Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The aim of this paper is to investigate the effect of socio economic characteristics on age at first birth of the ever-married females....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Solihat
"ABSTRAK
Pertumbuhan penduduk merupakan peristiwa terjadinya perubahan jumlah penduduk pada suatu wilayah, baik bertambah maupun berkurang. Indonesia merupakan negara yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi.BKKBN menyebutkan bahwa rata-rata Wanita Usia Subur melahirkan 2,6 anak dan laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan jika rata-rata Wanita Usia Suburmelahirkan 2,1 anak. Kelompok usia remaja merupakan komponen yang beradapada usia produktif. Kelompok usia muda adalah paling dominan di antara kelompok usia lainnya. SDKI tahun 2002/2003 menunjukkan penurunan menjadi10,4 remaja yang sudah pernah melahirkan atau sedang mengandung anakpertama, pada tahun 2007, terdapat 8,5 remaja sudah pernah melahirkan dan sedang mengandung anak pertama yaitu sebesar 6,6 remaja sudah pernah melahirkan dan 1,9 remaja sedang mengandung anak pertama BKKBN, 2008 .Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah yang kompleks terkait dengan pendidikan, kemiskinan, norma sosial budaya, dan geografis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas remaja kawin di Indonesia, analisis lanjut data SDKI tahun 2012 dengan pedoman kuesioner WUS Wanita Usia Subur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi crossectional. Pengolahan data dilakukan pada bulan Februari-Juni 2017 dengan sampel yang diambil berjumlah 2176 responden memenuhi kriteria inklusi. Hasil yang didapat adalah usia kawin pertama, usia pertama melakukan hubungan seksual, dan usia pertama melahirkan memiliki nilai estimasi resiko terbesar dibandingkan dengan variabel lain. Remaja yang berumur2anak dibandingkan dengan remaja yang berumur ge;20 tahun saat kawin pertama. Terdapat beberapa responden yang berusia kurang dari 20 tahun saat kawin pertama, melakukan hubungan seksual pertama kali, dan saat melahirkan pertama kali. Oleh karena itu, penguatan sosialisasi pendewasaan kehamilan, penguatan program PKPR, dan sosialisasi serta penguatan program KB dalam penjarangan kehamilan yang dapat disampaikan melalui KUA kepada para calon pengantin sangat diperlukan untuk menekan permasalahan yang terjadi pada usia remaja.

ABSTRACT
Population growth is the occurrence of changes in the number of people in a region, either increased or decreased. Indonesia is a country that has a high population growth rate. BKKBN mentioned that the average Fertile Women gave birth to 2.6 children and the rate of population growth can be suppressed if the average of Women Aged Fertile gave birth to 2.1 children. The adolescent age group is a component that resides in the productive age. The younger age group is the most dominant among other age groups. IDHS in 2002/2003 showed a decrease to 10.4% of teenagers who had given birth or being pregnant with the first child, in 2007, there were 8.5% of teenagers had given birth and were pregnant with the first child that is 6.6% Childbirth and 1.9% of teenagers being pregnant with the first child (BKKBN, 2008). This can lead to complex problems related to education, poverty,
socio-cultural norms, and geography. This study aims to determine the factors affecting the fertility of adolescents mating in Indonesia, further analysis of data SDKI 2012 with guidelines questionnaire WUS (Female Age Fertile). This research uses a quantitative approach with cross sectional study. Data processing conducted in February-June 2017 with the sample taken amounted to 2176 respondents with inclusion criteria. The results obtained are the first marriage age, the first age of sexual intercourse, and the first age of birth has the greatest risk estimation value compared with other variables. Teenagers <20 years old at first marriage had a 4- fold higher risk of having > 2 children compared with ≥20 years of age at first
marriage.
"
2017
S69754
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugraha Pukuh
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan pola pernikahan asortatif Assortative Mating menurut usia dan pendidikan serta pengaruhnya terhadap perilaku fertilitas pasangan di Indonesia pada tahun 1996 dan 2016, dengan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional. Pernikahan homogami dalam usia meningkat sebesar 7,34 persen dan jarak usia pasangan menurun dari 5,48 menjadi 4,38 tahun selama dua dekade. Hasil Korelasi Kendall rsquo;s Tau menunjukkan bahwa pada periode yang sama telah terjadi pernikahan asortatif positif dalam pendidikan di Indonesia. Sementara itu, hasil Regresi Poisson menunjukkan bahwa pola pernikahan asortatif baik dalam usia maupun pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku fertilitas pasangan. Pasangan hipergami baik dalam usia maupun pendidikan merupakan pasangan dengan kecenderungan rata-rata Anak Lahir Hidup ALH tertinggi di kedua periode. Selanjutnya dengan pendekatan Dekomposisi Oaxaca diperoleh hasil bahwa perubahan pola pernikahan asortatif dalam usia dan pendidikan berkontribusi sekitar 12 persen terhadap penurunan rata-rata ALH antara tahun 1996 dan 2016. Program dan kebijakan yang bertujuan mengendalikan tingkat fertilitas harus mengakomodir strategi yang berfokus pada karakteristik pasangan dalam pernikahan.

