Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meyrin
"Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 46/PUU/VII/2010 tentang anak yang lahir di luar perkawinan merupakan putusan yang bersejarah bagi hukum perkawinan Indonesia. Putusan ini membuka peluang kepada anak yang lahir di luar perkawinan untuk mempunyai hubungan keperdataan dengan ayahnya dan keluarga ayahnya. Tesis ini membahas mengenai apakah latar belakang terbitnya putusan tersebut juga bagaimanakah dampak berlakunya putusan terhadap akta pengakuan anak dan surat keterangan hak waris. Sebagai perbandingan, tesis ini juga memaparkan gambaran umum mengenai anak luar kawin di negeri Belanda. Penyusunan tesis ini dilakukan dengan metode penelitian normatif. "
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30371
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Han
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang dampak putusan Mahkamah Konstitusi terhadap
pembuatan bukti dihadapan Notaris sebagai ahli waris seorang anak luar kawin
terhadap bapak biologisnya. Menurut Putusan Mahkamah Konstitusi, semua anak
yang lahir di luar perkawinan, merupakan anak luar kawin dapat meminta
pengakuan dari bapak biologisnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum. Sehingga
Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,
haruslah dibaca anak luar kawin itu mempunyai hubungan perdata dengan ibunya
dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan
berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut
hukum mempunyai hubungan darah, termasuk hubungan perdata dengan keluarga
ayahnya. Tesis ini mempelajari hak-hak mereka sebagai anak luar kawin dengan
membandingkan peraturan-peraturan di Indonesia dan Belanda. Selain itu, tesis ini
mempelajari bagaimana implikasinya terhadap pembuatan bukti sebagai ahli waris
di hadapan Notaris. Tesis ini menggunakan metode penelitian normatif

ABSTRACT
This thesis studies the impact of the constitutional court’s decision in manufacture
evidence as a child born out of wedlock of his/her biological father heirs before
Notary. According to the Decision of the Constitutional Court, every child born
out of wedlock can claim recognition from their biological father by proved it
through science and technology and/or other evidence by the law. Thus, Article 43
paragraph (1) of Law No. 1 of 1974 on Marriage, must be read: “the child born
out of wedlock have a civil relationship with his/her mother and his/her mother's
family as well as with the male as the father who can be proved by science and
technology and/or other legal evidence by law, including civil relationship with
his/her father’s family. This thesis studies the rights as a child born out of
wedlock by comparing regulations in Indonesia and the Netherlands. Furthermore,
it studies how its implications in manufacture evidence as heir before Notary. This
thesis is composed using normative research method."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T38702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Malika Adventita
"Fenomena ketimpangan pemenuhan hak-hak fundamental anak luar kawin akibat ketiadaan hubungan keperdataan dengan ayah biologisnya di Indonesia menjadi perhatian yang serius. Anak luar kawin hanya memiliki hubungan hukum dengan ibunya, sementara ayah biologis tidak memiliki kewajiban hukum untuk bertanggung jawab atas pemeliharaan anak luar kawin. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif yang berfokus pada analisis peraturan perundang-undangan dan studi Putusan Nomor: 109/PDT/2022/PT BTN. Pengaturan mengenai anak luar kawin yang tersebar dalam berbagai regulasi, termasuk KUHPerdata dan UU Perkawinan, bertujuan melindungi institusi perkawinan, tetapi justru menciptakan ketimpangan terhadap pemenuhan hak anak luar kawin. Permasalahan ini harus dilihat dari perspektif berbeda, yaitu bahwa tindakan penyangkalan anak luar kawin dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum karena memenuhi unsur-unsur dalam Pasal 1365 KUHPerdata, yakni adanya perbuatan melawan hukum, kesalahan, kerugian, dan hubungan kausal antara perbuatan tersebut dengan kerugian. Pengakuan dan perlindungan hak anak luar kawin dapat diperjuangkan dengan melihat tindakan penyangkalan anak luar kawin sebagai bentuk perbuatan melawan hukum yang tidak hanya bertentangan dengan hukum tertulis, tetapi juga norma kesusilaan dan kepatutan dalam pergaulan hidup masyarakat. Hal ini memperkuat urgensi penegakan hukum yang lebih berkeadilan dalam pengakuan dan pemenuhan hak-hak anak luar kawin.

The inequality in fulfilling the fundamental rights of children born out of wedlock due to the lack of civil relations with their biological fathers in Indonesia is a significant issue. Such children only have legal ties to their mothers, while biological fathers bear no legal obligation for their care. This study uses a normative juridical approach to analyze legislation and the case study of Decision Number: 109/PDT/2022/PT BTN. Existing laws, including the Civil Code and the Marriage Law, aim to uphold the institution of marriage but inadvertently create disparities in the rights of children born out of wedlock. The denial of these children can be categorized as an unlawful act under Article 1365 of the Civil Code, which requires the presence of an unlawful act, fault, loss, and a causal relationship between the act and the loss. Recognizing and protecting their rights necessitates viewing such denial as unlawful, as it violates both written law and societal norms of decency and propriety. This highlights the need for equitable law enforcement to ensure the recognition and fulfillment of the rights of children born out of wedlock. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library