukkan metode ini dapat meningkatkan produksi biomassa Chlorella vulgaris sampai 61% dan kemampuan fiksasi CO2 meningkat 200% dibandingkan dengan pemberian cahaya dengan intensitas yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut pada skala yang lebih besar. Penelitian yang diusulkan adalah memperbesar skala kultivasi dari Chlorella vulgaris dengan cara mengkultivasi di dalam beberapa reaktor yang disusun secara sen dan dilakukan alterasi pencahayaan. Sebagai perbandingan dilakukan kultivasi pada sistem reaktor yang sama dengan pencahayaan kontinu. Kultivasi dilakukan pada T = 29_C, P = 1 atm, UG = 2,4 m/jam, ?co2 = 10%, dan menggunakan reaktor dengan volume 200 mL dengan sumber iluminasi lampu Philip Halogen 20 W/12 V/50 Hz. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa periakuan alterasi pencahayaan dapat meningkatkan produksi biomassa Chlorella vulgaris sampai 162% dengan energi yang digunakan untuk memproduksi biomassa lebih besar 157% dibandingkan pencahayaan kontinu, sedangkan kemampuan fiksasi CO2 meningkat sebesar 7,3% dibandingkan dengan pencahayaan kontinu. Reaksi pengikatan CO2 ini menyebabkan alterasi pencahayaan dapat menyediakan substrat bagi produksi biomassa 29% lebih besar daripada pencahayaan kontinu.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Santoso
Abstrak :
[ABSTRAK
Penggunaan bahan bakar oleh industri secara masif meningkatkan emisi karbon dioksida secara signifikan. Hal ini menyebabkan dua permasalahan besar, yakni pemanasan global dan krisis energi. Untuk mengatasi kedua masalah tersebut, mikroalga klorofita, seperti Chlorella vulgaris, dikenal memiliki kemampuan fiksasi karbon dioksida yang baik. Karbon dioksida yang terikat kemudian disintesis menjadi lipid. Lipid yang dihasilkan merupakan bahan baku biodiesel. Pada studi kali ini, mikroalga Chlorella vulgaris dikultivasi dalam fotobioreaktor 18 liter dan medium kompos pada pencahayaan 3000 lux selama 90 jam sebagai prototipe skala besar dengan variasi densitas sel awal dan konsentrasi karbon dioksida. Kultivasi pada densitas sel awal 0,137 g.dm-3 mampu memfiksasi karbon dioksida hingga 30,38 g.dm-3.hari-1 (93,56%) pada pengaliran karbon dioksida 23,80 g.jam-1 dengan produktivitas biomassa 0,44 g.dm-3.hari-1 dan yield lipid 0,0795 glipid.gsel-1, serta menunjukan potensi fiksasi karbon dioksida (31,51%) dan produksi lipid (0,0739g.g-1) yang baik pada pengaliran karbon dioksida 48,17 g.jam-1. Kultivasi pada densitas sel awal lebih tinggi (0,325 g.dm-3) menunjukan resistansi lebih baik pada pengaliran karbon dioksida 48,17 g.jam-1 dengan fiksasi karbon 37,95 g.dm-3.hari-1 (58%) , produksi biomassa 0,82 g.dm-3.hari-1 dan yield lipid 0,0834 g.g-1serta potensi yang baik pada pengaliran karbon dioksida 65,96 g.jam-1. Dengan efisiensi fotosintesis mencapai 26,3% pada densitas awal sel rendah dan 8,31% pada densitas awal sel tinggi, model kinetika Haldane mampu memberikan pendekatan (R=0,957) pada kurva pertumbuhan, mengindikasi besarnya pengaruh inhibisi substrat. Penelitian ini menunjukan potensi mikroalga klorophyta serta memberikan dasar empiris model dalam mereduksi karbon dioksida berkonsentrasi tinggi dan sekaligus memproduksi lipid sebagai bahan dasar biodiesel pada skala besar. Studi lebih lanjut diperlukan untuk adaptasi skala komersial.
