Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Illingworth, Ronald Stanley, 1909-
Edinburgh : Churchill Livingstone, 1987
612.65 ILL d;612.65 ILL d (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Soehardjono Sastromihardjo
"Pengetahuan tentang gastroenterologi anak dalam berbagai aspeknya telah sangat berkembang, yang meliputi antara lain
  1. Perkembangan prosedur biopsi mukosa usus melalui mulut yang memungkinkan kita mempelajari struktur dan aspek biokimiawi jaringan mukosa hidup;
  2. Prosedur intubasi duodenum yang memungkinkan diperolehnya isi lumen usus dari berbagai tempat;
  3. Teknik endoskopi disertai fotografi dan ultrasonografi yang menambah pengetahuan baru;
  4. Perkembangan pengetahuan imunologi usus memungkinkan kita untuk selanjutnya mempelajari imunisasi oral;
  5. Perkembangan pengetahuan enzimologi usus dan penyelidikan proses transportasi memungkinkan kita untuk selanjutnya mempelajari proses biokimiawi dan metabolik.
Fungsi Traktus Gastrointestinal
Fisiologi traktus gastrointestinal terdiri dari rangkaian proses makan (ingesti), pengeluaran getah pencemaan (sekresi), pencemaan (digesti), dan penyerapan (absorpsi) makanan. Getah pencemaan membantu pencemaan (digesti) makanan, hasil pencemaan diserap (absorpsi) ke dalam tubuh berupa zat gizi. Proses sekresi, digesti, dan absorpsi terjadi secara berkesinambungan pada bagian traktus gastrointestinal mulai dari mulut sampai ke rektum.
Selain fungsi tersebut masih terdapat fungsi lainnya, yaitu fungsi motilitas dan imunologis. Secara bertahap massa hasil campuran makanan dan getah pencemaan (bolus) yang telah dicemakan didorong / digerakkan ke arah anus. Fungsi traktus gastrointestinal yang berkaitan langsung dengan tumbuh kembang anak adalah digesti dan absorpsi.
Digesti dan absorpsi karbohidrat
Karbohidrat yang terpenting dalam diet bayi adalah laktosa, sedang pada dewasa 60 % dari karbohidrat dalam diet adalah tepung dengan sukrosa dan sedikit sekali laktosa. Walaupun konsep digesti disakarida dalam lumen usus telah diterima bertahun-tahun lamanya, namun sekarang jelas bahwa hidrolisis oleh enzim disakaridase terjadi di sel mukosa usus halus.
Pada absorpsi monosakarida, misalnya glukosa, kini terbukti diperlukannya zat yang membantu transportasi aktif glukosa tersebut, yaitu Na+. Glukosa polimer merupakan karbohidrat yang mudah dicerna, dengan osmolaritas rendah, yaitu 1/5 osmolaritas glukosa.
Digesti dan absorpsi lemak
Lemak makanan terutama terdiri dan trigliserid rantai panjang (TRP), yaitu ester gliserol asam lemak dengan rantai sebanyak 16- 18 atom C. Trigliserid rantai sedang (TRS), asam lemak dengan 6- 12 atom C, hanya terdapat dalam jumlah sedikit dalam alam. Di samping itu terdapat lemak tidak jenuh (LTJ), yang terdapat banyak pada tanaman.
Lemak TRP diabsorpsi melalui fase intralumen yang memerlukan lipase pankreas dan garam empedu, pasase dalam sel mukosa, re-esterifikasi menjadi trigliserid dalam sel mukosa, pembentukan kilomikron, dan masuknya kilomikron ke dalam sistem limfe.
TRS diserap lebih cepat daripada TRP. Absorpsi TRS tidak dipengaruhi oleh defisiensi garam empedu dan hanya sedikit dipengaruhi oleh tidak adanya lipase pankreas. Namun, mungkin trigliserid yang tidak terhidrolisis akan dihidrolisis oleh lipase intrasel spesifik. TRS diangkut sebagai asam lemak bebas melalui vena porta.
Absorpsi akan lebih baik bila TRS dikombinasi dengan TRP daripada sendiri. Absorpsi optimal terjadi pada campuran 4 bagian TRS dan 3 bagian TRP. Hal ini merupakan informasi yang berguna sebagai dasar perencanaan diet dengan TRS. Kombinasi TRS dengan lemak tidak jenuh atau LTJ, misalnya minyak jagung, paling balk bila perbandingan TRS : LTJ = 2 : 3."
Jakarta: UI-Press, 1990
PGB 0107
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Novie Diyah Nuraini
"ABSTRAK
Latar Belakang: Tumbuh kembang anak dapat dinilai dari kemampuan Adaptasi, Personal Sosial, Motorik, Komunikasi, dan Kognitif. Pemeriksaan tumbuh kembang yang sering dilakukan di Indonesia adalah Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP), Denver II dan pemeriksaan Bayley III. Battelle Development Inventory II (BDI II) sudah banyak digunakan secara luas di Indonesia, namun belum dilakukan validasi hingga saat ini.