Using the Indonesian National Socio economic Surveys, this study aims to analyze the changes in assortative mating patterns by age and educational attainment and their effects on fertility behavior in Indonesia between 1996 and 2016. Homogamy marriage in age increased about 7,34 percent and the spousal age gap has declined from 5.48 to 4.38 years within the two decades. The result of Kendall's Tau Correlation shows that there has been a positive educational assortative mating in Indonesia in the same period. Meanwhile, the results of Poisson Regression indicate that the assortative mating patterns both in age and education significantly affect the couple's fertility behavior. Hypergamy couples in both age and education were the couples with the highest Children Ever Born CEB in both periods. Furthermore, with the Oaxaca Decomposition, it was found that changes in the assortative mating patterns in age and education contributed about 12 percents to the decrease of average CEB between 1996 and 2016. Programmes and policies aimed at controling fertility should incorporate strategies that focus on the characteristics of couples in marriage. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50714
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur A'isyah Amalia Putri
"Berdasarkan hasil SDKI 2017, angka fertilitas total di beberapa wilayah/provinsi masih cukup tinggi dan bahkan melebihi angka fertilitas nasional (2,4 anak per wanita), terutama di Kawasan Timur Indonesia. Selain itu, rata-rata Anak Lahir Hidup (ALH) pada kelompok wanita usia 40-49 tahun di hampir seluruh wilayah/provinsi Kawasan Timur Indonesia juga melebihi rata-rata ALH nasional, yaitu 2,8 anak per wanita. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan jumlah ALH pada suatu kelompok WUS, khususnya pada kelompok wanita yang berusia 45 tahun ke atas, diharapkan dapat dapat menurunkan tingkat fertilitas di wilayah tersebut. Di mana, jumlah ALH rata-rata wanita pada akhir masa reproduksi (usia 45-49 tahun) akan memberikan informasi terkait ukuran keluarga lengkap (completed family size). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross-sectional dan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu, data sampel Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 1055 wanita usia 45-49 tahun di KTI, 72,2% diantaranya mempunyai lebih dari 2 anak. Berdasarkan hasil uji regresi logistik berganda pada penelitian ini diketahui bahwa faktor umur kawin pertama, umur melahirkan pertama, pemakaian kontrasepsi, indeks kesejahteraan, mortalitas anak, dan jumlah anak yang diinginkan sebagai faktor yang berhubungan dengan jumlah ALH. Mortalitas anak dan jumlah anak yang diinginkan menjadi faktor yang paling berhubungan dengan jumlah ALH.

Based on IDHS 2017 results, total fertility rate in several provinces is still quite high and even exceeds the national fertility rate (2.4 children per woman), especially in Eastern Region of Indonesia. In addition, the average children ever born in the group of women aged 40-49 years in almost all provinces of Eastern Region of Indonesia also exceeds the national average of children ever born, which is 2.8 children per woman. By knowing the factors associated with the number of children ever born in a group of women of childbearing age, especially in the group of women aged 45 years and over, it is hoped that it can reduce fertility rates in the region. Where, the average amount of children ever born of women at the end of the reproductive period (age 45-49 years) will provide information related to completed family size. This study is quantitative study using a cross-sectional design and the data used in this study the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) data. This study shows that out of 1055 women aged 45-49 years in Eastern Region of Indonesia, 72.2% of them have more than 2 children. Based on the results of multiple logistic regression tests in this study it is known that the factors of age at first marriage, age at first childbirth, contraceptive use, welfare index, child mortality, and number of desired children as factors associated with fertility (number of children ever born). Child mortality and the number of desired children become the most factors associated with fertility (number of children ever born)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library