ABSTRACT
Massive use of fuels by industry increase carbon dioxide emission significantly. This leads to two big problems of the world, which are global warming and energy crsis. To deal with those problems, microalgae chlorophyta, especially Chlorella vulgaris, is wellknown for its ability to fixate carbon dioxide. Fixated carbon dioxide is then synthesized to lipid. Lipid produced is the raw material for biodiesel. In this study, microalgae Chlorella vulgaris is cultivated in photobioreactor (volume 18L) and in liquid organic compost based medium under illumination 3000 lux for 90 hours as prototype for scale up with varying initial density and carbon dioxide concentration. Cultivation with initial cell density 0.137 g.dm-3 shows ability to fixate carbon dioxide up to 30.38 g.dm-3.day-1 (93.56%) under carbon dioxide inflow 23.80 g.hour-1 with biomass productivity 0.44 g.dm-3.day-1 and lipid yield 0.0795 glipid.gcell-1, and shows potential to fixate carbon dioxide (31.51%) and produce high lipid (0,0739g.g-1) under carbon dioxide inflow 48,17 g.hour-1. Cultivation with higher initial cell density (0,325 g.dm-3) shows better resistance under carbon dioxide inflow 48.17 g.hour-1 with carbon fixation 37.95 g.dm-3.day-1 (58%) , biomass production 0.82 g.dm-3.day-1, lipid yield 0.0834 g.g-1, and good potential under carbon dioxide inflow 65.96 g.hour-1. With photosynthesis efficiency reaches 26.3% on lower initial cell density and 8,31% on higher initial cell density, Haldane kinetic model manages to give approach (R=0.957) on growth curve, indicating significance of substrate inhibition. This research shows potential of Chlorella vulgaris and empirical model base in reducing high concentration carbon dioxide and simultaneously producing lipid as raw material for biodiesel at larger scale. Further study is necessary for adapting this potential to commercial scale., Massive use of fuels by industry increase carbon dioxide emission significantly. This leads to two big problems of the world, which are global warming and energy crsis. To deal with those problems, microalgae chlorophyta, especially Chlorella vulgaris, is wellknown for its ability to fixate carbon dioxide. Fixated carbon dioxide is then synthesized to lipid. Lipid produced is the raw material for biodiesel. In this study, microalgae Chlorella vulgaris is cultivated in photobioreactor (volume 18L) and in liquid organic compost based medium under illumination 3000 lux for 90 hours as prototype for scale up with varying initial density and carbon dioxide concentration. Cultivation with initial cell density 0.137 g.dm-3 shows ability to fixate carbon dioxide up to 30.38 g.dm-3.day-1 (93.56%) under carbon dioxide inflow 23.80 g.hour-1 with biomass productivity 0.44 g.dm-3.day-1 and lipid yield 0.0795 glipid.gcell-1, and shows potential to fixate carbon dioxide (31.51%) and produce high lipid (0,0739g.g-1) under carbon dioxide inflow 48,17 g.hour-1. Cultivation with higher initial cell density (0,325 g.dm-3) shows better resistance under carbon dioxide inflow 48.17 g.hour-1 with carbon fixation 37.95 g.dm-3.day-1 (58%) , biomass production 0.82 g.dm-3.day-1, lipid yield 0.0834 g.g-1, and good potential under carbon dioxide inflow 65.96 g.hour-1. With photosynthesis efficiency reaches 26.3% on lower initial cell density and 8,31% on higher initial cell density, Haldane kinetic model manages to give approach (R=0.957) on growth curve, indicating significance of substrate inhibition. This research shows potential of Chlorella vulgaris and empirical model base in reducing high concentration carbon dioxide and simultaneously producing lipid as raw material for biodiesel at larger scale. Further study is necessary for adapting this potential to commercial scale.]