Tujuan. Uji Validasi instrumen Battelle Development Inventory II versi Bahasa Indonesia
Metode: Penelitian potong lintang pada 30 subyek dengan menilai hasil pemeriksaan profil tumbuh kembang anak yang meliputi domain Adaptasi, Personal Sosial, Motorik, Komunikasi, dan Kognitif.
Hasil: Telah dilakukan proses penerjemahan ke dalam Bahasa Indonesia dan dilakukan penerjemahan kembali ke dalam Bahasa Inggris sebagai salah satu rangkaian uji Validitas Konten, dengan dilakukan penilaian oleh tim Ahli Fungsi Luhur dan Neuropediatri dengan hasil yang valid ( Kappa > 0.8) Uji instrumen validitas dilakukan pada masing masing subdomain didapatkan bahwa koefisien korelasi antar domain dalam BDI II dan antara sub domain dengan nilai total domainnya memiliki hasil yang valid (p<0.05).
Kesimpulan: BDI II versi Indonesia valid untuk digunakan sebagai instrumen penilaian tumbuh kembang anak di Indonesia untuk pemeriksaan tumbuh kembang anak.

ABSTRACT
Introduction: Child development can be assessed from adaptive, motor, communication, cognitive, and personal social abilities. Examination of children's growth that is often carried out in Indonesia is Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP), Denver II and Bayley III examination. Battelle Development Inventory II (BDI II) has been widely used in Indonesia, but has not been validated to date.
Purpose: Validation BDI II Indonesia Language version
Methods: In this cross-sectional study. data collected from the examination the profile of children's growth and development of 30 subject, included the domain of adaptation, personal social , motoric, communication, and cognitive.
Results: The translation process into Indonesian and back translation into English as one of a series of Content Validity tests, with an assessment by the expert Neurobehaviour and Neuropediatrician with valid results (Kappa> 0.8) Test of validity performed on each subdomain was found that the correlation coefficients between domains in BDI II and between sub domains with the total domain values ​​had valid results (p <0.05) and have a strong correlation (r> 0.8)
Conclusion: The Indonesian version of Battelle Develompent Inventory II (BDI II) is valid for use as an assessment instrument for child growth in Indonesia for the examination of child growth and development."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osrizal Oesman
"Pendahuluan
Penduduk Asia, sebagian Afrika dan Amerika Latin banyak mendapat kesulitan untuk hidup di kota dalam mencari kehidupan yang lebih baik. Mereka tidak mendapatkan hal tersebut (kehidupan lebih baik), karena satu sama lain mempunyai taraf hidup dalam garis kemiskinan. Mereka hidup di kantong-kantong dalam kota yang begitu besar dengan kecil harapan untuk mendapatkan fasilitas pendidikan dan pemeliharaan kesehatan yang layak sehingga penyakit mudah menyebar. Timbul pertanyaan bagaimana memperbaiki atau meningkatkan pemeliharaan kesehatan untuk mengatasi keadaan diatas, khususnya pada masyarakat/penduduk yang miskin dan tak ada kemajuan dalam status social.
Tahun demi tahun permasalahan akan meningkat. Badan Statistik Amerika Serikat meramalkan bahwa pada tahun 2000 ke atas, lebih dari 50% penduduk dunia akan tinggal di daerah urban. Enam puluh kota di dunia akan mempunyai penduduk lebih dari 5 juta jiwa, 45 kota berada di negara sedang berkembang. Selanjutnya diperkirakan lebih dari 75% penduduk Amerika Latin akan berada di kota dan kira-kira 40-50% akan tinggal di kantong-kantong tersebut (Tabibzadeh, 1987. Kita simak pendapat Donohue yang di kutip oleh Mandl (1982) yang mengatakar, sebagai berikut: "Pada tahun 2000, 76% penduduk akan berada di daerah-daerah urban di Amerika Latin, 74% di beberapa tempat di Asia, 70% di Timur Tengah. Lebih dari 60 kota akan mernpunyai penduduk diatas 5 juta jiwa, 45 kota tersebut berada di dunia ke tiga".
Latar belakang Masalah
Penelitian yang dilakukan terhadap perkembangan anak di lapangan pada tahun-tahun terakhir ini perlu memperhatikan secara lebih seksama kehidupan enam tahurn pertama si anak karena ini akan menentukan masa depannya (UNESCO, 1976). Jumlah anak berumur kurang dari 6 tahun pada suatu populasi tidak dapat diabaikan, ini berkisar antara 10-20 % tergantung pada negara masing-masing. Kelompok ini termasuk kelompok umur risiko tinggi dengan tingkat morbiditas dan mortalitas sangat tinggi terutama di negara sedang berkembang. Ini menunjukan betapa pentingnya pembinaan, pencegahan dan penyuluhan bagi anak kelompok umur tersebut untuk mencapai kondisi terbaik serta mengurangi risiko yang ada (UNESCO, 1976)?
"
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library