2015
T43132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Istiyanie
Abstrak :
Mikroalga jenis Chlorella vulgaris mempunyai kemampuan dalam memanfaatkan emisi CO2 dari PLTU Batubara dan dalam pengolahan limbah cair domestik. Gas CO2 digunakan oleh mikroalga untuk melakukan fotosintesis dengan bantuan sinar matahari. Kolam yang digunakan sebagai media pertumbuhan mikroalga adalah HROP (High Rate Oxidation Pond). Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mikroalga antara lain: intensitas cahaya matahari, temperatur, pH, zat hara anorganik (N, P, dan C). Model eksperimen dibuat dalam skala pilot berupa bak yang terbuat dari kayu dengan ukuran 1,2x0,6x0,6 m, dilengkapi dengan paddle wheel yang berputar dengan kecepatan 20 cm/detik. Kolam dioperasikan secara kontinu dengan debit 54 ml/menit dan masa pengamatan selama 17 (tujuh belas) hari. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja sistem yang menggunakan kemampuan mikroalga jenis Chlorella vulgaris dalam memanfaatkan emisi CO2 dari PLTU Batubara dan mereduksi cemaran limbah cair domestik. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa intensitas cahaya matahari, temperatur, pH, oksigen terlarut, laju alir emisi CO2, dan konsentrasi NH3 masing-masing memberikan pengaruh sebesar 13,03%; 57,76%; 35,76%; 9,06%; 33,52%; dan 25,50% terhadap pertumbuhan mikroalga. Pertumbuhan mikroalga terbaik dicapai oleh Bak dengan laju alir emisi CO2 sebesar 1 liter/menit dengan kerapatan sel sebesar 1.120.000 sel/ml. Efisiensi penurunan NH3 dan BOD terbaik dicapai oleh Bak dengan laju alir emisi CO2 sebesar 1 liter/menit, yaitu dengan efisiensi sebesar 82,08% dan 47,24%. Kolam di mana tumbuh mikroalga paling tinggi berdampak positif terhadap penurunan NH3 dan penurunan BOD. Penerapan hasil penelitian pada skala lapangan menghasilkan dimensi kolam HROP sebesar 467x6x0,4 m. Produktivitas mikroalga yang dihasilkan selama setahun dari ukuran kolam HROP tersebut adalah sebesar 110,66 ton/Ha/tahun. Gas CO2 yang berasal dari PLTU Batubara dapat memberikan suplai sebesar 136.500 ton/tahun/unit. ......Microalgae Chlorella vulgaris has the ability to utilize CO2 emission from coal POWER PLANT and domestic wastewater treatment. CO2 gas is used by microalgae to perform photosynthesis with the help of sunlight. The pond used is HROP (High Rate Oxidation Pond) as microalgae growth medium. Environmental factors that affect the growth of microalgae are as follows: sunlight intensity, temperature, pH and inorganic nutrients (N, P and C). Experimental model was made on a pilot scale in the form of wooden pond with a size of 1.2x0.6x0.6 m, equipped with a paddle wheel that rotates with a speed of 20 cm/s. The pond is operated continuously with 54 ml/min water discharge and 17 days of observation. The purpose of the research is to observe the performance of the system that uses microalgae Chlorella vulgaris' ability in utilizing CO2 emission from coal Power Plant and reducing wastewater contamination. The results of this research showed that the intensity of sunlight, temperature, pH, dissolved oxygen, flow rate of CO2 emissions, and concentrations of NH3 respectively gives the effect by 13.03%, 57.76%, 35.76%, 9.06%, 33.52% and 25.50% on the growth of microalgae. The best of microalgae growth was achieved in pond with a flow rate of CO2 emissions by 1 liter/minute with the cell density of 1.12 million cells / ml. The best reduction efficiency of NH3 and BOD was achieved in pond with a flow rate of CO2 emissions by 1 liter / minute, with efficiency by 82.08% and 47.24%. The pond with the highest microalgae growth gives the positive impact to the reduction of NH3 and BOD. The implementation of research results on the field scale develops the HROP dimension by 467 x 6 x 0,4 m. Productivity of microalgae produced for a year of HROP dimension is 110.66 tonnes / ha / year. CO2 gas d.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30188
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anondho Wijanarko
Abstrak :
Penelitian yang dikembangkan disini merupakan kelanjutan kegiatan penelitian yang telah dilakukan di Tokyo Institute of Technology (TIT). Penelitian di TIT dititik beratkan pada upaya peningkatan kemampuan fiksasi CO2 oleh mikroba fotosintesa di daerah subtropis, sementara penelitian yang dilakukan ini merupakan upaya peningkatan produksi biomassa daerah tropis yang memiliki nilai ekonomis. Eksplorasi dari beberapa balai penelitian ditanah air menunjukkan bahwa ada beberapa jenis mikroba fotosintesa lokal yang memiliki kandungan zat esensiil kesehatan yang layak untuk dikembangkan yaitu: Spirulina plarensis Jacatra dan Chlarella vulgaris Buitenzorg. Penelitian ekperimental ini bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan fiksasi CO2 dan produksi secara hayati spesies mikroba fotosintesa alam tropis asupan pangan Chlorella vulgaris Buitenzorg dalam kolom gelembung tunggal maupun seri dengan kombinasi perlakuan pengaturan pencahayaan. Hasil penelitian dengan menggunakan spesies lokal ini diharapkan menjadi masukan upaya memaksimalkan fiksasi CO2 dalam kolam-kolam terbuka (open pond system) atau sistem tertutup (closed system) maupun produksi asupan pangan dengan aerasi dengan emisi gas buang keluaran "flare sistem" industri tenaga listrik (PLTU, PLTGU) yang terintegasi dengan unit produksi asupan pangan ini.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
D879
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferizka Shalima Chaeruniza
Abstrak :
Penelitian mengenai mikroalga bukanlah hal yang baru dan sudah dilakukan oleh banyak peneliti. Saat ini, mikroalga telah terbukti dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, mulai dari sebagai sumber pangan, kesehatan, kecantikan, biomaterial, hingga energi. Potensi mikroalga dan luasnya bidang pemanfaatan mikroalga menyebabkan biomassa mikroalga dibutuhkan dalam jumlah banyak. Untuk memperoleh biomassa mikroalga yang memadai, maka diperlukan desain fotobioreaktor yang tepat. Aspek desain yang diteliti pada penelitian ini adalah aspek pencampuran zat karena aspek tersebut merupakan salah satu aspek yang berpengaruh secara dominan dalam produksi biomassa mikroalga. Pencampuran berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroalga karena melibatkan distribusi nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroalga. Mikroalga yang digunakan pada penelitian ini adalah Chlorella vulgaris. Pada penelitian ini, penulis membandingkan produksi biomassa Chlorella vulgaris pada fotobioreaktor kolom gelembung dengan pencahayaan internal dengan tiga variasi laju alir udara yang berbeda, yaitu 8, 6, dan 4 L/menit. Kemudian, dilakukan pula analisis kandungan pigmen, lipid, dan protein untuk mengetahui kelayakan fotobioreaktor yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan produksi biomassa mikroalga C. vulgaris melalui pengaturan laju alir udara. Didapatkan bahwa penggunaan laju alir udara 8 L/menit dengan kLa CO2 0,0062451 /menit dan ug 0,0194120 m/jam menghasilkan produksi dan produktivitas biomassa C. vulgaris yang paling tinggi yaitu produksi biomassa 0,345828 g/L, produktivitas biomassa per hari 0,1153 g/L.hari dan produktivitas biomassa per energi input 0,2180 g/W.hari. ......Research on microalgae is not a new thing nowadays and has been conducted by many researchers. The utilization of microalgae potentials has been proven in many fields, in example food, health, cosmetic, biomaterial, and energy. The potential of microalgae and its broad field of utilization caused the need of microalgae biomass. In order to obtain satisfying amount of microalgae biomass, the design of photobioreactor for cultivating microalgae should be considered appropriately. Design aspects considered in this research is the aspect of mixing, because mixing aspect can alter the production of microalgae biomass. Microalgae Chlorella vulgaris is used in this research. In this research, production of microalgae biomass in internally illuminated bubble column photobioreactor with three different variation of air flow rate that are 8, 6, and 4 L minute are compared. The pigment, lipid, and protein content are also analyzed to test the feasibility of the photobioreactor used in this research. The objective in this research is to determine the air flow rate that gives optimum yield of microalgae biomass. From this research, air flow rate of 8 L minute with kLa CO2 0.0062451 minute dan ug 0.0194120 m hour gives the maximum biomass production and biomass productivity of C. vulgaris that are 0.345828 g L of biomass production, 0.1153 g L.day of biomass productivity per day and 0.2180 g W.day of biomass productivity per energy input.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Waasthia
Abstrak :
Mikroalga memiliki potensi yang menjanjikan sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan emisi CO2 dan pengurangan gas rumah kaca. Selain mampu menghasilkan biomassa yang berguna dalam berbagai bidang aplikasi, mikroalga juga memiliki kemampuan biofiksasi CO2 yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman biasa. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran dan kecepatan gelembung terhadap perpindahan massa serta kemampuan penangkapan CO­2 oleh mikroalga. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh ukuran dan kecepatan gelembung terhadap perpindahan massa dan kemampuan penangkapan CO2 oleh mikroalga, khususnya strain Chlorella vulgaris dalam fotobioreaktor Rectangular Airlift Photobioreactor. Dalam eksperimen ini, digunakan beberapa variasi debit aliran (3, 4, 5, 6, dan 7 LPM) dan penggunaan fluid oscillator diterapkan. Sementara konsentrasi CO2 diatur pada 1% atau 10,000 ppm pada eksperimen kultivasi. Hasil eksperimen menunjukkan adanya pengaruh penggunaan fluid oscillator terhadap ukuran dan kecepatan gelembung yang menyebabkan terjadinya perbedaan nilai koefisien perpindahan massa. Koefisien perpindahan massa paling tinggi yakni pada variasi 4 LPM dengan menggunakan fluid oscillator dan laju perpindahan massa tertinggi yakni pada hari ke-8 dengan nilai 555.13 mg/m2s. ......Microalgae have promising potential as a solution to address CO2 emissions and greenhouse gas reduction. In addition to producing useful biomass for various applications, microalgae have a higher CO2 biofixation capacity compared to conventional plants. Therefore, this research aims to investigate the influence of bubble size and velocity on mass transfer and CO2 capture capability by microalgae. The study focuses on exploring the effects of bubble size and velocity on mass transfer and CO2 capture by Chlorella vulgaris, a strain of microalgae cultivated in a Rectangular Airlift Photobioreactor. Multiple variations of flow rates (3, 4, 5, 6, and 7 LPM) were implemented, along with the use of a fluid oscillator. The cultivation experiment utilized a CO2 concentration of 1% or 10,000 ppm. The experimental results revealed the impact of the fluid oscillator on bubble size and velocity, leading to variations in the mass transfer coefficient. The highest mass transfer coefficient was observed in the 4 LPM variation with the utilization of a fluid oscillator. Additionally, the highest mass transfer rate occurred on the 8th day, reaching a value of 555.13 mg/m2s.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Khozin Setiawan
Abstrak :
Chlorella vulgaris Buitenzorg adalah organisme yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai produsen biomassa. Mikroalga ini mengandung banyak nutrisi yang dapat berperan sebagai antioksidan dan antivirus bagi tubuh. Selain itu kandungan klorofilnya yang tinggi menjadikan Chlorella vulgaris Buitenzorg sebagai organisme pemfiksasi CO2 yang efektif. Salah satu cara yang banyak dilakukan adalah melakukan alterasi intensitas cahaya. Penelitian sebelumnya menunjukkan metode ini dapat meningkatkan produksi biomassa Chlorella vulgaris sampai 1,61 kali dan kemampuan fiksasi CO2 meningkat 3 kali dibandingkan pemberian cahaya dengan intensitas yang sama. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari gas buang terhadap ketahanan Chlorella vulgaris Buitenzorg serta mengetahui kemampuan fiksasi karbondioksida oleh mikroalga Chlorella vulgaris Buitenzorg. Penelitian ini menggunakan gas buang dari hasil pembakaran LPG yang komposisinya sudah dimodelkan dengan komposisi gas masukan 0.3 % LPG, 5 % CO2 dan 94.7 % udara. Chlorella vulgaris Buitenzorg akan dikultivasi dalam medium beneck sebagai sumber nutrisi pada temperatur 29_C, tekanan operasi 1 atm dengan sumber cahaya lampu Phillip Halogen 20W/12V/50Hz, volume reaktor 18 dm3, dan rentang intensitas cahaya yang dipakai adalah 4.5-35 klux. Perlakuan alterasi pencahayaan meningkatkan produksi biomassa Chlorella vulgaris Buitenzorg sampai 1.5 kali, sedangkan kemampuan fiksasi CO2 meningkat sebesar 2 kali dibandingkan dengan pencahayaan kontinu. Pencahayaan alterasi juga menghasilkan ketahanan yang lebih baik terhadap LPG daripada pencahayaan kontinyu, hal ini dapat dilihat dari ketahanan sel yang lebih baik, yaitu selama 176 jam, sedangkan pencahayaan kontinyu menghasilkan ketahanan sebesar 128 jam sebelum memasuki fase kematiannya.
Chlorella vulgaris Buitenzorg is a potential organism to be generated as biomass producer. This microalgae species contain some nutrition that can be used as antioxidant and anti-virus for human s body. Besides high amount of chlorophyll compositions make this microalgae as effective organism in CO2 fixation. Previous research using the same method showed that this method can be used to enhance biomass Chlorella sp. production until 1.61 time and by using this method CO2 fixation s ability become greater 3 times than lightening with same intensity. The main purpose of this research is to investigate effect of exhaust gas to the Chlorella sp. resistant and to evaluate CO2 fixation by this microalgae. This research used exhaust gas from LPG combustion that its compositions have been modelized. Inlet gas composition is 0.3 % LPG, 5 % CO2, and 94.7 % air. Chlorella vulgaris Buitenzorg was cultivated in Beneck Medium as source of nutrition in 29_C, 1 atm, light lamp source used is Phillip 20 W/12 V/ 50 Hz. Reactor volume is 18 dm3 and range of light intensity is 4.5-35 klux. Alterating lightening treatment could enlarge Chlorella sp. biomass production until 1.5 times. Besides fixation CO2 ability could escalate until 2 times that constant lighting. Alterating lightment make microalgae resistant to LPG become better than constant lighting. This conclusion known from longer cell life time which about 176 hours. Besides, continues lightening resulted shorter life time which is about 128 hours before death phase.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49684
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Didit Yudi Permana
Abstrak :
Mikroalga Chlorella vulgaris Buitenzorg merupakan salah satu jenis mikroalga hijau yang banyak terdapat di Indonesia yang memiliki kemampuan sebagai penghasil biomassa dan dapat digunakan untuk mereduksi pemanasan global yang disebabkan oleh banyaknya aktifitas manusia dalam penggunaan bahan bakar fosil seperti LPG yang semakin meningkat. Terdapat berbagai macam variabel yang dapat mempengaruhi pertumbuhan Chlorella vulgaris Buitenzorg, diantaranya adalah pencahayaan, suplai CO2 serta nutrisi yang cukup. Pada penelitian ini mikroalga akan diuji ketahanannya dengan adanya tambahan gas model hasil pembakaran LPG sebagai gas masukannya ke dalam medium kultur. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya dimana akan dilakukan pada kondisi pencahayaan kontinu dengan intensitas cahaya yang disesuaikan dengan jumlah inokulum serta menggunakan hasil pembakaran LPG sebagai carbon Source-nya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Chlorella sp. memiliki ketahanan yang cukup baik yang ditandai dengan adanya laju pertumbuhan sel maksimum (_max) sebesar 0,016 h-1 - 0.037 h-1, berat akhir sel (Xakhir) sebesar 3,22.10-3 g/dm3 - 4,09.10-3 g/dm3 dan membutuhkan energi untuk melakukan metabolismenya (Ex) sebesar 85,04 J/g - 88,97 J/g pada tingkat efisiensi energi 0,81 % - 0,95 % dengan penambahan LPG pada kadar 0,3 % - 1 % volume.
One of Indonesian resources is Chlorella vulgaris Buitenzorg, micro algae, which has ability in CO2 fixation through photosynthesis process by converting CO2 to carbon or biomass, valuable ones, such as polysaccharide, protein or lipid. Because of this ability, Chlorella vulgaris Buitenzorg can be used as one of solution to reduce the effects of global warming caused by human activities. There are several variables which can affect CO2 fixation process through photosynthesis, among them: lighting, CO2 supply, and proper nutrition. The optimum CO2 supply is needed in order to give an optimum condition for CO2 fixation process and biomass growth. In this research, the microalgae will be tested its resintance with residue modeling gas of combustion LPG addition as input gas into its medium. This research will use continuous lighting condition with appropriate intensity and inoculums net. Beside that, it will use residue gas of combustion LPG as its carbon source. The result of this research shows that Chlorella sp. has a quite good resistance. It is supported by presence of maximum cell growth rate (_max) of 0,016 h-1 ' 0.037 h-1, final cell weight (Xfinal) of 3,22.10-3 g/dm3 ' 4,09.10-3 g/dm3 and energy necessity for metabolism (Ex) of 85,04 J/g ' 88,97 J/g with energy efficiency of 0,81 % - 0,95 % by adding LPG of 0,3 % ' 1 % volume.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49709
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>